Anda di halaman 1dari 48

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PROSES

PEMBAKARAN PADA MOTOR BAKAR


KELOMPOK DUA
BAHAN BAKAR
PELUMAS
ZAINAL ILMI

MUH ANSHAR JUSTIN BONGGA


SETIAWAN PASAU

HARUNA RASYD FALDIYANTO RADA


AHMAD MONE
Bensin
• Bensin adalah salah satu bahan bakar yang sering dipakai pada mesin
pembakaran dalam untuk mendapatkan energi. Bensin dihasilkan oleh
penyempurnaan minyak bumi yang diambil dari dalam tanah
• Syarat - syarat utama bensin
 Daya penguapan baik
Adalah kemampuan untuk bercampur dengan udara secara homogen. Sehingga Gas
( campuran udara + bensin) yang masuk ke setiap silinder akan sama.
 Tidak mengandung unsur –unsur yang dapat merusak.
Bila hasil pembakaran menyebabkan terjadinya carbon deposite pada ruang bakar,
adanya sulfur yang melekat pada dinding silinder dan unsur lainnya yang bersifat
abrasive (mengamplas), maka akan berkurangnya umur mesin.
 Sifat anti knock yang besar
Knock atau knocking adalah suara ketukan yang terjadi dalam silinder pada saat akhir
pembakaran sehingga pengendaraan menjadi abnormal.
 Mempunyai angka oktane yang sesuai.
Angka oktane adalah angka yang menunjukan kemampuan bertahan bahan bakar
bensin terhadap ketukan.makin besar angka oktan ini maka akan makin mudah bahan
bakar terbakar, sehingga terjadi knock akan lebih sukar, untuk bensin premium angka
oktan 85-90 sedang bensin super oktan 95 keatas. Premix 93, premix super 95
Angka oktan
Angka oktan pada bensin adalah suatu bilangan yang mampu menunjukan
kemampuan bertahan terhadap knocking .makin besar angka oktan ini maka akan makin
mudah bahan bakar terbakar, sehingga terjadi knock akan lebih sukar, dengan kata lain,
makin tinggi angka oktannya makin berkurang kemungkinannya untuk terjadi detonasi
( knocking). Dengan berkurangnya intensitas untuk berdetonasi ini, maka campuran udara
dan bahan bakar yang dikomprsikan oleh torak menjadi lebih banyak, sehingga tenaga
motor akan lebih besar dan pemakaian bahan bakar menjadi lebih hemat. Angka oktan
tergantung pada struktur senyawa hidro carbon yang terdapat pada bensin tersebut.
Sedang anti knocking dari suatu bahan bakar bensin diukur dengan mesin CFR
(Cooperative Fuel Research Engine) di mana harga perbandingan kompresi mesin ini
dapat diubah-ubah sesuai kebutuhan.
Penyelidikan angka oktan suatu bahan bakar dilakukan dengan cara membandingkan
sifat anti knocking bahan bakar tersebut dengan bahan bakar standart. Dari hasil
perbandingan ini akan diketahui berapa nilai angka oktan dari bahan bakar yang diselidiki
Besarnya angka oktan bahan bakar tergantung pula dari presentase iso oktan dan normal
heptan yang terkandung di dalamnya.
Unsur – unsur bensin
Bensin adalah hasil pemurnian Nephta yang komposisinya dapat digunakan
sebagai bahan bakar untuk motor bakar ( internal combustion engine). Yang
dimaksud dengan nephta ialah semua minyak ringan (light oil) yang
mempunyai sifat antara bensin (gasoline) dan kerosine.
Sebagai bahan bakar, bensin mempunyai komposisi elemen-elemen C (carbon)
H (hidrogen), S (sulfur), O (oksigen) dan elemen lainnya seperti abu (ash) dan
air (moisture).
Bensin untuk motor-motor automobile terdiri dari campuran hydrocarbon yang
di distalasi pada suhu 100 F, dan campuran ini terdiri dari :
a. Straight Run Nephta yaitu minyak bumi yang mendidih sampai pada suhu
400 ̊F
b. Reformed Nephta yaitu hasil yang sama volatilenya, diperoleh dengan
pengolahan secara thermis atau dengan dehedrogenasi katalis dari neptha
yang berat.
c. Cracked Neptha, diperoleh dengan proses thermis atau katalistis dari
distilasi sedang seperti minyak gas (gas oil)
d. Casing head gasolin, gasoline yang diperoleh sebagai hasil proses distilasi
kering natural gas.
Bahan Tambahan Bensin
Bahan tambahan besin yang utama adalah suatu bahan anti knock yang sering
disebut Timah Tetra Ethyl (C2H3)4 Pb atau Tetra Ethyl Lead. Selain itu ada suatu
tambahan pada bensin yaitu:
a. Oxidation inhibitor yaitu untuk membantu mencegah terbentuknya karat
sementara bensin di simpan.
b. Metal deactivators yaitu untuk melindungi bensin dari efek yang merugikan
terhadap metal tertentu selama proses penyulingan atau di dalam sistem
bahan bakar kendaraan.
c. Bahan anti karat (anti rush agent) yaitu untuk melindungi sistem bahan bakar
mobil dari kemungkinan berkarat.
d. Anti acers yaitu untuk menghilangkan pembekuan di daam karburator dan
pipa (selang) bahan bakar.
e. Ditergent yaitu untuk mempertahankan kebersihan karburator
Pembakaran
Proses pembakaran
Secara umum pembakaran didefinisikan sebagai reaksi kimia atau reaksi
persenyawaan bahan bakar dengan oxygen dengan diikuti oleh sinar dan panas.
Mekanisme pembakaran sangat dipengaruhi oleh keadaan dari keseluruhan proses
pembakaran di mana atom-atom dari komponen yang dapat bereaksi dengan
oxygen dan membentuk produk yang berupa gas. bahan bakar motor bensin
mengandung unsur-unsur carbon dan hydrogen. Ini dikenal dengan 3 teori
mengenai terbakarnya hydrocarbon.
a. Hydrocarbon terbakar bersama-sama dengan oxygen sebelum carbon
bergabung dengan oxygen.
b. Carbon terbakar terlebih dahulu daripada hydrogen.
c. Senyawa hydrocarbon terlebih dahulu bergabung dengan oxygen dan
membentuk senyawa (senyawa hydroxilasi) yang kemudian dipecah secara
terbakar (thermis).
Dalam pembakaran hydrocarbon yang biasa (normal) tidak akan terjadi jelaga
apabila kondisinya memungkinkan untuk proses hydroxilasi. Hal ini hanya akan
terjadi bila percampuran pendahuluan (premixture) antara bahan bakar dengan
udara mempunyai waktu yang cukup, sehingga memungkinkan masuknya oxygen
ke dalam molekul hydrocarbon.
Bila oxygen dan hydrocarbon ini tidak bercampur dengan baik, maka akan terjadi
proses cracking di mana pada nyala akan timbul asap. Pembakaran semacam ini
disebut pembakaran tidak sempurna.ada dua kemungkinan yang dapat terjadi
pada pembakaran motor bensin ini yaitu:
a. Pembakaran normal (sempurna). Di mana bahan bakar dapat terbakar
seluruhnya pada saat dan keadaan yang dikehendaki.
b. Pembakaran tidak sempurna (tidak normal), di mana sebagian bahan bakar
tidak ikut terbakar, atau tidak terbakar bersama-sama pada saat dan keadaan
yang dikehendaki.
pembakaran yang tidak normal seperti misalnya knocking dan pre-ignition
memungkinkan timbulnya gangguan dan kesukaran-kesukaran dalam motor
bensin
a. Pembakaran Sempurna (normal)

Mekanisme pembakaran normal dalam motor bensin dimulai pada saat


terjadinya Lomcatan bunga api pada busi. Selanjutnya api membakar gas bakar yang
berada di sekelilingnya dan terus menjalar keseluruh bagian sampai semua partikel
gas bakar terbakar habis. Di dalam pembakaran normal pembagian nyala api pada
waktu ignition delay terjadi merata seluruh bagian. Pada saat gas bakar
dikompresikan, tekanan dan suhunya naik, sehingga terjadi reaksi kimia di mana
molekul-molekul hydrocarbon terurai dan bergabung dengan oxygen dan udara.
Bentuk ruang bakar yang dapat menimbulkan turbulensi pada gas tadi akan
membuat gas bakar tersebut dapat bercampur dalam keadaan homogen.

Sebelum langkah kompresi berakhir terjadilah percikan api pada busi yang
kemudian membakar gas bakar tersebut. Dengan timbulnya energi panas, tekanan
dan suhu naik secara mendadak sehingga torak terdorong menuju titik mati bawah
(TMB). Perhatikan grafik pembakaran normal motor bensin.
b. Pembakaran tidak sempurna.

1. knocking
Seperti telah diterangkan sebelumnya pada peristiwa pembakaran normal
api menyebar ke seluruh bagian ruang bakar dengan kecepatan konstan dan
busi berfungsi sebagai pusat penyebaran. Dalam hal ini gas baru yang belum
terbakar terdesak oleh gas yang telah terbakar, sehingga tekanan dan suhunya
naik sampai mencampuri keadaan hampir terbakar, jika pada saat ini gas tadi
terbakar dengan sendirinya. Maka akan timbul ledakan ( detonasi) yang
menghasilkan gelombang kejutan berupa suara ketukan (knocking noise).
Fluktuasi tekanan yang besar dan cepat ini terjadi pada akhir pembakaran.
Sebagai akibatnya tenaga mesin akan berkurang dan jika sering terjadi akan
memperpendek umur mesin. Hal-hal yang menyebabkan knocking adalah:
c. Perbandingan kompresi yang tinggi, tekanan kompresi, suhu pemasangan
campuran dan suhu silinder yang tinggi.
d. Masa pengapian terlalu cepat.
e. Putaran mesin rendah dan penyebaran api lambat.
f. Penempatan busi dan konstruksi ruang bakar tidak tepat, serta jarak
penyebaran api terlampau jauh.
2. Pre-ignition

Gejala pembakaran tidak normal adalah pre-ignition peristiwanya hampir


sama dengan knocking tetapi terjadi hanya pada saat busi belum memercikkan
api. Di sini bahan bakar terbakar dengan sendirinya sebagai akibat dari tekanan
dan suhu yang cukup tinggi sebelum terjadinya busi menyala. Tekanan dan suhu
tadi dapat membakar gas bakar tanpa pemberian api dari busi. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa pre-ignition adalah peristiwa pembakaran yang terjadi
sebelum sampai pada saat yang dikehendaki.

c. Pembakaran Tidak Lengkap

Pembakaran yang tidak normal pada motor bensin adalah dimulai pada
saat terjadinya lomcatan bungan api pada busi dan membakar semua hydrogen
dan oxygen yang terkandung dalam campuran bahan bakar. Tetapi dalam
pembakaran yang tidak lengkap yaitu pembakaran yang ada kelebihan atau
kekurangan oxygen dan hydrogen. Contoh reaksi kelebihan oxygen:
Solar
Sebagai bahan bakar mesin diesel kita dapat mempergunakan solar, minyak
kacang, minyak tanah dan lain-lain minyak dengan mengingat titik nyalanya,
temperatur bakarnya, kalori yang ditimbulkan, daya lumas dan harganya maka
solarlah yang paling banyak digunakan pada mesin diesel. Terutama untuk mesin
diesel putaran tinggi seperti yang dipakai untuk mobil, solar adalah penyulingan
minyak bumi crude oil dan ini bila dipanaskan sekitar 350 ̊C akan menjadi
campuran uap dari cairan. Solar dikeluarkan pada temperatur 200 ̊- 340 ̊C. Sifat
utama pada solar
1. Tidak berwarna atau berwarna kuning muda dan berbau.
2. Tidak terlalu mudah menguap dalam temperatur normal tidak menguap.
3. Titik nyalanya tinggi, temperatur mulai terbakar bila dekat api adalah 40 ̊– 100
̊C dibandingkan dengan bensin antara 10 ̊– 15 ̊C. angka ini cukup tinggi (lebih
aman dalam pemakaian).
4. Tempetatur nyalanya adalah 350 ̊C dibandingkan dengan bensin ± 380 ̊C adalah
rendah
5. Berat jenisnya sekitar 0,82 – 0,86.
6. Tenaga panas yang dihasilkan adalah 10500 kcal/kg (nilai kalorinya adalah
10500 kcal/kg)
7. Dibandingkan dengan bensin kadar sulfurnya lebih banyak.
Syarat-syarat solar
a. Sifat nyala yang baik (flash point)
Yang dimaksud dengan sifat nyala yang baik adalah sifat yang mudah menyala
pada saat kompresi tinggi dari mesin diesel. Dengan temperatur yang tinggi ini
bahan bakar yang disemprotkan akan mudah terbakar. Karena dengan bahan
bakar solar yang baik titik nyalanya, maka mesin akan lebih mudah dihidupkan
dan jalan mesin lebih halus karena diesel knocknya lebih kecil

b. Viskositas yang tepat.


Viskositas dari solar bukan hanya mempengaruhi kemampuan mesinnya saja,
tetapi juga akan mempengaruhi injection pump. Bila viskositas terlalu tinggi,
mengalirkan solar terlalu lambat, beban dari injection pump menjadi lebih
besar sehingga lebih sukar untuk terbakar. Sedangkan jika viskositas terlalu
rendah apabila disemprotkan ke dalam silinder, butiran uapnya akan menjadi
terlalu kecil sehingga jarak terbang daripada udara yang ditekan menjadi lebih
pendek, jadi tekanannya menjadi rendah sehingga campuran dengan udara
menjadi jelek yang selanjutnya menyebabkan pembakaran tidak sempurna.
c. Penguapan
Titik penguapan yang tinggi dengan sisa karbon yang secekil mungkin. Bila
bagian yang menguap sedikit, meskipun tidak berpengaruh terhadap
mesin akan menyebabkan gas buang menjadi bau dan hitam. Dan apabila
sisa karbon sesudah pembakaran terlalu banyak di ruang bakar di
sekeliling lubang injection nozzle deposite yang dapat menyebabkan
rusaknya nosel atau tersumbatnya nosel.

d. Mengandung sulfur yang rendah


Suftur dari bahan bakar (solar) akan menambah deposite pada silinder dan
torak yang mempercepat rusaknya silinder dan pegas torak. Presentase
sullfur ini pada prakteknya bila di bawah 1% tidak menyebabkan kerusakan
pada mesin, biasanya solar yang dijual di pasaran mengandung 0,8% -
0,9% sulfur.
Unsur-unsur Solar
Sebagai bahan bakar diesel maka solar mempunyai komposisi yang terdiri
dari dua elemen yang pokok yaitu normal cetane (C16H34 ) dan α – metil naptalene
(C16H7CH3 ). Selain daripada itu solar mengandung unsur-unsur sama dengan
bahan bakar bensin tetapi dalam solar elemen sulfur. Solar memiliki kadar sulfur
besar dari bensin (kadar sulfur pada solar lebih besar dari 1%).

Angka Cetane
Pada motor diesel angka cetane menentukan titik bakar dari bahan bakar.
Untuk menentukan angka cetane dipergunakan bahan bakar standart yaitu
campuran dari normal cetana (C16H34 ) yang mempunyai waktu pembakaran
tertunda sangat pendek, dengan α – metil naptalene (C16H7CH3 ) dalam satuan
volume. Bahan bakar dengan cetane yang rendah akan mengakibatkan sifat-sifat
pembakaran yang buruk dan sukar untuk hidup (start). Dengan waktu pembakaran
yang tertunda yang panjang menyebabkan terjadinya detonasi.
Pembakaran

GAMBAR

Proses pembakaran pada motor diesel yang ditunjukan pada gambar adalah
hubungan antara tekanan dan waktu. Proses pembakaran tersebut dapat
dibagi atas 4 periode.
a. Periode pertama : waktu pembakaran tertunda (A-B). Periode ini
merupakan phase persiapan pembakaran di mana partikel-pertikel bahan
bakar di ijeksikan bercampur dengan udara di dalam silinder agar mudah
terbakar. Penambahan tekanan dalam hal ini diakibatkan oleh perubahan
posisi poros engkol.
b. Periode kedua: Penambahan api (B-C). Pada akhir langkah pertama
campuran akan terbakar dibeberapa tempat dalam silinder sehingga
pembakaran mulai di beberapa tempat. Nyala api ini akan merambat
dengan kecepatan tinggi sehingga seolah-olah campuran terbakar sekaligus
menyebabkan tekanan dalam silinder cepat naik. Karena itu periode ini
kadang-kadang disebut perubahan letup. Kenaikan tekanan pada ini sesuai
dengan jumlah campuran yang tersedia pada langkah pertama.

c. Periode ketiga : Pembakaran langsung (E-D). Akibat nyala api di dalam


silinder maka bahan bakar yang diinjeksikan langsung terbakar. Pembakaran
langsung ini dapat dikontrol dari jumlah bahan bakar yang diinjeksikan, jadi
periode ini sering disebut periode pembakaran dikontrol.

d. Periode keempat : Pembakaran lanjut (D-E). Injeksi terakhir pada titik D,


tetapi bahan bakar belum terbakar semua, jadi walaupun injeksi telah
berakhir pembakaran masih berlangsung. Bila pembakaran lanjut ini terlalu
lama temperatur gas buang akan tinggi menyebabkan efisiensi turun.
Detonasi pada motor Diesel
Bila pembakaran tertunda sangat panjang atau jumlah penguapan selama
ini terlalu banyak, jumlah campuran bahan bakar yang terbakar sekaligus pada
periode perambatan api (periode kedua) terlalu banyak mengakibatkan
penambahan tekanan yang berlebihan dalam hal ini ditandai dengan getaran
dan suara, kita harus mencegah kenaikan tekanan yang berlebihan dengan cara
memilih campuran yang dapat terbakar pada rendah, memperpendek waktu
pembakaran tertunda atau mengurangi jumlah bahan bakar yang diinjeksikan
selama periode waktu pembakaran tertunda.

Cara-cara mengurangi detonasi.


1. Menggunakan bahan bakar dengan angka cetane yang tinggi.
2. Menaikkan tekanan den temperatur udara saat bahan bakar diinjeksikan
3. Mengurangi jumlah injeksi bahan bakar saat permulaan injeksi
4. Meningkatkan temperatur ruang bakar.
MESIN DIESEL
CARA KERJA MESIN DIESEL 4 LANGKAH
Pengertian 4 langkah dalam hal ini adalah bahwa 4 langkah gerak piston atau 2
putaran poros engkol (crankshaft) akan menghasilkan1 langkah bakar (kerja).
LANGKAH ISAP
Pada setengah putaran pertama poros engkol, piston bergerak kebawah
sementara katup isapnya terbuka dan langkah isap ini yang menghisap adalah
udara murni.

LANGKAH KOMPRESI
Sisa putaran pertama dari poros engkol ini, piston bergerak dari TMB (titik mati
bawah) dan melakukan kompresi pada udara yang diisap sementara katup-katup
iasap dan buang tertutup.

LANGKAH BAKAR (KERJA)


Beberapa derajat sebelum piston mencapai TMA bahan bakar disemprotkan
kedalam ruang bakar yang bersuhu tinggi, sehingga langsung membakar bahan
bakar tadi. Menungkatnya suhu karena ledakan bahan bakar tadi mengakibatkan
ekspansi dari gas, yang lalu mendorong piston kebawah pada putaran poros
engkol yang kedua.

LANGKAH BUANG.
Pada sisa putaran kedua dari poros engkol,piston bergerak dari TMB dan
mendorong gas bekas sementara kauang telah terbuka penuh
RUANG BAKAR (COMBUSTION CHAMBER)

Pada suatu mesin diesel putaran rendah, terdapat waktu yang cukup panjang
dalam pembentukan campuran udara dengan bahan bakar, apalagi dengan metoda
pengabutan udara dapat tercampur dengan bahan bakar dengan sempurna.
tetapi pada mesin diesel putaran tinggi, adalah sangat sulit untuk
melaksanakan pembakaran dalam waktu yang singkat/ lebih singkat dari pada
mesin diesel putaran rendah, maka kecuali dengan metoda pengautan, pada mesin
diesel putaran tinggi memerlukan suatu udara pusar untuk membantu
percampuran udara dengan bahan bakar. Pusaran uadara dapat di buat dengan
beberapa jalan, yaitu:
a. Pusaran aliran (flow swirl).
pusaran udara dibuat dari udara yang dihisap keruang bakar
b. Pusaran kompresi (compression swirl)
pusaran udara yang didapat dari suatu tekanan kompresi
c. Pusaran pembakaran (combustion swirl)
pusaran yang terjadi karena perbedaan tekanan dari hasil pembakaran bahan
bakar diruang bakar.
Ruang bakar (combustion chamber)dirancang dalam beberapa bentuk dan
konstruksi, yang penggolongannya dapat kita lihat seperti :

a. DIRECT INJECTION (Pengabutan Langsung)


Ruang bakar tunggal, sistem pusaran : semprotan,aliran dan kompresi.
Kelebihan Bentuk ruang bakar Direct Injection
1. Sederhana konstruksinya dan mudah pembikinan Cylinder head
2. Penas yang hilang sedikit sekali, karena mempunyai ruang pendingin yang
kecil.
3. Mudah menhidupkan mesin waktu start.
4. Efisiensi suhu panas yang lebih sempurna.

Adapun kelemahan dari tipe ruang bakar direct Injection


5. Membutuhkan tekanan pengabutan bahan bakar yang lebih tinggi (antara
200 – 700 Kg/cm2, ini untuk mendapatkan suatu pengabutan yang
sempurna.
6. Sitem injeksi bahan bakar cukup rumit, sehingga alat pengabut menjadi
kurang awet dibanding dengan cara lain.
7. Relatif memerlukan bahan bakar yang lebih bersih.
8. Menimbulkan asap hitam pada perubahan daya kerja (muatan berubah-
ubah) dan pada akselerasi yang dipaksakan.
b. PRE COMBUSTION CHAMBER (Ruang Pembakaran Muka)
Ruang bakar ganda, sistem pusaran : pembakaran
Keuntungan Tipe Ruang Bakar Pre Combustion Chamber
1. Dapat memberikan kemampuan yang baik, walau memakai bahan bakar
bermutu rendah.
2. Pada suatu beban dan putaran mesin yang berubah-ubah tidak
menimbulkan banyak, asap hitam.
3. Memberi daya operasi yang lancar, sehingga tepat untuk kendaraan
angkutan.
4. Cylinder head dibuat dari bahan yang tahan panas

Kelemahan Tipe Ruang Bakar Pre Combustion Chamber


5. Konstruksi cylinder head cukup rumit.
6. Dengan adanya ruang bakar pendahuluan, maka membutuhkan pendingin
yang menyebabkan kerugian panas serta menurunkan efisiensi panas.
7. Pada suhu udara luar yang dingin diperlukan pemanasan pendahuluan
(preheating) untuk menghidupkan mesin.
c. SWIRL CHAMBER (Ruang Pusar)
Ruang bakar ganda, sistem pusaran : kompresi dan pembakaran.
Keuntungan :
mesin diesel yang dilengkapi dengan ruang bakar ini mengghasilkan daya
yang relatif tinggi pada putaran mesin yang tinggi, sementara dengan
meningginya putaran mesin, maka menghasilkan suatu pusaran udara yang
lebih sempurna dan mempercepat pembakaran bahan bakarnya.

Kelemahan :
Konstruksi maupun pembikinan cylinder head sangat rumit, sehingga
membutuhkan pula ruang pendingin yang lebih besar, dan mengakibatkan
banyak kehilangan panas serta menurunkan efisiensi panas.
PEMBAKARAN (COMBUSTION)
I. PEMBAKARAN YANG TERJADI PADA MESIN DIESEL.

Pada mesin diesel suhu udara yang dihisap pada akhir langkah kompresi
adalah berkisar antara 450 ̊C – 550 ̊C, pada suhu ini bahan bakar yang
disemprotkan dapat terbakar sendiri (self Ignited).
Molekul dari bahan bakar yang di semprotkan kedalam ruang bakar
dipanaskan oleh suatu sejumlah udara yang bersuhu tinggi, sehingga menjadi
suatu uap gas yang sangat mudah terbakar.

II. VARIASI TEKANAN DALAM SILINDER.


Perbandingan antara variasi tekanan dan isi dari mesin Diesel dengan
mesin bensin dapat kita lihat pada gambar dibawah.
Pada mesin bensin (gambar B), garis 1-2 menunjukan langkah hisap, 2-3
langkah kompresi dan 3-4 menunjukkan langkah pembaran. Dari garis lengkung
dapat diketahui bahwa mesin bensin pembakaran bahan bakar terjadi tanpa
perubahan isi.
Pada mesin Diesel (gambar A), pembakaran bahan bakarnya juga terjadi
tanpa perubahan dalam isi (garis 3-4) dan dalam tekanan yang tetap. Garis 3-4
menyatakan bahan bakar didalam silinder berada dalam kelambatan waktu
untuk pembakaran spontan, dan pembakaran yang lebih sempurna akan terjadi
pada 4-5. Garis 5-6 adalah langkah kerja, sedang garis 6-2-1 adalah langkah
buang.
III. TEKANAN KOMPRESI dan SUHU.
Perbandingan kompresi yang dipakai pada mesin diesel adalah sekitar
20 : 1 yang artinya udara dihisap pada waktu langkah hisap lalu
ditekan/dikompresikan menjadi 1/20 dari isi silinder pada akhir langkah
kompresi. Semakin besar perbedaan suhu dimana bahan bakar dapat
terbakar sendiri dengan suhu udara yang ditekan, maka akan mempercepat
terjadinya pembakaran bahan bakar. Dalam hal ini, semakin tinggi suhu
udara yang di tekan / dikompresikan dan merendahnya suhu udara dimana
bahan bakar dapat terbakar sendiri, maka makin besar efisiensi dari suatu
mesin Diesel. Samakin besar perbedaan suhu dimana bahan bakar dapat
terbakar sendiri dengan suhu udara yang ditekan maka akan mempercepat
tejadinya pembakaran bahan bakar.
IV. PROSES PEMBAKARAN (COMBUSTIN PROCESS)

Gambar dibawah memperlihatkan bagaimana terjadi pembakaran bahan


bakar pada mesin Diesel. Hubungan antara variasi tekanan dalam silinder
dengan sudut engkol (crank angle) dapat dilihat dalam bentuk garis lengkung
pada gambar dibawah.
PROSES PEMBAKARAN DIBAGI 4 KEADAAN.

1. Kelambatan waktu Pembakaran Spontan.


Garis A-B menunjukkan kelambatan waktu pembakaran spontan atau
Spontaneous Ignition Timing Lag, dimana pada periode ini adalah waktu
yang dibutuhkan oleh bahan bakar untuk dapat terbakar sendiri tidak
sesuai. Kelambatan waktu pembakaran spontan tidak hanya disebabkan
oleh kondisi kerja saja, tetapi juga merupakan sifat dari bahan bakar yang
dipakai.

Sebab terjadinya Kelambatan Waktu Pembakaran Spontan


a. Waktu pembakaran spontan akan bertambah lama kalau perbandingan
kompresi rendah, suhu udara hisap rendah, suhu udara sesudah
kompresi rendah,
b. Mesin yang bekerja dengan putaran rendah dan dedan yang ringan
juga memperlambat pembakaran spontan.
c. Waktu pembakaran spontan akan bertambah lama karena tekanan
pengabutan yang rendah
d. Daya penguapan yang rendah
e. Saat penyemprotan bahan bakar( fuel injection Timing) yang tidak
sesuai
2. Perambatan Nyala Api
Garis B-C memperlihatkan suatu periode dimana bahan bakar dalam
bentuk molekul yang telah terbakar sendiri, mulai memasuki periode
pembakaran yang sebenarnya, selama [eriode ini, campuran yang mudah
terbakar lalu menghamburkan suatu kenaikan tekanan dalam silinder.
meningkatnya tekana dalam silinder dipengaruhi banyaknya campuran
yang mudah terbakar selama waktu pembakaran spontan atau banyaknya
bahan bakar yang telah disemprotkan, kondisi penyemprotan dari bahan
bakar, kecepatan penyemprotan serta kondisi udara pusar.

3. Periode Pembakaran Langsung.


Selama periode C-D, bahan bakar disemprotkan kedalam ruang
bakar, dimana sebagian dari bahan bakar yang disemprotkan ini sudah
terbakar beberapa saat yang lalu, yaitu pada waktu pembakaran spontan.
Kelanjutan pembakaran didalam silinder diikuti dengan meningkatnya
secara tajam tekanan serta suhu didalam ruang bakar, dan meningkatnya
kecepatan pembakaran , hal ini akan meningkatkan dari efisiensi
pembakaran.
4. Periode Setelah Pembakaran.

Pada periode ini D-E, bahan bakar yang tidak terbakar akan
dikeluarkan dalam bentuk asap yang menyebabkan suhu pembuangan
menjadi naik dan efisiensi panas menurun.Penyemprotan bahan bakar
berakhir pada titik D, tetapi sebagian dari bahan bakar yang karena
kurang bagus pengabutannya tidak dapat terbakar. Sisa dari bahan bakar
yang tidak terbakar menyebar dan bergabung dengan oksigen, melalui
penyebaran serta pusaran udara.

5. Detonasi (dentuman) Pada Mesin.

Detonasi berasal dari meningkatnya tekanan kompresi secara cepat,


hal ini adalah akibat dari terbakarnya secara serentak campuran gas yang
mudah terbakar pada periode pembakaran spontan, yang seharusnya gas
tersebut baru terbakar pada keadaan kedua dari proses pembakaran.
Pada gambar terlihat bahwa tanda-tanda detonasi akan lebih jelas kalau
saat pembakaran spontan menjadi pajang atau penguapan bahan bakar
pada periode ini terlalu cepat. Hubungan antara waktu pembakaran
spontan dan meningkatnya tekanan kompresi adalah bahwa detonasi tidak
menjadi nyata/jelas kalau, meningkatnya tekanan kompresi tidak begitu
serius walaupun tekanan ledakan maksimum tinggi.
Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk mengurangi Detonasi
a. Memakai bahan bakar dengan bilangan Cetana tinggi
b. Suhu ruang bakar pada awal penyemprotan bahan bakar hendaknya
dinaikkan : - meningkatkan perbandngan kompresi
- meningkatkan suhu udara masuk keruang bakar
- melakukan penyetelan pada pompa injeksi untuk dapat
menyemprotkan bahan bakar sesaat sebelum piston
mencapai TMA.
c. Meningkatkan tekanan udara yang diperlukan begitu bahan bakar mulai di
semprotkan.
d. Menaikkan suhu dinding ruang bakar.
e. Mengurangi jumlah bahan bakar yang disemprotkan pada awal
penyemprotan.
6. Bilangan Udara Lebih (Excess air Coefficient).
Pada mesin diesel, jumlah udara yang ditekan kedalam silinder
secara teoritis adalah tidak cukup untuk mengadakan pembakaran yang
baik.
Oleh sebab itu perlu ditambahkan sejumlah udara untuk
mendapatkan pembakaran yang sempurna. Perbedaan antara jumlah
kebutuhan udara secara teoritis dengan kebutuhan udara yang
sebenarnya disebut Bilangan Udara Lebih. dibawah ini adalah
penjelasan menganai perbandingan antara kebutuhan udara teoritis dan
kebutuhan udara yang sebenarnya.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBAKARAN.

1. Tekanan Penyemprotan Bahan Bakar


Tekanan penyemprotan bahan bakar cenderung untuk di atur lebih
tinggi, sebab dengan tinggi tekanan ini memungkinkan suatu hasil
pengabutan yang baik sesuai kebutuhan proses pembakaran yang
sempurna. Tetapi terlalu tingginya tekanan, hal ini akan mengakibatkan
butiran-butiran molekul yang disemprotkan menjadi lebih kecil, sehingga
mengurangi kekuatan penghembusan dari bahan bakar. Berikut ini
adalah bentuk-bentuk ruang bakar beserta tekanan penyemprotan
bahan bakar yang telah disesuaikan..
- Pre Combustion Chamber (ruang bakar pendahuluan) 80-130 kg/cm2.
- Swirl Chamber (ruang pusar) 80-150 kg/cm2
- Direct Injection (penyemprotan Langsung) 185-200 kg/cm2
2. Pengaruh Pusaran Udara.
Suatu pengabutan yang berlebihan akan mengurangi daya tembus,
kelemahan ini dapat diatasi dengan adanya pusaran udara didalam silinder
yang menggerakkan udara isap. Untuk mendapatkan udara isap dengan
pusaran udara, maka dibentuklah lekuk-lekuk tertentu didalam ruang
bakar,dan juga posisi serta arah dari dudukan katup adalah sangat efektif
untuk mengurangi kelambatan waktu pembakaran spontan.

3. Pengaruh Kepadatan dan Suhu Udara.


Makin tinggi udara yang dikompresi menjadi makin cepat terbakar,
makin tinggi kepadatan udara, makin cepat pada saat penyalaannya. Suhu
udara yang rendah akan memperlambatkan waktu pembakaran spontan
dan memperbesar detonasi mesin. Dibawah ini adalah hasil test akibat dari
hubungan antara : suhu udara, kepadatan udara dan waktu pembakaran
spontan :
a. Tidak terasa perbeda antara kelambatan waktu pembakaran yang memakai
udara dengan kepadatan 10 kg/m3 dan udara dengan kepadatan 15 kg/m3.
b. Peningkatan suhu udara yang dikompresikan pada 400 C merubah
perbedaan antara waktu penyalaan akibat dari perbedaan suhu.
4. Pengaruhi Perbandingan Kompresi
Bertambah tingginya perbandingan kompresi akan meningkatnya
pula suhu udara yang dikompresi dan kepadatan udaara, serta
mempendek wktu pembakaran yang menyebabkan tingginya efisiensi
pembakaran bahan bakar. Walaupun begitu, adalh tidak baik
meninggikan suatu perbandingan kompresi sampai titik yang melampaui
batas, sebab perbandingan kompresi yang berlebihkan akan
menimbulkan suatu tekanan ledakan yang harus kita perhitungkan pula,
itulah sebabnya mesin Diesel harus mempunyai konstruksi yang kuat
terhadap gonjangan. Perbandingan maksimum dalam perencanaan
mesin diesel adalah 22 : 1.
5. Pengaruh Perbandingan Udara Lebih.
Perbandungan udara lebih yang makin tinggi, akan mengakibatkan
makin cepatnya kecepatan pembakaran, selama besarnya perbandingan
tersebut masih memungkinkan udara bercampur dengan bahan bakar.
Suatu kenaikan perbandingan udara lebih pada 1-1,1 tidak menimbulkan
variasi dalam kecepatan pembakaran, tetapi kenaikan perbandingan udara
lebih diata nilai tadi akan menimbulkan suatu kenaikan yang tajam pada
kecepatan pembakaran.
Saat penyemprotan yang terlalu awal atau terlalu akhir (lambat) akan
memperbesar sudut susulan penyalaan, sudut penyalaan dilakukan pada
titik minimum jika penyemprotan bahan bakar pada 5-6 sebelum TMA.
Penyemprotan terlalu awal akan menimbulkan detonasi, sedang terlalu
lambat penyemprotan juga menyebabkan detonasi..
Perbandingan udara lebih berhubungan erat dengan pompa injeksi,
sebagai contoh pompa injeksi dengan mekanisme governor, akan
memberikan perbandingan udara lebih yang relatif tinggi jika mesin
bekerja dengan beban ringan, sebab mekanisme governor tidak
berhubungan dengan udara hisap walau mesin bekerja pada beban yang
ringan.
6. Pengaruh Saat Penyemprotan Bahan Bakar.

Saat penyemprotan bahan bakar pada mesin yang sedang bekerja


jika dibanding pada saat putaran stasioner membutuhkan waktu susulan
yang lebih panjang untuk merambatkan bahan bakar melalui pipa
tekanan tinggi. Sudut tekanan meningkat dengan betambahnya putaran
mesin, sehingga digunakan alat pengatur penyemprotan (timing control
device) sehingga penyemprotan dapat diatur pada putaran mesin yang
meningkat atau berubah-ubah.

7. Pengaruh Kecepatan Putaran Mesin

8. Pengaruh Suhu Udara Isap dan Suhu Air Pendingin


9. Pengaruh Bahan Bakar.

a. Bahan Bakar
Nilai Cetana, Kekentalan, Bagian-bagian dan sifat lain dari bahan
bakar adalah faktor penting sehbungan dengan kemampuan nyala serta
terbakarnya bahan bakar tersebut.

b. Suhu Bahan Bakar


Suhu bahan bakar berhubungan ert dengan kemampuan nyala dari
bahan bakar itu, sedang kekentalannya berpengaruh pada kemampuan
untuk mengabut dari bahan bakar tersebut sesuai dengan suhunya.
Walaupun begitu pengaruh suhu bahan bakar adalah tidak seberapa
besar terhadap kemampuan nyalalnya, variasi suhu antara 20 C- 100 C
tidak memberikan pengaruh pada kemampuan nyala bahan bakar,
menurunkan suhu akan berakibat meningkatnya secara tajam sudut
susulan penyalaan.
Berikut adalah Tabel Perbandingan antara detonasi pada mesin Diesel dan
pada mesin bensin
KONDISI MESIN DIESEL MESIN BENSIN

1. Saat Detonasi Pada awal Proses Pada akhir pembakaran


pembakaran
2. Tekanan kompresi Jika tekanan kompresi Jika tekanan kompresi tinggi
terlalu rendah tendensi tendensi detonasi menjadi
detonasi menjadi nyata saat nyata saat mesin dengan
mesin berputar tanpa beban penuh. Detonasi
beban. Detonasi berkurang akan berkurang, jika
saat perbandingan perbandingan kompresi
kompresi bertambah berkurang

3. Suhu silinder Tendensi detonasi menjadi Tendensi detonasi menjadi


nyata kalau suhu silinder nyata kalau suhu silinder
rendah tinggi

4. Saat penyemprotan Tendensi detonasi kalau Tendensi detonasi menjadi


bahan bakar dan saat terlalu cepat nyata kalau terlalu lambat
penyalaan

5. Kepadatan udara isap Detonasi kemungkinkan Detonasi kemungkinan


benar terjadi kalau benar terjadi jika kepekatan
kepekatan udara rendah udara tinggi

6. Bahan bakar Memakai bilangan cetana Memakai bilangan oktana


yang rendah yang rendah
TERIMAH KASIH

Anda mungkin juga menyukai