1.Kursus
2.Pelatihan
3.Kelompok Belajar
5.Majelis Taklim
Pendidikan anak usia dini adalah pendidikan yang ditunjukkan pada anak usia dini(0-6
tahun)yang dialkukan pemberian berbagai rangsangan untuk membantu pertumbuhan dan
perkembangan jasmani dan rohani agar memiliki kesiapan dalam memasuki jenjang pendidikan
berikutnya.
Tujuan pendidikan anak usia dini adalah mengembangkan berbagai potensi anak sejak dini
sebagai persiapan untuk hidup dan dapat menyesuaikan diri di lingkungannya.
3.Pendidikan Kepemudaan
Pendidikan kepemudaan adalah program pendidikan yang sasarannya khusus
pemuda.Contohnya Kelompok Usia Pemuda Produktif(KUPP).
Diperuntukkan khusus untuk perempuan.Hal ini didasarkan bahwa masih banyak perempuan
yang belum berdaya.Padahal mereka memiliki potensi yang perlu dikembangkan.
5.Pendidikan Keaksaraan
6.Pendidikan Keterampilan
7.Pendidikan Kesetaraan
KEGIATAN BELAJAR 2
Pedagogi berasal dari bahasa yunani,yaitu dari kata paid dan agogus,paid berarti anak,dan
agogus berarti leader of.Pedagogi diartikan sebagai seni dan ilmu mendidik anak.
Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan pedagogi,proses pembelajarannya
cenderung tacher centred.Hal ini dilandasi dengan ciri-ciri sebagai berikut:
Andragogi berasal dari kata andr dan agogos.Dalam bahasa yunani andr berarti orang
dewasa,sedangkan agogos berarti pemimpin,mengamong,atau membimbing.
1.Menciptakan suasana yang kondusif untuk belajar memalui kerjasama dalam merencanakan
program pembelajaran
3.merumuskan tujuan dan materi yang cocok untuk memenuhi kebutuhan belajar
4.merancang pola belajar dalam sejumlah pengalaman belajar untuk peserta didik
6.menilai kegiatan belajar serta mendiagnosis kembali kebutuhan belajar untuk kegiatan
pembelajaran berikutnya.
Asumsi-asumsi yang dijadikan landasan dalam teori andragogi adalah sebagai berikut:
Kesiapan belajar orang dewasa seirama dengan keberadaan peranan sosial yang ia
tampilkan.
Dalam kegiatan belajar orang dewasa senantiasa berorientasi pada kenyataan.Oleh karena
itu kegiatan belajar orang dewasa perlu menekankan pada peningkatan kemampuan untuk
memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupannya.
Setiap peserta didik akan mengontrol langsung proses belajarnya sendiri dengan
melibatkan semua potensi dirinya.
Misalnya peserta didik menjadi partisipan dalam proses belajar,maka pendidik perlu
membantu mereka dalam mengorganisir dirinya untuk turut bertanggung jawab dalam proses
belajarnya.