Anda di halaman 1dari 18

Tarhib Ramadhan 1444 H:

Jakarta Inklusif untuk


Ramadhan yang Indah

Tarhib Ramadhan 1444 H


Ahad, 12 Maret 2023
Dr. Atabik Luthfi, Lc, MA
Syukur Atas Nikmat Ramadhan

● Asyukru secara bahasa: Al-Madhu: Pujian atas kebaikan atau nikmat yang diterima. Karenanya,
bersyukur dengan mengucap ‘Alhamdulillah’.
● Imam Asy-Syaukani: “Bersyukur adalah memuji Allah atas nikmat yang diberikan dengan cara
melakukan ketaatan kepada-Nya” (Fath Al-Qadir, 4:312).
● Nikmat waktu sering dialpakan oleh manusia:
‫غ‬
ُ ‫ح ُة َوال ْ َف َرا‬ ِّ ‫ير ِم ْن الن ّ َِاس‬
َ ّ ‫الص‬ ٌ ‫يه َما ك َ ِث‬
ِ ‫ون ِف‬ ِ َ‫ِن ْع َمت‬
ٌ ُ‫ان َم ْغب‬
“Dua nikmat, kebanyakan manusia tertipu dengan keduanya, yaitu kesehatan dan waktu luang.”
(HR. Al-Bukhari)

● Jika nikmat berupa harta, maka dimanfaatkan untuk berinfak, bersedekah, dan
menolong dalam kebaikan.
● Jika nikmat berupa ilmu, maka diamalkan dalam ibadah dan muamalah, dan
menyampaikan kepada yang lain (Syarah Riyadhus Shalihin)
❏ Hadits Nabi saw mengisyaratkan bahwa bersyukur itu sejalan dengan banyak
mengingat Allah dan beribadah dengan sebaik-baiknya

‫اد ِت َك‬ َ ‫الل َّ ُه ّمَ َأ ِع ِن ّي‬


َ َ‫ َو ُح ْس ِن ِعب‬،َ‫ َو ُشك ِْرك‬، ‫عل َى ِذك ِْر َك‬
“Ya Allah, tolonglah aku untuk banyak berdzikir (mengingat)Mu, bersyukur, dan beribadah kepada-
Mu sebaik-baiknya”. [HR. Abu Daud dan An-Nasa’i]

❏ Allah swt perintahkan hambaNya untuk menampakkan nikmat yang


diterimanya, dalam bentuk keta’atan di sisiNya
ْ ‫ك َف َح ِّد‬
ࣖ‫ث‬ َ ‫َواَمَّا ِب ِنعْ َم ِة َر ِّب‬
“Dan terhadap nikmat Tuhanmu hendaklah engkau ceritakan”. (QS. Adh-Dhuha: 11)

‫ب َأ ْن ي َ َرى َأث َ َر ِن ْع َم ِتـ ِه َعل َى َعبْ ِد ِه‬


َ ّ ‫ِإ ّ َن الل َّ َه ي ُ ِح‬
"Sesungguhnya Allah senang bila melihat bekas nikmat-Nya yang diberikan kepada hamba-
NYa." (HR. Tirmidzi)
Mempersiapkan Diri….
● Mempersiapkan diri dalam beramal diperintah oleh Al-Qur’an

‫ٱستَ َط ْعتُم ِ ّمن ق َُّوة‬ ‫َأ‬


ْ ‫َو ِع ُّدوا۟ ل َُهم ّ َما‬
“Dan persiapkanlah oleh kalian apa yang kalian sanggupi dari berbagai
kemampuan”. (Al-Anfaal: 60)
● Persiapan yang baik berbanding lurus dengan hasil
1. Persiapan Ilmu sebagai landasan amal
2. Persiapan Hati sebagai Motifasi
3. Persiapan Fisik (kesehatan, harta) sebagai sarana amal
❏ Berbekal diri khususnya dengan iman dan takwa juga diperintahkan oleh Allah swt:

ِ ‫زا ِد ال َّت ْق ٰو ۖى َوا َّتقُ ْو ِن ٰ ٓياُولِى ااْل َ ْل َبا‬M


‫ب‬ َّ ‫ َفاِنَّ َخي َْر ال‬M‫َو َت َزوَّ ُد ْوا‬
“Berbekallah ! sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa. Dan bertakwalah kepada-Ku wahai
orang-orang yang mempunyai akal”. (Al-Baqarah: 197)!
❏ Salah satu bekal adalah pembiasaan kebaikan.
❏ Nabi Rasulullah saw memperbanyak puasa Sya’ban hingga akhir bulan
❏ Malah ada pahala atas kebiasaan beramal shalih

‫َان َطلِيقا ً َحتَّى ُأ ْطلِ َق ُه‬


َ ‫ع َملِ ِه ِإ َذا ك‬ ْ ُ‫يل لِل َْمل َِك ال ُْم َوك َّ ِل ِب ِه اكْت‬
َ ‫ب ل َُه ِمثْ َل‬ َ ‫اد ِة ثُمَّ َم ِر َض ِق‬
َ َ‫عل َى َط ِري َقةٍ َح َسن َ ٍة ِم َن ال ِْعب‬
َ ‫َان‬
َ ‫ال َْعبْ َد ِإ َذا ك‬
‫َأ ْو َأك ْ ِفتَ ُه ِإ ل ََّى‬
“Seorang hamba jika ia berada pada jalan yang baik dalam ibadah, kemudian ia sakit, maka dikatakan
pada malaikat yang bertugas mencatat amalan, “Tulislah padanya semisal yang ia amalkan rutin jika
ia tidak terikat sampai Aku melepasnya atau sampai Aku mencabut nyawanya.” (HR. Ahmad)
Ilmu Tentang Ramadhan
❏ Ramadhan merupakan bulan yang diistimewakan oleh Allah swt:
1. Dipilih menjadi bulan diwajibkan puasa satu bulan
2. Dipilih salah satu malamnya sebagai malam turunnya Al-Qur’an
3. Dipilih salah satu malamnya lebih baik dari seribu bulan (Lailatul Qadar)
❏ Hanya bulan Ramadhan yang disebut di dalam Al-Qur’an, menunjukkan
keutamaan dan keistimewaannya. Sedangkan ibadah Ramadhan juga
tersusun ayatnya secara berurutan di surat Al-Baqarah: 183 - 187
❏ Surat Al-Baqarah adalah Madaniyah, dan puasa Ramadhan baru
diwajibkan pada tahun ke dua Hijriyyah, setelah puasa satu hari Asyura (10
Muharram) dan puasa tiga hari setiap bulan (Ayyamul Bidh )
‫ين‬ ِ َ‫الشي‬
ُ ‫اط‬ َّ ‫ت‬ِ ‫اب الن ّ َِار َو ُص ِفّ َد‬ ‫غلِ ّقَ ْ َأ‬
ُ ‫اب ال َْجن ّ َِة َو‬ ‫ح ْ َأ‬
َ ّ‫ان ُف ِت‬
ُ ‫ت بْ َو‬ ُ ‫ت بْ َو‬ ُ ‫اء َر َم َض‬
َ ‫ِإ َذا َج‬
”Apabila Ramadhan tiba, pintu surga dibuka, pintu neraka ditutup, dan setan
pun dibelenggu.”(HR. Bukhari Muslim)

● Al Qodhi ‘Iyadh, “Hadits ini dapat bermakna, terbukanya pintu surga dan
tertutupnya pintu Jahanam dan terbelenggunya setan-setan sebagai
tanda masuknya bulan Ramadhan dan mulianya bulan tersebut.”
● Dapat juga bermakna terbukanya pintu surga karena Allah memudahkan
berbagai ketaatan pada hamba-Nya di bulan Ramadhan seperti puasa
dan shalat malam. Hal ini berbeda dengan bulan-bulan lainnya
َّ َّ ‫ع َّز َو َج َّل ِإ ال‬
‫الص ْو َم َفِإن ّ َُه‬ َ ‫الله‬
ُ ‫ال‬ َ ‫عماَئة ِض ْع ٍف َق‬ ِ ْ‫ع ْش ُر َأ ْمثَا ِل َها ِإ ل َى َسب‬ َ ‫اع ُف ال َْح َسن َ ُة‬
َ ‫آد َم ي ُ َض‬ َ ‫ك ُ ُّل‬
َ ‫ع َم ِل ابْ ِن‬
‫ام ُه ِم ْن َأ ْج ِلي‬ ‫َأ َأ‬
َ ‫لِي َو نَا ْج ِزي ِب ِه ي َ َد ُع َش ْه َوتَ ُه َو َط َع‬. “
“Setiap amal yang dilakukan anak Adam akan dilipatgandakan. Satu kebaikan
dilipatgandakan menjadi sepuluh sampai tujuh ratus kali lipat. Lalu Allah swt
berfirman, “Kecuali puasa. Sesungguhnya puasa itu untuk-Ku dan Aku-lah yang
memberi ganjarannya. Orang yang berpuasa meninggalkan syahwat dan
makannya demi Aku semata.” (HR. Muslim)
➢ Imam Nawawi: “Maksud ungkapan ‘Dan Aku-lah yang memberi ganjarannya,’
adalah penjelasan yang nyata tentang besarnya karunia Allah dan melimpah
pahala-Nya. Sebagaimana seorang dermawan, jika mengabarkan bahwa dia
sendiri yang akan membalasanya, ini menunjukkan betapa besar kadar
balasan yang dipersembahkan dan betapa luas pemberian yang diberikan
Puasa yang Imanan wa Ihtisaban

‫غ ِف َر ل َُه َما تَقَ َّد َم ِم ْن َذن ْ ِب ِه‬


ُ ‫اح ِت َسابًا‬
ْ ‫يمانًا َو‬
َ ‫ان ِإ‬
َ ‫َم ْن َصا َم َر َم َض‬
“Barangsiapa berpuasa Ramadhan atas dasar iman dan mengharap pahala dari
Allah, maka dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR. Bukhari & Muslim).
❏ Puasa atas dasar iman yaitu berpuasa karena meyakini akan kewajiban puasa.
Sedangkan yang dimaksud ihtisab adalah mengharap pahala dari Allah swt.
(Fathul Bari, 4: 115).
❏ Imam Al Khattabi: “Yang dimaksud ihtisab adalah terkait niat yaitu berpuasa
dengan niat untuk mengharap balasan baik dari Allah. Jika seseorang berniat
demikian, ia tidak akan merasa berat dan tidak akan merasa lama ketika
menjalani puasa.”
Puasa Lahir Bathin

‫الع َط ُش‬ ُ ‫ام ِه‬


َ ‫الج ْو ُع َو‬ ِ َ‫ب َصاِئ ٍم َح ُّظ ُه ِم ْن ِصي‬
َّ ‫ُر‬
“Betapa banyak orang yang berpuasa namun dia tidak mendapatkan dari puasanya
tersebut kecuali rasa lapar dan dahaga saja.” (HR. Ahmad)
‫َأ‬ َ ‫ُّور َوال َْع َم َل ِب ِه َفل َيْ َس لِل َّ ِه َح‬
َ ‫اج ٌة ِفى ْن يَ َد َع َط َع‬
‫ام ُه َو َش َرابَ ُه‬ ِ ‫َم ْن ل َْم يَ َد ْع ق َْو َل الز‬
“Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta malah mengamalkannya, maka
Allah tidak butuh dari rasa lapar dan haus yang dia tahan.” (HR. Bukhari)
‫ ِإ نِّي‬، ٌ‫ ِإ نِّي َصاِئم‬: ‫عل َيْ َك َفلْتَقُ ْل‬ َ ‫ َفِإ ْن َسابَّ َك َأ َح ٌد َأ ْو َج ُه َل‬، ‫ث‬ َّ ‫الصيَا ُم ِم َن الل َّ ْغ ِو َو‬
ِ ‫الر َف‬ ِّ ‫ ِإ ن ََّما‬، ‫ب‬ِ ‫الش َر‬َّ ‫الصيَا ُم ِم َن اَألك ِْل َو‬
ِّ ‫ل َيْ َس‬
ٌ‫َصاِئم‬
“Puasa bukanlah hanya menahan makan dan minum, tetapi dengan menahan diri dari
perkataan lagwu dan rofats. Apabila ada seseorang yang mencelamu atau berbuat usil
padamu, katakanlah padanya, ‘Aku sedang puasa, aku sedang puasa’.” (HR. Ibnu Khuzaimah).
❏ Imam Al-Ghazali dalam Ihya Ulumuddin membagi tiga tingkatan puasa :

‫ وأما صوم العموم فهو كف‬:‫إعلم أن الصوم ثالث درجات صوم العموم وصوم الخصوص وصوم خصوص الخصوص‬
‫ وأما صوم الخصوص فهـو كف السمع والبصر واللسان واليد‬،‫البطن والفرج عن قضاء الشهوة كما سبق تفصيله‬
‫ وأما صوم خصوص الخصوص فصوم القلب عن الهضم الدنية واألفكار الدنيوية‬،‫والرجل وسائر الجوارح عن اآلثام‬
‫وكفه عما سوى الله عز وجل بالكلية ويحصل الفطر في هذا الصوم بالفكر فيما سوى الله عز وجل واليوم اآلخر‬
“Ketahuilah bahwa puasa ada tiga tingkatan: puasa umum, puasa khusus, dan
puasa paling khusus. Yang dimaksud puasa umum ialah menahan perut dan
kemaluan dari memenuhi kebutuhan syahwat. Puasa khusus ialah menahan telinga,
pendengaran, lidah, tangan, kaki, dan seluruh anggota tubuh dari dosa. Sementara
puasa paling khusus adalah menahan hati agar tidak mendekati kehinaan,
memikirkan dunia, dan memikirkan selain Allah SWT. Untuk puasa yang ketiga ini
(shaumu khususil khusus) disebut batal bila terlintar dalam hati pikiran selain Allah
SWT dan hari akhir.”
Persiapan Do’a
- Al-Hafidz Ibnu Rajab menyebutkan satu riwayat dari Mu’alla bin Al-Fadhl :

‫كانوا يدعون هللا تعالى ستة أشهر أن يبلغهم رمضان يدعونه ستة أشهر أن يتقبل منهم‬
“Dulu para sahabat, selama enam bulan sebelum datang Ramadhan, mereka berdoa agar Allah
mempertemukan mereka dengan bulan Ramadhan. Kemudian, selama enam bulan sesudah
ramadhan, mereka berdoa agar Allah menerima amal mereka selama bulan Ramadhan.” (Lathaif
Al-Ma’arif, hlm. 264)
- Diantara doa sebagian sahabat ketika datang Ramadhan,

ً‫ان َو َت َسلَّمْ ُه ِم ِني ُم َت َق َّبال‬


َ ‫ض‬َ ‫ان َو َسلِّ ْم لِـي َر َم‬
َ ‫ض‬َ ‫اَللَّ ُه َّم َسلِّمْ نـِي ِإلَى َر َم‬
“Ya Allah, antarkanlah aku hingga sampai Ramadhan, dan antarkanlah Ramadhan
kepadaku, dan terimalah amal-amalku di bulan Ramadhan.” (Lathaif Al-Ma’arif, hlm. 264)
‫ان ۖ َفل ْيَ ْستَجِ يبُوا ِلي َول ْيُْؤ ِمنُوا ِبي ل ََعل َّ ُه ْم‬ ‫ع ِن ّي َفِإ ِن ّي َق ِر ٌ ُأ‬
َ ‫َوِإ َذا َسَأل ََك ِعبَا ِدي‬
ِ ‫ع‬َ ‫اع ِإ َذا َد‬
ِ ‫الد‬
َّ ‫ع َو َة‬ ُ ِ‫يب ۖ ج‬
ْ ‫يب َد‬
‫ون‬
َ ‫ي َ ْر ُش ُد‬
“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), Aku
dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon
kepadaKu, maka hendaklah mereka memenuhi (perintah-Ku) dan hendaklah mereka
beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran." (QS Al-Baqarah:
186)
● Ayat ini bicara tentang do’a, tidak bicara tentang puasa, padahal berada di tengah
ayat-ayat puasa
● Ibnu Katsir: Masalah do’a disebutkan di sela-sela penyebutan hukum puasa
menunjukkan anjuran memperbanyak do’a ketika bulan itu sempurna, bahkan
diperintahkan memperbanyak do’a tersebut di setiap kali berbuka puasa. (Tafsir
Al-Qur’an Al-‘Azhim, 2: 66).
ْ ‫الصاِئ ُم َحتَّى يُفْ ِط َر َواِإل َما ُم ال َْعا ِد ُل َو َد‬
‫ع َو ُة ال َْم ْظل ُو ِم‬ َ ّ ‫ع َوتُ ُه ُم‬
ْ ‫ثَالَث َ ٌة ال َ تُ َر ُّد َد‬
“Tiga orang yang do’anya tidak tertolak: orang yang berpuasa sampai ia berbuka,
pemimpin yang adil, dan do’a orang yang dizalimi.” (HR. Ahmad)
Imam Nawawi berkata, “Disunnahkan orang yang berpuasa untuk memperbanyak do’a
demi urusan akhirat dan dunianya, juga ia boleh berdo’a untuk hajat yang ia inginkan,
begitu pula jangan lupakan do’a kebaikan untuk kaum muslimin secara umum.” (Al-
Majmu’, 6: 273)
‫قلت يا رسول الله أرأيت إنـ علمت أي ليلة ليلة القدر ما أقول فيها قال قولي اللهم إنك عفو تحب العفو‬
‫فاعف عني‬
“Aku bertanya, “ya Rasulullah, menurutmu apa yang sebaiknya aku ucapkan jika aku
bertemu Lailatul Qadar? Beliau bersabda: Berdoalah: “Ya Allah, sesungguhnya engkau
Maha Pengampun dan menyukai sifat pemaaf, maka ampunilah aku)” .(HR. Tirmidzi
dan Ibnu Majah)
Inklusifitas Ramadhan

- Ayat-ayat sebelum dan sesudah ayat puasa dikaitkan dengan Waris, Qishash, dan
Interaksi ekonomi dan sosial antar sesama
- Kelengkapan Ramadhan sebagai bulan penuh berkah “Syahrun Mubarok’, karena di
dalamnya berbagai jenis ibadah spritual, moral, financial dan sosial

َ ‫ َﻭ ُﺗ ْﻐ َﻠﻖُ ِﻓﻴ ِﻪ ﺃَ ْﺑﻮَﺍﺏُ ْﺍﻟ‬،‫ﺠﻨَّ ِﺔ‬


،ِ‫ﺠﺤِﻴﻢ‬ َ ‫ ُﺗ ْﻔ َﺘ ُﺢ ِﻓﻴ ِﻪ ﺃَ ْﺑﻮَﺍﺏُ ْﺍﻟ‬،ُ‫ﺻﻴَﺎ َﻣﻪ‬ِ ‫َﺽ ﻪﻠﻟﺍُ َﻋ َﻠﻴْﻜُ ْﻢ‬ َ ‫ ﺍ ْﻓ َﺘﺮ‬،ٌ‫َﺎﺭﻙ‬َ ‫ َﺷ ْﻬﺮٌ ُﻣﺒ‬، ُ‫َﻗﺪْ َﺟﺎﺀَ ُﻛﻢْ َﺭ َﻣﻀَﺎﻥ‬
ْ ‫ َﻣ‬،ٍ‫ﻦ ﺃَ ْﻟﻒِ َﺷ ْﻬﺮ‬
‫ﻦ ُﺣ ِﺮ َﻡ َﺧ ْﻴﺮَ َﻫﺎ َﻓ َﻘﺪْ ﺣُ ﺮِ َﻡ‬ ْ ‫ ِﻓﻴ ِﻪ َﻟﻴْ َﻠ ٌﺔ َﺧ ْﻴﺮٌ ِﻣ‬،ُ‫َﻭ ُﺗ َﻐ ُّﻞ ِﻓﻴ ِﻪ ﺍﻟﺸَّﻴَﺎﻃِﻴﻦ‬
“Telah datang kepada kalian Ramadhan, bulan yang diberkahi. Allah mewajibkan atas
kalian berpuasa padanya. Pintu-pintu surga dibuka padanya. Pintu-pintu Jahim
(neraka) ditutup. Setan-setan dibelenggu. Di dalamnya terdapat sebuah malam yang
lebih baik dibandingkan 1000 bulan. Siapa yang dihalangi dari kebaikannya, maka
sungguh ia terhalangi.” (HR. Ahmad)
● Beberapa hadits nabi saw menjadi contoh lengkapnya ibadah beliau saw”

ٌ‫ام ُرٌؤ َصاِئم‬ ‫َأ َأ‬ ْ ‫َان يَ ْو ُم َص ْو ِم َأ َح ِدك ُْم َفال َ ي َ ْرف‬
ْ ‫ب َفِإ ْن َسابَّ ُه َح ٌد ْو َقاتَل َُه َفل ْي َ ُق ْل ِإ ِن ّي‬
ْ ‫خ‬
َ ‫ُث َوال َ يَ ْص‬ ِّ ‫َو‬
َ ‫الصيَا ُم ُجن َّ ٌة َوِإ َذا ك‬
“Puasa itu adalah perisai, jika salah seorang diantara kalian berpuasa, maka
hendaknya dia tidak berkata kotor dan berteriak-teriak. Jika seseorang mencela
dan mencacinya, hendaknya ia mengatakan, ‘Sesungguhnya aku sedang
berpuasa.’” (HR. Bukhari Muslim)

ُ ‫ان ِحيْ َن يَل ْ َق‬


‫اه جِ بْ ِريْ ُل‬ َ ‫ُون ِفي َر َم َض‬ ُ ‫َان َأ ْج َو ُد َما يَك‬
َ ‫خيْ ِر َوك‬ َ ْ ‫عل َيْ ِه َو َسل َّ َم َو َد الن ّ َِاس ِبال‬ ُ ‫َان الن َّ ِب ُّي َصلَّى‬
َ ‫الله‬ َ ‫ك‬
‫الريْ ِح ال ُْم ْر َسل َِة‬ ‫ َفِإ َذا ل َ ِقيَ ُه جِ بْ ِريْ ُل ك َ َأ‬.
ّ ِ ‫َان ْج َو َد ِبال َْخيْ ِر ِم َن‬
“Rasulullah saw adalah orang yang paling dermawan. Beliau lebih dermawan di
bulan Ramadhan saat Jibril menemuinya. Maka pada saat Jibril menemuinya,
ketika itulah beliau saw lebih dermawan dalam kebaikan dari pada angin yang
berhembus.” (HR. Bukhari)
Surat Ash-Shaff

❏ Surat yang mengisyaratkan kebersamaan yang indah dan kokoh


❏ Diibaratkan dengan shaf shalat yang teratur, saling percaya, saling
membantu, toleran dan tenggang rasa untuk menyempurnakan ibadah
❏ Empat inti pembahasan:
❏ 1. Integritas dan Kesamaan antara ucapan dan tindakan
❏ 2. Kebersamaan dalam shaf kebaikan yang kokoh
❏ 3. Tijarah Bersama Allah swt dengan keutamaan yang besar
❏ 4. Kesiapan menjadi Anshar-Anshar Allah swt
● Puncak kemuliaan Ramadhan: Meraih Lailatul Qadar melalui berbagai media
keta’atan, khususnya i’tikaf dan menghidupkan malam-malam terakhir
Ramadhan

ُ َ ‫ِإ ن ّ َا َأن ْ َزلْن‬


َ ‫اه ِفي ل َيْل َةٍ ُمبَ َارك َةٍ ِإ ن ّ َا كُن َّا ُمن ْ ِذ ِر‬
‫ين‬
”Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan
sesungguhnya Kamilah yang memberi peringatan.” (Ad Dukhan: 3).
Yang dimaksud malam yang diberkahi adalah lailatul qadar, menurut pendapat
mayoritas ulama, terutama Ibnu Abbas ra
‫ َوَأيْ َق َظ َأ ْهل َُه‬، ‫ َوَأ ْحيَا ل َيْل َُه‬، ‫َان الن َّ ِب ُّى – صلى الله عليه وسلم – ِإ َذا َد َخ َل ال َْع ْش ُر َش َّد ِمْئ َز َر ُه‬
َ ‫ك‬
“Apabila Nabi saw memasuki sepuluh hari terakhir (bulan Ramadhan), beliau
mengencangkan sarungnya, menghidupkan malam-malam tersebut dan
membangunkan keluarganya.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Anda mungkin juga menyukai