Sesi 3 Kelompok B - Responsi OD1 Amalgam Kelas I
Sesi 3 Kelompok B - Responsi OD1 Amalgam Kelas I
AMALGAM KELAS I
Sesi 3 Kelompok B
◦ KASUS I
◦ Seorang laki-laki berusia 21 tahun datang ke RSGM Unpad dengan keluhan gigi
belakang kiri rahang atas berlubang pada permukaan mengunyah gigi. Gigi
terasa ngilu jika dipakai makan sejak 2 minggu yang lalu, rasa ngilu semakin
bertambah jika pasien meminum air dingin atau memakan makanan manis.
Hasil pemeriksaan yang dilakukan dokter gigi, didapatkan data sebagai berikut:
◦ Kondisi umum : sehat, compos mentis
◦ Pemeriksaan ekstroral : Tidak ada kelainan
◦ Pemeriksaan intraoral : Karies dentin pada oklusal gigi 24 ;
◦ tes dingin (+); tes perkusi (-)
DIAGNOSIS DAN
KLASIFIKASI
KARIES
Diagnosis Kasus
Pulpitis Reversible, Karies Kelas 1 Klasifikasi GV. Black, Site 1 Size 2 Klasifikasi Mount and
Hume.
Klasifikasi Karies
G.V. Black, membagi klasifikasi preparasi gigi berdasarkan area anatomis yang terkena varies atau defek
lainnya. Terbagi ke dalam 6 kelas :
1. Kelas I
- Karies pit and fissure.
- Permukaan oklusal gigi posterior (premolar dan molar)
- 2/3 oklusal permukaan fasial dan lingual gigi molar
- Permukaan lingual gigi incisivus (foramen caecum)
2. Kelas II
- Bagian proksimal gigi posterior
3. Kelas III
- Bagian proksimal gigi anterior (tidak mencapai incisal edge)
4. Kelas IV
- Bagian proksimal gigi anterior (mencapai incisal edge)
-
5. Kelas V
- 1/3 servikal permukaan facial dan lingual gigi anterior dan posterior
6. Kelas VI
- Incisal edge gigi anterior atau ujung cusp pada gigi posterior
Klasifikasi Mount and Hume
Berdasarkan lokasi (site)
- Site 1 : Karies terletak pada pit & fissure
- Site 2 : Karies terletak di bagian proksimal, baik gigi anterior maupun posterior
- Site 3 : Karies terletak di daerah 1/3 servikal pada permukaan bukal dan lingual.
Ghevira Nurkhaliza
160110180136
Preparasi Gigi
adalah Perubahan mekanis dari gigi yang cacat, cedera, atau sakit dengan menggunakan bahan
restorasi yang baik untuk memperbaiki kesehatan dan estetik gigi, sehingga dapat mengembalikan
Memungkinkan
penempatan Estetik dari Membentuk Preparasi Gigi,
bahan Restoratif sehingga bila diberi daya
penguyahan, Gigi dan restorasi
tidak akan patah dan restorasi
tidak bergeser
Sturdevant’s Art and Science of Operative Dentistry.pdf
TERMINOLOGI
PREPARASI GIGI
CLARISA
160110180124
Terminologi Preparasi
Gigi:
Simple: melibatkan 1 permukaan gigi
Sebutan untuk preparasi mengikuti nama permukaan gigi yang terlibat, jika permukaan
yang terlibat lebih dari satu, AKHIR kata dari awalan berubah menjadi “-o’. Contoh:
preparasi yang melibatkan mesial dan oklusal disebut preparasi mesioocclusal.
Untuk mempersingkat catatan dan komunikasi, deskripsi preparasi gigi
disingkat dengan menggunakan HURUF PERTAMA, dan DIKAPITALISASI
dari setiap permukaan yang terlibat, contoh:
CLASS I CLASS II
CAVOSURFACE ANGLE and CAVOSURFACE MARGINS
SUMBER
Sturdevant’s Art and Science of Operative Dentistry.pdf
unsplash.com
THANKYOU!
Prosedur Preparasi
Gigi Secara Umum
Regina Puspita Sari
160110180129
Initial Stage Final Stage
Amalgam
Restorasi inlay
Bergantung pada dinding vertikal divergen yang hampir sejajar dan
semen luting untuk memberikan retensi pengecoran pada gigi
A. Konvergen B. Divergen
Daftar Pustaka
Adri LS
160110180135
Step 7 : Secondary Resistance and Retention Form
Retensi sekunder dan resistensi dari dua jenis:
1. Fitur mekanik
a. Retention Grooves and Cove
b. Preparation Extensions
c. Skirts
d. Beveled Enamel Margins
e. Pins and Slots
Pins
Cove
Bevel
Slot
Skirt
2. Perawatan dinding preparasi dengan etching, priming, dan adhesive
materials.
a. Enamel Wall Etching
b. Dentin Treatment
Step 8 : External Wall Finishing
External Wall Finishing dari preparasi memerlukan pertimbangan dari
tingkat kehalusan dan desain cavosurface karena setiap bahan restoratif
memiliki efektivitas maksimal ketika kondisi yang sesuai dikembangkan
untuk bahan spesifik itu. Tujuan :
Membentuk marginal seal yang optimal diantara bahan restoratif dan
struktur gigi
Membentuk marginal junction yang halus
Meningkatkan kekuatan maksimal pada gigi dan bahan restoratif di dekat
margin
Faktor yang harus diperhatikan
Arah enamel rods
Dukungan enamel rods pada DEJ dan lateral
Tipe bahan restorasi
Lokasi margin
Derajat kehalusan dan kekerasan yang diinginkan
Bahan restorasi yang digunakan
Sudut cavosurface 90⁰
Step 9: Final Procedures: Cleaning,
Inspecting, and Desensitizing
Pembersihan preparasi gigi melibatkan penggunaan air/water syringe
untuk menghilangkan debris yang terlihat dengan air
Menghilangkan kelembaban berlebih dengan sedikit semburan udara.
Penting untuk tidak mendehidrasi gigi karena terlalu sering menggunakan
udara karena hal ini dapat merusak odontoblas yang berhubungan dengan
tubulus kering
Desensitizer menyediakan ikatan silang untuk setiap matriks dentin yang
terbuka dan menutup tubulus dentin dengan ikatan silang protein tubular
PRINSIP DASAR PREPARASI GIGI
UNTUK AMALGAM (LEARNING ISSUE 7)
(PART 1)
S A F I T R I S Y I FA R A N I - 1 6 0 11 0 1 8 0 1 3 0
1. Matrix placement 6. Evaluation of Occlusal
2. Mixing (Triturating) the Contact Area on the
Amalgam Restoration
3. Insertion of the Amalgam 7. Finishing and Polishing of
4. Precarve Burnishing the Amalgam
5. Carving the Amalgam 8. Repairing an Amalgam
Restoration
MATRIX PLACEMENT
• Digunakan untuk restorasi yang melibatkan permukaan proksimal
• Tujuan : memberikan kontak serta kontur yang tepat, membatasi
bahan restoratif, mengurangi jumlah bahan yang berlebih
• Matriks harus mudah di pasang dan di lepas
• Penggunaan matrix dan wedging dapat meningkatkan ruang
interproksimal dan membantu melindungi gigi yang berdekatan dari
adanya kerusakan selama preparasi
MIXING (TRITURATING) THE AMALGAM
Setelah matriks dihilangkan, digunakan pisau amalgam (atau scaler 34/35) untuk
menghilangkan kelebihan di bagian proksimal dan membentuk kontur serta embrasur di bagian
proksimal. Yang perlu diperhatikan:
1. Pisau diposisikan di bawah margin gingiva dan ditarik ke arah oklusal untuk membuang
kelebihan secara hati-hati sehingga menghasilkan kontur proksimal dan embrasur gingiva
yang halus. Pembentukan kontak dan kontur proksimal yang tepat penting bagi kesehatan
jaringan lunak.
2. Kelebihan amalgam (overhang) dapat menyebabkan kesehatan gingiva terganggu.
3. Adanya void (kekosongan) pada margin cavosurface dapat menyebabkan pembentukan lesi
karies rekuren (berulang).
Proximal Embrasure Area (Evaluasi)
Proximal Embrasure Area (Evaluasi)
Proximal Embrasure Area (Evaluasi)
Setelah carving selesai dan rubber dam dilepas, kontak oklusal pada restorasi harus diperiksa, dengan
cara:
o Selembar articulating paper diletakkan di permukaan oklusal restorasi dan gigi sampingnya
kemudian pasien diinstruksikan untuk mengoklusikan kedua rahang dengan pelan-pelan agar
restorasi tidak retak karena pada proses ini restorasi masih bersifat lemah. Perlu diperhatikan
bahwa gigi harus dalam keadaan benar-benar kering untuk menggunakan articulating paper.
o Setelah pasien membuka mulut, dapat diketahui restorasi masih tinggi, jika: (1) ujung cusp gigi
bersebelahan tidak pada kontak oklusal, ketika diketahui dari penilaian oklusal pra-restorasi bahwa
mereka harus bersentuhan (2) cusp yang berlawanan mengalami oklusi prematur dengan restorasi
yang baru.
Evaluation of Occlusal Contact Area on
the Restoration
o Area kontak pada amalgam dapat diketahui melalui warna yang dihasilkan oleh articulating paper. Area
yang berwarna gelap harus dikurangi hingga berwarna muda, sama dengan kontak pada gigi berdekatan.
o Kontak oklusal pada cuspal incline atau ridge slope (lereng) tidak diinginkan karena mereka
menyebabkan gaya lateral deflektif pada gigi. Ini harus disesuaikan sampai kontak yang dihasilkan stabil
(gaya oklusal harus sejajar dengan sumbu panjang gigi).
o Setelah mengganti articulating paper di atas gigi, pasien diminta untuk menggeser gigi dengan ringan
dari "sisi ke sisi" untuk mengidentifikasi excursive interferences dan "depan ke belakang" untuk
mengidentifikasi protrusive interferences.
o Akhirnya, pasien diperingatkan untuk melindungi restorasi yang baru dipadatkan dengan tidak
mengunyah makanan yang keras selama 24 jam.
Evaluation of Occlusal Contact Area on
the Restoration
Finishing and Polishing of the Amalgam
Kebanyakan amalgam tidak membutuhkan finishing dan polishing lebih lanjut. Namun, prosedur ini
kadang-kadang diperlukan, untuk (1) memperbaiki anatomi, kontur, dan integritas marginal; dan (2)
memperbaiki tekstur permukaan restorasi. Prosedur finishing dan polishing tambahan untuk restorasi
amalgam tidak dilakukan dalam waktu 24 jam setelah insersi karena proses kristalisasi restorasi belum
sempurna. Restorasi amalgam tidak rentan terhadap noda dan korosi jika permukaan yang halus dan
homogen tercapai. Pemolesan high-copper amalgam tidak bersifat penting dibandingkan dengan low-
copper amalgam karena high-copper amalgam tidak rentan terhadap tarnish (noda) dan kerusakan
margin.
Finishing
Prosedur finishing dapat dimulai dengan penggunaan carborundum hijau atau batu alumina putih,
batu hijau bersifat lebih abrasive (kasar) daripada yang putih. Selama proses surfacing, posisi sumbu
panjang batu berada 90 derajat terhadap margin. Pengurangan kontak oklusal harus dihindari.
Jika groove dan fossa terlihat kurang tegas, bur finishing bulat yang kecil dapat digunakan untuk
mempertegas bentuk groove dan fissure tanpa mengurangi area kontak. Sumbu panjang bur berada
pada posisi 45 derajat terhadap margin. Sebelum memulai pemolesan (polishing), harus dipastikan
permukaan tersebut sudah halus. Bur finishing dapat digunakan untuk menghilangkan goresan-goresan
dari bur batu hijau atau putih.
Polishing
Prosedur polishing dimulai dengan menggunakan bur karet yang kasar dengan low speed (kecepatan
rendah) dan air-water spray untuk menghasilkan permukaan amalgam yang halus dan seperti satin.
Jika tidak menghasilkan permukaan seperti itu, permukaan amalgam pada awal prosedur masih terlalu
kasar. Maka dari itu, bisa diulangi resurfacing dengan finishing bur lalu dilanjutkan dengan bur karet
kasar.
Penting untuk memastikan bahwa bur karet digunakan dalam kecepatan rendah (≤6000 rpm) agar tidak
merusak restorasi. Suhu di atas 60 derajat celcius dapat menyebabkan kerusakan pulpa, restorasi, atau
keduanya. Jika terjadi overheat, permukaan amalgam terlihat cloudy (keruh) yang mengindikasikan
merkuri sudah terbawa ke permukaan dan menghasilkan amalgam dapat cepat korosi dan penurunan
kekuatan.
Finishing and Polishing of the Amalgam
Finishing and Polishing of the Amalgam
Dalam proses finishing dan polishing, urutan bur yang digunakan harus benar untuk mencapai hasil
restorasi yang halus dan mengkilap. Urutannya dimulai dari bur coarse-grit, medium-grit, lalu fine-
grit. Dengan menggunakan bur tersebut secara berurutan, akan didapatkan hasil permukaan amalgam
yang diinginkan.
Prosedur-prosedur ini seharusnya tidak membuat restorasi rusak dan tidak boleh mengubah kontak
oklusal yang sudah dibentuk dengan hati-hati. Explorer harus berpindah dari permukaan gigi ke
permukaan restorasi (dan sebaliknya), tanpa melompat sehingga terbentuk kontinuitas kontur melintasi
margin.
Finishing and Polishing of the Amalgam
Repairing an Amalgam
Retoration
Jika restorasi amalgam mengalami fraktur pada proses insersi, seluruh amalgam yang diinsersi harus dihilangkan. Jika
sebagian kecil amalgam mengalami fraktur selama insersi dan amalgam masih dapat diukir atau dibentuk (carvable),
dimungkinkan untuk memampatkan amalgam yang baru ditriturasi untuk memperbaiki area yang mengalami fraktur. Jika
terdapat void (kekosongan) dalam amalgam setelah matriks dilepaskan dan amalgam masih dapat diukir (carvable) serta
daerah tersebut mudah diakses, maka amalgam yang tidak terkondensasi dengan baik pada void tersebut dapat dihilangkan
menggunakan explorer atau instrumen lainnya. Void tersebut kemudian diperbaiki dengan amalgam yang baru ditriturasi,
karena pada amalgam yang bersifat carvable, amalgam yang baru akan menempel pada yang lama.
Jika perbaikan perlu dilakukan pada amalgam yang sudah set (tidak carvable), area yang perlu perbaikan dapat dipreparasi
ulang seolah-olah restorasi kecil. Campuran amalgam yang baru dapat dikondensasi langsung ke dalam area tersebut.
Sumber:
Sturdevant’s Art and Science of
Operative Dentistry 7E (Page 316-
322)
Tooth Preparation PART 1
For Class I
Amalgam
Restoration -
Initial
118
HELLO!
Faidhi Rahman Hafizh
160110180123
faidhi18001@mail.unpad.ac.id
119
So What is Initial
Tooth Preparation?
Class I Amalgam
“
Membentuk Outline form dengan
perluasan dari dinding eksternal ke arah
struktur gigi yang masih sehat sambil
mempertahankan kedalaman (biasanya
didalam DEJ) sekaligus memberikan
resistance dan retention form.
121
Class I occlusal amalgam tooth preparation
Bur No.245
Bur berbentuk sedikit
konvergen kearah batangnya
sehingga membentuk
retention form yang adekuat.
Bur juga ujungnya sedikit
membulat sehingga internal
line angle yang terbentuk agak
membulat untuk menahan
beban oklusal agar tidak
fraktur
126
Bur yang digunakan
Bur No.330
Bur ukurannya lebih kecil dari
no.245 dan lebih pear-shaped,
juga diindikasikan untuk
preparasi amalgam.
127
Class I occlusal amalgam tooth preparation
▸ Penampang
faciolingual
longitudinal. Garis
putus-putus
menunjukkan sumbu
panjang mahkota gigi
dan arah bur.
131
Class I occlusal amalgam tooth preparation
▸ Pandangan Oklusal
dari initial tooth
preparation yang
memiliki dinding
mesial dan distal yang
divergen ke arah
oklusal
135
Class I occlusal amalgam tooth preparation
▸ Potongan mesiodistal
longitudinal. Pulpal
floor dapat dibuat rata
tetapi dapat juga
mengikuti naik
turunnya dari
permukaan oklusal
137
Class I occlusal amalgam tooth preparation
▸ Potongan mesiodistal
longitudinal yang
memperlihatkan
contoh hasil initial
preparation yang
masih ada kariesnya
yang dikelilingi dentin
sehat pada pulpal
floor
144
THANKS!
Let’s continue to the 2nd part
Tooth Preparation
for Class I
Amalgam
PART 2
Rhaina Nabila A - 160110180134
Bentuk Resistensi Primer
Bentuk resistensi primer diperoleh sbg berikut :
1. Area yang cukup dari dasar pulpa yang relatif datar dalam struktur gigi yang sehat
(dudukan periferal) untuk menahan gaya yang diarahkan pada sumbu panjang gigi dan
untuk menyediakan area horizontal untuk restorasi
2. Meminimalkan perluasan dinding eksternal (untuk mempertahankan kekuatan gigi)
3. Margin email yang ideal dan kuat
4. Kedalaman yang cukup (1,5 mm) untuk menghasilkan ketebalan restorasi yang adekuat,
memberikan resistensi terhadap fraktur
• Permukaan oklusal yang sedikit konvergen dari dua/lebih sisi yang berlawanan,
dinding eksternal akan menyediakan bentuk retensi primer
• Bur no. 245 digunakan untuk memperluas ke dalam fissure mesial dan distal
• Ketika dilakukan perluasan, kedalaman yang tersisa dari fissure dapat dilihat dari arah
yang berlawanan dengan melihat dinding yang sedang diperluas
Enameloplasty
• Diindikasikan ketika fissure yang tersisa tidak lebih dalam dari ¼ - 1/3 ketebalan
enamel
• Mengacu untuk mengeleminasi developmental fault menggunakan bur finishing
sehingga meninggalkan permukaan halus
• Sudut cavosurface tidak lebih besar 100°
Alternatif
1
Jangan membuat perubahan lebih jauh
dalam bentuk outline
2 3
Perpanjang melalui marginal ridge, Masukkan fissure pada preparasi
ketika margin akan kontak ke lingual gigi Kelas II
• Lesi dianggap luas jika jarak antara dentin lunak dan pulpa dinilai kurang dari 1 mm
atau ketika kerusakan fasiolingual melibatkan inklinasi cusp yang besar.
• Dalam hal ini, penghapusan selektif dari dentin lunak dan penggunaan liner, jika
diperlukan, dapat mendahului pembentukan outline, bentuk resistensi dan retensi.
• Untuk karies yang meluas hingga ke inklinasi cusp, perlu diubah sumbu panjang bur
untuk menghasilkan sudut cavosurface 90°-100°
• Jika sudut terlalu tumpul margin amalgam lemah / pulpal floor terlalu dalam
Bentuk Resistensi
Primer
3 4
Prosedur untuk finishing dinding Prosedur akhir debridement
eksternal (pembersihan) dan memeriksa hasil
preparasi
Menghilangkan enamel fissure menggunakan bur no. 245 dengan
kedalaman maksimum 2 mm
Jika sisanya sedikit & kecil, gunakan bur karbida
Penghilangan Lesi pada Dentin
• Menggunakan eskakavator atau bur bulat
• Tidak akan memengaruhi bentuk resistensi gigi karena bagian perifer tidak
membutuhkan perluasan lebih lanjut
• Tidak memengaruhi bentuk resistensi gigi karena akan bertumpu pada dinding perifer
pulpa ke area yang diekskavasi
• Biasanya tidak ada resistensi sekunder yang dibutuhkan untuk Kelas I Amalgam
Sudut Cavosurface