Anda di halaman 1dari 10

MENJAGA KODE ETIK

PENGAWAS PEMILU KELURAHAN/DESA

ALBERTINA OYANG PASUMAIN, S.Pd


PENGERTIAN
Etika dirumuskan sebagai nilai-nilai dan norma-norma moral yang dipegang oleh
seseorang atau sekelompok orang dalam masyarakat untuk mengatur tingkah lakunya,
yang bertujuan untuk menciptakan hubungan antar manusia dalam masyarakat secara
harmonis, dan oleh sebab itu “etika” selalu menuntun orang agar bersungguh-sungguh
menjadi baik, agar memiliki sikap etis.

Terkait dengan Kode Etik Penyelenggara Pemilu. Maka terhadap istilah “Kode Etik”,
diartikan sebagai satu kesatuan landasan norma moral, etis dan filosofis yang menjadi
pedoman bagi perilaku penyelenggara pemilihan umum yang diwajibkan, dilarang,
patut atau tidak patut dilakukan dalam semua tindakan dan ucapan. Adapun tujuan
kode etik ini adalah untuk menjaga kemandirian, integritas, dan kredibilitas
Penyelenggara Pemilu, yang sesuai dengan asas Penyelenggaraan Pemilu
PERATURAN KODE ETIK
PENYELENGGARA PEMILU

kode etik penyelenggara pemilu termuat dalam Peraturan Bersama KPU, Bawaslu, dan DKPP Nomor 13, 11,
1 Tahun 2012 Pasal 6 sampai Pasal 16

PASAL 6 Penyelenggara Pemilu berkewajiban:


a. menjunjung tinggi Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, dan peraturan
perundang-undangan;
b. menjunjung tinggi kepentingan bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia; menunjukkan penghargaan
dan kerjasama dengan seluruh lembaga dan aparatur negara untuk kepentingan bangsa dan Negara
Kesatuan Republik Indonesia; dan
c. menjaga dan memelihara nama baik Negara Kesatuan Republik Indonesia.

PASAL 7 Penyelenggara Pemilu berkewajiban:


d. memelihara dan menjaga kehormatan lembaga Penyelenggara Pemilu;
e. menjalankan tugas sesuai visi, misi, tujuan, dan program lembaga Penyelenggara Pemilu;
f. menjaga rahasia yang dipercayakan kepadanya, termasuk hasil rapat yang dinyatakan sebagai rahasia sampai
batas waktu yang telah ditentukan atau sampai masalah tersebut sudah dinyatakan untuk umum sepanjang
tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan;
g. menghargai dan menghormati sesama lembaga Penyelenggara Pemilu dan pemangku kepentingan Pemilu; dan
h. melakukan segala upaya yang dibenarkan etika sepanjang tidak bertentangan dengan perundang-undangan
sehingga memungkinkan bagi setiap penduduk yang berhak memilih terdaftar sebagai pemilih dan dapat
menggunakan hak memilihnya.
TATA CARA PENGAWASAN

PASAL 8 Penyelenggara Pemilu berkewajiban:


a. menjaga dan memelihara tertib sosial dalam penyelenggaraan Pemilu;
b. mengindahkan norma dalam penyelenggaraan Pemilu; dan
c. menghormati kebhinnekaan masyarakat Indonesia.
PASAL 9 Penyelenggara Pemilu berkewajiban:
d. beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
e. menjunjung tinggi sumpah/janji jabatan dalam melaksanakan tugas,
wewenang, kewajiban, dan tanggungjawabnya; c. menjaga dan memelihara
netralitas, imparsialitas, dan asas-asas penyelenggaraan Pemilu yang jujur,
adil, dan demokratis; d. tidak mengikutsertakan atau melibatkan
kepentingan pribadi maupun keluarga dalam seluruh pelaksanaan tugas,
wewenang, dan kewajibannya; e. melaksanakan tugas-tugas sesuai jabatan
dan kewenangan yang didasarkan pada Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun1945, undang-undang, peraturan perundang-
undangan, dan keputusan yang berkaitan dengan penyelenggaraan
Pemilumencegah segala bentuk dan jenis penyalahgunaan tugas,
wewenang, dan jabatan, baik langsung maupun tidak langsung; f. menolak
untuk menerima uang, barang, dan/atau jasa atau pemberian lainnya yang
apabila dikonversi melebihi standar biaya umum dalam jangka waktu paling
TATA CARA PENGAWASAN

Pasal 16 :
Dalam melakukan pengawasan penyelenggaraan pemilu, Pengawas Pemilu
melakukan kegiatan Pelaksanaan Pengawasan dan Evaluasi dan Laporan.
Pelaksanaan Pengawasan:
a. pengawasan secara langsung dengan:
1) memastikan seluruh tahapan Pemilu dilakukan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan;
2) memastikan kelengkapan, kebenaran, keakuratan serta keabsahan dokumen
yang menjadi obyek Pengawasan pada masing-masing tahapan
penyelenggaraan Pemilu; dan
3) melakukan penelusuran informasi awal dugaan pelanggaran;
b. melakukan pencegahan pelanggaran Pemilu dan pencegahan sengketa proses
Pemilu;
c. membuat analisis hasil Pengawasan;
d. menentukan ada tidaknya unsur dan jenis pelanggaran;
e. melakukan penindakan pelanggaran Pemilu; dan
f. melakukan penyelesaian sengketa proses Pemilu.
TATA CARA PENGAWASAN

Pasal 17 Ayat (1):


Pengawas Pemilu dalam melakukan pengawasan dilengkapi dengan Surat Tugas,
Tanda Pengenal, dan Alat Perlengkapan Pengawasan.

Pasal 17 Ayat (2):


Alat Perlengkapan pengawasan adalah:
a. Panduan Pengawasan
b. Alat Kerja
c. Alat Dokumentasi
HASIL PENGAWASAN

Pasal 18:
 Pengawas Pemilu wajib menuangkan setiap kegiatan pengawasan dalam Formulir Model A
 Dalam hal hasil Pengawasan terdapat dugaan pelanggaran, Pengawas Pemilu Melakukan:
a. Saran perbaikan jika terdapat kesalahan administratif
Saran perbaikan dilaksanakan dalam jangka waktu paling lama 3 hari sejak saran
perbaikan disampaikan atau sesuai jangka waktu yang ditentukan oleh Pengawas
Pemilu.
Dalam hal saran perbaikan tidak dilaksanakan Pengawas Pemilu mencatat dugaan
dugaan pelanggaran sebagai temuan.
b. Pencatatan sebagai temuan dugaan pelanggaran
 Dalam hal hasil pengawasan terdapat potensi sengketa proses Pemilu, Pengawas Pemilu
melakukan pencatatan sebagai Potensi Sengketa Proses Pemilu
 Dalam hal berdasarkan Rapat Pleno ditemukan unsur pelanggaran, Rapat Pleno memutuskan
hasil pengawasan sebagai Temuan.
 Hasil Rapat Pleno dituangkan dalam Berita Acara.
 Pengawas Pemilu menindaklanjuti hasil Rapat Pleno.
LAPORAN HASIL PENGAWASAN

Pasal 20:
 Pengawas Pemilu melaporkan hasil Pengawasan Penyelenggaraan Pemilu secara
berjenjang sesuai dengan tingkatannya.
 Laporan terdiri atas;
• Laporan Periodik
• Laporan Akhir
• Laporan sewaktu-waktu sesuai kebutuhan secara berjenjang.
KERJA SAMA PENGAWASAN

Pasal 22 :
 Pengawas Pemilu dalam melaksanakan Pengawasan Penyelenggaran Pemilu
melibatkan partisipasi pihak terkait yang dilakukan dengan:
 Koordinasi dengan instansi/Lembaga terkait.
 Kerja sama dengan kelompok masyarakat.
TERIMA KASIH

ALBERTINA OYANG PASUMAIN, S.Pd

Anda mungkin juga menyukai