Anda di halaman 1dari 20

SEJARAH, KEDUDUKAN, DAN

FUNGSI BAHASA INDONESIA


oleh
Andrian,M.Pd.
A. Sejarah Bahasa Indonesia
1. Bahasa Indonesia adalah varian bahasa melayu,
sebuah bahasa Austronesia dari cabang bahasa-
bahasa Sunda-Sulawesi yg digunakan sebagai
lingua franca di Nusantara.
2. Aksara pertama dalam bahasa Melayu atau Jawi
ditemukan di pesisir tenggara Pulau Sumatera,
mengindikasikan bahwa bahasa ini menyebar ke
berbagai tempat di Nusantara dari wilayah ini,
berkat penggunaannya oleh Kerajaan Sriwijaya
yang menguasai jalur perdagangan.
Lanjutan
3. Istilah Melayu atau Malayu berasal dari kerajaan ma-
layu, sebuah kerajaan Hindu-Budha pada abad ke-7
di hulu sungai Batanghari, Jambi di Pulau Sumatra.
Diketahui bahasa Melayu yang digunakan di Jambi
menggunakan dialek "o" .
4. Ibukota Kerajaan Melayu semakin mundur ke peda -
laman karena serangan Sriwijaya dan masyarakatnya
diaspora keluar Bumi Melayu, belakangan masyara -
kat pendukungnya yang mundur ke pedalaman ber-
asimilasi ke dalam masyarakat Minangkabau menja-
di klan Malayu (suku Melayu Minangkabau) yg meru-
pakan salah satu marga di Sumatera Barat.
Lanjutan
5. Bahasa Melayu kuno yang berkembang di Bumi Melayu tersebut
berlogat "o" seperti Melayu Jambi, Minangkabau, Kerinci, Palem-
bang dan Bengkulu. Semenanjung Malaka dlm Negarakertagama
disebut Hujung Medini artinya Semenanjung Medini.

6. Dalam perkembangannya orang Melayu migrasi ke Semenanjung


Malaysia (= Hujung Medini) dan lebih banyak lagi. Pada masa
perkembangan kerajaan-kerajaan Islam yang pusat mandalanya
adalah Kesultanan Malaka, istilah Melayu bergeser kpd Semenan
jung Malaka (= Semenanjung Malaysia) yang akhirnya disebut
akhirnya disebut Semenanjung Melayu atau Tanah Melayu.
Tetapi nyatalah bahwa istilah Melayu itui berasal dari Indonesia.
Bahasa Melayu yang berkembang di sekitar daerah Semenanjung
Malaka berlogat "e".
Lanjutan
7. Kesultanan Malaka dimusnahkan oleh Portugis
tahun 1512 sehingga penduduknya diaspora
sampai ke kawasan timur kepulauan Nusantara.
Bahasa Melayu Purba sendiri diduga berasal dari
pulau Kalimantan, jadi diduga pemakai bahasa
Melayu ini bukan penduduk asli Sumatera tetapi
dari pulau Kalimantan. Suku Dayak yang diduga
memiliki hubungan dengan suku Melayu kuno di
Sumatera misalnya Dayak Salako, Dayak
Kanayatn (Kendayan), dan Dayak Iban yang
semuanya berlogat "a" seperti bahasa Melayu
Baku.
B. Kata Serapan
1. Kata-kata bahasa Arab seperti masjid, kalbu, kitab, kursi,
selamat, dan kertas.

2. kata-kata bahasa Persia seperti anggur, cambuk, dewan,


saudagar, tamasya, dan tembakau.

3. Kata-kata bahasa Portugis gereja, sepatu, sabun, meja,


bola, bolu, dan jendela.

4. Kata-kata bahasa Belanda , seperti asbak, polisi, kulkas,


knalpot, absensi, agen dan stempel
Lanjutan
5. kata-kata Tionghoa seperti pisau,tauge,tahu
loteng,teko,somai,capcai, baso, cukong.

6. Kata-kata Bahasa Inggris spt positif, gelas,


televisi, meter, radio, departemen.

7. Kata-kata Bahasa Sansekerta seperti adipati,


Antariksa, cakrawala, dirgantara,kota,negara

8. Kata-kata Bahasa Jepang spt Aikido, karate,


Bonsai, kimono, tsunami
C. Bentuk2 Ejaan
1. Ejaan van Ophuijsen
Ejaan ini merupakan ejaan bahasa Melayu
dengan huruf Latin. Charles Van Ophuijsen
yang dibantu oleh Nawawi Soetan Ma’moer
dan Moehammad Taib Soetan Ibrahim
menyusun ejaan baru ini pada tahun 1896.
Pedoman tata bahasa yang kemudian
dikenal dengan nama ejaan van Ophuijsen
itu resmi diakui pemerintah kolonial pada
tahun 1901. Ciri-ciri dari ejaan ini yaitu:
Lanjutan
1. Huruf ï untuk membedakan antara huruf i sbg
akhiran dan karenanya harus disuarakan ter -
tersendiri dengan diftong seperti mulaï dengan
ramai. Juga digunakan untuk menulis huruf y
seperti dalam Soerabaïa.
2. Huruf j untuk menuliskan kata-kata jang, pajah,
sajang, dsb.
3. Huruf oe untuk menuliskan kata-kata goeroe,
itoe, oemoer, dsb.
4. Tanda diakritik, spt koma ain dan tanda trema,
untuk menuliskan kata-kata ma’moer, ’akal,
ta’, pa’, dsb.
Lanjutan
2. Ejaan Republik
Ejaan ini diresmikan pada tanggal 19 Maret
1947 menggantikan ejaan sebelumnya. Ejaan
ini juga dikenal dengan nama ejaan Soewandi.
Ciri-ciri ejaan ini yaitu:
 Huruf oe diganti dengan u pada kata-kata

guru, itu, umur, dsb.


 Bunyi hamzah dan bunyi sentak ditulis

dengan k pada kata-kata tak, pak, rakjat,


dsb.
Lanjutan
 Kata ulang boleh ditulis dengan angka 2
seperti pada kanak2, ber-jalan2, ke-barat2-
an.
 Awalan di- dan kata depan di kedua-duanya

ditulis serangkai dengan kata yang


mendampinginya.
Lanjutan
3. Ejaan Melindo (Melayu Indonesia)
Konsep ejaan ini dikenal pada akhir tahun
1959. Karena perkembangan politik selama
tahun-tahun berikutnya, diurungkanlah
peresmian ejaan ini.
Lanjutan
4. Ejaan Bahasa Indonesia Yg Disempurnakan
(EYD)
Ejaan ini diresmikan pemakaiannya pada tgl 16
Agustus 1972 oleh Presiden RI. Peresmian itu
berdasarkan Putusan Presiden No. 57, Tahun
1972. Dengan EYD, ejaan 2 bahasa serumpun,
yakni Bahasa Indonesia dan Bahasa Malaysia,
semakin dibakukan.
Lanjutan
Indonesia Malaysia
Sejak 1972
(pra-1972) (pra-1972)

Tj ch c
Dj j j
Ch kh kh
Nj ny ny
Sj: sh sy
J y y
oe* u u
· tj" menjadi "c" : tjutji → cuci
· "dj" menjadi "j": djarak → jarak
· "j" menjadi "y" : sajang → sayang
· "nj" menjadi "ny" : njamuk →
nyamuk
· "sj" menjadi "sy" : sjarat → syarat
· "ch" menjadi "kh": achir → akhir
2. Sesudah Kemerdekaan
 Pada tanggal 18 Agustus ditetapkan Undang-Undang
Dasar 1945 yang di dalamnya terdapat pasal, yaitu
pasal 36, yang menyatakan bahwa "Bahasa negara
ialah Bahasa Indonesia."

 Di samping berkedudukan sebagai bahasa nasional,


bahasa Indonesia juga berkedudukan sebagai bahasa
negara.

 Sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia dipakai


dalam semua urusan yang berkaitan dengan
pemerintahan dan negara.
 Sesudah kemerdekaan, bahasa Indonesia
mengalami perkembangan yang pesat. Setiap
tahun jumlah pemakai bahasa Indonesia
bertambah.

 Pemerintah Orde Lama dan Orde Baru menaruh


perhatian yang besar terhadap perkembangan
bahasa Indonesia di antaranya melalui
pembentukan lembaga yang mengurus masalah
kebahasaan yang sekarang menjadi Pusat
Bahasa.
Peristiwa penting perkembangan
B.Indonesia
 1901: Dibakukan Ejaan Bahasa Melayu oleh Ch.A.
Van Ophuijsen, contoh: boekoe, ma’loem
 1908: Berdiri Taman Bacaan Rakyat dan tahun
 1917: berubah namanya menjadi Balai Pustaka
 1920: Muncul karya -karya sastra angkatan Balai

Pustaka, misalnya Siti Nurbaya karangan


Marah Rusli, Salah Asuhan karya Abdoel
Moeis
 28 Oktober 1928: Kongres Sumpah Pemuda,dite-

tapkan bahasa Melayu menjadi Bahasa


Indonesia dan sebagai bahasa nasional
 1933: Berdiri Angkatan Pujangga Baru
 1938: Kongres Bahasa Indonesia pertama di Solo
 1942: Masa pendudukan bangsa Jepang, adanya
pelarangan Bahasa Belanda menimbulkan
dampak positif bagi Bhs Indonesia karena
dipakai dalam berbagai aspek kehidupan
termasuk kehidupn politik yg sebelumnya
menggunakan bahasa Belanda.
 18 Agustus 1945: Penetapan Bahasa Indonesia
sebagai bahasa negara dalam UUD 1945
pasal 36 yaitu “Bahasa negara adalah
bahasa Indonesia”.
Kedudukan Bahasa Indonesia sebagai
Bahasa Nasional

1. Lambang kebanggaan nasional


2. Lambang identitas nasional
3. Alat pemersatu berbagai suku bangsa
4. Alat perhubungan antardaerah
Fungsi Bahasa Indonesia sebagai
Bahasa Negara
1. Bahasa resmi kenegaraan
2. Bahasa pengantar dalam dunia pendidikan
3. Alat perhubungan nasional untuk
kepentingan pembangunan dan
pemerintahan
4. Alat pengembangan kebudayaan dan ilmu
pengetahuan dan teknologi

Anda mungkin juga menyukai