Anda di halaman 1dari 18

UJI DIAGNOSTIK

dr. Theodorus, MMedSc


Staf Laboratorium Farmakologi
FK Unsri
I. PENDAHULUAN
 Diagnosa cepat dan tepat
 Tidak semua kasus mudah didiagnosa
Alat uji diagnostik ?

 Tepat alat diagnostik : ?


 Serial : setelah satu uji diagnostik baru dilakukan uji yang lain
Misal : TBC anak: setelah tuberkulin, baru toraks foto
HIV : setelah ELISA, baru Western Blot
 Paralel: Beberapa Uji diagnostik dilakukan secara bersamaan
Misal : Koma : Kimia darah, dan scanning
Tifus : Gal dan Widal
I. PENDAHULUAN
 Kegunaannya:
 1.     Penapisan (skrining)
 2.     Memastikan atau menyingkirkan diagnosa
 3.     Mengevaluasi perjalanan penyakit
 4.     Menentukan prognosa

 Alat harus sensisitif juga spesifik


 InterpretasI Uji Diagnostik:
 1.     Prevalensi penyakit
 2.     Berat ringannya penyakit
II. TUJUAN PENGEMBANGAN UJI
DIAGNOSTIK
  
 1.    Menegakkan diagnosa atau menyingkirkan penyakit
 -      Sensitif: pada hasil normal → menyingkirkan suatu penyakit
 -      Spesifik: pada hasil abnormal → menentukan adanya penyakit

 2.    Penapisan (Skrining)


 Asimtomatik : Pemeriksaan lanjutan → diagnosa tegak
 Syarat-syarat alat uji diagnostik untuk dikembangkan:
 a.     Terapi dini: hasilnya lebih baik dibandingkan kasus yang lanjut
 b.     Morbiditas dan mortalitas penyakit bermakna bila tidak diobati
 c.     Prevalens penyakit yang dideteksi tinggi
 d.     Ada terapi efektif untuk merubah perjalanan penyakit
 Misal: Uji Tuberkulin pada anak
II. TUJUAN PENGEMBANGAN UJI
DIAGNOSTIK

 3.    Pengobatan pasien


 Uji diagnostik sering kali dilakukan berulang, bertujuan:
 Monitoring progresifitas penyakit
 Mengidentifikasi komplikasi
 Mengetahui kadar hambat minimal obat
 Menetapkan prognosis
 Mengkonfirmasikan hasil pemeriksaan yang tidak terduga
 
 4.    Studi epidemiologi
 Untuk mengetahui prevalensi penyakit → merubah kebijakan
II. TUJUAN PENGEMBANGAN UJI
DIAGNOSTIK

 PERLUNYA UJI DIAGNOSTIK ?

 Uji Diagnostik Baru: manfaat lebih terutama nilai


diagnostiknya dibandingkan yang baku emas;
tambahan lagi
 Nyaman bagi pasien
 Lebih mudah / sederhana
 Lebih murah
 Dapat mendiagnosa fase lebih dini
III. BAKU EMAS (GOLD STANDARD)

 Yang ideal:
 - Nilai positif pada subyek dengan penyakit
 -  Nilai negatif pada subyek tanpa penyakit
 Sensitifitas dan spesifisitas tertinggi
 Kaitan dengan Baku Emas, Uji diagnostik yang baru
harus memenuhi syarat :
 a. Baku Emas yang dipakai sebagai pembanding tidak
boleh mengandung unsur/komponen yang diuji
b. Sensitifitas dan spesifisitas Baku Emas tidak boleh
lebih rendah dari yang baru
IV. INTERPRETASI HASIL UJI DIAGNOSTIK

Hasil menurut alat-alat Penyakit menurut buku emas


yang diuji

Ada Tidak ada

Ada True Positive (A) False positive (B)

Tidak ada False negative ( C ) True negative (D)


IV. INTERPRETASI HASIL UJI DIAGNOSTIK

Kedua alat harus mampu memisahkan : Sakit atau tidak sakit

Sensitifitas = A / (A + C)
Spesifisitas = D / (B + D)
Nilai duga positif = A / (A + B)
Nilai duga negatif = D / (C + D)

Misal:
N = 200 orang
Dengan baku emas (Biopsi): 100(+) limfoma maligna dan 100 (-)
Alat yang diteliti : 95(+) limfoma maligna dan 105 (-)
 Perbedaan kecil : 5 orang
IV. INTERPRETASI HASIL UJI DIAGNOSTIK

Hasil Menurut Baku Emas (Biopsi)


alat yang diuji
Positif Negatif

Positif 65 30

Negatif 35 70
IV. INTERPRETASI HASIL UJI DIAGNOSTIK

Sensitifitas : 65 / (65+35) = 65%


Spesifisitas : 70 / (70+30) = 70%
V. SKALA PENGUKURAN VARIABEL
PREDIKTOR
  
 1.     Skala Nominal: Nilai yang sifatnya penamaan atau pelabelan dan tidak ada
peringkat atau urutan
 Misal: Golongan darah, ras, warna kulit, agama
 Haruslah dikotomik: positif dan negatif, Normal dan abnormal
 2.     Skala Ordinal: Lebih tinggi dari nominal, karena sudah ada peringkat atau urutan
 Misal: Status Ekonomi: sangat miskin, miskin, kaya, sangat kaya
 Jumlah anak : belum ada, sedikit, sedang, banyak
 Contoh: Kadar gula/protein dalam urin: (negatif, positif 1, positif 2)
 3.     Skala interval: Lebih tinggi dari ordinal, karena selain ada peringkat,
masing=masing nilai mempunyai interval yang dapat diukur; tetapi tidak ada nol
absolut
 Misal: Suhu atau temperatur: (Nol derajat Celcius)
 4.     Skala Rasional: Sama dengan interval, tapi mempunyai nol absolut
 Misal: TB, BB
VI. TITIK POTONG (CUT-OFF POINT)
  
 Nilai batas yang dipakai untuk menentukan normal dan abnormal atau nilai batas hasil
uji positif dan uji negatif
 Bila pengukuran variabel prediktor (hasil uji) dan variabel efek (baku emas) dalam
skala dikotomik , misalnya positif dan negatif, ada dan tidak ada, maka titik potong
tidak perlu dicari
 Bila skala berbentuk ordinal (+, ++, +++) atau numerik ( 30, 31, 32), ditetapkan dulu
titik potongnya
 Menentukan titik potong → trade-off
 Sensitifitas ↑, spesifisitas ↓ atau sebaliknya
 Misal:
 Menentukan kadar urem darah antara 40 – 60 mg/dl→ gagal ginjal
 Bila 40: 41, 42, 45…. Sensitifitas ↑, spesifisitas ↓ (positif semu)
 Bila 60: 55, 56, 57…. Sensitifitas ↓, spesifisitas ↑ (negatif semu)

 Menegakkan diagnosa atau menyingkirkan penyakit (terapi)
Receiver Operating Characteristic Curve
(Kurva ROC)

 Salah satu cara untuk menentukan titik potong untuk skala interval
ataupun rasional
 Sensitifitas dengan ordinal Y, dan Spesifisitas dengan ordinal X
Gambar I.kurva ROC untuk menentukan titik potong
untuk menentukan hasil positif dan negatif

Spesifisitas

100% 75% 50% 25% 0%

25%
75%

S S
e e
n
n
s
s i

50%
i t
t
50%

i
i f
f i

80%
i t
a
t
s
20%

a
s 0% 25% 50% 75% 100%
Receiver Operating Characteristic Curve (Kurva ROC)

 Bila di titik A : sensitifitas 20% spesifisitas 100%


 Bila di titik G : sensitifitas 100% spesifisitas 45%
 Bila di titik D : sensitifitas 80% spesifisitas 80%
Receiver Operating Characteristic Curve (Kurva ROC)

100% 75% 50% 25% 0%


S
S A e
75%

25%
e n
n B s
s i
i t

50%
t
50%

i
i
f
f
i

80%
i
20%

t t
a a
s s
0% 25% 50% 75%
100%
•Kadar A (Kalsium darah) lebih baik dari B (lipid serum

Langkah-langkah penelitian uji diagnostik

1. Memastikan mengapa diperlukan uji diagnostik baru


2. Menetapkan tujuan utama uji diagnostik yang diteliti
3. Memilih subjek penelitian
4. Menetapkan baku emas
5. Melaksanakan pengukuran
6. Melakukan analisis

Anda mungkin juga menyukai