Anda di halaman 1dari 6

The Quest to Bring Land under Social and Political Control:

Land Reform Struggles of the Past and Present in Ecuador

Willy Alfarius
Sejarah Gerakan Sosial dan Agraria di Indonesia
Jumat, 7 Mei 2021
PENDAHULUAN
Reforma agraria menjadi salah satu kebijakan penting
di Amerika Latin sepanjang abad ke 20.
Penggunaan, kepemilikan, dan pertukaran tanah yang
berkelindan dengan perkembangan kapitalisme.
Reforma agraria dalam beberapa hal justru
menimbulkan ketegangan dan bahkan ketidaksetaraan.
Tujuan artikel: memberikan kerangka analisis baru
mengenai sejarah perjuangan reforma agraria di masa
lalu dan masa kini di Ekuador (abad 20 dan 21).
KERANGKA TEORI
POLANYIAN
Ada tiga konsep Karl Polanyi yang digunakan untuk
menganalisis jalannya land reform di Ekuador:
1. Gerakan Ganda
2. Komoditas Fiktif
3. Integrasi
PERJUANGAN MASYARAKAT
ADAT
1960an-1990an: Usul masyarakat adat di pegunungan
terkait undang-undang, kebijakan, dan kelembagaan
land reform di Ekuador.
Keterwakilan menjadi isu utama di tengah tumpang-
tindihnya proses pelaksanaan land reform.
Masyarakat adat dan petani kemudian tergabung dalam
lembaga-lembaga yang bertugas melaksanakan land
reform.
Proses ini dianggap sebagai sebuah kegiatan yang
“rutin” dan “kontroversial”.
Kendali sosial dan politik atas land reform kemudian berada
di tangan masyarakat adat dan petani itu sendiri.
Ini adalah suatu counter-movement dari kebijakan
sebelumnya yang menyerahkan tanah kepada pasar sebagai
sebuah komoditas dalam sistem kapitalisme.
Keterlibatan masyarakat adat dan petani kemudian menjadi
sangat penting dan menentukan bagi keberhasilan land
reform itu sendiri, terutama dengan tekanan yang mereka
berikan agar negara membuat kebijakan dan undang-undang
yang berpihak pada kedua kelompok tersebut.
Kelompok kiri juga ikut berperan untuk menekan negara,
dalam hal ini pemerintah, membuat kebijakan mengenai
distribusi tanah yang adil dan merata.
Pada 1960 misalnya, pemenang pemilihan presiden
Ekuador, Jose Maria Velasco Ibarra, mendirikan
komisi land reform yang di dalamnya
mengikutsertakan kalangan negara, militer, dan elit
pemilik tanah, namun justru tidak melibatkan kelas
petani (peasant).
Institusi yang bernama Instituto Ecuatoriano de
Reforma Agraria y Colonizazión (IERAC) yang berdiri
pada 1964 tersebut yang bertanggungjawab bagi
lemahnya proses land reform berjalan dengan adil dan
merata.
Keadaan ini terus berlangsung hingga 1994 di mana
masyarakat adat, petani, dan kelompok kiri hanya
dapat memberikan masukan dari luar sistem lembaga
negara.

Anda mungkin juga menyukai