Anda di halaman 1dari 27

BAKTERIOLOGI II

TOKSIN BAKTERI

OLEH
MISIKA ALAM, S.Si, M.Si
PENGERTIAN TOKSIN BAKTERI
Bakteri yang menginfeksi tubuh manusia dapat menimbulkan sakit
biasanya disebut BAKTERI PATOGEN. Pada bakteri patogen
terdapat berbagai zat yang menyebabkan sakit tersebut, diantaranya
adalah TOKSIN. Toksin adalah suatu zat dalam jumlah relatif kecil
yang apabila masuk ke tubuh manusia akan bereaksi secara
kimiawi dapat menimbulkan gejala abnormal hingga
menyebabkan kematian.

Toksin yang berasal dari bakteri adalah komponen racun terlarut


yang diproduksi oleh bakteri dan menyebabkan pengaruh negatif
terhadap sel-sel inang dengan cara mengubah metabolisme normal
dari sel inang tersebut
TOKSIN yang berasal dari
bakteri dibedakan

EKSOTOKSIN ENDOTOKSIN
EKSOTOKSIN
Eksotoksin merupakan komponen PROTEIN TERLARUT yang
diSEKRESIkan oleh BAKTERI HIDUP pada fase pertumbuhan
eksponensial / fase log / petumbuhan cepat
Eksotoksin ini diproduksi oleh Bakteri Gram positif maupun
Gram negatif yang menyebabkan terjadinya penyakit terkait
dengan toksin tersebut

Gram positive bacteria producing


exotoxins: S.aureus, B.cereus, C.tetani,
C.botulinum, C.diphtheriae, S.pyogenes,
B.anthracis
Gram negative bacteria producing
exotoxins: V.cholerae, Shigella sp,
Enterotoxigenic E.coli, Enteroinvasive
E.coli, Enterohemorrhagic E.coli,
P.aeruginosa
EKSOTOKSIN

menyebabkan penyakit di bagian tubuh tertentu setelah menyebar atau


terbawa melalui jalur sistemik (misalnya bakteri penyebab tetanus
yang masuk melalui luka di kaki menghasilkan eksotoksin yang dapat
menyebabkan rahang terkunci atau kejang otot masseter (pengunyahan) di
daerah wajah).

lebih toksik dibandingkan dengan endotoksin. Misalnya toksin


tetanus dapat menyebabkan kematian pada kadar < 1 µg

dapat dimanfaatkan untuk pembuatan VAKSIN


Ciri – Ciri EKSOTOKSIN

Beberapa spesies bakteri Gram Positif dan Gram


SUMBER
Negatif

Diproduksi oleh sel bakteri hidup, konsentrasinya


ASAL
tinggi dlm media cair

Tersusun atas molekul polipeptida dengan berat


STR. KIMIA
molekul 10.000 - 900.000.

Relatif tidak stabil; toksisitas sering hilang dengan


SIFAT FISIK cepat melalui pemanasan pada temperatur di
atas 60oC (Thermolabil)
Sangat Toksik, fatal pada hewan percobaaan
TOKSISITAS pada dosis yg sangat kecil atau dosis rendah
sudah mampu menimbulkan gejala

Bersifat antigenik; mampu menstimulasi


pembentukan antibodi. Mampu merangsang
IMUNOLOGIS
pembentukan antitoksin dan dapat dibuat
toksoid

VAKSIN Toksoid dapat digunakan sebagai Vaksin

REAKSI
Badan tidak memberi reaksi panas/demam
TUBUH
Eksotoksin bakteri secara umum dapat dikelompokkan sebagai berikut:

Neurotoksin, yaitu toksin yang berpengaruh terhadap saraf.


Contohnya : toksin tetanus (dihasilkan oleh Clostridium tetani),
toksin difteria (dihasilkan oleh Corynebacterium diptheriae) dan
toksin botulinum (yang dihasilkan oleh Clostridium botulinum).

Enterotoksin, yaitu toksin yang berefek racun terhadap mukosa


usus dan dapat menyebabkan gangguan gastrointestinal).
Contohnya toksin yang dihasilkan oleh Eschericia coli, Vibrio
cholera dan Bacillus cereus.

Eksotoksin lainnya, contohnya toksin yang dihasilkan oleh


bakteri Clostridium perfringens yang dapat menyebabkan gas gangrene
pada luka (melepaskan gas dan mengeluarkan toksin yang menyebabkan
kematian jaringan)
Tetanus : Clostridium tetani dapat mengkontaminasi luka, dimana spora akan
berkembang menjadi bentuk vegetatif dan memproduksi toksin yang
mempunyai kemampuan merusak sistem syaraf pusat inangnya.
Toksin tetanus mampu menyebabkan spasmus otot dari inang yang
terinfeksi
Diphteria : Disebabkan oleh bakteri Corynebacterium diphteriae yang mampu
tumbuh pada alat pernapasan bagian atas atau luka. C. diphteriae
strain lisogenik akan memproduksi toksin pd tempat tersebut
kemudian toksin akan terserap sintesa protein inang dan
mengakibatkan nekrosis pd sel epitelium, otot jantung, ginjal dan
jaringan syaraf.
Cholera : Vibrio cholera pada feses yang mengkontaminasi bahan makanan
melalui makanan ataupun minuman akan berkembang biak dan
menghasilkan enterotoksin yang mengakibatkan diare hebat
Botulism : Clostridium botulinum merupakan bakteri anaerob yang akan
berkembang biak dalam makanan dalam kaleng kedap udara yg
proses sterilisasinya tidak sempurna. Bakteri ini memproduksi
neurotoksin yang mempunyai 6 tipe antigenik. Toksin akan terserap
dalam usus dan masuk aliran darah menuju syaraf motoris yang
mengakibatkan gejala muntah, tidak bisa menelan, paralisis organ
pernafasan dan paralisis organ motoris lainnya.

Keracunan makanan : akibat kontaminasi Staphylococcus yang menghasilkan


enterotoksin pada daging, susu sapi dan produk roti
Pada infeksi bakteri-bakteri yang menghasilkan eksotoksin yang
dikeluarkannya menyebar melalui aliran darah ke seluruh tubuh,
keadaan ini dinamakan TAKSOEMIA. Eksotoksin mudah dipisahkan
dari sel bakteri dengan jalan PENYARINGAN. Contoh eksotoksin
yang mengganggu kesehatan manusia dihasilkan oleh
Corynebacterim diphtheri, Clostridium tetani dan Clostridium
botulinum.
Kebanyakan eksotoksin mudah terurai dengan perebusan atau
penyinaran yang kuat. Eksotoksin tidak begitu berbahaya jika
tertelan, akan tetapi akan membawa dampak negatif jika masuk
dalam peredaran darah. Pengalaman menunjukkan bahwa
penyuntikan binatang dengan sedikit eksotoksin menyebabkan
timbulnya zat antitoksin dalam tubuh binatang tersebut. Antitoksin
ini tidak membunuh bakteri, akan tetapi hanya sekadar menawar
toksinnya saja. Inilah prinsip pengobatan dengan SERUM / SERUM
THERAPY.
ENDOTOKSIN
Adalah toksin yang tidak dikeluarkan dari tubuh sel, tetapi membuat
suatu endotoksin yang dibebaskan ketika sel mengalami
pembelahan, lisis dan mati. Endotoksin dari bakteri Gram-negatif
merupakan komponen struktural membran luar dari dinding sel
bakteri Gram-negatif. Komponen ini merupakan lipopolisakarida/LPS
(lipid A).

LPS merupakan komponen penyusun permukaan dari membran


terluar (outer membran) bakteri Gram negatif seperti E. coli,
Salmonella, Shigella dan Pseudomonas. LPS terletak pada membran
terluar. Karena LPS hanya dimiliki oleh bakteri Gram negatif, maka
endotoksin dapat dikatakan sebagai toksin yang khas dimiliki oleh
bakteri Gram negatif
Gram negative bacteria producing
endotoxins: E. coli, Neisseria meningitidis,
Pseudomonas aeruginosa,, Salmonella,
Shigella, Pseudomonas, Neisseria, Bordetella
pertussis and Vibrio cholerae.
Ciri – Ciri ENDOTOKSIN

SUMBER Hanya ditemukan dalam bakteri gram negatif

Bagian integral dinding sel bakteri gram negatif.


Dilepaskan saat sel mati dan sebagian selama
ASAL pertumbuhan. Mungkin tidak perlu dilepaskan
untuk menimbulkan efek biologis

Kompleks lipopolisakarida. Bagian lipid A yang


STR. KIMIA kemungkinan menyebabkan toksisitas.

Relatif stabil; tahan panas pada temperatur di


SIFAT FISIK atas 60oC selama berjam-jam tanpa kehilangan
toksisitasnya
Rendah (dosis fatal jika dihasilkan oleh ratusan
TOKSISITAS
mikroorganisme)

Tidak bersifat antigenik, tidak mampu


menstimulasi pembentukan antitoksin. Hanya
IMUNOLOGIS mampu membentuk antibodi terhadap gugus
polisakaridanya

VAKSIN Tidak diubah menjadi toksoid

Biasanya menimbulkan demam bagi inang


REAKSI
dengan melepaskan interleukin-1 dan mediator
TUBUH
lain
EKSOTOKSIN ENDOTOKSIN
Sumber Beberapa spesies bakteri Gram Dinding sel bakteri Gram
Positif dan Gram Negatif negative
Asal Dikeluarkan dari dalam sel Komponen dinding sel
Kimia Polipeptida Lipopolisakarid
Toksisitas Tinggi (dosis fatal pada 1µg) Rendah (dosis fatal jika
dihasilkan oleh ratusan
mikrooranisme)
Efek klinis Bervariasi Demam, syok
Antigenitas Menghasilkan antibody dengan Bersifat antigen lemah
titer tinggi yang disebut antitoksin
Vaksin Toksoid dapat digunakan sebagai Tidak ada pembentukan
vaksin toksoid dan tidak dapat
dibuat vaksin
Stabilitas terhadap Sebagian besar bersifat Thermostabil pada 100 0 C
panas thermolabil (cepat rusak pada selama 1 jam
pemanasan 600C)
Macam penyakit Kolera, tetanus, difteria Sepsis oleh bakteri batang
Gram Negatif, syok
endotoksin
Gejala penyakit karena aktivitas endotoksin (LPS) terjadi jika bakteri
mati (misalnya karena aktivitas antimikroba, aktivitas phagosit atau
obat antibiotika) dan mengalami lisis sehingga LPS akan dilepas ke
lingkungan. Endotoksin akan memberi efek negatif jika terdapat dalam
jumlah yang cukup besar (LPS lebih dari 100 μg). Karena bersifat non
enzimatis, maka mekanisme reaksinya tidak spesifik. LPS menyerang
sistim pertahanan tubuh menyebabkan demam, penurunan kadar besi,
peradangan, pembekuan darah, hipotensi dan sebagainya.
Endotoksin akan memberi efek negatif jika terdapat dalam jumlah yang cukup besar. Karena
bersifat non enzimatis, maka mekanisme reaksinya tidak spesifik. LPS menyerang sistim
pertahanan tubuh sehingga menyebabkan timbulnya efek biologis dari endotoksin yaitu:
1) Demam karena pelepasan makrofag oleh interleukin-1 yang beraksi karena pusat
pengaturan temperatur hipotalamus. Selain itu, demam juga dapat disebabkan oleh
karena endotoksin dapat memicu pelepasan protein pirogen endogen (protein di dalam
sel) yang memengaruhi pusat pengatur suhu tubuh di dalam otak.
2) Hipotensi karena meningkatnya permeabilitas pembuluh darah.
3) Aktivasi jalur alternatif dari jalur komplemen sehingga terjadi peradangan dan kerusakan
jaringan.
4) Aktivasi makrofag, peningkatan kemampuan fagosit, dan aktivasi dari banyak klon
limfosit B sehingga meningkatkan produksi antibodi.
5) Peradangan, penurunan kadar besi dan pembekuan darah
Macam – macam Toksin pada Mikroorganisme
1. Botulinin
Senyawa beracun ini diproduksi oleh Clostridium botulinum.
Keracunan yang ditimbulkan akibat mengkonsumsi makanan
yang mengandung botulinin ini disebut botulisme. Botulinin
merupakan neurotoksin yang sangat berbahaya bagi manusia
dan sering kali akut dan menyebabkan kematian.

Bakteri Clostridium botulinum umum terdapat pada makanan


kaleng dengan pH lebih dari 4,6. Kerusakan makanan kaleng
dipengaruhi oleh jenis makanan dan jenis mikroba yang terdapat
didalamnya. Toksin botulinum tipe A adalah eksotoksin yang
pertama kali dapat dihablurkan. Toksin ini didapatkan pada
makanan yang basi. Orang akan mati jika menelan 0,0024 mg
toksin ini.
2. Toksoflavin dan Asam Bongkrek
Kedua senyawa beracun ini diproduksi oleh Pseudomonas
Cocovenenans, dalam jenis makanan yang disebut tempe bongkrek,
yaitu tempe yang dibuat dengan bahan utama ampas kelapa.
Pseudomonas Cocovenenans ini tumbuh pada tempe bongkrek yang
gagal dan rapuh. Pseudomonas Cocovenenans memerlukan substrat
minyak kelapa, dengan enzim yang diproduksinya mampu
menghidrolisis lemak menjadi gliserol dan asam lemak. Gliserol
kemudian diubah menjadi toksoflavin (C7H7N5O2), dan asam lemaknya
terutama asam oleat diubah menjadi asam bongkrek ( C28H38O7 )
Asam bongkrek ini dapat mengganggu metabolisme glikogen dengan
memobilisasi glikogen dari hati sehingga terjadi hiperglikemia yang
kemudian berubah menjadi hipoglikemia dan lalu menyebabkan
kematian Pertumbuhan Pseudomonas Cocovenenans dapat dicegah
bila pH substrat diturunkan di bawah 5,5 atau dengan penambahan
garam NaCl pada substrat dengan konsentrasi 2,75 – 3 % .
3. Enterotoksin
Enterotoksin diproduksi oleh berbagai macam bakteri, termasuk
organisme penyebab keracunan makanan seperti Staphylococcus
aureus, Bacillus cereus, Salmonella enteriditis , dan Vibrio cholerae.
Disebut enterotoksin karena menyebabkan gastroenteritis.

Enterotoksin adalah eksotoksin yang aktivitasnya mempengaruhi usus


halus, umumnya menyebabkan sekresi cairan secara berlebihan ke
dalam rongga usus, menyebabkan diare dan muntah-muntah.
Enterotoksin yang dihasilkan oleh Vibrio cholerae adalah penyebab
kolera. Toksin tersebut akan mengaktifkan enzim siklik adenilase yang
mengubah ATP menjadi cAMP sehingga cAMP menjadi berlebihan dan
menyebabkan ion klorida serta bikarbonat dikeluarkan dalam jumlah
besar dari sel mukosa ke dalam rongga usus. Hal tersebut
menyebabkan dehidrasi pada penderia kolera.
4. Bakteriosin
Bakteriosin adalah peptida antimikroba yang disintesis secara ribosomal
yang dihasilkan sejumlah bakteri dan mempunyai pengaruh bakterisidal
dan bakteriostatik terhadap bakteri yang mempunyai hubungan yang
dekat dengan bakteri penghasilnya.
Bakteriosin dihasilkan baik oleh bakteri gram‐positif maupun bakteri
gram‐negatif. Bakteriosin gram‐positif mengandung 30 sampai 60 asam
amino dengan aktifitas yang bervariasi dari spektrum sempit sampai luas
dalam melawan bakteri grampositif lain bahkan ada yang beraksi
terhadap bakteri gram‐negatif. Penamaan bakteriosin umumnya
disesuaikan dengan bakteri penghasilnya seperti Lactococcin A,
Lactococcin G, lactococcin 972 dihasilkan oleh bakteri Lactococcus
lactis, Enterococcin (Enterococcus faecalis), Carnobactericin
(Carnobacterium piscicola), Aurecin (Staphylococcus aureus), Bacillocin
(Bacillus licheniformis), Acidolin, Acidophilin, Lactacin (Lactobacillus
acidophilus), Lactocin, Helveticin (L. helveticus), Plantaricin, Planticin (L.
plantarum) dan lain sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai