Anda di halaman 1dari 11

LEMON SCORE DAN

MALLAMPATI SCORING

Nur Aeni 1911020129


Dina Fajarina 1911020136
Alya Rahmah S 1911020173
Syifaunnajla Khairunnisa 1911020178
Oki Triyono 1911020181
Latar Komponen Cara Contoh Kesimpulan
Belakang Penilaian Penilaian Kasus dan Saran

Latar Belakang
Bab 1
Pengelolaan jalan nafas menjadi salah satu bagian yang terpenting dalam suatu tindakan
anestesi Pengelolaan jalan napas dilakukan untuk memastikan jalan napas bebas
sehingga jalan masuknya udara ke paru normal dan menjamin kecukupan oksigenasi
tubuh. Intubasi endotrakeal / endotracheal tube (ETT) intubation adalah salah satu
tindakan yang dapat dilakukan dalam manajemen jalan napas. Intubasi ETT dapat
dilakukan pada pasien sadar ataupun tidak sadar.

LEMiON merupakan kombinasi teknik pemeriksaan untuk memprediksi kesulitan LEMON


merupakan singkatan dari L (look externally), E (evaluate 3-3-2), M (mallampati score), O
(obstruction), dan N (neck mobility)
Skor Mallampati harus dinilai pada saat visualisasi laring yang paling baik,dengan pasien
berada dalam posisi duduk lalu membuka mulut yang optimal, keadaan relaksasi otot
yang baik, teknik pengamatan yang benar, dan bergantung pada keterampilan serta
kemampuan individu yang melakukan penilaian
Latar Komponen Cara Contoh Spesifikasi
Belakang Penilaian Penilaian Kasus Produk

Komponen Penilaian LEMON Score


Bab 2
LOOK
Cari indikator eksternal OBSTRUCTION
dari intubasi
endoktrakeal yang sulit. Menilai jalan
EVALUATED. nafas,
Aturan 3-3-2.

MALLAMPATI SCORE NECK MOBILITY

Melihat
mobilitas
pasien

Aturan 3-3-2.
Latar Identifikasi Rumusan Contoh Kesimpulan
Belakang Masalah Masalah Kasus dan Saran

Bab 2 Cara Penilaian


Latar Identifikasi Rumusan Contoh Kesimpulan
Belakang Masalah Masalah Kasus dan Saran

Bab 2 Cara Penilaian


Latar Identifikasi Rumusan Contoh Kesimpulan
Belakang Masalah Masalah Kasus dan Saran

Contoh Kasus
Bab 2

Pasien perempuan,usia 51 tahun dengan diagnosis oral cancer menjalani tindakan operasi
open biopsy dan bimanual palpasi. Pada pasien dilakukan evaluasi pra operasi yaitu dengan
dilakukan anamnesis, pemeriksaan fisik untuk menentukan permasalahan dan kesimpulan
status fisik pasien. Pasien merupakan rujukan dari RS Goeteng Purbalingga dengan keluhan
benjolan di area pipi yang sudah dirasakan sejak 2 tahun sebelum masuk rumah sakit.
Keluhan benjolan awalnya tidak mengganggu dengan ukuran kurang lebih sebesar kacang
kemudian semakin lama semakin membesar. Pada bulan Juli 2022, pasien merasakan
benjolan sebesar bola bekel dan dirasakan menganggu aktivitas hingga susah menelan dan
susah bicara sehingga pasien memeriksakan diri ke dokter di RS Siti Aminah, namun karena
keterbatasan fasilitas pemeriksaan, pasien dirujuk ke RS Margono, Purwokerto. Pasien
merupakan seorang petani, tidak ada gangguan dalam menjalankan aktivitas sehari-hari.
Riwayat tremor, keringat berlebih, berdebar, penurunan berat badan disangkal, nafsu makan
normal, BAB dan BAK tidak ada keluhan.
Latar Identifikasi Rumusan Contoh Kesimpulan
Belakang Masalah Masalah Kasus dan Saran

Contoh Kasus
Bab 2
A. Identitas Pasien
Nama : PJ
No. RM : 1903132013
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 51 Tahun
Agama : Islam
Status Perkawinan :Sudah menikah
Alamat : Sokaraja
Diagnosis : Oral Cancer
Tindakan : Open biopsi bimanual palpasi
B. Anamnesis MRS : 25 Maret 2023, pukul 14.06 WIB
Pasien merupakan rujukan dari RS Goeteng Purbalingga dengan keluhan benjolan di area pipi yang sudah dirasakan
sejak 2 tahun sebelum masuk rumah sakit. Keluhan benjolan awalnya tidak mengganggu dengan ukuran kurang lebih
sebesar kacang kemudian semakin lama semakin membesar. Pada bulan Juli 2022, pasien merasakan benjolan sebesar
bola bekel dan dirasakan menganggu aktivitas hingga susah menelan dan susah bicara sehingga pasien memeriksakan
diri ke dokter di RS Siti Aminah, namun karena keterbatasan fasilitas pemeriksaan, pasien dirujuk ke RS Margono,
Purwokerto. Pasien merupakan seorang petani, tidak ada gangguan dalam menjalankan aktivitas sehari-hari. Riwayat
tremor, keringat berlebih, berdebar, penurunan berat badan disangkal, nafsu makan normal, BAB dan BAK tidak ada
keluhan.
Riwayat penyakit dahulu : Pasien tidak pernah mengalami keluhan yang sama sebelumnya, riwayat penyakit
sistemik
disangkal.
Latar Identifikasi Rumusan Contoh Kesimpulan
Belakang Masalah Masalah Kasus dan Saran

Contoh Kasus
Bab 2
Riwayat alergi obat dan makanan : Tidak ada
Riwayat pengobatan : Tidak ada
Riwayat penyakit sistemik : Tidak ada
Riwayat operasi : Tidak ada
Riwayat sosial : Pasien adalah seorang petani, tidak ada gangguan dalam menjalankan aktivitas sehari-
hari.
Riwayat kebiasaan merokok dan minum alkohol disangkal

C. Pemeriksaan Fisik (24 Maret 2023)


Berat badan 46 kg; Tinggi badan 150 cm : BMI 20,4 kg/m2 ; Suhu axilla 36 oC; NRS diam 0/10, NRS bergerak 0/10
Susunan saraf pusat : Kesadaran compos mentis, GCS E4V5M6, pupil isokor 3 mm/3 mm, RC/RK +/+.
Respirasi : Frekuensi napas 16 kali per menit, vesikular pada kedua lapang paru, rhonki dan
wheezing tidak ada, saturasi oksigen perifer 98% room air.
Kardiovaskular : Tekanan darah 110/70 mmHg; nadi 86 kali per menit, bunyi jantung 1 dan 2 tunggal,
reguler, murmur tidak ada.
Gastrointestinal Tract : Supel, bising usus (+) normal, asites (-), nyeri tekan (-)
Urogenital : Buang air kecil spontan.
Muskuloskeletal : Fleksi defleksi leher baik, Mallampati IV, gigi geligi utuh.
Latar Identifikasi Rumusan Contoh Kesimpulan
Belakang Masalah Masalah Kasus dan Saran

Contoh Kasus
Bab 2

D. Kriteria LEMON
Look externally:
- Tampak benjolan pada area pipi ukuran 7 cm x 7 cm batas tidak tegas, konsistensi padat, nyeri tekan (+)
- Janggut dan kumis tidak ada
- Gigi incisor besar tidak ada
- Lidah besar tidak ada
- Facial trauma tidak ada
Evaluated :
- Jarak interincisor 3 jari
- Jarak mentohyoid 3 jari
- Jarak hyothiroid 2 jari
Mallampati : Mallampati IV.
Obstruction : Tampak massa pada gingiva superior dekstra ukuran 4x3 cm, berdungkul-dungkul, tepi ireguler.
Neck mobility : Fleksi dan defleksi leher normal.
Latar Identifikasi Rumusan Spesifikasi
Tujuan
Belakang Masalah Masalah Produk

Bab 3 Kesimpulan dan Saran

Berdasarkan hasil pembahasan tentang score lemon dan mallampati scoring yang telah
dipaparkan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa LEMON merupakan kombinasi teknik
pemeriksaan untuk memprediksi kesulitan intubasi endotrakeal, LEMON merupakan singkatan dari
L (look externally), E (evaluate 3-3-2), M (mallampati score), O (obstruction), dan N (neck mobility).
Metode standar untuk menilai potensial intubasi sulit adalah metode Mallampati. Klasifikasi
Mallampati merupakan tes skrining simple yang luas digunakan sekarang atau sudah dijadikan
baku emas/gold standard. Dan perlu diingat bahwa mallampati scoring tidak dapat digunakan
sebagai pemeriksaan tunggal, tetapi merupakan salah satu bagian dari teknik pemeriksaan
LEMON.
Dalam pemberian pelayanan kesehatan khususnya asuhan keperawatan trauma yang baik, serta
mengambil keputusan yang bersifat klinis hendaknya mengacu dan berlandaskan kepada teori-
teori dan penelitian terbaru, sehingga petugas kesehatan dapat memberikan tindakan
keperawatan yang sesuai dengan standar prosedur operasional.
Sekian dan Terimakasih 

Anda mungkin juga menyukai