Anda di halaman 1dari 16

Model Manajemen

KURIKULUM K-
13 Kelompok 1
Fiqih Azhari
Harmanto
Ardhonil Arbi
Rahmat Faisal
Arif Abdul Muis
Nunuk Yudaningsih
Dewi Anggraini
SuprIhatiningsih
Pengertian Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 (K-13) merupakan kurikulum
pendidikan yang diterapkan di Indonesia sejak tahun
2013. Kurikulum ini menekankan pada pengembangan
kompetensi peserta didik secara holistik dan
berkelanjutan. Model manajemen kurikulum K-13
dirancang untuk memastikan implementasi kurikulum
berjalan efektif dan efisien.
Pada kurikulum 2013 yang menjadi titik tekan adalah
peningkatan dan keseimbangan softskills dan hardskills
yang meliputi aspek kompetensi kompetensi sikap,
keterampilan, dan pengetahuan.
Poerwati dan
Amri (2013: 44) Tujuan
Tujuan
pendidikan
menyebutkan institusional
nasional
bahwa tujuan
kurikulum dapat
di bagi menjadi
empat yaitu :
Tujuan Tujuan
Kurikuler pembelajaran
(instruksional)
Dalam Permendikbud No. 69 tahun 2013, Kurikulum
2013 dirancang dengan karakteristik sebagai berikut:
 Mengembangkan keseimbangan antara pengembangan
sikap spiritual dan sosial, rasa ingin tahu, kreativitas,
kerja sama dengan kemampuan intelektual dan
psikomotorik.
 Sekolah memberikan pengalaman belajar terencana
dimana peserta didik menerapkan apa yang dipelajari di
sekolah ke masyarakat dan memanfaatkan masyarakat
sebagai sumber belajar.
 Mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan
serta menerapkannya dalam berbagai situasi di sekolah
dan masyarakat.
• Perencanaan Kurikulum Perencanaan kurikulum dilakukan
dengan mempertimbangkan standar kompetensi lulusan,
potensi dan kebutuhan peserta didik, serta lingkungan
sosial-budaya dan alam sekitar. Perencanaan kurikulum
dilakukan oleh pemerintah pusat, provinsi, dan sekolah.
• Pelaksanaan Kurikulum Pelaksanaan kurikulum dilakukan
melalui penyusunan silabus, pembelajaran, dan penilaian.
Pelaksanaan kurikulum diawasi oleh guru, kepala sekolah,
dan pemerintah.
• Evaluasi Kurikulum Evaluasi kurikulum dilakukan untuk
menilai efektivitas dan efisiensi kurikulum. Evaluasi
kurikulum meliputi evaluasi internal dan eksternal. Evaluasi
internal dilakukan oleh sekolah, sementara evaluasi
eksternal dilakukan oleh pemerintah dan lembaga
independen.
• Kepemimpinan yang kuat
• Sumber daya manusia yang
kompeten
• Sarana dan prasarana yang memadai
• Partisipasi masyarakat
• Sistem monitoring dan evaluasi yang
efektif
• Merancang Rencana Pembelajaran
• Melaksanakan Pembelajaran
• Menerapkan Pembelajaran Inklusif
• Mengembangkan Kemampuan Siswa
• Mengembangkan Pendidikan Karakter
• Menilai Kemajuan Siswa
• Mengembangkan Keprofesian Berkelanjutan
MODEL MODEL IMPLEMENTASI
v
KURIKULUM
• Model Pembelajaran Kolaboratif
• Model Pembelajaran Berbasis Proyek
• Model Pembelajaran Berbasis Kompetensi
• Model Pembelajaran Berbasis Masalah
• Model Pembelajaran Berbasis Web.
• Model Pembelajaran Berbasis Pemecahan
Masalah
• Model Pembelajaran Berbasis PBL (Project Based
Learning)
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai