Anda di halaman 1dari 53

CRITICAL APPRAISAL

MONTHLY HIGH-DOSE VITAMIN D TREATMENT FOR THE PREVENTION


OF FUNCTIONAL DECLINE: A RANDOMIZED CLINICAL TRIAL

Pembimbing
Dr. dr. Noer Saelan Tadjudin, Sp.KJ

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Geriatri


STW Karya Bhakti Ria Pembangunan Cibubur
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 13 April 2020 – 19 April 2020
+
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

 Besaran latar belakang belum tercantum dengan jelas pada pendahuluan.

 Latar belakang studi menyatakan bahwa gangguan fungsi ekstremitas bawah


merupakan faktor risiko utama terjadinya jatuh (falls), fraktur panggul,
kerentaan, dan hilangnya otonomi.

 Sebaiknya, latar belakang mencantumkan prevalensi gangguan fungsi


ekstremitas bawah, jatuh, fraktur panggul, kerentaan, dan hilangnya otonomi,
untuk menekankan besarnya masalah ini di seluruh dunia.
+
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


 Manfaat studi dicantumkan pada paragraf terakhir pendahuluan, yaitu untuk mengurangi risiko
penurunan fungsional lansia.
 Latar belakang disusun dari berbagai tinjauan pustaka yang sesuai, yaitu para penelitian pendahulu
(37 jurnal pertama di daftar pustaka) merupakan penelitian-penelitian eksperimental, yang
membahas mengenai evidence based penggunaan vitamin D untuk mencegah penurunan fungsi.
 Bagaimanapun, daftar pustaka yang digunakan relatif tua, dan 14 jurnal diterbitkan melebihi 10
tahun sebelum tanggal publikasi penelitian ini (Februari 2016, 10 tahun sebelumnya adalah Februari
2006), dengan penelitian tertua pada tahun 1979 (no. 16).
 Penelitian yang baik tidak menggunakan jurnal yang sudah sangat tua.
+
I. PENDAHULUAN

1.2 Tujuan Penelitian

 Tujuan penelitian dideskripsikan namun tidak secara eksplisit.

 Tujuan penelitian ini adalah menemukan apakah peningkatan dosis vitamin D


berbanding lurus dengan pengurangan risiko penurunan fungsional.
+
I. PENDAHULUAN

1.3 Hipotesis Penelitian

 Hipotesis penelitian ini adalah dosis vitamin D bulanan yang lebih tinggi atau
kombinasi dengan kalsifediol (metabolit vitamin D yang 2-3 kali lipat lebih
poten) akan meningkatkan kadar 25(OH)D pada kebanyakan partisipan studi
ke minimal 30 ng/mL dan mengurangi risiko penurunan fungsional.
2. METODE PENELITIAN
2.1 Populasi Penelitian

 Populasi target penelitian ini adalah para laki-laki dan perempuan


lansia berusia ≥70 tahun yang tinggal di rumah dan pernah
mengalami jatuh dengan dampak trauma yang rendah pada 12
bulan terakhir.

 Populasi terjangkau penelitian ini adalah para laki-laki dan


perempuan lansia berusia ≥70 tahun yang tinggal di rumah dan
pernah mengalami jatuh dengan dampak trauma yang rendah
pada 12 bulan terakhir, yang direkrut di Pusat Penuaan dan
Mobilitas di Universitas Zurich selama 1 Desember 2009 – 31
Mei 2010.
2. METODE PENELITIAN
2.1 Populasi Penelitian Kriteria eksklusi

• Penggunaan suplemen D melebihi 800 IU/hari dan keengganan


 Kriteria inklusi dan eksklusi menghentikan suplementasi kalsium dan vit D lain selama
periode studi.
Kriteria inklusi • Riwayat kanker, sindrom malabsorpsi, konsumsi alkohol berat,
hipokalsemia tidak terkontrol, kerusakan visual atau
pendengaran, penggunaan obat-obatan yang mempengaruhi
• Lansia yang dapat tetap mobile metabolisme kalsium, penyakit yang menyebabkan
dengan atau tanpa alat bantu hiperkalsemia (contoh: sarkoidosis)
jalan • Adanya riwayat perjalanan ke tempat dengan banyak sinar
• Lansia yang dapat menggunakan matahari selama >2 bulan per tahun
transportasi publik untuk • Lansia dengan dosis suplementasi kalsium 250 mg/hari (tanpa
menghadiri kunjungan ke klinik. tambahan vit D)
• Penggunaan obat yang mempengaruhi kadar 25-hidroksivitamin
• Lansia dengan skor MMSE ≥27 D (contoh: fenobarbital)
(memahami prosedur studi dan • Indeks massa tubuh ≥40 kg/m2
setuju berpartisipasi serta • Adanya penyakit-penyakit yang menjadi predisposisi jatuh
menandatangani informed (contoh: penyakit Parkinson, hemiplegia setelah stroke, dan
consent secara sadar). artritis inflamasi), hiperkalsemia (kalsium >10,4 mg/dL), dan
penyakit ginjal (klirens kreatinin <15 mL/menit/1,73 m 2 atau
batu ginjal dalam 10 tahun terakhir).
2. METODE PENELITIAN
2.2 Desain Penelitian
 Desain penelitian ini adalah uji klinis double-blind single-center, yang
membagi intervensi studi menjadi tiga kelompok.

 Randomisasi dilakukan dengan pembagian 6 blok dan distratifikasi


menurut jenis kelamin.

 Pusat randomisasi berada di rumah sakit yang sama dengan lokasi


penelitian, namun pada area dengan akses yang terbatas.

 Masking dilakukan terhadap partisipan, dokter yang memberikan


pengobatan, dan individu yang terlibat dalam koordinasi dan
implementasi penelitian.
2. METODE PENELITIAN
2.2 Desain Penelitian

 Desain penelitian ini mendukung kualitas penelitian, yaitu


randomized controlled trial (RCT) dengan metode double blind,
yang memberikan kualitas penelitian yang baik.

 Desain penelitian yang memberikan ketiga dosis vitamin D dan


kombinasi kalsifediol yang berbeda ini dapat menjawab
pertanyaan penelitian, yaitu apakah pemberian vitamin D dengan
dosis yang lebih tinggi dapat mengurangi risiko terjadinya
penurunan fungsi pada lansia.
2. METODE PENELITIAN
2.2 Desain Penelitian

 Penelitian ini menggunakan teknik masking yang baik, sehingga


diasumsikan tidak ada bias pengumpulan data dan ascertainment.

 Satu-satunya kemungkinan bias adalah pemilihan kriteria inklusi


dan eksklusi, serta pemilihan lokasi studi.

 Selain itu, kemungkinan ada bias memori karena para partisipan


ditelfon setiap bulan untuk melaporkan jatuh yang mereka alami
(ada kemungkinan lupa).
2. METODE PENELITIAN
2.3 Besar Sampel

 Cara perhitungan besar sampel dilakukan dengan tujuan


mencapai kekuatan penelitian 85% untuk mendeteksi perbedaan
30% pada perbaikan skor SPPB dan mencapai kadar 25(OH)D
sedikitnya 30 ng/mL.

 Pada ketiga kelompok studi, tidak ada perbedaan yang bermakna.


2. METODE PENELITIAN
2.4 Pengambilan Data

 Pengambilan data dilakukan sebanyak empat kali, yaitu tiga


kunjungan klinis (pada awal, bulan ke-enam, dan bulan ke-12)
serta luaran keamanan pada minggu kedua, untuk memeriksa
kadar kalsium dan kreatinin serum dan rasio kalsium/kreatinin.

 Variabel yang diukur pada awal meliputi uji fungsional, seperti


Short Physical Performance Battery (SPPB), pemeriksaan fisik,
riwayat medis, sampel darah dan urin, dan massa otot
apendikular.

 Variabel tambahan yang diukur adalah jatuh, dan kadar 25(OH)D


serum.
2. METODE PENELITIAN
2.4 Pengambilan Data
 Variabelutama  SPPB diukur dengan mengukur kecepatan
berjalan, bangkit dari kursi, dan uji keseimbangan yang telah
divalidasi secara ekstensif.
 Variabel tambahan  jatuh, yang didefinisikan sebagai
“mendarat di lantai, tanah, atau permukaan yang lebih rendah
secara tidak sengaja”, yang dinilai dengan catatan masing-
masing partisipan dan telefon setiap bulan.
 Validitas
dan reliabilitas pengukuran pada studi ini baik, karena
variabel-variabelnya sebagian besar bersifat numerik dan diukur
dengan metode-metode yang sudah terstandar.
2. METODE PENELITIAN
2.5 Pengolahan Data

 Uji statistik yang digunakan adalah:


 Regresi linear sederhana  perbedaan massa lengan dan tungkai bebas
lemak dari awal hingga bulan ke-12.
 Regresi logistik sederhana (disesuaikan terhadap jenis kelamin, usia,
dan IMT)  membandingkan luaran klinis lain (kadar 25(OH)D
sedikitnya 30 ng/mL antara kelompok-kelompok studi).
 Model regresi logistik  insidensi jatuh antara awal dan 6 bulan, 6 dan
12 bulan, serta dasar dan 12 bulan.
 Regresi linear  jumlah jatuh selama 6 bulan pertama pemantauan, dan
6 bulan berikutnya
2. METODE PENELITIAN
2.5 Pengolahan Data

 Perangkat program yang digunakan

Perangkat program yang digunakan adalah MIXED in SAS versi


9,4.
+
3. INTERVENSI

 Intervensi diberikan selama 12 bulan, dan kelompok studi dibagi menjadi 3 yaitu:

1 = Vit D3 24.000 IU Blinding


dilakukan pada
• Larutan 5 mL, satu kali sebulan, sesuai dengan rekomendasi saat ini yaitu 800 tiap partisipan,
IU/hari), + 3 kapsul plasebo 1 kali perbulan.
dokter yang
2 = Vit D3 60.000 IU memberi
intervensi, dan
• Llarutan 5 mL, satu kali sebulan, sesuai dengan 2000 IU/hari), + 3 kapsul
plasebo 1 kali sebulan.
para asesor studi.

3 = Vit D3 24.000 IU + kalsifediol


• Larutan 5 mL plasebo satu kali sebulan), + 2 kapsul vit D3 masing-masing
12.000 IU, dan 1 kapsul kalsifediol 300 ug.
+
3. INTERVENSI

 Randomisasi dilakukan oleh komputer, berdasarkan 6 blok dan strtifikasi


berdasarkan jenis kelamin, dengan ahli biostatistik independen.

 Daftar randomisasi dikirim langsung dan secara eksklusif ke farmasi di Zurich


(Swiss) yang melakukan masking.

 Tatalaksana (intervensi) studi dikirim ke pusat randomisasi independen.

 Kedua kelompok dimulai dengan keadaan yang sama, yang dinyatakan pada
paragraf pertama bagian hasil.
+
4. HASIL PENELITIAN

Karakteristik dasar studi

• Pada awal studi, 200 partisipan melaporkan riwayat jatuh 1 tahun sebelum
intervensi.
• Rerata usia (SD) mereka adalah 78 (5) tahun, dan 67,0% (134/200)
merupakan perempuan.
• Sebanyak 42% (84/200) subjek mengalami kecukupan vit D pada awal (≥20
ng/mL), 58% (116/200) mengalami defisiensi pada awal (<20 ng/mL), serta
13% (26/200) mengalami defisiensi berat (<10 ng/mL).
• Semua karakteristik studi setara pada asemua kelompok pada awal studi.
+
+
4. HASIL PENELITIAN
Perubahan kadar 25(OH)D menurut kelompok intervensi

• Setelah disesuaikan terhadap kadar 25(OH)D, usia, jenis kelamin, dan IMT, ketiga
kelompok mengalami peningkatan kadar 25(OH)D sebagai berikut:
• Kelompok 24.000 IU  sebesar 12,7 ng/mL (IK 95%, 10,6 – 14,9 ng/mL) pada
bulan ke-6, dan 11,7 ng/mL (IK 95%, 9,6 – 13,8 ng/mL) pada bulan ke-12.
• Kelompok 60.000 IU  18,3 ng/mL (IK 95%, 16,2 – 20,5 ng/mL) pada bulan ke-6
dan 19,2 ng/mL (IK 95%, 17,1 – 21,4 ng/mL) pada bulan ke-12.
• Kelompok 24.000 IU + kalsifediol  27,6 ng/mL (IK 95%, 25,4 – 29,8 ng/mL) pada
bulan ke-6, dan 25,8 ng/mL (IK 95%, 23,6 – 27,9 ng/mL) pada bulan ke-12.
• Perubahan pada kelompok 60.000 IU dan 24.000 IU + kalsifediol vs 24.000 IU
bermakna secara statistik pada bulan ke-6 dan -12 (p<0,001).
• Persentase pasien yang mencapai kadar 25(OH)D sedikitnya 30 ng/mL lebih tinggi
secara bermakna pada bulan ke-12 pada kelompok 60.000 IU dan 24.000 IU +
kalsifediol, dibandingkan kelompok 24.000 IU saja.
• Semua kelompok mengalami penurunan kadar hormon paratiroid yang sebanding.
+
4. HASIL PENELITIAN

Luaran primer skor SPPB menurut kelompok pengobatan


• Perubahan skor SPPB tidak berbeda secara bermakna antara kelompok
pengobatan (p=0,26).
• Pada tiap komponen skor SPPB (5 kali bangkit dari kursi), ada perbedaan
yang bermakna antara kelompok, dengan peningkatan yang tidak jauh
berbeda pada kedua kelompok dosis terbesar dibandingkan kelompok
24.000 IU (p = 0,04).
• Temuan massa otot dan fungsional lainnya serupa secara kualitatif.
+
4. HASIL PENELITIAN

Luaran sekunder menurut kelompok pengobatan


• Dari 200 partisipan, 60,5% (121/200) terjatuh selama 12 bulan periode
pengobatan. Dari semua yang terjatuh, kelompok 60.000 IU dan 24.000 IU +
kalsiferol mengalami peningkatan persentase lansia jatuh yang lebih tinggi
secara bermakna dibandingkan kelompok 24.000 IU (p = 0,048).
• Jumlah kejadian jatuh cukup berbeda pada setiap kelompok selama periode 12
bulan (p = 0,09).
• Kelompok 60.000 IU dan 24.000 IU + kalsifediol memiliki rerata jumlah jatuh
yang lebih tinggi dibandingkan kelompok 24.000 IU (rerata = 0,94). Pola yang
sama ditemukan pada bulan 0-6 dan 7-12.
+
4. HASIL PENELITIAN

Efek pengobatan yang distratifikasi menurut kadar vit D dasar

• Persentase pasien yang mencapai kadar 25(OH) sedikitnya 30 ng/mL pada bulan 6-12
bulan berbeda pada tiap kelompok, hanya pada populasi yang mengalami defisiensi vit D
pada awal.
• Lansia yang mengalami kecukupan vit D di awal dan diberikan 60.000 IU paling rentan
jatuh (rerata 1,65; p = 0,02 vs kelompok 24.000 IU).
• Efek pengobatan tidak berbeda berdasarkan kadar vit D pada awal untuk penurunan
fungsional dan insidensi jatuh.
+
4. HASIL PENELITIAN

Analisis observasi kadar 25(OH)D pada bulan 12: skor SPPB

• Pada bulan ke-12, para lansia yang mencapai kadar 25(OH)D moderat (30,4 –
37,4 ng/mL) mengalami perbaikan skor SPPB dari dasar yang paling baik (0,45;
IK 95%, 0,11 – 0,79; p = 0,01).
• Peningkatan tersebut tidak berbeda bermakna dibandingkan kuartil tertinggi
(0,12; IK 95%, -0,24 – 0,48; p = 0,18).
+
4. HASIL PENELITIAN

Analisis observasi kadar 25(OH)D pada bulan 12: luaran sekunder

• Lansia yang mencapai kuartil tertinggi 25(OH)D (44,7-98,9 ng/mL) pada pemantauan 12
bulan mengalami peningkatan 5,5 kali lipat (OR 5,52; IK 95%, 2,10 – 14,50) lebih tinggi
untuk jatuh dibandingkan kuartil terendah (21,3-30,3 ng/mL) (p<0,001).
• Lansia yang mencapai kuartil tertinggi 25(OH)D pada bulan ke-12 mengalami jatuh paling
banyak (rerata 1,59) dibandingkan kuartil terendah (rerata 0,84) (p = 0,01).
• Berapapun kadar 25(OH)D dan terlepas dari usia, jenis kelamin, dan IMT, partisipan yang
mendapat vit D3 60.000 IU mengalami kemungkinan kuartil tertinggi 25(OH)D sebesar 18,7%
pada bulan ke-12, dan yang 24.000 IU + kalsifediol mengalami kemungkinan 40,1%.
• Tidak ada partisipan pada kelompko 24.000 IU yang mencapai kadar 25(OH)D kuartil
tertinggi pada pemantauan 12 bulan.
• Pola yang sama tampak pada pemantauan 6 bulan.
+
4. HASIL PENELITIAN

Keamanan biokimia

• Rerata kadar kalsium dan kreatinin dan rerata ekskresi kalsium


urin tidak berbeda bermakna menurut kelompok intervensi pada
awal, pemantauan 6 bulan, atau 12 bulan.
• Peningkatan transien ekstresi kalsium ditemukan pada
kelompok 60.000 IU dan 24.000 IU + kalsifediol pada
kunjungan minggu-2.
+
+
+
4. HASIL PENELITIAN

Kesimpulan hasil penelitian serta maknanya secara statistik

 Hasil penelitian menunjukkan bahwa para lansia di kelompok vit D3 tertinggi


(60.000 IU atau 24.000 IU + kalsifediol) tidak mengalami perbaikan fungsi
ekstremitas bawah, namun mengalami jumlah persentase jatuh yang paling
besar, dan mengalami jatuh yang lebih banyak, dibandingkan kelompok
kontrol (24.000 IU).

 Efek ini terutama tampak selama 6 bulan pertama, dan dipertahankan pada 6
bulan terakhir.
+ 5. ANALISIS TERHADAP KESESUAIAN JENIS STATISTIK,
JENIS PENGUKURAN, DAN METODE PENELITIAN

 Jenis
statistik yang digunakan sesuai dengan jenis pengukuran dan
metode penelitian ini.
+
6. MAKNA KLINIS HASIL PENELITIAN

 Hasil penelitian ini penting, karena bagi para populasi lansia, seringkali
petugas kesehatan atau keluarga berinisiatif memberikan suplementasi, seperti
vitamin D3, dengan dosis yang berlebih.

 Studi ini menyatakan bahwa pemberian vit D3 tidak perlu berlebihan, dan
dosis yang sesuai dengan rekomendasi sesungguhnya sudah cukup untuk
mencegah risiko jatuh dan tetap memberikan suplementasi vitamin D yang
cukup untuk menjaga fungsi dan kekuatan lansia.
7. SAMPLE DROP-OUT
 Sejumlah sembilan subjek drop out, dengan alasan yang
dijelaskan.
 Pada kelompok 24.000 IU, 1 mengalami stroke dan 1 operasi
panggul.
 Pada kelompok 60.000 IU, 2 meninggal dan 2 dirawat di panti
werdha.
 Pada kelompok 24.000 IU + kalsifediol, 1 stroke, 1 menarik
kesediaannya, dan 1 mengalami perburukan kerentaan.
7. SAMPLE DROP-OUT
 Jumlah drop out (atrisi) tidak melebihi 10-20%, sehingga
tidak berpengaruh terhadap analisis statistik.
 Dropout tidak berdampak terhadap penelitian, karena
jumlahnya sedikit. Subjek yang drop out juga tidak dianalisis
dalam penelitian.
8. PEMBAHASAN DAN IMPLIKASI KLINIK
 Hasilpenelitian ini dapat dibandingkan dengan penelitian-
penelitian sebelumnya:
Dua uji yang sudah
Dua studi yg sedang
dilakukan Uji klinis lain Uji klinis lain
berlangsung
sebelumnya
• 2000 IU vit D/hari • 2256 lansia • 2686 lansia 65-85 • Dosis kumulatif
vs 800 IU/hari perempuan dengan tahun di komunitas yang sama seperti
tidak memperbaiki risiko tinggi • Bolus vit D3 kelompok 60.000
fungsi ekstremitas fraktur panggul 100.000 IU tiap 4 IU pada penelitian
bawah atau • Bolus 500.000 IU bulan selama 5 kami, dan dosis
mengurangi vit D vs plasebo tahun secara diberi per hari
jumlah terjatuh meningkatkan signifikan (bukan per bulan),
pada periode 12 risiko jatuh. menurunkan risiko dan karakteristik
bulan fraktur baru pasien berbeda
apapun sebesar dengan studi kami.
22%, namun tidak
mengurangi risiko
jatuh.
+
8. PEMBAHASAN DAN IMPLIKASI KLINIK

Keterbatasan Kekuatan

• Berhubung kriteria seleksi menginklusikan lansia yang • Kekuatan penelitian cukup untuk setiap luaran klinis, dan
pernah jatuh, temuan ini kemungkinan tidak dapat jumlah jatuh (dikumpulkan dengan catatan partisipan dan
diterapkan pada lansia yang lebih muda dan pada individu telfon per bulan) sebanding dengan kepustakaan.
dengan kemampuan kognitif atau fungsional yang lebih • Peneliti membandingkan dosis vit D 24.000 IU per bulan
terbatas, serta kekuatan penelitian yang lebih rendah untuk (sebanding dengan 800 IU per hari) yang merupakan dosis
mendeteksi luaran primer penurunan fungsional. rekomendasi lansia, dengan dua dosis yang lebih tinggi.
• Tidak adanya kelompok plasebo, sehingga tidak dapat • Analisis observasi peneliti menunjukkan bahwa mencapai
menemukan efek kelompok dosis rendah vs plasebo. kuartil tertinggi 25(OH)D belum tentu menguntungkan
untuk mencegah risiko jatuh  mengurangi penggunaan
suplementasi D3 secara berlebihan pada lansia.
• Populasi studi merepresentasikan populasi lansia ≥70
tahun yang masih tinggal independen di rumah, dengan
kondisi kognitif yang memadai, dan cukup mobile.
+
8. PEMBAHASAN DAN IMPLIKASI KLINIK

 Hasil penelitian ini dapat diduplikasi karena semua cara pelaksanaan dijelaskan, dan
dapat digeneralisasi untuk populasi yang sebanding secara usia, kondisi kognitif dan
fisiknya.

 Kesimpulan peneliti adalah jika dibandingkan dengan dosis standar D3 24.000 IU per
bulan, dua dosis yang lebih tinggi (60.000 IU dan 24.000 IU + kalsifediol) tidak
memberi keuntungan untuk mencegah penurunan fungsional dan risiko jatuh pada lansia
≥70 tahun dengan riwayat jatuh sebelumnya.

 Peneliti juga menyarankan pemberian dosis-dosis tinggi tidak direkomendasikan, dan


studi lanjutan diperlukan untuk mengkonfirmasi hasil studi ini.

 Kesimpulan ini sahih dan didukung data penelitian.


+
9. KESIMPULAN TELAAH KRITIS JURNAL

 Jurnal ini merupakan salah satu jurnal yang cukup baik dan representatif, dan
menggunakan metodologi yang cukup baik.

 Tata bahasa jurnal juga baik, dengan tabel dan gambar-gambar yang
mendukung dan tidak berlebih.

 Pengolahan para subjek, mulai dari pemilihan, seleksi, randomisasi, hingga


analisis dilakukan dengan baik, sehingga penelitian ini patut ditiru, dan boleh
diterapkan juga di Indonesia (pada lansia dengan populasi yang sama).
+ CHECKLIST UMUM STRUKTUR DAN
ISI MAKALAH (SUDIGDO)
+ CHECK LIST UMUM STRUKTUR
DAN ISI MAKALAH (Sudigdo, 2014)

No Kriteria Ya (Ya)
Tidak ada (Tidak)
TR (Tidak relevan)

Judul Makalah
1 Tidak terlalu panjang atau terlalu pendek Ya (15 kata)
2 Menggambarkan isi utama penelitian Ya

3 Cukup menarik Ya

4 Tanpa singkatan, selain yang baku Ya


Pengarang dan Institusi

5 Nama-nama dituliskan sesuai dengan aturan jurnal Tidak (tidak mengikuti


Vancouver)
+ No Kriteria Ya (Ya) / Tdk (Tidak) / TR
Abstrak
6 Abstrak satu paragraf atau terstruktur Ya
7 Mencakup komponen IMRAD Ya
8 Secara keseluruhan informatif Ya
9 Tanpa singkatan, selain yang baku Ya
10 <250 kata Tidak (385 kata)
Pendahuluan
11 Ringkas, terdiri atas 2-3 paragraf 6 paragraf, namun masih ringkas (1/2 halaman)
12 Paragraf I mengemukakan alasan dilakukan Ya
penelitian
13 Paragraf berikut menyatakan hipotesis atau Ya, paragraf 6
tujuan penelitian
14 Didukung oleh pustaka yang relevan Ya, namun sudah tua (banyak yang ≥10 tahun)
15 <1 halaman Ya
+ No Kriteria Ya (Ya) / Tdk (Tidak) / TR
Metode
16 Disebutkan desain, tempat dan waktu penelitian Ya
17 Disebutkan populasi sumber Ya
18 Dijelaskan kriteria inklusi dan eksklusi Ya
19 Disebutkan cara pemilihan subyek (teknik sampling) Ya
20 Disebutkan perkiraan besar sampel dan alasannya Ya
21 Besar sampel dihitung dengan rumus yang sesuai TR (rumus tidak disebut, namun komponen
disebut)
22 Komponen-komponen rumus besar sampel dan Ya
alasannya
23 Observasi, pengukuran, serta intervensi dirinci Ya
sehingga orang lain dapat mengulanginya
24 Ditulis rujukan bila teknik pengukuran tidak dirinci Ya
25 Pengukuran dilakukan secara tersamar Ya, pada pasien, pemberi intervensi, dan asesor
26 Dilakukan uji keandalan pengukuran (kappa) Tidak perlu
+ No Kriteria Ya (Ya) / Tdk
(Tidak), / TR
Metode
27 Definisi istilah dan variabel penting dikemukakan Ya
28 Ethical clearance diperoleh Ya
29 Persetujuan subyek diperoleh Ya
30 Disebut rencana analisis, batas kemaknaan dan power penelitian Ya

31 Disebutkan program komputer yang dipakai Ya


Hasil
32 Disertakan tabel karakteristik subyek penelitian Ya
33 Karakteristik subyek sebelum intervensi dideskripsikan Ya
34 Dilakukan uji hipotesis untuk kesetaraan pra-intervensi Ya

35 Disebutkan jumlah subyek yang diteliti Ya


36 Dijelaskan subyek yang drop out dengan alasannya Ya
+ No Kriteria Ya (Ya) / Tdk (Tidak), / TR

Hasil
37 Ketepatan numerik dinyatakan dengan benar Ya
38 Penulisan tabel dilakukan dengan tepat Ya
39 Tabel dan ilustrasi informatif dan memang diperlukan Ya

40 Tidak semua hasil di dalam tabel disebutkan pada naskah Ya

41 Semua outcome yang penting disebutkan dalam hasil Ya

42 Subyek yang drop out diikutkan dalam analisis Tidak, ada 9 orang


43 Analisis dilakukan dengan uji yang sesuai Ya
44 Ditulis hasil uji statistika, degree of freedom, & nilai p Ya

45 Tidak dilakukan analisis yang semula tidak direncanakan Ya

46 Disertakan interval kepercayaan Ya


47 Dalam hasil tidak disertakan komentar atau pendapat Ya
+ No Kriteria Ya (Ya) / Tdk
(Tidak), / TR
DISKUSI
48 Semua hal yang relevan dibahas Ya
49 Tidak sering diulang hal yang dikemukakan pada hasil Ya
50 Dibahas keterbatasan penelitian dan dampaknya terhadap hasil Ya

51 Disebut penyimpangan protokol dan dampaknya terhadap hasil Tidak ada

52 Diskusi dihubungkan dengan pertanyaan penelitian Ya


53 Dibahas hubungan antara hasil dengan teori / penelitian terdahulu Ya

54 Dibahas hubungan antara hasil dengan praktek klinis Ya


55 Efek samping dikemukakan dan dibahas Tidak ada
56 Disebutkan hasil tambahan selama observasi Tidak ada
57 Hasil tambahan tersebut tidak dianalisis secara statistika Tidak

58 Disertakan simpulan utama penelitian Ya


+
No Kriteria Ya (Ya) / Tdk (Tidak), /
TR
DISKUSI
59 Simpulan didasarkan pada data penelitian Ya
60 Simpulan tersebut sahih Ya
61 Disebutkan generalisasi hasil penelitian Ya
62 Disertakan saran penelitian selanjutnya Ya
UCAPAN TERIMA KASIH
63 Ucapan terima kasih ditujukan kepada orang yang tepat Ya

64 Ucapan terima kasih dinyatakan secara wajar Ya


DAFTAR PUSTAKA
65 Daftar pustaka disusun sesuai dengan aturan jurnal Ya, namun sudah tua

66 Kesesuaian sitasi pada naskah dan daftar pustaka Ya


+

No Kriteria Ya (Ya) / Tdk (Tidak), / TR

LAIN-LAIN
67 Bahasa yang baik dan benar, enak dibaca, informatif Ya
dan efektif

68 Makalah ditulis dengan ejaan yang taat azas Ya


+
Validitas
 Validitas Umum
 Desain yang digunakan: Randomized controlled trial (RCT) dengan double-blind.
 Populasi target: Para laki-laki dan perempuan lansia berusia ≥70 tahun yang
tinggal di rumah dan pernah mengalami jatuh dengan dampak trauma yang rendah
pada 12 bulan terakhir.
 Populasi terjangkau: Para laki-laki dan perempuan lansia berusia ≥70 tahun yang
tinggal di rumah dan pernah mengalami jatuh dengan dampak trauma yang rendah
pada 12 bulan terakhir, yang direkrut di Pusat Penuaan dan Mobilitas di
Universitas Zurich selama 1 Desember 2009 – 31 Mei 2010.
 Sampel: 200 subjek yang dirandomisasi ke dalam kelompok.
+
Validitas
 Validitas umum
 Cara pemilihan sampel: Random stratified sampling.
 Variabel bebas: Vitamin D dosis tinggi.
 Variabel tergantung: Penurunan fungsional.
 Hasil utama penelitian: Jika dibandingkan dengan dosis standar D3 24.000 IU per
bulan, dua dosis yang lebih tinggi (60.000 IU dan 24.000 IU + kalsifediol) tidak
memberi keuntungan untuk mencegah penurunan fungsional dan risiko jatuh pada
lansia ≥70 tahun dengan riwayat jatuh sebelumnya.
+
Validitas Interna, Hubungan Non-kausal

 Apakah hasil dipengaruhi bias? Tidak


 Apakah hasil dipengaruhi faktor peluang? Tidak
 Apakah observasi dipengaruhi perancu? Tidak
+
Validitas Interna, Hubungan Kausal

 Apakah hubungan waktu benar? Ya

 Apakah asosiasi kuat? Ya, p<0,05

 Apakah ada hubungan dosis? Ya

 Apakah hasil konsisten dalam penelitian ini? Ya

 Apakah hubungan bersifat spesifik? Ya

 Apakah ada koherensi? Ya

 Apakah hasil biologically plausible? Ya


+
Validitas Eksterna

 Apakah hasil dapat diterapkan pada subyek terpilih? Ya


 Apakah hasil dapat diterapkan pada populasi terjangkau? Ya
 Apakah hasil dapat diterapkan pada populasi target? Ya
+

Thankyou!

Anda mungkin juga menyukai