Anda di halaman 1dari 14

SEJARAH UOS DI

UIN WALISONGO
Kelompok 8️⃣
OUR TEAM🔥

Vina Robi’atul Adawiyah Shihatud Diniyyah A

2203016004 2203016020
Mahreshaibati Ikramina B
2203016013
LATAR
BELAKANG
Perubahan zaman yang terjadi pada kehidupan dipengaruhi oleh pengetahuan. Menurut (Irwansyah, 2021) bahwa perkembangan pengetahuan
memberikan kontribusi lahirnya berbagai adanya perubahan. Hal ini juga terjadi pada perubahan universitas islam di Indonesia, salah satunya adalah UIN
Walisongo Semarang, pandangan mengenai model integrasi ilmu keislaman di kalangan cendekiawan muslim di Indonesia masih tak beraturan.
Perubahan bentuk IAIN maupun STAIN menjadi UIN menjadi sangat niscaya dalam rangka untuk membangun sebuah tipologi integrasi keilmuan Islam
(Thoyyar, 2009), menurut Yunus dalam (Hasbi, 2021) bahwa pandangan integrasi keilmuan dilatar-belakangi oleh adanya dikotomi antara agama dan
sains. Dikotomi tersebut di antaranya terlihat dalam dikotomi lembaga pendidikan, yaitu adanya dikotomi antara pendidikan umum dan pendidikan
keagamaan, hal tersebut telah terjadi sejak negara ini mengenal sebuah pola pendidikan modern. Dikotomi ilmu dalam studi Islam sangat berkaitan dalam
pembagian kelompok ilmu Islam (ilmu agama) yang dilawankan dengan kelompok ilmu non-Islam (ilmu umum), di mana hal tersebut mengakibatkan
kemunculan dikotomi kelembagaan dalam pendidikan Islam. Sebagai konsekuensinya, muncul pula istilah sekolah-sekolah agama dan sekolah-sekolah
umum. Sekolah agama berbasis ilmu-ilmu agama dan sekolah umum berbasis ilmu-ilmu umum.
Pendikotomian ilmu telah melahirkan banyak paradigma tentang perlunya menyatukan kembali semua ilmu pengetahuan. Oleh beberapa ahli, hal tersebut
disebut sebagai Unity of Sciences. Dengan adanya Kesatuan keilmuan unity of science merupakan solusi untuk menghindari adanya dikotomi antara ilmu
agama dengan ilmu sains yang menjadi penyebab adanya kemunduran umat islam.Konversi IAIN menjadi UIN Walisongo dilakukan sebagai salah satu
percepatan mencapai integrasi ilmu sebagaimana yang telah diharapkan. Hal itu menyebabkan munculnya adanya pandangan unity of science di UIN
Walisongo Semarang.
RUMUSAN
MASALAH • Bagaimana sejarah Latar Belakang
Unity of Science di UIN Walisongo?
• Bagaimana proses Unity of Science di
UIN Walisongo?
• Bagaimana proses pemantapan Unity
of Science di UIN Walisongo?
TUJUAN
• Untuk mengetahui seperti apa latar belakang Unity of Science yang ada di UIN
Walisongo
• Untuk mengetahui proses Unity of Science yang ada di UIN Walisongo
• Untuk mengetahui dan memahami proses pemantapan Unity of Science di UIN
Walisongo
Alasan pertama yang memungkinkan
menjadi sebab munculnya Unity of Science
adalah karena adanya pemisahan atau
dikotomi keilmuan, kedua karena terjadinya
perbedaan pandangan terkait hakikat setiap
ilmu pengetahuan sehingga berakibat

A. SEJARAH LATAR terdistrosinya ilmu pengetahuan sehingga


BELAKANG UNITY OF tidak mampu memberikan manfaat secara
SCIENCE DI UIN maksimal bagi kehidupan.
WALISONGO
Secara Bahasa Unity artinya kesatuan, sedangkan sciences adalah
ilmu pengetahuan. Jadi yang dimaksud Unity of Sciences adalah
kesatuan ilmu pengetahuan, tidak adanya dikotomi ilmu (semua
ilmu hakikatnya sama).

Paradigma yang sedang berkembang dan menjadi suatu yang ada di UIN Walisongo Semarang ialah
adanya “Unity of Science”. Dimulai sejak kepemimpinan Qadry Azizy yang mengusung “Humanisasi dan
Islamisasi”, kemudian berganti menjadi “Humanisasi dan Spiritualisasi” dan yang terakhir paradigma
“unity of science (wahdatul ulum)” atau kesatuan ilmu. Paradigma itu menegaskan bahwa seluruh ilmu
merupakan satu perangkat yang berasal serta bersumber utama pada Allah melalui wahyunya baik secara
langsung serta tidak langsung. Maka dari itu, seluruh ilmu telah senantiasa silih berdialog serta bermuara
pada satu tujuan ialah membawakan pengkajinya terus menjadi memahami serta terus menjadi dekat
kepada Allah selaku al-Ali.
B. PROSES UNITY OF
SCIENCE DI UIN WALISONGO
IAIN Walisongo berubah menjadi UIN Walisongo pada tanggal 19 Desember 2014 bersamaan dengan
dua UIN yang lain, yaitu UIN Raden Patah Palembang dan UIN Sumatera Utara. Hal ini juga tercatat
dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia nomor 13 tahun 2014 tentang perubahan IAIN Walisongo
menjadi UIN Walisongo yang ditetapkan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Dalam Perpres
tertulis bahwa perubahan IAIN Walisongo menjadi UIN dalam rangka memeenuhi tuntutan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan proses integrasi ilmu agama Islam dengan ilmu
lain serta mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas.
UIN Walisongo merancang “Kesatuan Ilmu” (Unity of Science) dengan model “Intan Berlian Ilmu” untuk
mengembangkan integrasi keilmuannya.

Model tersebut digagas oleh Dr. H. Abdul Muhaya M.A dan Dr. H.
Muhyar Fanani. Menurut Muhyar Fanani, paradigma ini adalah
bahwa semua ilmu pada dasarnya adalah satu kesatuan yang berasal
dan bermuara dari Allah melalui wahyu-Nya baik secara langsung
maupun tidak langsung.

Kesatuan ilmu yang dikembangkan UIN Walisongo adalah


penyatuan antara semua cabang ilmu dengan memberikan landasan
wahyu sebagai latar atau pengikat penyatuan.

Gambaran Unity of Science di UIN Walisongo


Dalam mengembangkan paradigma kesatuan ilmunya (Unity Of Science), UIN Walisongo memegang prinsip-pinsip paradigma
sebagai berikut :

• Integrasi. Integrasi berarti menyatupadukan, menggabungkan, mempersatukan dua hal atau lebih menjadi satu.
• Kolaborasi. Kolaborasi adalah melakukan kerjasama untuk mencapai suatu tujuan.
• Dialektika. Prinsip ini meniscayakan dialog yang intens antara ilmu-ilmu yang berakar pada wahyu (reavealed
sciences), ilmu pengetahuan modern (modern sciences), dan kerifan lokal (local wisdom).
• Prospektif. Prinsip ini meyakini bahwa unity of science akan menghasilkan ilmu-ilmu baru yang lebih humanis dan etis
yang bermanfaat bagi pembangunan martabat dan kualitas bangsa serta kelestarian alam.
• Pluralistik. Prinsip ini meyakini adanya pluralitas realitas dan metode dalam semua aktivitas keilmuan.
Dari usaha mengiplementasikan Unity of Science, UIN Walisongo menerapkan
tiga strategi, yaitu:

• Humanisasi ilmu-ilmu keislaman. Strategi ini adalah untuk membangun kembali sains, membuatnya
semakin bergerak, dan memberikan solusi bagi masalah praktis dalam kehidupan manusia.
• Spiritualisasi ilmu-ilmu keislaman. Strategi ini memberikan nilai-nilai sakral (ketuhanan) dan acuan
etika bagi ilmu sekuler untuk memastikan bahwa pada dasarnya semua ilmu berkomitmen untuk
meningkatkan kualitas atau keberlanjutan hidup manusia dan alam, sekaligus merusak dan
menghujat keduanya.
• Revitalisasi local wisdom. Stragtegi ini merupakan penguatan Kembali ajaran-ajaran para leluhur
bangsa.
C. POLA PEMANTAPAN UNITY OF
SCIENCE DI UIN WALISONGO
Unity of Science yang dikembangkan IAIN/UIN Walisongo adalah penyatuan antara semua cabang ilmu dengan memberikan landasan
wahyu sebagai latar atau pengikat penyatuan. Oleh karena itu, UIN Walisongo mengembangkan lima gugus ilmu yaitu:
• Ilmu agama dan humaniora (religion and humanity sciences), yaitu ilmu-ilmu yang muncul saat manusia belajar tentang agama dan diri
sendiri, seperti ilmu-ilmu keislaman seni, sejarah, bahasa, dan filsafat.
• Ilmu-ilmu sosial (social sciences), yaitu sains sosial yang muncul saat manusia belajar interaksi antar sesamanya, seperti sosiologi,
ekonomi, geografi, politik, dan psikologi.
• Ilmu-ilmu kealaman (natural sciences), yaitu saat manusia belajar fenomena alam, Seperti kimia, fisika, biologi, antariksa, dan geologi.
• Ilmu-ilmu matematika dan sains komputer (mathematics and computing sciences),yaitu ilmu yang muncul saat manusia mengkuantisasi
gejala sosial dan alam, seperti komputer, logika, matematika, dan statistik.
• Ilmu-ilmu profesi dan terapan (professions and applied sciences), yaitu ilmu-ilmu yang muncul saat manusia menggunakan kombinasi
dua atau lebih keilmuan di atas untuk memecahkan problem yang dihadapinya, seperti pertanian, arsitektur, bisnis, hukum, manajemen,
dan pendidikan.
KESIMPULAN
Dari pemaparan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa :
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Walisongo berubah menjadi Universitas Islam Negeri (UIN)Walisongo sejak 19 Desember 2014 . UIN Walisongo
merancang “Kesatuan Ilmu” (Unity of Science) dengan model “Intan Berlian Ilmu” untuk mengembangkan integrasi keilmuannya.
Dalam mengembangkan paradigma kesatuan ilmunya (Unity Of Science), UIN Walisongo memegang prinsip-pinsip yaitu, integrasi, kolaborasi,
dialektika, prospektif, dan pluralistik.
Kemudian UIN Walisongo menerapkan tiga prinsip upaya mengimplementasikan Unity of Science , yaitu :
1. Humanisasi ilmu-ilmu keislaman
2. Spiritualisasi ilmu-ilmu keislaman
3. Revitalisasi local wisdom
Dalam proses Pemantapan Unity of Science, UIN Walisongo mengembangkan lima gugus ilmu, yaitu :
1. Ilmu-ilmu agama dan humaniora
2. Ilmu-ilmu sosial
3. Ilmu-ilmu kealaman
4. Ilmu-ilmu matematika dan sains computer
5. Ilmu-ilmu profesi dan terapan
TERIMA KASIH!
NAK TANYA TAK?

Anda mungkin juga menyukai