kewarganegaraan saling berkaitan, tetapi miliki arti yang berbeda. Asas kewarganegaraan adalah dasar hukum bagi kewarganegaraan untuk penduduk (warga) sebuah negara. Orang yang sudah memiliki kewarganegaraan tidak jatuh pada kekuasaan atau wewenang negara lain. Negara lain tidak berhak memperlakukan kaidah-kaidah hukum kepada orang yang bukan warga negaranya. Setiap negara memiliki asas kewarganegaraan yang berbeda-beda. Namun, secara umum ada dua asas kewarganegaraan yang diterapkan oleh suatu negara, yaitu ius sanguinis dan ius soli. Asas ius sanguinis • Asas ius sanguinis atau yang sering disebut asas yang menetapkan kewarganegaraan seseorang menurut keturunan atau pertalian darah. Artinya, kewarganegaraan anak bergantung pada orangtuanya meskipun anak tersebut lahir di negara lain (bukan kewarganegaraan orangtuanya). Contohnya, seorang anak dilahirkan di suatu negara yang menganut asas ius sanguinis, sedangkan orangtuanya warga negara berbeda, maka anak tersebut tetap menjadi warga negara yang dianut oleh orang tuanya. Contoh negara dengan sistem asas kewarganegaraan ius sanguinis yaitu Belanda, Belgia, Bulgaria, Korea Selatan, Kroasia, Inggris, Irlandia, Islandia, India, Italia, Jepang, Jerman, Polandia, Portugal, Republik Ceko, Rusia, Spanyol, Serbia, dsb. Asas ius soli • Asas ius soli atau asas tempat kelahiran, yaitu asas kewarganegaraan yang menetapkan kewarganegaraan seseorang menurut tempat kelahirannya, maksudnya kewarganegaraan anak akan diberikan jika anak tersebut lahir di negara yang menganut asas ius soli. Misalnya, seorang anak harus menjadi warga negara di mana tempat dia dilahirkan, meskipun orangtuanya warga negara lain. Contoh negara dengan sistem asas kewarganegaraan ius soli, yaitu Argentina, Amerika Serikat, Brazil, Bangladesh, Kanada, Kamboja, Kolombia, Kosta Rika, Panama, Peru, Pakistan, Paraguay, Grenada, Guatemala, Guyana, dan lain sebagainya. Asas Kewarganegaraan di Indonesia Berdasarkan Undang-Undang Nomor 12 tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia dinyatakan bahwa Indonesia dalam penentuan kewarganegaraan menganut empat asas berikut ini, yaitu: •Asas Sanguinis (Asas Law of The Blood) Asas ini menetapkan kewarganegaraan seseorang berdasarkan keturunannya. Jika salah satu orangtuanya mempunyai kewarganegaraan Indonesia, menurut pernikahan yang sah, maka orang tersebut kelak bisa mendapatkan kewarganegaraan Indonesia. Asas ini memberikan ruang terhadap semua pernikahan campur antara dua negara, agar anaknya dapat menjadi warga negara Indonesia. Nantinya, cara mengajukan kewarganegaraan sesuai syarat menjadi warga negara Indonesia yang berlaku. • Asas Ius Soli (Asas Law the Soil) Indonesia juga menganut asas ius soli. Asas ini menetapkan kewarganegaraan berdasarkan tempat kelahiran dan berlaku terbatas pada kewarganegaraan anak-anak. Jika ada seseorang dilahirkan di Indonesia, maka orang tersebut dapat menjadi warganegara Indonesia suatu saat sesuai keinginan. Begitu pula dengan pasangan warga negara Indonesia yang melahirkan anak di luar negeri, maka berdasarkan kelahiran, anaknya dapat disebut sebagai warga negara asing. • Asas Tunggal Asas yang memastikan bahwa setiap warga negara Indonesia tidak boleh mempunyai dua kewarganegaraan. Jika seorang lahir di luar negeri dari pasangan Indonesia, maka dia hanya boleh memilih satu kewarganegaraan. Setelah dewasa, harus memilih warga negara mana yang diinginkan. Jadi, dalam undang-undang tidak mengenal kewarganegaraan ganda atau bipatride. Bagi Indonesia, nasionalisme seseorang harus ditunjukkan dengan kewarganegaraannya. Jangan sampai suatu saat ada konflik kepentingan, karena dua kewarganegaraan yang dimiliki. Perbedaan asas kewarganegaraan tunggal dan asas kewarganegaraan ganda akan terlihat dari sisi nasionalisme warga negara. • Asas Kewarganegaraan Ganda Terbatas Asas yang menentukan kewarganegaraan ganda hanya bagi anak-anak sesuai Undang-Undang yang berlaku. Setelah dewasa, maka anak akan menentukan. Kewarganegaraan yang dipilihnya. Ini terkait dengan kesetiaan terhadap Pancasila sebagai ideologi negara dan nasionalisme yang telah diuraikan di sebelumnya.