di indonesia Disusun oleh: FUNGSI DAN PERAN ADVOKAD DALAM KASUS PIDANA Memberikan nasehat hukum pada klien Memberikan pembelaan Pada Klien Mencegah terjadinya kecurangan pada Klien Menjadi Negosiator sebagai bentuk Pendampingan Hukum Mencegah terjadinya perlakuan semena-mena pada klien Menjadi mediator dalam kasus pidana yang terjadi Mengikuti jalannya pemeriksaan atas klien Menghindari terjadinya kesalahan dalam penyusunan dokumen LARANGAN DALAM PROSES PENANGANAN KASUS PIDANA
1. Advokat tidak dibenarkan mengajari dan
atau mempengaruhi saksi-saksi yang diajukan oleh jaksa penuntut umum dalam perkara pidana.
2. Tidak boleh menghambat jalannya
penyidikan
3. Menyembunyikan dokumen atau alat-alat
bukti. UU Tipikor pasal 21 Setiap orang yang dengan sengaja mencegah, merintangi, atau menggagalkan secara langsung atau tidak langsung penyidikan, penuntutan, dan pemeriksaan di sidang pengadilan terhadap tersangka dan terdakwa ataupun para saksi dalam perkara korupsi, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 3 (tiga) tahun dan paling lama 12 (dua belas) tahun dan atau denda paling sedikit Rp150.000.000,00 (seratus lima puluh juta rupiah) dan paling banyak Rp600.000.000,00 (enam ratus juta rupiah).
Tetapi terdapat beberapa kasus yang melibatkan seorang pengacara ditahan
dikarenakan menghalang-halangi, dan merintangi dan mempengaruhi saksi agar tidak hadir memenuhi panggilan. Juga memerintahkan salah satu saksi membuat keterangan tidak benar, dan mempengaruhi saksi agar tidak menyerahkan bukti-bukti, dengan tujuan menganggu dan mengintervensi proses administrasi hukum, sebab pengacara memiliki hak imunitas dalam menjalankan profesinya. Oleh karena itu ada oknum-oknum pengacara yang memanfaatkan hak imunitasnya dan menggunakan cara-cara kotor agar mencapai tujuannya. SYARAT MENJADI SEORANG ADVOKAT Dalam undang-undang Nomor 18 Tahun 2003 terdapat syarat untuk menjadi seorang Advokat : a. warga negara Republik Indonesia; b. bertempat tinggal di Indonesia; c. tidak berstatus sebagai pegawai negeri atau pejabat negara; d. berusia sekurang-kurangnya 25 (dua puluh lima) tahun; e. berijazah sarjana yang berlatar belakang pendidikan tinggi hukum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1); f. lulus ujian yang diadakan oleh Organisasi Advokat; g. magang sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun terus menerus pada kantor Advokat; h. Tidak pernah dipidana karena melakukan tindak pidana kejahatan yang diancam dengan pidana penjara 5 (lima) tahun atau lebih; i. berperilaku baik, jujur, bertanggung jawab, adil, dan mempunyai integritas yang tinggi. HAK TERSANGKA PADA SAAT PENYIDIKAN Terdapat dalam Pasal 51 KUHAP: 1. Mendapatkan Penjelasan Mengenai hal yang disangkakan kepadanya. Untuk mempersiapkan pembelaan, tersangka berhak diberitahukan dengan jelas, sehingga penasehat hukum bisa mengusahakan bantuan untuk pembelaan. 2. Memberikan keterangan secara bebas kepada penyidik atau hakim. 3. Mendapat juru Bahasa 4. Menuntut ganti kerugian atau rehabilitasi apabila di tangkap karena kekeliruan. 5. Tidak di bebani kewajiban pembuktian. TAHAPAN PROSES KONSULTASI KASUS PIDANA OLEH ADVOKAT Klien berkonsultasi dengan advokat terkait masalah pidana yang sedang dihadapinya
Advokat menyusun strategi dan menemukan unsur pidana agar dapat
membantu klien tentang hak-hak hukum yang seharusnya klien dapatkan
Penandatanganan surat kuasa, untuk mewakili klien dalam penanganan
perkara pidana di tahap penyidikan, penuntutan, pengadilan. HAK TERSANGKA TAHAP PENUNTUTAN
Tahapan ini menjadi tanggung jawab penuntut umum
atau jaksa. Menurut KUHAP, penuntutan adalah tindakan penuntut umum untuk melimpahkan perkara pidana ke pengadilan negeri yang berwenang dengan permintaan supaya diperiksa dan diputus oleh hakim di sidang pengadilan. Pelimpahan perkara ini disertai dengan surat dakwaan. Surat dakwaan dibuat jaksa penuntut umum segera setelah menerima hasil penyidikan yang telah dinyatakan lengkap dan memenuhi syarat untuk dilakukan penuntutan. Pada tahap penuntutan, status tersangka berubah menjadi terdakwa. HAK-HAK HUKUM YANG DALAM PROSES PENAHANAN TERSANGKA ATAU TERDAKWA 1. Menerima surat perintah penahanan atau penetapan hakim yang mencantumkan identitas tersangka/terdakwa, alasan penahanan, uraian singkat perkara yang dipersangkakan/didakwakan, serta tempat ia ditahan. 2. Diberitahukan tentang penahanan atas dirinya kepada keluarga atau orang yang serumah dengan tersangka/terdakwa, atau orang lain yang dibutuhkan oleh tersangka/terdakwa untuk mendapat bantuan hukum atau jaminan bagi penangguhannya. 3. Dalam hal ini, keluarga orang yang ditahan berhak menerima tembusan surat perintah penahanan atau penahanan lanjutan atau penetapan hakim. 4. Menghubungi dan menerima kunjungan dari keluarga atau pihak lainnya guna mendapatkan jaminan bagi penangguhan penahanan atau usaha mendapatkan bantuan hukum. 5. Menghubungi penasihat hukum. 6. Menghubungi dan menerima kunjungan sanak keluarga dalam hal yang tidak berhubungan dengan perkara, untuk kepentingan pekerjaan atau kekeluargaan, baik secara langsung maupun melalui perantara penasihat hukumnya. 7. Menghubungi dan menerima kunjungan dari rohaniwan. 8. Menghubungi dan menerima kunjungan dokter pribadinya untuk kepentingan kesehatan baik yang ada hubungannya dengan proses perkara maupun tidak. 9. Mengirim dan menerima surat dari penasihat hukum dan sanak keluarga. 10. Meminta penangguhan penahanan dengan atau tanpa jaminan uang/atau orang, berdasarkan syarat yang ditentukan, seperti wajib lapor, tidak keluar rumah/kota. 11.Meminta ganti kerugian atas tenggang waktu penahanan atau perpanjangan penahanan yang tidak sah. TAHAP PENGADILAN Pembacaan surat dakwaan oleh penuntut umum; Pembacaan eksepsi oleh terdakwa atau penasihat hukumnya (jika ada); Tanggapan penuntut umum atas eksepsi atau replik (jika ada eksepsi); Tanggapan terdakwa atau penasihat hukumnya atas tanggapan penuntut umum atau duplik; Pembacaan putusan sela oleh majelis hakim (jika ada eksepsi); Jika eksepsi ditolak, sidang dilanjutkan dengan pemeriksaan pokok perkara atau pembuktian; Pemeriksaan saksi-saksi. Dimulai dari saksi korban hingga saksi meringankan dan saksi ahli. Dilakukan juga pemeriksaan barang bukti dan terdakwa; Pembacaan tuntutan pidana oleh penuntut umum; Pembacaan pledoi atau pembelaan oleh terdakwa atau penasihat hukumnya; Pembacaan replik oleh penuntut umum (tanggapan atas pledoi); Pembacaan duplik oleh terdakwa atau penasihat hukumnya (tanggapan atas replik penuntut umum); Pembacaan putusan majelis hakim terhadap terdakwa. Saksi-saksi dalam persidangan Dalam Pasal 1 Nomor 26 KUHAP definisi saksi adalah orang yang dapat memberikan keterangan guna kepentingan penyidikan, Penuntutan, dan Peradilan tentang suatu perkara pidana yang didengar, dilihatnya, atau dialaminya sendiri.
Terdapat 8 (Delapan) jenis saksi
Saksi a charge : saksi yang memberatkan terdakwa yang diajukan oleh penuntut umum. Saksi a de charge : saksi yang meringankan terdakwa Saksi Ahli : saksi yang memiliki pengetahuan atau keahlian khusus Saksi Korban : Korban yang disebut saksi karena status korban di pengadilan yang mengalami sendiri peristiwa. Saksi de auditu : saksi yang mendengarkan dari orang lain, bukan alat bukti yang sah. Saksi mahkota : saksi yang berasal dari salah seorang tersangka atau terdakwa yang bersama melakukan pidana. Saksi Pelapor : Orang yang melihat, mendengar, mengalami yang terkait tindak pidana dan melaporkan dugaan pidana kepada penyidik. Saksi Justice Collaborator : saksi yang merupakan pelaku suatu tindak pidana yang bersedia memberikan keterangan untuk membantu penegak hukum untuk mengungkap suatu tindak pidana HAK TERPIDANA PADA SAAT DI PENGADILAN
1. Segera diajukan dan diadili perkaranya oleh pengadilan.
2. Untuk mempersiapkan pembelaan, terdakwa berhak diberitahukan dengan jelas dalam bahasa yang dimengerti olehnya tentang apa yang didakwakan kepadany 3. Untuk itu, pengadilan menyediakan juru bahasa bagi terdakwa bekebangsaan asing atau yang tidak bisa menguasai bahasa Indonesia. 4. Diadili di sidang pengadilan yang terbuka untuk umum. 5. Memberikan keterangan secara bebas kepada hakim. 6. Mendapat bantuan hukum dari seorang/lebih penasihat hukum dan memilh sendiri penasihat hukumnya. 8. Mengajukan banding terhadap putusan tingkat pertama, kecuali terhadap putusan bebas, lepas dari segala tuntutan hukum yang menyangkut kurang tepatnya penerapan hukum, dan putusan pengadilan dalam acara cepat. 9. Mengajukan kasasi.
Sebagai penasehat hukum harus memberitahukan hak hukum dari
terdakwa, dan melindungi terdakwa dari ketidakadilan TERIMA KASIH