HIRARKI PERUNDANGAN peraturan perundang-undangan di Indonesia terdiri atas: Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat; Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang; Peraturan Pemerintah; Peraturan Presiden; HIRARKI HUKUM PERKAWINAN UUD 1945 Pasal 28B Ayat (1) “Setiap orang berhak membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui perkawinan yang sah” Undang-Undang No.1 Tahun 1974 tentang Perkawinan Peraturan Pemerintah (PP) tentang Pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang
Perkawinan Kompilasi Hukum Islam (Inpres No. 1 Tahun 1991) Asas dan Prinsip perkawinan itu menurut Undang- undang No. 1 tahun 1974 ada enam : Tujuan perkawinan adalah membentuk keluarga yang bahagia dan kekal. Sahnya perkawinan sangat tergantung pada ketentuan hukum agama dan kepercayaan masing-masing. Asas monogami. Calon suami dan istri harus telah dewasa jiwa raganya. Mempersulit terjadinya perceraian. Hak dan kedudukan suami istri adalah seimbang. Asas hukum perkawinan menurut Kompilasi Hukum Islam • Asas persetujuan (pasal 16-17 KHI) • Asas Kebebasan Pasal 18 (tidak terdapat halangan perkawinan), 39-44 KHI (larangan perkawinan) • Asas kemitraan suami-isteri Merupakan asas kekeluargaan atau kebersamaan yang sederajat, hak dan kewajiban Suami Isteri: (Pasal 77 KHI) • Asas untuk selama-lamanya Pasal 2 KHI akad yang sangat kuat untuk menaati perintah Allah dan menjalankan ibadah. • Asas kemaslahatan hidup Pasal 3 KHI: Perkawinan bertujuan untuk mewujudkan kehidupan rumah tangga yang sakinah, mawaddah, dan rahmah. • Asas Kepastian Hukum Pasal 5-10 KHI Perkawinan harus dicatat dan dilakukan oleh Pegawai Pencatat Nikah. Isbath Nikah di Pengadilan Agama. Rujuk dibuktikan dgn kutipan Buku Pendaftaran Rujuk dari Pegawai Pencatat Nikah. Putusnya perkawinan karena perceraian dibuktikan dengan putusan Pengadilan.