TOKSIN BAKTERI
PRESENTED BY ;
PUTRI KARTIKA SARI, M.Si
komponen racun terlarut yang
diproduksi oleh bakteri, yang
memiliki efek merusak pada sel
atau jaringan sel inang dan
menyebabkan pengaruh negatif
terhadap sel-sel inang dengan
cara mengubah metabolisme
normal dari sel inang tersebut
Terdapat berbagai cara untuk mengkelaskan toksin, yaitu :
KANDUNGAN KIMIA
Eksotoksin mengandung protein dan
be
rukuran lebih besar dari endotoksin,
dengan berat molekul sekitar 50 – 1000
kDa.
KETOKSIKAN
Potensi toksiknya tinggi (konsentrasi 1 μg dapat menyebabkan keracunan).
PEMBENTUKAN TOKSOID
Eksotoksin kehilangan toksisitasnya jika dipanaskan atau diberi perlakuan kimia yang
dimaksud dengan toksoid adalah bahan-bahan yang mampu mengubah eksotoksin secara
kimia dan mengakibatkan kehilangan toksisitasnya, contohnya Fenol, formaldehida dan
berbagai asam
PRODUKSI TOKSIN
Biasanya spesifik pada beberapa species bakteri tertentu (bisa Gram positif maupun Gram
negatif) yang menyebabkan terjadinya penyakit terkait dengan toksin tersebut, contoh :
toksin botulin hanya dihasilkan oleh Clostridium botulinum,
KESPESIFIKAN TINDAKAN
- Aktivitas biologis dari eksotoksin berlangsung dengan
mekanisme reaksi dan substrat yang spesifik.
- Substrat (didalam inang) bisa berupa komponen dari
sel-sel jaringan, organ atau cairan tubuh.
- Biasanya, bagian yang dirusak oleh toksin mengindi-
kasikan lokasi dari substrat untuk toksin tersebut.
- Istilah seperti enterotoksin, neuro-toksin, dan
hemolysin kadang-kadang digunakan untuk
mengindikasikan sisi target dari suatu eksotoksin
AKTIFITAS PIROGEN
Pada beberapa pathogen, toksin merupakan faktor
virulence: toksin hanya diproduksi oleh strain yang virulent
KEANTIGENAN
Bersifat antigenik, artinya, secara in vivo, aktivitasnya dapat
dinetralkan oleh antibodi yang spesifik untuk eksotoksin
tersebut
AKTIVITAS ENZIM
Toksin ini berfungsi seperti enzim dan memiliki sifat-sifat enzim
yaitu terdenaturasi oleh panas, asam dan enzim proteolitik
CONTOH :
• Corybacterium diphteriae tumbuh pada tenggorokan manusia kemudian
eksotoksin diserap ke dalam pembuluh darah dan menyebabkan
penyakit diphteria.
Keracunan makanan oleh eksotoksin yang dapat terjadi karena
makanan non asam dalam kaleng (sayuran, buah-buahan, daging)
yang diproses kurang sempurna sehingga bakteri Clostridium botulinum
atau sporanya masih dapat tumbuh.
Gejala klinis keracunan makanan oleh eksotoksin antara lain muntah,
penglihatan ganda, kelumpuhan otot, terkadang diare, sakit perut, nyeri
otot, pupil membesar, sukar menelan, dan lemah. Gejala ini timbul
dalam waktu 8 jam sampai 8 hari
toksin yang diproduksi oleh staphylococci, streptococci, clostridia dapat
menyebabkan kematian (nekrosis) dari beberapa sel dan jaringan (non
spesifik), karena memiliki spektrum aktivitas yang lebih lebar