Anda di halaman 1dari 6

Modul 04

Satuan dan Program


Pendidikan Masyarakat
Kegiatan Belajar 1
Satuan dan Program Pendidikan di Masyarakat
Satuan Pendidikan di Masyarakat Program Pendidikan di Masyarakat

Dengan mengacu pada UU No. 20 Tahun 2003 Dengan mengacu pada UU No. 20 Tahun 2003
tentang Sisdiknas Pasal 26 Ayat (4), tercantum tentang Sisdiknas Pasal 26 Ayat (3), tercantum
bahwa satuan pendidikan nonformla terdiri pendidikan nonformal meliputi pendidikan:
atas lembaga:  Pendidikan Kecakapan Hidup
 Kursus (contohnya: kursus menjahit, kursus  Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
komputer, kursus kecantikan)  Pendidikan Kepemudaan
 Pelatihan (contohnya: pelatihan  Pendidikan Pemberdayaan Perempuan
kepemimpinan, pelatihan tutor, pelatihan
 Pendidikan Keaksaraan
metode pembelajaran)
 Pendidikan Keterampilan
 Kelompok Belajar (contohnya: kelompok
belajar paket A, B, C; kelompok belajar  Pendidikan Kesetaraan
usaha)
 Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat
(PKBM) (contohnya: Kejar paket A, B, C;
KBU; PADU; Kelompok Pemuda
Produktif)
 Majelis Taklim (contohnya: Pengajian
setiap minggu di hari jumat)
 Satuan Pendidikan yang Sejenis
(TPA/TKA)
Kegiatan Belajar 2
Pendekatan Pembelajaran dalam Berbagai Satuan Pendidikan di
Masyarakat
Pendekatan Pedagogi dalam Pendekatan Andragogi dalam
Penbelajaran Pembelajaran
Pedagogi berasal dari bahasa Yunani, yaitu dari Andragogi berasal dari kata andr dan agogos.
kata paid yang berarti anak dan agogus yang Dalam bahasa Yunani andr berarti orang dewasa,
berarti leader of. Pedagogi diartikan sebagai seni sedangkan agogos berarti memimpin,
dan ilmu mendidik anak. Di dalam model mengamong atau membimbing.
pedagogi, guru yang memiliki peranan dalam Andragogi diartikan sebagai seni dan ilmu dalam
pembelajaran, karena didasari oleh beberapa membantu peserta didik (orang dewasa) untuk
asumsi mengenai peserta didik yaitu sebagai belajar (The science and arts of helping adults
berikut: learn). Asumsi-asumsi yang dijadikan landasan
 Kebutuhan Untuk Mengetahui (The need to dalam teori andragogi adalah sebagai berikut:
know)  Orang dewasa mempunyai konsep diri
 Konsep Diri Peserta Didik (The leaners self  Orang dewasa mempunyai akumulasi
konsep) pengalaman
 Peran Pengalaman (The role of experience)  Orang dewasa mempunyai kesiapan untuk
 Kesiapan Untuk Belajar (Readiness to learn) belajar
 Berorientasi Belajar (Oriemtation to learning)  Orang dewasa berharap dapat segera
 Motivasi (Motivation) menerapkan perolehan belajarnya
 Orang dewasa memiliki kemampuan untuk
belajar
Modul 05
Program Keaksaraan, Taman
Bacaan Masyarakat dan
Kepemudaan
Kegiatan Belajar 1
Program Pemberantasan Buta Aksara
A. Tingkat Keaksaraan Fungsional. Standar kompetensi keaksaraan fungsional dikembangkan berdasarkan level atau tingkat kompetensi
keaksaraan yang ingin dicapai warga belajar. Tingkat keaksaran tersebut adalah; Tingkat keaksaraan dasar, Tingkat keaksaraanlanjutan,
Tingkatkeaksaraan mandiri.
B. Prinsip Dan Strategi Pembelajaran Keaksaraan Fungsional. Pendekatan yang digunakan dalam keaksaraan fungsional mempuanyai
empat prinsip utama, yaitu konteks lokal, desain lokal, proses partisipatif, dan fungsionalisasi hasil belajar.
C. Tolak Ukur Keberhasilan Pembelajaran Keaksaraan Fungsional. Kemampuan minimla yang menjadi tolak ukur keberhasilan
pembelajaran keaksaraan fungsional yaitu, kemampuan fungsional untuk keperluan individu, kemampuan fungsional untuk membantuk
anak-anaknya, kemampuan fungsional untuk aktualisasi diri, kemampuan fungsional berkaitan dengan pekerjaan, kemampuan
fungsional berkaitan dengan sosial kemasyarakatan, kemampuan fungsional berkaitan dengan pendidikan, kemampuan fungsional
berkaitan dengan pengelolaan kelompok belajar.
D. Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran di Kelompok Belajar. Efektivitas kegiatan belajar sangat bergantung pada kemampuan anda
dalam mengorganisasi dan membimbing warga belajar dalam kegiatan belajarnya. Pengalaman menunjukkan bahwa kegiatan menulis
perlu didahulukan daripada kegiatan membaca. Karena melalui kegiatan belajar menulis, warga belajar sedikit demi sedikit langsung
belajar membaca. Sebaliknya, apabila mereka didahulukan belajar membaca, maka cenderug kurang terampil dalam menulis.
E. Strategi Pengelolaan Diskusi. Diskusi merupakan salah satu metode pembelajaran efektif dalam program Keaksaraan Fungsional (KF)
yang harus diterapkan di kelompok belajar. Tujuan diskusi adalah membuka pikiran warga belajar dalam mengumpulkan, menganilisis
dan menggunakan pengetahuannya.
F. Startegi Pembelajaran Membaca. Adapun strategi dalam belajar membaca harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut; prinsip-
prinsip membaca, cara memilih bahan bacaan, cara membantu warga belajar buta huruf murni melalui pendekatan pengalaman
berbahasa (PBB), serta cara membantu warga belajar membaca.
G. Strategi Pembelajaran Menulis. Hal-hal yang perlu diperhatikan saat pembelajaran membaca yaitu; kegiatan pembelajaran untuk
merancang diskusi, membentuk keolmpok belajar, tutor melatih warga belajar yang mampu, prinsip-prinsip membantu warga belajar
menulis, cara menggunakan hasil tulisan warga belajar, menerbitkan hasil tulisan warga belajar, serta merangsang warga belajar
menganalisis situasi.
H. Startegi Pembelajaran Berhitung. Pada pelajaran berhitung, biasanya sedikit mengalami kesulitan karena warga belajar sudah mampu
mengenal/menghitung nilai nominal uang, jumlah ternak yang dimiliki, dan jumlah anak. Akan tetapi, pengalaman menunjukan bahwa
warga belajar juga belum mampu menuliskan secara benar tentang penjumlahan, pengurangan, pembagian, dan perbandingan.
I. Startegi Pembelajaran Aksi/Keterampilan. Belajar aksi fungsional/keterampilan adalah cara mebelajarkan warga belajar untuk ikut
berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan pembelajaran, seperti kegiatan praktik, kunjungan lapangan, membuat jaringan kerja,
membuat rencana dan membuat proposal dana belajar, menerapkan hasil belajarnya dalam kehidupan sehari-hari
Kegiatan Belajar 2
Program Pengembangan Taman Bacaan Masyarakat
Program pendidikan dalam masyarakat lainnya yang masih berhubungan dengan program
pemberantasan buta aksara adalah taman bacaan masyarakat. Program taman bacaan masyarakat
diharapkan dapat mewujudkan masyarakat gemar belajar dengan salah satu indikatornya
masyarakat gemar membaca. Bagi mereka yang telah tidak lagi buta aksara, putus sekolah atau
tamat sekolah tapi tidak melanjutkan, perlu disediakan bahan bacaan agar dapat meningkatkan
kemampuan pengetahuan, keterampilan dan memperluas wawasan sebagai bekal untuk
mengembangkan diri, bekerja atau berussaha secara mandiri.

Kegiatan Belajar 3
Program Pembinaan Kepemudaan
Pemuda sebagai salah satu modal dasar pembangunan perlu dihimpun dan dibina agar mereka
beanr-benar mampu mengambil peran aktif dalam pembangunan di daerah. Untuk itu diperlukan
konsep yang tepat dalan pembinaan lembaga kepemudaan agar keberadaannya benar-benar dapat
menumbuhkembangkan motivasi dan kreativitas pemuda.

Anda mungkin juga menyukai