Anda di halaman 1dari 11

pisces

Anastasia Ata
Maria Magdalena Fontaine
Nur Hartini
Agnatha

Karakteristik

Kelas Agnatha merupakan kelas ikan yang tidak memiliki rahang dan gigi sejati. Mereka juga
tidak memiliki sirip dada atau perut, dan tubuh mereka dilapisi dengan sisik berbentuk bulat.
Ikan dalam kelas ini hanya memiliki satu lubang hidung dan tidak memiliki tulang belakang
yang sebenarnya.

Ikan dalam kelas Agnatha terbagi menjadi dua ordo, yaitu Myxini (lintah laut) dan
Petromyzontida (lamprey). Lintah laut adalah ikan yang hidup di dasar laut dan memakan
bangkai hewan lain. Lamprey hidup di air tawar dan mengisap darah dari ikan lain sebagai
makanannya.
Klasifikasi

Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Superkelas : Agnatha

Contoh Hewan :

Ikan lamprey Ikan hagfish


Chondrichthyes
Karakteristik

Kelas Chondrichtyes merupakan kelas ikan bertulang rawan yang memiliki


rahang dan gigi sejati. Tubuh mereka dilapisi dengan sisik berbentuk
seperti gigi dan mereka memiliki sirip yang besar dan kuat. Ikan dalam
kelas ini juga memiliki beberapa pasang insang yang digunakan untuk
bernapas.

Ikan dalam kelas Chondrichtyes terbagi menjadi dua subkelas, yaitu


Elasmobranchii (hiu dan pari) dan Holocephali (ikan gergaji). Hiu dan
pari memiliki tubuh yang aerodinamis dan gigi yang tajam untuk
memangsa mangsanya. Ikan gergaji memiliki kepala yang pipih dengan
gigi-gigi yang tajam untuk memotong makanannya.
Klasifikasi
Kerajaan :Animalia
Filum :Chordata
Subfilum :Vertebrata
Infrafilum :Gnathostomata
Kelas :Chondrichthyes

Contoh Hewan:

Ikan hiu Ikan pari


osteichtyes

Karakteristik

Kelas Osteichtyes merupakan kelas ikan bertulang sejati yang memiliki rahang dan gigi sejati. Tubuh
mereka dilapisi dengan sisik dan mereka memiliki sirip yang berbeda-beda fungsi dan ukurannya.
Ikan dalam kelas ini juga memiliki kemampuan untuk mengatur tekanan air pada kandung kemih
renangnya.

Ikan dalam kelas Osteichtyes terbagi menjadi dua subkelas, yaitu Actinopterygii (ikan bersirip kipas) dan
Sarcopterygii (ikan bersirip lobus). Ikan bersirip kipas biasanya hidup di air tawar dan laut,
sedangkan ikan bersirip lobus banyak ditemukan di air tawar dan memiliki kemampuan untuk
hidup di daratan selama beberapa waktu.
Klasifikasi

Kerajaan:Animalia
Filum:Chordata
Superkelas:Osteichthyes

Contoh Hewan:

Ikan Lele Kuda Laut


Adaptasi struktural dan fungsional pada ikan Hiu

 Bentuk Tubuh: Ikan hiu memiliki tubuh yang aerodinamis dan berbentuk silinder panjang. Tubuh mereka
dirancang untuk mengurangi hambatan air dan memungkinkan pergerakan yang cepat dan efisien di dalam
air.

 Sirip: Ikan hiu memiliki beberapa jenis sirip yang berperan penting dalam mobilitas mereka. Sirip
punggung dan sirip ekor membantu dalam stabilisasi dan pergerakan maju. Sirip dada berfungsi sebagai
kemudi, memungkinkan hiu untuk mengubah arah dengan cepat.

 Kulit: Kulit ikan hiu ditutupi oleh sisik yang khusus, yang dikenal sebagai dermal denticle. Sisik ini
memberikan perlindungan dan mengurangi turbulensi saat hiu berenang. Dermal denticle juga membantu
mengurangi gesekan air dan meningkatkan efisiensi pergerakan hiu.

 Pausa Jalan Pernapasan: Hiu memiliki pausa jalan pernapasan yang menghubungkan insang dengan
mulut mereka. Adaptasi ini memungkinkan hiu untuk mengambil oksigen dari udara, selain dari air. Hal ini
memungkinkan beberapa spesies hiu, seperti hiu karpet, untuk hidup di perairan dengan kadar oksigen
yang rendah.
Adaptasi struktural dan fungsional pada ikan Hiu

 Indra Penciuman: Hiu memiliki indra penciuman yang sangat sensitif. Mereka memiliki banyak reseptor penciuman di sekitar
area hidung mereka, yang memungkinkan mereka mendeteksi jejak bau dari jarak yang jauh. Ini membantu hiu menemukan
mangsa dan membedakan aroma yang berbeda dalam air.

 Gigi dan Rahang: Ikan hiu memiliki gigi-gigi yang tajam dan kuat yang tersusun dalam barisan di rahang mereka. Gigi ini terus
tumbuh dan diganti secara teratur. Adaptasi ini memungkinkan hiu untuk memotong dan merobek mangsa mereka dengan
efisien.

 Ampula Lorenzini: Ikan hiu dilengkapi dengan organ khusus yang disebut ampula Lorenzini. Organ ini sensitif terhadap
perubahan medan listrik dan memungkinkan hiu mendeteksi mangsa atau objek di sekitarnya dengan bantuan elektroreseptor.
Hal ini memungkinkan hiu untuk mendeteksi gerakan dan getaran mangsa yang tersembunyi.
Salah satu contoh konservasi di indonesia

Kawasan konservasi perairan adalah suatu ruang yang dibatasi secara geografis dengan jelas, diakui, diabadikan dan dikelola,
menurut aspek hukum maupun aspek lain yang efektif, untuk mencapai tujuan pelestarian keanekaragaman hayati laut
dalam jangka panjang, lengkap dengan fungsi-funngsi ekosistem dan nilai-nilai budaya terkait.

Pendidikan dan Penelitian

Tujuan pengembangan dan pengelolaan konservasi dan keankaragaman hayati laut adalah  center of excellent pendidikan dan
penelitian konservasi dan kehati laut di Indonesia.  Kegiatan pendidikan dan penelitian yang dilakukan harus dapat
memberikan manfaat bagi upaya peningkatan efektivitas pengelolaan konservasi dan kehati laut melalui scientific based
management. Pendidikan konservasi dan kehati laut ditujukan untuk mengubah pengetahuan, sikap dan perilaku pihak-
pihak yang berinteraksi dengan lingkungan kawasan konservasi kearah pengetahuan, sikap dan perilaku yang lebih
mengapresiasikan dan menghargai lingkungan alam. Manfaat dari pendidikan konservasi dan keanekaragaman hayati laut
adalah munculnya penghargaan dan rasa cinta terhadap lingkungan dan sumberdaya laut sehingga dapat meminimalkan
perilaku mengganggu dan perusak lingkungan laut.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai