FRIDAYENTI
1. Pronormoblast /Rubriblast
2. Basofilik normoblast /Prorubrisit
3. Polikromatofilik normoblast/Rubrisit
4. Ortokromatofilik normoblast/metarubrisit
5. Retikulosit
6. Eritrosit
Pronormoblast – retikulosit : 5-7 hari
• Eritropoiesis terjadi di central sinus bed SST
yang distimulasi oleh eritropoitin.
• Eritropoisis menghasilkan 2,5 juta
eritrosit/detik dari stem cells (hemocytoblasts)
di SST
• Pronormoblast mempunyai reseptor untuk
eritropoitin (EPO) yang menstimulasi
perkembangan eritroblast
• Eritroblasts membelah dan mensistesis
hemoglobin pada tahap metarubrisit dan
reticulosit
• 3 tahap mitotik mulai dari rubriblast prorubrisit
rubrisit.
• Pada tahap metarubrisit, inti mengalami kondensasi
sehingga tidak bisa bermitosis, kemudian nukleus
dikeluarkan dan menjadi retikulosit, 1 - 2 hari di SST
sirkulasi perifer 1-2 hari matang menjadi eritrosit.
• Umur eritrosit 120 ± 20 hari
• Mekanisme ini melibatkan : pengurangan ukuran sel,
meningkatkan jumlah, sintesis hemoglobin dan
hilangnya nukleus/inti sel
• Kehilangan darah/perdarhan akan mempercepat proses
eritropoisis dan meningkatkan jumlah retikulosit
Proses pematangan eritropoiesis
1. Penurunan volume sel (ukuran sel) : makin tua makin kecil
2. Kondensasi kromatin : Makin tua makin padat (halus ..kasar)
3. Penurunan ratio inti-sitoplasma : jumlah sitoplasma meningkat
4. Nukleoli Negatif : Ada menjadi tidak ada
5. Pengurangan RNA di sitoplasma : Biru menjadi merah
6. Pengurangan mitokondria
7. Peningkatan bertahap sintesis hemoglobin
Identifikasi sel:
• Ukuran sel : kecil, sedang atau besar
• Karakteristik inti sel : bentuk, ukuran,
kromatin, ada atau tidak ada nukleoli
• Karakteristik sitoplasma : warna,
jumlah, granular atau non granular
Eritropoitin (EPO)
• Sitokin, di produksi di ginjal (90% sitokin
diproduksi diginjal, sisanya di jaringan lain)
• Diperlukan utnuk proliferasi dan diferensiasi
eritroid
• Apabila eritropoitin tidak ada menyebabkan
apoptosis sel sel commited eritroid
• Gagal ginjal eritropoitin berkurang
• Sekresi eritropoitin dipengaruhi oleh hipoksia
‘ Umpan balik negatif ‘
• Jika kadar oksigen di sitoplasma sel sel yang
memproduksi eritropoitin berkurang padalevel
yang sangat rendah, maka eritropotin disintesis
dan dlepaskan ke aliran darah
• Eritropotin masuk ke sum sum tulang, berikatan
dengan reseptornya pada sel sel eritroid dan
memulai proliferasi dan diferensiasi eritroid
Nutrisi yang diperlukan untuk eritropoisis:
1. Zat besi/Iron/Fe
- Nutrisi paling penting untuk eritropoisis
- Besi diet : 2 bentuk : ferric (Fe+3) dan
ferrous (Fe+2)
- Dikeluarkan dari tubuh setiap hari melalui urine,
feces dan perdarahan
- asam lambung mengkonversi Fe+3 menjadi
Fe+2 untuk diabsorpsi
- Gastroferritin berikatan dengan Fe+2 dan
membawanya ke usus halus
• Di usus halus diabsorpsi, masuk aliran darah,
berikatan dengan transferin menuju sst yang akan
digunakan untuk membnetuk hemoglobin, diotot
digunakan untuk membentuk mioglobin dan di
digunakan semua sel untuk membentuk sitokrom
di mitokondria
Prorubrisit
Metarubrisit
Rubrisit
Retikulosit
ERITROSIT
Membran eritrosit
• 3 lapisan (mikroskop elektron) gelap-terang-gelap
1. Bagian luar hidrofilik terdiri dari glikolipid,
glikoprotein dan protein
2. Sentral hidrofobik terdiri dari kholesterol, protein dan
fosfolipid
3. Bagian dalam hidrofilik protein
“Sangat elastis”
• Bagian dalam sitoskeleton mempertahankan bentuk,
stabilitas dan fleksibilitas/
deformabilitas eritrosit
• Sitoskeleton terdiri dari:
1. Protein membran integral glikoporin
- memberikan muatan negatif pd permukaan eritrosit
- merupakan antigen permukaan atau reseptor permukaan
eritrosit
- bertanggung jawab terhadap deformabilitas eritrosit
Deformabilitas
• Kemampuan eritrosit merubah bentuk mempertahankan sel
sewaktu melewati mikrovaskular penting untuk
mempertahankan fungsi membawa O2
• Dikontrol oleh spektrin sebagian memanjang dan lurus,
sebagian lagi memendek dan berlipat merubah sitoskeleton
perubahan bentuk
• Dipengaruhi oleh faktor mekanik dan kimia seperti peningkatan
kadar kalsium, penurunan ATP, penurunan kadar asam lemak
dan fosfolipid
Lipid membran:
• Dipengaruhi metabolisme dan transport lipid plasma
• Perubahan konsentrasi merubah komposisi
lipid membran eritrosit survival
Prosedur:
Darah diencerkan 100 x atau 200 x menggunakan pipet
eritrosit atau tabung, kocok selama 3 menit supaya
homogen. Larutan sampel kemudian dimasukkan/diteteskan
ke dalam bilik hitung. Sel-sel eritrosit dihitung di bawah
mikroskop dengan perbesaran sedang (40x).
Cara menghitung sel eritrosit adalah :
Letakkan bilik hitung di bawah mikroskop dengan perbesaran lemah (10x). Cari kotak
penghitungan yang berada di tengah. Kotak tersebut terbagi dalam 25 kotak kecil dan setiap
kotak kecil terbagi menjadi menjadi 16 kotak kecil-kecil. Sel eritrosit dihitung dalam 5 kotak
kecil, yaitu 4 kotak di sudut dan 1 kotak lagi di tengah. Jumlah eritrosit dihitung dengan
rumus :
Hitung eritrosit
= (N / V ) x Pengenceran
= (N / [5 x 0.2 x 0.2 x 0.1 ] ) x 200
= ( N / 0.02 ) x 200
= N x 10.000