Anda di halaman 1dari 3

Nama : Liga Eltalia

NIM : P07220419024

Prodi : Sarjana Terapan Keperawatan Tingkat 1

Dosen Pembimbing : Dr. Hj. Endah Wahyutri, S. Pd., M. Kes

Mata Kuliah : Patologi

MEKANISME KERJA ENDOTOKSIN, EKSOTOKSIN, DAN IMUNOLOGI

A. Endoktoksin
Endotoksin adalah toksin pada bakteri gram negatif berupa
lipopolisakarida (LPS) pada membran luar dari dinding sel yang pada keadaan
tertentu bersifat toksik pada inang tertentu. Lipopolisakarida ini disebut
endotoksin karena terikat pada bakteri dan dilepaskan saat mikroorganisme
mengalami lisis atau pecahnya sel. Beberapa juga dilepaskan saat
penggandaan bakteri. Komponen toksik pada LPS adalah bagian lipid atau
lemak, yang disebut lipd A. Komponen lipid A ini bukanlah struktur
makromolekuler tunggal melainkan terdiri dari susunan kompleks dari residu-
residu lipid. Endotoksin hanya ada pada bakteri gram negatif berbentuk
basil/batang dan kokus dan tidak secara aktif dilepaskan dari sel serta dapat
menimbulkan demam, syok, dan gejala lainnya.
Endotoksin adalah LPS sementara eksotoksin adalah polipetida;
enzim-enzim yang menghasilkan LPS tersebut dikodekan oleh gen-gen pada
kromosom bakteri daripada plasmid atau DNA bakteriofage yang biasanya
mengkodekan eksotoksin. Toksisitas endotoksin lebih rendah dibandingkan
dengan eksotoksin, namun beberapa organisme memiliki endotoksin yang
lebih efektif dibanding yang lain. Endotoksin adalah antigen yang lemah dan
menginduksi antibodi dengan lemah sehingga tidak cocok digunakan sebagai
antigen dalam vaksin. Keberadaan endotoksin tanpa bakteri penghasilnya
sudah cukup untuk menimbulkan gejala keracunan pada inang contohnya
keracunan makanan karena endotoksin yang dihasilkan oleh bakteri
Salmonella.

1
B. Eksotoksin
Eksotoksin adalah racun diekskresikan oleh mikroorganisme seperti
bakteri,jamur,ganggang dan protozoa.
Eksotoksin dapat memnyebabkan kerusakan pada host dengan
menghancurkan sel sel atau mengganggu metabolisme sel normal. mereka
sangat ampuh dan dapat menyebabkan kerusakan besar pada tuan rumah.
Eksotoksin merupakan protein bakteri yang diproduksi dan
dikeluarkan ke lingkungan selama pertumbuhan bakteri patogen. Ada
beberapa cara eksotoksin untuk dapat menimbulkan penyakit. Pertama
eksotoksin dikeluarkan ke makanan, akibatnya manusia terserang penyakit
asal makanan. Kedua, eksotoksin dikeluarkan ke permukaan mukosa
menyerang sel inang atau dapat terbawa ke sistem peredaran darah untuk
menyerang jaringan yang rentan. Ketiga, bakteri patogen membentuk abses
(luka) dan mengeluarkan eksotoksin untuk merusak jaringan sehingga
mempermudah pertumbuhan bakteri.

C. Imunologi
Sistem imun atau sistem kekebalan adalah sel-sel dan banyak struktur
biologis lainnya yang bertanggung jawab atas imunitas, yaitu pertahanan pada
organisme untuk melindungi tubuh dari pengaruh biologis luar dengan
mengenali dan membunuh patogen. Sementara itu, respons kolektif dan
terkoordinasi dari sistem imun tubuh terhadap pengenalan zat asing disebut
respons imun. Agar dapat berfungsi dengan baik, sistem ini akan
mengidentifikasi berbagai macam pengaruh biologis luar seperti dari infeksi,
bakteri, virus sampai parasit, serta menghancurkan zat-zat asing lain dan
memusnahkan mereka dari sel dan jaringan organisme yang sehat agar tetap
berfungsi secara normal.
Manusia dan vertebrata berahang lainnya memiliki mekanisme
pertahanan yang kompleks, yang dapat dibagi menjadi sistem imun bawaan
dan sistem imun adaptif. Sistem imun bawaan merupakan bentuk pertahanan
awal yang melibatkan penghalang permukaan, reaksi peradangan, sistem
komplemen, dan komponen seluler. Sistem imun adaptif berkembang karena
diaktifkan oleh sistem imun bawaan dan memerlukan waktu untuk dapat
mengerahkan respons pertahanan yang lebih kuat dan spesifik. Imunitas
adaptif (atau dapatan) membentuk memori imunologis setelah respons awal
terhadap patogen dan membuat perlindungan yang lebih ditingatkan pada

2
pertemuan dengan patogen yang sama berikutnya. Proses imunitas dapatan ini
menjadi dasar dari vaksinasi.
Gangguan pada sistem imun dapat berupa imunodefisiensi, penyakit
autoimun, penyakit inflamasi, dan kanker. Imunodefisiensi dapat terjadi ketika
sistem imun kurang aktif sehingga dapat menimbulkan infeksi berulang dan
dapat mengancam jiwa. Pada manusia, imunodefisiensi dapat disebabkan
karena faktor genetik seperti pada penyakit defisiensi imunitas kombinasi
serta kondisi dapatan seperti sindrom defisiensi imun dapatan (AIDS) yang
disebabkan oleh retrovirus HIV. Sebaliknya, penyakit autoimun menyebabkan
sistem imun menjadi hiperaktif menyerang jaringan normal seakan-akan
jaringan tersebut merupakan benda asing. Di satu sisi, ilmu pengetahuan pun
terus berkembang dan manipulasi dalam kedokteran telah dilakukan.
Penggunaan obat imunosupresif telah berhasil menekan sistem imun yang
hiperaktif, dan penggunaan imunoterapi telah dilakukan untuk pengobatan
kanker.
Patogen dapat berevolusi secara cepat dan mudah beradaptasi agar
terhindar dari identifikasi dan penghancuran oleh sistem imun, tetapi
mekanisme pertahanan tubuh juga berevolusi untuk mengenali dan
menetralkan patogen. Bahkan organisme uniseluler seperti bakteri juga
memiliki sistem imun sederhana dalam bentuk enzim yang melindunginya
dari infeksi bakteriofag. Mekanisme imun lainnya terbentuk melalui evolusi
pada eukariota kuno tetapi masih ada hingga sekarang seperti pada tumbuhan
dan invertebrata.

Anda mungkin juga menyukai