Oleh
Rohmiati
* Cedera kepala adalah suatu gangguan
traumatik dari fungsi otak yang disertai atau
tanpa disertai perdarahan interstiil dalam
substansi otak tanpa diikuti terputusnya
kontinuitas otak. Cedera kapala merupakan
cedera yang meliputi trauma kulit kepala,
tengkorak, dan otak.
* Patofisiologi
Cedera kepala terjadi karena beberapa hal
diantanya, bila trauma ekstra kranial akan dapat
menyebabkan adanya leserasi pada kulit kepala
selanjutnya bisa perdarahan karena mengenai
pembuluh darah. Karena perdarahan yang terjadi
terus-menerus dapat menyebabkan hipoksia,
hiperemi peningkatan volume darah pada area
peningkatan permeabilitas kapiler, serta vasodilatasi
arterial, semua menimbulkan peningkatan isi
intrakranial, dan akhirnya peningkatan tekanan
intrakranial (TIK), adapun, hipotensi.
*Lanjutan….
* Cedera kepala ringan
Kebingungan saat kejadian dan kebinggungan terus menetap setelah cedera.
Pusing menetap dan sakit kepala, gangguan tidur, perasaan cemas.
Kesulitan berkonsentrasi, pelupa, gangguan bicara, masalah tingkah laku
* Cedera kepala sedang
Kelemahan pada salah satu tubuh yang disertai dengan kebingungan atau hahkan
koma.
* Gangguan kesadaran, abnormalitas pupil, awitan tiba-tiba defisit neurologik,
perubahan TTV, gangguan penglihatan dan pendengaran, disfungsi sensorik,
kejang otot, sakit kepala, vertigo dan gangguan pergerakan.
* Cedera kepala berat
* Amnesia tidak dapat mengingat peristiwa sesaat sebelum dan sesudah terjadinya
penurunan kesehatan.
* Pupil tidak aktual, pemeriksaan motorik tidak aktual, adanya cedera terbuka,
fraktur tengkorak dan penurunan neurologik.
* Nyeri, menetap atau setempat, biasanya menunjukan fraktur.
*
* Manifestasi Klinis
Fraktur pada kubah kranial menyebabkan pembengkakan pada area tersebut.
* Foto polos tengkorak (skull X-ray)
* Angiografi cerebral
* CT-Scan
* Pemeriksaan darah dan urine.
* Pemeriksaan MRI
* Pemeriksaan fungsi pernafasan
* Analisa Gas Darah
* Pemeriksaan Penunjang
* Stabilisasi kardio pulmoner mencakup prinsip-prinsip ABC
(Airways-Brething-Circulation).
* Semua cedera kepala berat memerlukan tindakan inkubasi pada
kesempatan pertama.
* Pemeriksaan umum untuk mendeteksi berbagai macam cedera
atau gangguan-gangguan di bagian tubuh lainnya
* Pemeriksaan neurologos mencakup respon mata, motorik, verbal,
pemeriksaan pupil, refleks okulor sefalik dan reflel okuloves
tubuler.
* Pemberian pengobatan seperti : antiedemaserebri, anti kejang
dan natrium bikarbonat.
* Tindakan pemeriksaan diagnostik seperti : scan tomografi,
komputer otak, angiografi serebral, dan lainnya.
* Penatalaksaanan
* Edema pulmonal
* Kejang
* Kebocoran cairan serebrospinalis
* Hipoksia
* Gangguan mobilitas
* Hidrosefalus
* Oedem otak
* Dipnea
* Komplikasi
Pencegahan Primer : upaya pencegahan sebelum peristiwa terjadinya kecelakaan lalu lintas
Pencegahan Sekunder : upaya pencegahan saat peristiwa terjadi yang dirancang untuk mengurangi atau
meminimalkan beratnya cedera yang terjadi. Dilakukan dengan pemberian pertolongan pertama, yaitu :
Memberikan jalan nafas yang lapang (Airway).
Memberi nafas/ nafas buatan (Breathing)
Menghentikan perdarahan (Circulations).
Pencegahan tertier bertujuan untuk mengurangi terjadinya komplikasi yang lebih berat, penanganan yang
tepat bagi penderita cedera kepala akibat kecelakaan lalu lintas untuk mengurangi kecacatan dan
memperpanjang harapan hidup
Rehabilitasi Fisik
Rehabilitasi Psikologis
Rehabilitasi Sosial
* Pencegahan