Terkait dengan Kode Etik Penyelenggara Pemilu. Maka terhadap istilah “Kode Etik”,
diartikan sebagai satu kesatuan landasan norma moral, etis dan filosofis yang menjadi
pedoman bagi perilaku penyelenggara pemilihan umum yang diwajibkan, dilarang,
patut atau tidak patut dilakukan dalam semua tindakan dan ucapan. Adapun tujuan
kode etik ini adalah untuk menjaga kemandirian, integritas, dan kredibilitas
Penyelenggara Pemilu, yang sesuai dengan asas Penyelenggaraan Pemilu
PERATURAN KODE ETIK
PENYELENGGARA PEMILU
kode etik penyelenggara pemilu termuat dalam Peraturan Bersama KPU, Bawaslu, dan DKPP Nomor 13, 11,
1 Tahun 2012 Pasal 6 sampai Pasal 16
Pasal 16 :
Dalam melakukan pengawasan penyelenggaraan pemilu, Pengawas Pemilu
melakukan kegiatan Pelaksanaan Pengawasan dan Evaluasi dan Laporan.
Pelaksanaan Pengawasan:
a. pengawasan secara langsung dengan:
1) memastikan seluruh tahapan Pemilu dilakukan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan;
2) memastikan kelengkapan, kebenaran, keakuratan serta keabsahan dokumen
yang menjadi obyek Pengawasan pada masing-masing tahapan
penyelenggaraan Pemilu; dan
3) melakukan penelusuran informasi awal dugaan pelanggaran;
b. melakukan pencegahan pelanggaran Pemilu dan pencegahan sengketa proses
Pemilu;
c. membuat analisis hasil Pengawasan;
d. menentukan ada tidaknya unsur dan jenis pelanggaran;
e. melakukan penindakan pelanggaran Pemilu; dan
f. melakukan penyelesaian sengketa proses Pemilu.
TATA CARA PENGAWASAN
Pasal 18:
Pengawas Pemilu wajib menuangkan setiap kegiatan pengawasan dalam Formulir Model A
Dalam hal hasil Pengawasan terdapat dugaan pelanggaran, Pengawas Pemilu Melakukan:
a. Saran perbaikan jika terdapat kesalahan administratif
Saran perbaikan dilaksanakan dalam jangka waktu paling lama 3 hari sejak saran
perbaikan disampaikan atau sesuai jangka waktu yang ditentukan oleh Pengawas
Pemilu.
Dalam hal saran perbaikan tidak dilaksanakan Pengawas Pemilu mencatat dugaan
dugaan pelanggaran sebagai temuan.
b. Pencatatan sebagai temuan dugaan pelanggaran
Dalam hal hasil pengawasan terdapat potensi sengketa proses Pemilu, Pengawas Pemilu
melakukan pencatatan sebagai Potensi Sengketa Proses Pemilu
Dalam hal berdasarkan Rapat Pleno ditemukan unsur pelanggaran, Rapat Pleno memutuskan
hasil pengawasan sebagai Temuan.
Hasil Rapat Pleno dituangkan dalam Berita Acara.
Pengawas Pemilu menindaklanjuti hasil Rapat Pleno.
LAPORAN HASIL PENGAWASAN
Pasal 20:
Pengawas Pemilu melaporkan hasil Pengawasan Penyelenggaraan Pemilu secara
berjenjang sesuai dengan tingkatannya.
Laporan terdiri atas;
• Laporan Periodik
• Laporan Akhir
• Laporan sewaktu-waktu sesuai kebutuhan secara berjenjang.
KERJA SAMA PENGAWASAN
Pasal 22 :
Pengawas Pemilu dalam melaksanakan Pengawasan Penyelenggaran Pemilu
melibatkan partisipasi pihak terkait yang dilakukan dengan:
Koordinasi dengan instansi/Lembaga terkait.
Kerja sama dengan kelompok masyarakat.
TERIMA KASIH