• Ciri utama dari Hipotesis Nol adalah nilai parameternya diketahui, dan selalu
dalam bentuk sama dengan (=) atau lebih kecil sama dengan (≤) atau lebih
besar sama dengan (≥).
Misalnya, jika kita ingin menguji pernyataan bahwa rata-rata nilai ujian Statistika
Pertahanan kadet mahasiswa S1 Unhan RI lebih dari 85 (berarti pengujian satu
arah sebelah kanan) atau kita ingin menguji pernyataan bahwa rata-rata nilainya
kurang dari 85 (berarti pengujian satu arah sebelah kiri). Adapun bentuk pengujian
hipotesisnya adalah sebagai berikut: H0 : µ ≤ 85 Ha : µ > 85 (pengujian hipotesis
satu arah sebelah kanan) Atau: H0 : µ ≥ 85 Ha : µ < 85 (pengujian hipotesis satu
arah sebelah kiri
Hipotesis Penelitian Kualitatif
• Untuk penelitian kualitatif, yang tidak bertujuan untuk menarik kesimpulan
terhadap populasi, kita tidak bisa menggunakan kata “pengujian hipotesis”
dan juga tidak boleh menggunakan notasi H0 dan H1/Ha.
• Oleh karena itu, dalam penelitian kualitatif, jika peneliti mau menggunakan
hipotesis, sebaiknya menggunakan kalimat hipotesis penelitian saja, yang
menuliskan dengan kalimat masalah yang akan diteliti, dan tidak
menggunakan notasi pengujian hipotesis statistika
2. Prosedur Pengujian
Hipotesis
a. Menentukan H0 dan H1
• Pertama-tama, tentukan hipotesis nol (H0), dan hipotesis alternatif (H1), yaitu
hipotesis yang akan diuji kebenarannya.
• Pada pengujian dua arah, biasanya digunakan jika kita ingin menguji apakah
ada perbedaan atau tidak ada perbedaan.
• Sedangkan, ciri pada pengujian satu arah sebelah kanan adalah adanya
kalimat “lebih besar”, atau “lebih jauh”, dan lain-lain. Sebaliknya ciri untuk
pengujian satu arah sebelah kiri, adalah adanya kalimat “lebih kecil” atau
lebih dekat”, dan lain-lain.
b. Menentukan tingkat signifikansi (𝛼)
• Tingkat signifikansi adalah tingkat kesalahan yang bisa ditolerir dan
umumnya ditentukan sendiri oleh peneliti.
• Nilai statistika uji atau statistika hitung adalah suatu nilai yang diperoleh dari
penghitungan rumus statistika yang digunakan untuk mengolah data yang
diperoleh dari hasil penelitian secara sampel.
d. Menentukan daerah kritis
• Daerah kritis adalah suatu area di mana kita akan menolak H0 jika nilai
statistika uji terletak di daerah kritis tersebut, yaitu: area 𝛼/2 untuk uji dua
arah dan area 𝛼 untuk uji satu arah pada kurva berikut.
• Besarnya nilai pada daerah kritis terdapat pada tabel dan sesuai dengan
tingkat signifikansi (𝛼) yang digunakan.
e. Membuat Keputusan
Dengan membandingkan nilai statistika hitung dengan nilai kritis dari tabel, kita
bisa membuat keputusan apakah akan menolak H0 atau gagal menolak H0 (H1
diterima). Kriteria uji dilakukan sebagai berikut:
1. Untuk uji 2 arah, kita akan menolak H0 jika nilai statistika hitung lebih besar
dari nilai tabel (positif) atau jika nilai statistika hitung lebih kecil dari nilai
tabel (negatif). Untuk uji Daerah Kritis Uji Dua Arah Daerah Kritis Uji 1
Arah Sebelah kanan Daerah Kritis Uji 1 Arah Sebelah Kiri satu arah sebelah
kanan, maka kita akan menolak H0 jika nilai statistika hitung lebih besar dari
nilai tabel. Untuk uji satu arah kiri, maka kita menolak H0 jika nilai statistika
hitung lebih kecil dari nilai tabel.
e. Membuat Keputusan (Cont.)
2. Cara lain yang juga bisa digunakan untuk membuat keputusan menolak atau
gagal menolak H0 adalah dengan menggunakan nilai p-value yang
dibandingkan dengan nilai 𝛼. Jika nilai p-value < 𝛼, maka H0 ditolak,
sebaliknya jika nilai p-value > 𝛼, maka H0 gagal ditolak
f. Menarik Kesimpulan
• Berdasarkan keputusan yang sudah ditentukan, maka kita bisa menarik
kesimpulan sesuai dengan hipotesis yang diuji dan menginterpretasikan
hasilnya sesuai dengan teori atau didukung oleh hasil penelitian terkait lainnya.
3. Jenis-Jenis Pengujian
Hipotesis
1. Pengujian Hipotesis Rata-Rata Populasi Jika 𝝈
Diketahui/Tidak Diketahui
2. Pengujian Hipotesis Rata-Rata Dua Populasi