Anda di halaman 1dari 15

Modul ke: Kimia dan Pengetahuan

08 Fakultas
Lingkungan Industri
Industri Kimia di Masa Depan
Fakultas
Teknik
Program Studi
Program Studi
S1 Teknik Atep Afia Hidayat, Ir.MP
Industri
Pembuka Daftar Pustaka Akhiri Presentasi
Pendahuluan
Industri adalah seluruh bentuk kegiatan ekonomi yang mengolah
bahan baku dan atau memanfaatkan sumber daya industri sehingga
menghasilkan barang yang mempunyai nilai tambah atau manfaat
yang lebih tinggi, termasuk jasa industri (Undang-Undang No 3
Tahun 2014 tentang Perindustrian).
Istilah industri berasal dari bahasa latin, yaitu industria yang
artinya buruh atau tenaga kerja. Industri adalah suatu kegiatan
produksi yang menggunakan bahan tertentu sebagai bahan baku
untuk diproses menjadi hasil lain yang lebih berdaya guna bagi
masyarakat.
<
← MENU AKHIRI >

Pengertian Industri di
Masa Depan
Pernahkah Anda membayangkan jika revolusi industri tidak
pernah terjadi? Berdasarkan pengertian dari Encyclopaedia
Britannica, revolusi industri merupakan proses perubahan dari
ekonomi agraris dan kerajinan ke industri serta manufaktur
mesin.

Revolusi industri telah mengubah cara kerja manusia dari


tradisional menjadi digitalisasi. Sebelum sampai pada revolusi
industri 4.0 yang terjadi saat ini, tahukah Anda bahwa revolusi
industri sudah mengalami perjalanan yang sangat panjang?

<
← MENU AKHIRI >

Apakah Itu Industri 4.0?
Industri 4.0 adalah tren otomatisasi dan
pertukaran data dalam teknologi manufaktur. Ini
termasuk sistem cyber-physical, internet of
things (IoT), komputasi awan, dan komputasi
kognitif. Era ini pada dasarnya telah diperkenalkan
di Jerman sejak 2011. Beberapa teknologi utama
yang mendukung implementasi industri 4.0 adalah
intelegensi buatan, human machine interface, IoT,
robot, dan teknologi 3D.

<
← MENU AKHIRI >

<
← MENU AKHIRI >

Industri Kimia
Terapan
A. BAHAN BAKU INDUSTRI

Proses industri dimaksudkan untuk memisahkan produk kimia dari


campuran senyawaan kimia yang berasal dari bahan alami sebagai
bahan baku. Bahan baku yang berasal dari alam, mencakup dari alam
hayati (organ hidup, misalnya hewan, tumbuhan dan mikroba),
nonhayati (bukan organ hidup, misalnya mineral, minyak bumi, batu
bara) dan bahan lainnya (misalnya bahan baku yang timbul karena
adanya proses fisik, yaitu pengendapan CaCO3 yang terjadi di daerah
pegunungan dan terbentuknya antibiotik karena adanya bioproses).

<
← MENU AKHIRI >

1. Bahan Alam Hayati
Banyak produk kimia yang berasal dari alam
hayati. Kertas merupakan hasil industri pabrik
bubur kertas (pulp), berasal dari serat selulosa
yang terdapat pada bagian kayu banyak
tumbuhan.
2. Bahan Alam Nonhayati
Mineral merupakan bahan baku industri untuk
menghasilkan produk kimia berupa berbagai jenis pupuk
(TSP, superfosfat, KCl, dan NaCl), bahan bakar (minyak bumi,
batu bara, dan uranium) dan bahan logam (aluminium dari
mineral bauksit, besi dari mineral pirit, apatit) serta logam
mulia (emas/Au, perak/Ag, tembaga/Cu berasal dari
berbagai mineral).
<
← MENU AKHIRI >

3. Bahan Lainnya
Bahan alam hayati merupakan bahan baku industri
terbarukan (renewable), karena tanaman, hewan atau
mikroba dapat menyintesis sendiri dari prekursornya (CO2,
H2O, N2, NH3, S, dan sebagainya) secara biosintesis.

<
← MENU AKHIRI >

B. PROSES DALAM INDUSTRI
1. Proses Fisika
Penggalian sumber daya alam yang paling sederhana adalah melalui
proses fisika, yaitu dengan memanfaatkan berbagai sifat fisika dari
bahan alam tersebut, seperti diameter butiran, suhu, kelarutan,
pelelehan, pendidihan, penguapan, penghancuran maupun
menghomogenkan suatu campuran.

2. Proses Kimia
Dalam industri kimia, selain terjadi reaksi kimia antara bahan baku
yang digunakan, juga harus memperhatikan persyaratan fisik dari bahan
baku yang diperlukan (seperti suhu, tekanan, pemanasan, kelarutan,
cairan, padatan, gas atau sifat fisika lainnya).
<
← MENU AKHIRI >

B. PROSES DALAM INDUSTRI
1. Proses Fisika
Penggalian sumber daya alam yang paling sederhana adalah melalui
proses fisika, yaitu dengan memanfaatkan berbagai sifat fisika dari
bahan alam tersebut, seperti diameter butiran, suhu, kelarutan,
pelelehan, pendidihan, penguapan, penghancuran maupun
menghomogenkan suatu campuran.

2. Proses Kimia
Dalam industri kimia, selain terjadi reaksi kimia antara bahan baku
yang digunakan, juga harus memperhatikan persyaratan fisik dari bahan
baku yang diperlukan (seperti suhu, tekanan, pemanasan, kelarutan,
cairan, padatan, gas atau sifat fisika lainnya).
<
← MENU AKHIRI >

Daftar Pustaka
Nanoteknologi di
Bidang Kimia
Istilah nanoteknologi pertama kali dipopulerkan oleh fisikawan
Drexler (1986) yang menyebut abad 21 sebagai era nanoteknologi,
yakni era dimulainya pengembangan, produksi, dan rekayasa material
berukuran nano (nanomaterial) menghasilkan suatu fungsi baru yang
belum pernah dibuat manusia sebelumnya (Taufikurahman, 2008).

Prinsip Kimia Hijau dalam Proses Sintesis


Istilah 'Kimia Hijau' diciptakan pada 1991 oleh Anastas dari
Lembaga Perlindungan Lingkungan (EPA) Amerika Serikat. Tetapi ini
tidak berarti bahwa gerakan kimia hijau tidak ada sebelum awal 1990-
an tersebut.

<
← MENU AKHIRI
Daftar Pustaka
Kimia hijau berpedoman pada dua belas prinsip (Anastas &
Warner, 1998), yaitu:
 
1) pencegahan: mencegah lebih diutamakan daripada meremediasi
limbah;
2) atom ekonomi: metode sintesis hendaknya dirancang
stoikiometris, menjamin semua bahan baku menjadi produk;
3) minimalkan zat kimia berbahaya: Sintesis zat kimia diupayakan
menggunakan dan menghasilkan zat-zat dengan toksisitas serendah
mungkin;
4) merancang zat kimia fungsional yang aman: proses sintesis
didesain sedemikian rupa hingga diperoleh hasil yang sesuai yang
diinginkan namun dengan seminimal mungkin menghasilkan bahan
toksik
5) Penggunaan pelarut dan zat pelengkap yang aman: menghindari
penggunaan zat tambahan berbahaya (misalnya pelarut, agen
pemisahan agen);
<
← MENU AKHIRI
Daftar Pustaka
6) Efisiensi energy: meminimalkan kebutuhan energi dari proses kimia,
jika memungkinkan, proses sintetis dilakukan pada suhu dan tekanan
ambien;
7) Penggunaan bahan mentah Terbarukan: pengembangan SDA
terbarukan lebih diutamakan;
8) Kurangi pemanfaatan zat derivatif : menghindari penggunaan bahan-
bahan tambahan yang hanya akan menambah jumlah limbah;
9) Katalis: menggunakan katalis yang selektif;
10)Rancang degradasinya: Produk kimia harus dirancang sedemikian
rupa sehingga mudah diuraikan di akhir fungsinya;
11) Pemantauan keamanan secara real-time: Harus dilakukan
pemantauan dan pencegahan terbentuknya zat berbahaya secara
langsung pada setiap tahap dari proses sintesis.
12) penerapan kimia aman: meminimalkan potensi kecelakaan, seperti
timbulnya emisi zat berbahaya, ledakan, dan kebakaran.
<
← MENU AKHIRI
Daftar Pustaka
DAFTAR PUSTAKA
Alaloul, W. S., Liew, M. S., Zawawi, N. A. W. A., & Kennedy, I. B. (2020). Industrial Revolution 4.0 in the
construction industry: Challenges and opportunities for stakeholders. Ain shams engineering
journal, 11(1), 225-230. Dalam https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S2090447919301157 (
Diakses pada 9 Oktober 2021).
 
Hudson, P. (2014). The industrial revolution. Bloomsbury Publishing. Dalam https://tinyurl.com/55nfa4sz
( Diakses pada 9 Oktober 2021).
 
Rojko, A. (2017). Industry 4.0 concept: Background and overview. International Journal of Interactive
Mobile Technologies, 11(5). 77-90. Dalam https://tinyurl.com/5y3w8jsx ( Diakses pada 9 Oktober 2021).
 
Shahroom, A. A., & Hussin, N. 2018. Industrial revolution 4.0 and education. International Journal of
Academic Research in Business and Social Sciences, 8(9), 314-319. Dalam
https://pdfs.semanticscholar.org/12fb/a84f89c7d3bc9faf1a7402e1f6f741680354.pdf ( Diakses pada 9
Oktober 2021).
 
Stăncioiu, A. 2017. The fourth industrial revolution „Industry 4.0”. Fiabilitate Şi Durabilitate, 1(19), 74-78.
Dalam https://www.utgjiu.ro/rev_mec/mecanica/pdf/2017-01/11_Alin%20ST%C4%82NCIOIU%20-
%20THE%20FOURTH%20INDUSTRIAL%20REVOLUTION%20%E2%80%9EINDUSTRY
%204.0%E2%80%9D.pdf ( Diakses pada 9 Oktober 2021).
<
← MENU AKHIRI
Terima Kasih
Terima Kasih
Atep Afia Hidayat, Ir.MP

Anda mungkin juga menyukai