• DECOMPENSATIO CORDIS
Macam Patologi dan
Patofisiologi Cardiology :
1. Angina Pektoris Stabil
Angina pektoris stabil adalah nyeri dada atau chest discomfort yang teriadi karena
keadaan seperti olahraga atau stres emosional yang meningkatkan kebutuhan
oksigen miokard.
Karakteristik nyeri dada khas angina yang mengarah ke infark miokard/iskemia
miokard akut adalah:
Lokasi di dada/substernal/sedikit di kiri, dengan penjalaran ke leher rahang,
bahu kiri, sampai dengan lengan dan jari-jari bagian ulnar punggung/pundak kiri
Kualitas nyeri biasanya merupakan nyeri tumpul seperti rasa tertindih, terdesak,
diremas-remas, dada mau pecah, sering kali disertai keringat dingin, Sesak napas.
Nyeri pertama kali timbul biasanya agak nyata, dari beberapa menit sampai < 20
menit.
Klasifikasi angina pektoris stabil sangat beragam, antara lain :
Pendekatan Diagnosis
Anamnesa:
Biasa muncul pada pria (>50th), wanita (>60th), keluhan Dada tidak nyaman (seperti berat,
ditusuk, diremas, dll selama 2-5 menit, menjalar sampai punggung, leer, rahang,
epigastrum, lengan, interscapula).
Biasanya episodenya muncul krn latihan, emosi membaik ketika istirahat, sering
terbangun malam hari krn nyeri dada & dispnea.
Pemeriksaan Fisik:
Auskultasi dada posisi lateral dekubitus ditemukan bunyi jantung III atau IV, bruit arteri,
murmur sistolik (pada iskemi akut)
Pemeriksaan Penunjang:
EKG tidak spesifik (hipertrovi ventrikel); rontgen dada (cardiomegali), lab darah, MSCT
(Penciraan jantung), Arteriografi koroner
Komplikasi:
Aritmia jantung, regurgitasi mitral, gagal jantung kongestif, perikarditis, emboli paru, stroke
Dx Banding Nyeri Dada
Kardiovaskuler : Infark Miokard, Unstable Angina,
Perikarditis, Mioperikarditis, Diseksi Aorta
Pulmo : Pneumonia, Pleuritis, Pneumotoraks, Efusi Pleura,
HT Pulmonal
Gastro : Refluk esofagus, spasme esofagus, pankreatitis,
penyakit bilier
Muskoloskeletal & lainnya : Costochondritis, Herpes
zoster, Ansietas
ACUT MYOCARDIAL INFARCTION (AMI)/
INFARK MYOKARD AKUT (IMA)
DEFINISI:
Acut Myocardial Infarction (AMI)/
Infark Myokard Akut (IMA) adalah nekrosis
myokard akibat aliran darah ke otot jantung
terganggu
EPIDEMIOLOGI:
- penyebab kematian pertama di amerika
- 10 tahun terakhir banyak ditemukan di
Indonesia
FAKTOR RESIKO
FAKTOR YNG MEMPERCEPAT
TERJADINYA ATEROSKLEROSIS
Faktor resiko yang dapat dimodifikasi
Obesitas
Hipertensi
Merokok
Emosi
DM
Hipoaktifitas
Faktor resiko yang tidak dapat dimodifikasi
Genetik
Jenis kelamin
Kepribadian tipe A
FAKTOR PENCETUS
Emosi
Stress
Kerja fisik terlalu berat
Banyak merokok
PATOGENESIS
aterosklerosis pembuluh darah koroner
Nekrosis myokard
JENIS AMI
SECARA MORFOLOGIS
1. AMI TRANSMURAL
2. AMI SUBENDOKARDIAL
- REGIONAL
- DIFUS
AMI TRANSMURAL
- mengenai seluruh dinding myokard
- terjadi pada daerah distribusi suatu arteri
koroner
AMI SUBENDOKARDIAL
- Regional: terjadi pada distribusi satu arteri
koroner
- Difus: terjadi pada distribusi lebih dari satu
arteri koroner
GEJALA KLINIS
DISEKSI AORTA
nyeri hebat menjalar ke perut, nadi perifer asimetris,
bising diastolik, pada Rö dada tampak pelebaran
mediastinum
Diagnosis Banding : Penyakit jantung HT, Angina pektoris stabis & tidak
stabil, Infark miokard, Kardiomiopati, Miokarditis
Komplikasi: Stroke, Infark Miokard, Aritmia
Prognosis : Tergantung beratnya penyakit
5. Bradiaritmia
Bradiaritmia/bradikardia adalah laju denyut jantung kurang dari
60 kali/menit.
Sinus bradikardia yang penting secara klinis umumnya
didefinisikan sebagai laju denyut jantung kurang dari 45
kali/menit yang menetap saat terjaga.
Pendekatan Diagnosis
Anamnesa:
Gejala bradikardia: pusing, lelah, exertional dyspnea, perburukan gagal
jantung, lightheadedness (presinkopl, atau pingsan/sinkop)
Sindrom nervus vagusr episode vasovagal, muntah, bedah abdomen, prosedur
invasif saluran cerna atas dan bawah
Penyakit komoabid (PJK, iskemik, IMA)
Riwayat konsumsi obat digitalis, antiaritmia
Riwayat penyakit infeksi (contoh : meningitis)
Pasca bedah jantung dgn trauma pada sinus node
Riwayat operasi mata, arteriografi koroner
Pemeriksaan Fisik:
Tekanan darah, nadi (bradikardia, takikardia)
Temuan fisik lain (penyakit struktural jantung)
Px Penunjang :
EKG 12 Sadapan
Ekokardiografi
Exercise Testing
Dx Banding :
Sinus bradikardia fungsional, perikarditis, miokarditis,
penyakit jantung reumatik
Komplikasi :
Pacemaker syndrome, takikardia terkait pacu jantung
6. TAKIARITMIA
Sinus takikardia didefinisikan sebagai peningkatan Iaju
denyut sinus >100x/menit
Penyebabnya antara lain pireksia, hipovolemia, atau
anemia, yang dapat berasal dari infeksi. Obat-obatan yang
dapat menginduksi sinus takikardia termasuk stimulan
(kafein, alkohol, nikotin); komponen yang diresepkan
[salbutamol, aminofilin, atropine, katekolamin terapi
antikanker (doxorubicin/adriamycin, daunorubicin); dan
beberapa obat rekreasional/ilisit (amfetamin, kokain,
kanabis, "ecstasy')[mis, hipertiroidisme].
Pendekatan Diagnosis
Anamnesa:
Palpitasi (Denyut jantung) gangguan yg mengakibatkan pingsan
Rasa tidak nyaman di dada (seperti IMA)
Fibrilasi ventrikel kematian mendadak
Hipertiroidisme dan riwayat alkhohol, narkotik, peresepan antikanker
Pemeriksaan fisik:
Manufer fisik saat takikardia
Stimulasi sinus karotis
Pemeriksaan Penunjang:
Laboratorium
EKG
Dx Banding :
Hipertiroidisme
Tirotoksikosis,
Feokrornositorra,
Sindrom Brugada,
Sindrom Wolff Parkinson"White
Komplikasi :
Tromboemboli, gagal jantung, kematian mendadak
7. CARDIAC ARREST
Cardiac arrest didefinisikan sebagai berhentinya fungsi
mekanis jantung secara mendadak, yang mungkin dapat
reversibel dengan intervensi cepat namun dapat
menyebabkan kematian apabila tidak ada intervensi.
Tatalaksana pasien Cardiac Arrest :
CPR
Defibrilator (DC Shock)
Terapi Obat = Epineprin, Vasopressin, Amiodaron
Intubasi (Advance Airway)
Pendekatan Diagnosis
Anamnesa:
Didapatkan secara aloanamnesis. Dapat diawali dengan riwayat peningkatan
angina, dispneu, palpitasi, mudah Ielah, dan keluhan tidak spesifik lainnya
akan tetapi gejala prodromal umumnya prediktif untuk penyakit jantung,
namun tidak spesifik untuk memprediksi sudden cardiac dedth (SCD).
Pemeriksaan fisik:
Nadi tidak teraba
Pemeriksaan Penunjang:
EKG
Dx Banding:
Hipovolemia,hipoksia, asidosis, hipokalemia/hiperkalemia, hipotermia, tension
pneumothorax,lamponade jantung, toksin, trombosis paru, trombosis koroner
Komplikasi :
Ensefalopati pasca resusitasi, kematian
Prognosis :
Prognosis cardiac arrest di dalam RS terkait penyakit non-
cardiac buruk
Perawatan pasca resusitasi didominasi penyakit komorbid
Unit terkait :
ICU, ICCU, HCU
8. GAGAL JANTUNG
Merupakan sindrom klinis yang terjadi karena
abnormalitas struktur dan/atau fungsi iantung yang
diturunkan atau didapat sehingga mengganggu
kemampuan pompa jantung.
Pendekatan Diagnosis
Anamnesa:
Fatigue, dyspneq, shortness of breqth. Keluhan dapat berupa keluhan saluran
pencernaan seperti anoreksia, nausea, dan rasa penuh lika berat dapatterjadi
konfusi, disorientasi, gangguan pola tidur dan mood
Pemeriksaan fisik:
Sesak nafas ketika telentang (supinasi)
TD normal meningkat pada tahap awal
Murmur sistolik, diastolik, gallop
Pada abdomen ada hepatomegali, asites, ikterus, edema ekstremitas
Pemeriksaan Penunjang:
Lab Darah (DPL, elektrolit urea, kreatinin, gula darah, albumin, enzim, hepar
AGD (Analisa Gas Darah) / BGA (Blood Gass Artery)
EKG, Rontgen (Torax), Echocardiography, dan Exercise Testing
Dx Banding : Gagal jantung dan Acute Respiratory Distress Syndrome
8. PENYAKIT KATUP JANTUNG
Penyakit katup jantung adalah gangguan dari katup
jantung, yaitu jaringan yang mengatur aliran darah
melalui biiik jantung.
Macam penyakitnya :
Stenosis Mitral dan Regurgitasi
Aorta Stenosis dan Regurgitasi
Stenosis Mitral
Stenosis Mitral adalah penyempitan atau konstriksi dari katup mitral,
yaitu katup yang memisahkan atrium kiri dengan ventrikel kiri.
Anamnesa:
Sesak napas yang diperberat aktivitas , paroxysmal nocturnal dyspnea,
orthopnea, fatique.
Pemeriksaan fisik:
Opening snap, loud S1 (closing snap), diastolic rumbling murmur dgn HT
pulmonal.
Pemeriksaan Penunjang:
EKG, Rontgen thorax, Echocardiografi, Kateter Jantung
Dx Banding:
Atrial Septal Defect, Left Atrial Myxoma Dyspnea dan murmur diastolik
REGURGITASI MITRAL
Regurgitasi mitral (RM) adalah aliran balik darah dari ventrikel
kiri ke atrium kiri karena insufisiensi dari katup mitral.
Anamnesa: Dyspnea karena lalihan, orthopnea, paroxysmal
nocturnal dyspnea.
Pemeriksaan fisik: Holosistolik murmur menjalar ke aksila, S3,
pergeseran apex jantung
Pemeriksaan Penunjang:
EKG, Rontgen thorax, Echocardiografi, Kateter Jantung
Dx Banding:
Stenosis aorta murmur pd stenosis aorta
STENOSIS AORTA
Stenosis aorta yaitu penyempitan pada katup aorta (katup antara
ventrikel kiri dgn aorta).
Anamnesa: Angina pektoris, sinkop, gejala gagal jantung kongestif :
dyspnea saat aktivitas, orthopnea, paroxysmal nocturnal dyspnea.
Pemeriksaan fisik: Murmur ejeksi sistolik; medium pitched, baik
terdengar pada area aorta menjalar sampai arteri karotis, carotid
upstroke ; volume rendah, keterlambatan mencapai amplitudo puncak.
Pemeriksaan Penunjang:
EKG, Rontgen thorax, Echocardiografi, Kateter Jantung
Dx Banding:
Sindrome koroner akut, mitral regurgitasi, stenosis Mitral, prolaps katup mitral,
IMA
REGURGITASI AORTA
Regurgitasi aofta adalah aliran balikdarah dari aorta ke dalam
ventrikel kiri karena insufi siensi katup semilunaris aorta.
Anamnesa: Dyspnea, orthopneq, proxismal nocturnal dyspnea,
angin4 sinkop.
Pemeriksaan fisik: Kronik Diastolic rlowing murmur pada
batas kiri sternum, sirkulasi hiperdinamik, perUbahan point
maximal impulse.
Pemeriksaan Penunjang:
EKG, Rontgen thorax, Echocardiografi, Kateter Jantung
Dx Banding:
Mitral stenosis, regurgitasi pulmonal, stenosis trikuspid
TERIMA KASIH