Anda di halaman 1dari 16

Toksigenitas

mikroorganisme

Kelompok 4 :
Diana Sartika 210205091
Rosi Arista Andini 210205098
Bill Fikri Muchtadi 210205114
Annisa Ulkhairat 210205120
Surat Al-Mujadalah ayat 11

ٖ ۚ ‫وا ۡٱل ِع ۡل َم َد َر ٰ َج‬


‫ت‬ ْ ُ‫ين ُأوت‬ ْ ُ‫ين َءا َمن‬
َ ‫وا ِمن ُكمۡ َوٱلَّ ِذ‬ َ ‫يَ ۡرفَ ِع ٱهَّلل ُ ٱلَّ ِذ‬

Artinya: “Allah akan meninggikan orang-orang yang


beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu
pengetahuan beberapa derajat.”
Defenisi dan tipe
eksotoksin
berdasarkan
mekanisme aksinya

Mekanisme Defenisi endotoksin


patogenitas dan perbedaannya
protozoa dengan eksotoksin

Toksin yang
Mekanisme
dihasilkan oleh
patogenitas virus
fungi
TOKSIN
Virulensi mikroorganisme patogen juga ditentukan oleh
produksi toksin, yaitu substansi racun yang dihasilkan
mikroorganisme tertentu. Kemampuan mikroorganisme
menghasilkan toksin disebut toksigenitas. Terdapat dua
tipe toksin yaitu eksotoksin (toksin protein) dan
endotoksin ( toksin lipopolisakarida).
Eksotoksin

 Eksotoksin  merupakan protein toksin yang tidak tahan


panas dan bersifat antigenik yang menginduksi
pembentukan antibodi. Antibodi yang terbentuk akibat
induksi eksotoksin disebut antitoksin.
 Toksin ini bekerja dengan cara menghancurkan bagian
tertentu sel inang atau menghambat fungsi metabolik
tertentu
Tipe eksotoksin berdasarkan mekanisme aksinya

sitotoksin
1 Membunuh sel inang atau mempengaruhi fungsi
sel

neurotoksin
2 Terlibat dalam transmisi normal impuls
saraf

cytotoxins
3 Mempengaruhi sel-sel pada saluran
pencernaan
Endotoksin

 Di hasilkan oleh bakteri gram negatif patogen maupun


nonpatogen selama masa pertumbuhannya maupun pada saat sel
lisis.

 toksin ini merupakan bagian dari membran luar bakteri gram


negatif yang tersusun atas lapisan lipopolisakarida (LPS)
Bagian lipid pada LPS yang disebut lipid A adalah endotoksin,
sehingga endotoksin merupakan lipopolisakarida, dan enterotoksin
merupakan protein.

Endotoksin bersifat tahan panas, merupakan antigen lemah, dan


tidak dapat diubah menjadi toksoid.

Menyebabkan syok dan kegagalan fungsi banyak organ


Ciri khas Endotoksin Eksotoksin
Komposisi kimiawi Bagian lipid (lipid A) pada protein
LPS membran luar
Sumber Dinding sel bakteri gram Mayoritas pada bakteri gram
negatif, dihasilkan pada positif, di produksi selama
saat kematian sel atau pertumbuhan sel, pada
otolisis bakteri beberapa kasus di produksi
setelah lisis atau kematian
sel
Farmakologi (efek Tidak spesifik Pada jaringan tertentu
pada inang)
Ketahanan Tahan panas ( heat-stable), Tidak tahan panas (heat-
terhadap panas tahan pada suhu 121°C labile), inaktif pada suhu 60°-
selama 1 jam 80°C kecuali toksin
staphylococcus
Ciri khas Endotoksin Eksotoksin
Imunologi ( kaitannya Tidak mudah di netralisasi Dapat diubah menjadi
dengan antibodi) oleh antitoksin sehingga toksoid sebagai imunitas
toksoid yang efektif tidak terhadap toksin;
dapat dibuat sebagai dinetralisasi oleh
imunisasi terhadap toksin antitoksin
Dosis letal Besar Kecil
Toksisitas (kemampuan Rendah Tinggi
menyebabkan penyakit)
Penyebab demam ya tidak

Contoh penyakit Demam tifoid, infeksi Gas gangren, tetanus,


saluran kemih, meningitis botulisme, difteri
toksin yang dihasilkan oleh fungi
mitotoksin
Factors
• Toksin yang dihasilkan oleh beberapa fungi,
bertanggung jawab untuk berbagai kasus keracunan
pangan.

Phalloidin & amanitin


• Di hasilkan oleh amanita phalloides, dan beberapa
spesies amanita lainnya menyebabkan gejala
keracunan makanan 8-24 jam setelah dikonsumsi

α-amanitin
• Dihasilkan dari mengeblok transkripsi DNA dengan cara
mengganggu aksi enzim RNA polimerase
Mekanisme patogenitas virus

Mekanisme patogenitas virus bergantung pada


kemampuannya untuk memasuki sel inang dan
menghindari sistem pertahanan tubuh inang. Virus
ini dapat merusak atau menyebabkan kematian sel
inang. Infeksi sel inang oleh virus umumnya
membunuh sel inang.
Kematian sel inang di sebabkan oleh akumulasi sejumlah
besar virus yang bermultiplikasi, akibat efek protein virus
yang mengganggu permeabelitas membran plasma inang,
atau oleh penghambatan sintesis DNA, RNA, atau protein sel
inang. Efek yang terlihat dari infeksi virus dikenal sebagai
efek sitopatik ( cytophatic effects, CPE). Efek CPE yang
menyebabkan kematian sel disebut efek sitosidal (cytocidal
effects), sedangkan efek CPE yang menyebabkan kerusakan
sel di sebut efek nonsitosidal ( noncytocidal effects).
Mekanisme patogenitas protozoa

Protozoa seperti Plasmodium, penyebab malaria, menginvasi


sel inang dan bereproduksi di dalam sel inang, menyebabkan
sel inang pecah. Toxoplasma melekat pada makrofag dan
masuk melalui proses fagositosis. Adanya sista yang
mengelilingi sel Toxoplasma menjadikannya kebal terhadap
asam dan proses digesti, sehingga Toxoplasma dapat tumbuh
dalam vakuola fagositosis. Protozoa lainnya yaitu Giardia
lamblia penyebab giardiasis, menginvasi sel inang dan
mencerna sel dan cairan jaringan.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai