Anda di halaman 1dari 38

Pengujian Hipotesis

Ria Aprilliyani, S.T., M.Sc.


1. Pengertian
Hipotesis
• Hipotesis adalah suatu pernyataan atau anggapan awal yang masih sementara
mengenai karakteristik dari suatu populasi yang harus diuji kebenarannya
melalui suatu penelitian yang dilakukan secara sampel.
• Ada dua macam hipotesis, yaitu: (1) Hipotesis Penelitian, yang ditulis dalam
bentuk pernyataan yang terkait dengan variabel atau masalah yang akan
diteliti, dan tidak menggunakan notasi Statistika; (2) Hipotesis Statistika,
yang ditulis dalam bentuk Hipotesis Nol (H0) dan Hipotesis Alternatif (H1
atau Ha), yang dilanjutkan dengan proses Pengujian Hipotesis secara
statistika.
Pengujian Hipotesis
• Pengujian hipotesis statistika adalah suatu prosedur penelitian empiris yang
dilakukan berdasarkan data kuantitatif yang diperoleh dari hasil penelitian
secara sampel yang dipilih dari populasi dengan menggunakan probability
sampling, sehingga bisa digunakan untuk menarik kesimpulan terhadap
populasi.

• Untuk menguji kebenaran dari hipotesis tersebut, diperlukan suatu prosedur


pengujian statistika dari data yang diperoleh melalui hasil penelitian secara
sampel survey. Dalam melakukan pengujian hipotesis, ada 2 jenis hipotesis
yang harus digunakan, yaitu: Hipotesis Nol (H0) dan Hipotesis Alternatif (H1
atau Ha)
Hipotesis Nol (H0)
• Hipotesis Nol atau Hipotesis Statistika adalah pernyataan atau dugaan
mengenai karakteristik populasi yang sifatnya masih sementara.

• Ciri utama dari Hipotesis Nol adalah nilai parameternya diketahui, dan selalu
dalam bentuk sama dengan (=) atau lebih kecil sama dengan (≤) atau lebih
besar sama dengan (≥).

• Dalam suatu pengujian Hipotesis Statistika, kita berharap bahwa Hipotesis


Nol akan ditolak (rejected).
Hipotesis Alternatif (H1 atau Ha)
• Hipotesis penelitian diletakkan sebagai Hipotesis Alternatif, dan merupakan
jawaban sementara terhadap pernyataan penelitian.

• Hipotesis Alternatif selalu berlawanan dengan Hipotesis Nol, dan selalu


dalam bentuk pertidaksamaan (≠) atau lebih besar (>), atau lebih kecil (<).

• Melalui pengujian Hipotesis Statistika, akan dibuktikan apakah Hipotesis Nol


atau Hipotesis Alternatif yang terbukti kebenarannya
Jenis Pengujian Hipotesis
a. Pengujian Dua Arah (Two Tailed)

Contoh: Seorang mahasiswa S2 Unhan RI ingin menguji pernyataan salah seorang


Dosen S1 Unhan RI yang menyatakan bahwa rata-rata nilai ujian Statistika
Pertahanan kadet mahasiswa S1 Unhan RI adalah 85, maka H0 dan Ha nya
adalah: H0 : µ = 85 Ha : µ ≠ 85
Jenis Pengujian Hipotesis (Cont.)
b. Pengujian Satu Arah (One Tailed)
Pengujian satu arah terdiri dari dua macam, yaitu: pengujian satu arah sebelah
kanan dan pengujian satu arah sebelah kiri.

Misalnya, jika kita ingin menguji pernyataan bahwa rata-rata nilai ujian Statistika
Pertahanan kadet mahasiswa S1 Unhan RI lebih dari 85 (berarti pengujian satu
arah sebelah kanan) atau kita ingin menguji pernyataan bahwa rata-rata nilainya
kurang dari 85 (berarti pengujian satu arah sebelah kiri). Adapun bentuk pengujian
hipotesisnya adalah sebagai berikut: H0 : µ ≤ 85 Ha : µ > 85 (pengujian hipotesis
satu arah sebelah kanan) Atau: H0 : µ ≥ 85 Ha : µ < 85 (pengujian hipotesis satu
arah sebelah kiri
Hipotesis Penelitian Kualitatif
• Untuk penelitian kualitatif, yang tidak bertujuan untuk menarik kesimpulan
terhadap populasi, kita tidak bisa menggunakan kata “pengujian hipotesis”
dan juga tidak boleh menggunakan notasi H0 dan H1/Ha.

• Oleh karena itu, dalam penelitian kualitatif, jika peneliti mau menggunakan
hipotesis, sebaiknya menggunakan kalimat hipotesis penelitian saja, yang
menuliskan dengan kalimat masalah yang akan diteliti, dan tidak
menggunakan notasi pengujian hipotesis statistika
2. Prosedur Pengujian
Hipotesis
a. Menentukan H0 dan H1
• Pertama-tama, tentukan hipotesis nol (H0), dan hipotesis alternatif (H1), yaitu
hipotesis yang akan diuji kebenarannya.

• Pada pengujian dua arah, biasanya digunakan jika kita ingin menguji apakah
ada perbedaan atau tidak ada perbedaan.

• Sedangkan, ciri pada pengujian satu arah sebelah kanan adalah adanya
kalimat “lebih besar”, atau “lebih jauh”, dan lain-lain. Sebaliknya ciri untuk
pengujian satu arah sebelah kiri, adalah adanya kalimat “lebih kecil” atau
lebih dekat”, dan lain-lain.
b. Menentukan tingkat signifikansi (𝛼)
• Tingkat signifikansi adalah tingkat kesalahan yang bisa ditolerir dan
umumnya ditentukan sendiri oleh peneliti.

• Biasanya untuk penelitian ilmu-ilmu sosial, tingkat kesalahan yang digunakan


adalah 5%, sedangkan untuk penelitian yang memerlukan tingkat ketelitian
yang lebih tinggi, tingkat signifikansi yang digunakan adalah 1% atau bahkan
lebih kecil.
c. Menghitung nilai statistika uji (statistika hitung)

• Nilai statistika uji atau statistika hitung adalah suatu nilai yang diperoleh dari
penghitungan rumus statistika yang digunakan untuk mengolah data yang
diperoleh dari hasil penelitian secara sampel.
d. Menentukan daerah kritis
• Daerah kritis adalah suatu area di mana kita akan menolak H0 jika nilai
statistika uji terletak di daerah kritis tersebut, yaitu: area 𝛼/2 untuk uji dua
arah dan area 𝛼 untuk uji satu arah pada kurva berikut.

• Besarnya nilai pada daerah kritis terdapat pada tabel dan sesuai dengan
tingkat signifikansi (𝛼) yang digunakan.
e. Membuat Keputusan

Dengan membandingkan nilai statistika hitung dengan nilai kritis dari tabel, kita
bisa membuat keputusan apakah akan menolak H0 atau gagal menolak H0 (H1
diterima). Kriteria uji dilakukan sebagai berikut:

1. Untuk uji 2 arah, kita akan menolak H0 jika nilai statistika hitung lebih besar
dari nilai tabel (positif) atau jika nilai statistika hitung lebih kecil dari nilai
tabel (negatif). Untuk uji Daerah Kritis Uji Dua Arah Daerah Kritis Uji 1
Arah Sebelah kanan Daerah Kritis Uji 1 Arah Sebelah Kiri satu arah sebelah
kanan, maka kita akan menolak H0 jika nilai statistika hitung lebih besar dari
nilai tabel. Untuk uji satu arah kiri, maka kita menolak H0 jika nilai statistika
hitung lebih kecil dari nilai tabel.
e. Membuat Keputusan (Cont.)
2. Cara lain yang juga bisa digunakan untuk membuat keputusan menolak atau
gagal menolak H0 adalah dengan menggunakan nilai p-value yang
dibandingkan dengan nilai 𝛼. Jika nilai p-value < 𝛼, maka H0 ditolak,
sebaliknya jika nilai p-value > 𝛼, maka H0 gagal ditolak
f. Menarik Kesimpulan
• Berdasarkan keputusan yang sudah ditentukan, maka kita bisa menarik
kesimpulan sesuai dengan hipotesis yang diuji dan menginterpretasikan
hasilnya sesuai dengan teori atau didukung oleh hasil penelitian terkait lainnya.
3. Jenis-Jenis Pengujian
Hipotesis
1. Pengujian Hipotesis Rata-Rata Populasi Jika 𝝈
Diketahui/Tidak Diketahui
2. Pengujian Hipotesis Rata-Rata Dua Populasi

• Pengujian hipotesis rata-rata dua populasi


biasanya digunakan untuk menguji
perbedaan atau membandingkan nilai rata-
rata dari dua populasi, misalnya kita ingin
membandingkan kesamaptaan jasmani
antara prajurit TNI Batalyon X dengan
prajurit TNI Batalyon Y.
3. Pengujian Hipotesis Proporsi Populasi
• Pengujian hipotesis proporsi populasi biasanya digunakan untuk menguji
pernyataan tentang proporsi dari suatu populasi, misalnya kita ingin menguji
pernyataan dari seorang Komandan Batalyon yang menyatakan bahwa tingkat
ketepatan menembak dari prajurit di Batalyon nya adalah 95 persen.
4. Pengujian Hipotesis Perbedaan Proporsi Dua
Populasi
• Pengujian hipotesis perbedaan proporsi dua populasi biasanya digunakan
untuk menguji perbedaan proporsi dari dua buah populasi, misalnya kita ingin
menguji perbedaan proporsi.
5. Analisis Varian (ANOVA)
• Anova biasanya digunakan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang
signifikan dari rata-rata beberapa kelompok populasi (lebih dari dua
kelompok). Tabel yang digunakan dalam pengujian ANOVA adalah tabel F
(Fisher).
• Berikut ini adalah prosedur pengujian hipotesis menggunakan ANOVA:

Anda mungkin juga menyukai