Anda di halaman 1dari 14

Pondasi & Sloof/Tie Beam

Kelompok 1
- Saepul Hidayat (3336220107)
- Andira Pramudita (3336220035)
- Trisan Hakim (3336220091)
- Aditya Firdaus (3336220023)
- Fula Ropaizi (3336220071)
Pondasi
Pondasi adalah bagian dari suatu sistem struktur bawah (sub
structure) yang menahan berat sendirinya dan seluruh beban gaya
dari struktur atas, kemudian meneruskannya ke lapisan tanah dan
batuan yang terletak di bawahnya. Beban dari kolom yang bekerja
pada pondasi harus disebar ke permukaan tanah yang cukup luas
sehingga tanah dapat memikul beban dengan aman.
Aspek-aspek Pemilihan Jenis Pondasi 
1.) Keadaan tanah pondasi
Keadaan tanah di bawah pondasi erat kaitannya dengan pemilihan tipe pondasi. Hal ini dikarenakan
setiap tipe pondasi memiliki bentuk serta mekanisme penyaluran beban yang berbeda tergantung pada
kondisi tanahnya.

2.) Batasan akibat struktur di atasnya


Kondisi beban struktur atas dapat meliputi total besar beban akibat struktur atas, arah gaya beban baik
beban vertikal maupun horizontal dan penyebaran beban serta sifat dinamis yang dimiliki oleh struktur
tersebut.

3.) Batasan keadaan lingkungan dari sekitar


Diharapkan dalam melakukan pekerjaan bangunan tidak menggagu dan membahayakan lingkungan
sekitar atau bangunan yang telah ada di sekitarnya.

4.) Biaya dan waktu pekerjaan.


Faktor biaya dan waktu pelaksanaan pekerjaan perlu diperhatikan karena termasuk dalam manajemen
konstruksi sebuah bangunan dan sangat berhubungan dengan pencapaian kondisi yang tepat dan
ekonomis.
Jenis-jenis Pondasi 

a.) Pondasi Dangkal 


Pondasi yang mendukung
beban secara langsung
Jenis-jenis Pondasi 

b.) Pondasi Dalam


Pondasi yang meneruskan
beban bangunan ke tanah
dasar atau tanah keras
yang terletak jauh dari Bore Pile
permukaan.

Tiang Pancang
Teori Pembebanan Pondasi
a. Beban Mati / Dead Load (DL) 

Beban mati adalah berat dari


keseluruhan bagian gedung yang
bersifat tetap baik berupa
komponen utama struktur gedung
maupun komponen arsitekturnya.
Teori Pembebanan Pondasi
b. Beban Hidup / Live Load (LL)  c. Beban Gempa / Earth Quake
Beban hidup adalah beban yang Load (E) 
dihasilkan oleh pengguna dan Beban gempa merupakan beban aksi
penghuni bangunan gedung atau lingkungan yang terjadi akibat adanya
struktur lain yang bukan termasuk gaya lateral yang bekerja pada
beban konstruksi dan beban bangunan. Dalam hal pengaruh gempa
lingkungan, seperti beban angin, beban terhadap struktur, maka beban gempa
hujan, beban gempa, beban banjir, atau disini diartikan sebagai gaya-gaya
beban mati. dalam struktur yang terjadi oleh
gerakan tanah akibat gempa itu.

Analisa beban gempa pada


pondasi dihitung berdasarkan SNI
1726:2012 
Sloof dan Tie Beam

Sloof atau tie beam adalah balok yang


letaknya paling bawah dari balok-balok
lainnya yang ada pada suatu konstruksi
bangunan.
Sloof
Sloof adalah struktur balok yang dibuat secara
horizontal sepanjang pondasi. Pondasi ini
terletak persis di atas pondasi dan mengikuti
alurnya.
Jenis-jenis Sloof
1.) Konstruksi Sloof dari Beton Bertulang
Pembuatan konstruksi sloof dari beton bertulang bisa dibuat di
atas pondasi batu kali, terutama jika konstruksi ini ditujukan untuk
bangunan tidak bertingkat. Keberadaan sloof ini bisa didukung
memakai kolom praktis pada jarak dinding 3 m. Konstruksi sloof
dari beton bertulang ini dapat dibuat dengan ukuran tinggi dan
lebar lebih dari 15-20 cm.

2.) Konstruksi Sloof dari Batu Bata


Konstruksi sloof dari batu bata dikenal pula dengan sebutan
rolag. Konstruksi ini terbuat dari susunan batu bata yang
dipasang secara melintang, kemudian diikat memakai adukan
pasangan.

3.) Konstruksi Sloof dari Kayu


Penerapan konstruksi sloof dari kayu paling cocok untuk rumah-
rumah tradisional atau rumah yang dibuat dengan konsep non-
permanen. Contohnya pada konstruksi rumah panggung yang
menggunakan pondasi tiang kayu atau pondasi setempat. Selain
itu, konstruksi sloof dari kayu ini juga bisa dimanfaatkan sebagai
balok pengapit.
Tie Beam
Tie beam adalah elemen struktur yang terdapat pada
bangunan gedung atau bangunan yang menggunakan pondasi
dalam atau pondasi dangkal setempat. Tie beam ini terletak di
atas tanah dan di atas pondasi dangkal setempat seperti
pondasi footplat ataupun pondasi dalam.
Sloof
Perbedaan Tie Beam
1.) Tie beam biasanya berukuran lebih besar dibanding
1.) Sloof biasanya hanya berukuran kecil dengan sloof. Ukuran tie beam sangat tergantung dari
sekitar 15x20 cm. bentang antar pondasi/kolom dan besarnya beban
bangunan.
2.) Pembesian sloof hanya standar biasanya
menggunakan tulangan P12 berjumlah 4
2.) Pembesian tie beam sangat variatif tergantung dari
tulangan utama dan menggunakan P6-200
desain konsultan struktur
untuk begelnya.

3 .) Sloof tidak menumpu langsung ke tanah. 3.) Tie beam menumpu langsung ke tanah sehingga
Biasanya terletak di atas pondasi batu kali penulangan pada tie beam pun berbeda dengan
atau di atas plat beton. penulangan balok
Sloof
Perbedaan Tie Beam
4.) Dari segi struktural, tie beam berfungsi sebagai
4.) Dari segi struktural, Sloof berfungsi pengaku antara pondasi satu dengan yang lainnya
sebagai pengaku pasangan dinding dengan sehingga tingkat kekakuan dari struktur bawah
cara meratakan dan menyalurkan beban
meningkat.
pasangan dinding ke pondasi batu kali.
5.) Tie beam biasa digunakan pada bangunan besar yang
5.) Sloof hanya digunakan pada bangunan
mempunyai struktur bawah. Fungsi tie beam ini sama
kecil yang tidak menggunakan pondasi
menerus. Dengan kata lain, sloof hanya dengan perkuatan pondasi dan mengaku seluruh
untuk membuat kaku pada dinding saja. bangunan gedung.
Bukan untuk pengaku seluruh bangunan
THANK YOU!

Anda mungkin juga menyukai