Anda di halaman 1dari 8

Webinar Nusantara 2021

HMPS Sejarah Peradaban Islam


FUAH UIN KHAS Jember

Nalar Filosofis Islam Nusantara


FAWAIZUL UMAM
Dosen FUAH UIN KHAS Jember

Jember, 18 Oktober 2021


Definisi...
 “Islam Nusantara” atau “Islam di Nusantara”? Penguatan paradigma berpikir,
bukan sekedar identifikasi atas realitas model-model keberislaman di
Nusantara
“Islam Nusantara adalah Islam distingtif sebagai hasil interaksi, kontekstualisasi,
indigenisasi, dan vernakularisasi Islam universal dengan realitas sosial, budaya,
dan agama di Indonesia” (Azra, 2010).
Islam Nusantara adalah gerakan sosial meneguhkan identitas keberislaman khas
Nusantara sekaligus counter discourse terhadap revivalisme, radikalisme, dan
islamisme.
 Nama baru dari gagasan lama? Gagasan “pribumisasi Islam” sebagai inspirasi.
NU secara kelembagaan mendesakkannya ke ruang publik sebagai diskursus
terbuka. Sistematisasi paradigma, bukan sekedar ideologisasi gagasan.
Konteks Gagasan
 Membuncahnya gejala religious conservative turn sejak
1998.
 Menguatnya islamic revivalism, puritanisme, agenda
purifikasi keagamaan yang menjadi ancaman serius bagi
kohesivitas sosial keagamaan masyarakat di Nusantara.
Dalam konteks NU, itu ancaman bagi integritas dan
kedaulatan praxis keislaman tradisional.
 Menguatnya tendensi radikalisme yang melambari aneka
kekerasan religius di lingkup internal Muslim maupun
antarumat beragama.
 Maraknya anasir islamisme pasca-1998 yang merongrong
kebhinekaan dan NKRI.
Stigmatisasi...
 Islam Nusantara, ajaran baru yang sesat-menyimpang
karena melokalisasi Islam, sinkretisme baru yang
mencampur-adukkan ajaran Islam dengan varian kultur
lokal?
 Islam
Nusantara, agenda pemikiran yang menolak ke-
Arab-an, antitesis terhadap Islam Arab? Anti-Arab?
 Islam
Nusantara, gagasan yang mendorong umat terjatuh
dalam kejumudan, antikemajuan?
 Islam
Nusantara, buah infiltrasi Syi’ah dan Yahudi serta
penyusupan anasir liberal plus komunisme di struktur NU
dan kalangan Nahdliyyin?
Skema Ontologis...
Allah swt.
Sebagai realitas, Islam
Nusantara adalah niscaya. Buah
logis-kausal dari proses Ahistoris, absolut, tak terbatas
dialektika tanpa henti
antarhakikat kebenaran.
Manusia dengan segenap
historical situatedness masing-
masing menjadi penentu dalam
memproduksi dan/atau al-Qur’an
mereproduksi kebenaran –- dan al-Sunnah
kebenaran pun menjadi
beragam.
Historis, terbatas, final, tunggal,
univokal – era Nabi saw.
Historis, plural,
beruba-ubah,
multivokal, relatif Agama

Ruang – Waktu – Keadaan

Ragam ekspresi keberislaman –


madzhab, ordo, firqah, ideologi, dll.
Basis Etik...

 Nilai-nilai etik yang melambari ekspresi


keberislaman khas Nusantara berhulu pada nilai-
nilai kemanusiaan universal tapi dengan
manifestasi partikular, seperti kebebasan,
keadilan, kesetaraan, kebaikan, dst..
 Sebagai praxis sosial, prinsip-prinsip etik yang
patut disematkan sebagai basis ialah Empati,
toleransi, amar ma’ruf nahi munkar, liberasi,
keadilan, kepedulian, nirkekerasan, dialog, dan
kerja sama lintas agama.
Kerangka Epistemologis...

 Dalam konteks Islam Nusantara ala NU, kerangka


epistemologisnya merujuk pada lima Fikrah Nahdliyyah
(Keputusan MUNAS Alim Ulama NU No. 02/Munas/VII/2006
tentang Bahtsul Masail Maudlu'iyyah Fikrah Nahdliyah), yakni
pola pikir yang (1) toleran (tasamuhiyyah), (2) moderat
(tawasuthiyyah), (3) reformatif (ishlahiyyah), (4) dinamis
(tathawwuriyyah), dan (5) metodologis (manhajiyyah).
 Kerangka metodologisnya bertolak dari urgensi integrasi dan
interkoneksi keilmuan dengan pendekatan interdisipliner,
multidisipliner, dan juga transdisipliner.
Terima
Kasih...

Anda mungkin juga menyukai