Anda di halaman 1dari 14

Hakikat Manusia

Menurut Islam
Kelompok 8
Anggota
1. Ahmad sidik pramono 20/456648/SP/29515
2. Ana Febriyanti 20/459886/SP/29734
3. Bagas Damarjati 20/462926/SP/29909
4. Berliana Intan Maharani 20/459888/SP/29736
5. Chandika Aulia Larasati JB 20/489889/SP/29737
6. Dania Kentari Dyanda Putri 20/459890/SP/29738
7. Eliya Azzahra Aziz /20/459891/SP/29739
Pengertian Hakikat Manusia
Menurut Islam
Pengertian hakikat

Menurut bahasa, hakikat berarti kebenaran atau sesuatu yang sebenar-benarnya atau
asal segala sesuatu. Dapat juga dikatakan hakikat itu adalah inti dari segala sesuatu
atau yang menjadi jiwa sesuatu

Pengertian manusia

Dalam Al-quran dan Al-sunnah, disebutkan bahwa manusia adalah makhluk yang paling
mulia dan memiliki berbagai potensi serta memperoleh petunjuk kebenaran dalam
menjalani kehidupan di dunia dan akhirat.

Al-Quran memandang manusia sebagai makhluk biologis, psikologis, dan sosial yang
terdiri dari 2 dimensi yaitu dimensi jasmani dan rohani atau jiwa dan raga
Konsep Manusia
Manusia merupakan makhluk yang paling sempurna, baik dari fisik maupun
rohaninya.Hakikat manusia dalam Islam merupakan suatu keberadaan yang
mendasari diciptakannya manusia yang telah diberi amanat untuk mengatur bumi
(Khalifah) yaitu untuk mengabdi atau beribadah kepada Allah SWT sebagaimana
firman Allah SWT dalam Q.S.Adh-Dhariyat [51:56] yang artinya “Dan aku tidak
menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku”.
Hakikat manusia sebagai makhluk mulia ciptaan Allah bermakna bahwa penciptaan
merupakan pihak penentu dan yang diciptakan adalah pihak yang ditentukan, baik
mengenai kondisi maupun makna penciptaannya.
Eksistensi dan Martabat Manusia
Eksistensi manusia di dunia merupakan tanda kekuasaan Allah SWT terhadap hamba-
Nya, bahwa Dialah yang menciptakan, menghidupkan dan menjaga kehidupan manusia.
Berikut tujuan diciptakannya manusia
1. Konteks hubungan manusia dengan Allah SWT, yaitu dengan mengimani Allah SWT
serta memikirkan ciptaan-Nya untuk menambah keimanan dan ketakwaan kepada
Allah SWT.
2. Konteks hubungan manusia dengan manusia serta manusia dengan alam, yakni
untuk berbuat amal, yaitu perbuatan baik dan tidak melakukan kejahatan terhadap
sesama manusia, serta tidak merusak alam.
Tujuan Adanya
Manusia di Dunia
Tujuan Umum

Dalam Q.S. Al-Anbiya [21:107] yang artinya “Dan tiadalah kami mengutus kamu,
melainkan untuk Rahmat bagi semesta alam” Ayat ini menerangkan tujuan
manusia diciptakan oleh Allah SWT dan berada di dunia ini adalah untuk menjadi
rahmat bagi alam semesta. Arti kata rahmat adalah karunia, kasih sayang dan
belas kasih. Jadi manusia sebagai rahmat merupakan manusia yang diciptakan
oleh Allah SWT untuk menebar dan memberikan kasih sayang kepada alam
semesta.
Tujuan Khusus

Tujuan khusus adanya manusia di dunia adalah sukses dunia dan akhirat dengan
cara melaksanakan amal shaleh yang merupakan investasi pribadi manusia
sebagai individu. Allah berfirman dalam Q.S. An-Nahl ayat [16:97] yang artinya
“Barang siapa mengerjakan amal shaleh baik laki-laki maupun perempuan dalam
keadaan beriman, maka sesungguhnya Allah SWT akan memberikan kepadanya
kehidupan yang baik dan akan diberi balasan kepada mereka dengan pahala yang
lebih baik dengan apa yang telah mereka kerjakan”.
Hakikat Manusia Menurut
Pandangan Islam
Sebagai Hamba Allah
Hakikat manusia yang utama adalah sebagai hamba atau abdi Allah SWT. Sebagai
seorang hamba maka manusia wajib mengabdi kepada Allah SWT dengan cara
menjalani segala perintahnya dan menjauhi segala larangannya. manusia juga wajib
menjalankan ibadah dengan penuh keikhlasan dan segenap hati.

Sebagai Al-Nas
Dalam al- Qur’an manusia juga disebut dengan al- nas. Kata al nas dalam Al-quran
cenderung mengacu pada hakikat manusia dalam hubungannya dengan manusia
lain atau dalam masyarakat. Dalam ilmu pengetahuan, manusia adalah makhluk
sosial yang tidak dapat hidup tanpa keberadaan manusia lainnya. Sebagaimana
yang dijelaskan dalam firman Allah SWT pada ayat QS: An Nisa:1 dan QS: Al Hujurat
: 13.
Sebagai Khalifah Allah
Telah disebutkan dalam tujuan penciptaan bahwa pada hakikatnya, manusia
diciptakan oleh Allah SWt sebagai khalifah atau pemimpin di muka bumi.
Sebagaimana yang dijelaskan dalam firman Allah SWT pada ayat QS: Shad:26.
Sebagai seorang khalifah maka masing-masing manusia akan dimintai pertanggung
jawabannya kelak di hari akhir.

Sebagai Bani Adam


Manusia disebut sebagai bani Adam atau keturunan Adam agar tidak terjadi
kesalahpahaman bahwa manusia merupakan hasil evolusi kera sebagaimana yang
disebutkan oleh Charles Darwin. Islam memandang manusia sebagai bani Adam
untuk menghormati nilai-nilai pengetahuan dan hubungannya dalam masyarakat.
Dalam Alqur’an Allah SWT berfirman dalam ayat QS : Al araf 26-27.
Sebagai Al-Insan
Tidak hanya disebut sebagai al nas, dalam Alqur’an manusia juga disebut sebagai Al
insan merujuk pada kemampuannya dalam menguasai ilmu dan pengetahuan serta
kemampuannya untuk berbicara dan melakukan hal lainnya. Sebagaimana
disebutkan dalam ayat QS: Al Hud:9.

Sebagai Makhluk Biologis (al- Basyar)


Manusia disebut sebagai makhluk biologis atau al basyar karena manusia memiliki
raga atau fisik yang dapat melakukan aktifitas fisik, tumbuh, memerlukan makanan,
berkembang biak dan lain sebagainya sebagaimana ciri-ciri makhluk hidup pada
umumnya. Manusia sebagai makhluk biologis dapat berakhir dan mengalami
kematian. Bedanya manusia memiliki akal dan pikiran serta perbuatannya harus
dipertanggungjawabkan kelak di akhirat.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai