Anda di halaman 1dari 46

BAB II

KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Industri
Pengertian industri secara makro menurut Hasibuan
(1994) adalah “semua sektor yang dapat menghasilkan nilai
tambah dan secara garis besar dapat dibagi menjadi dua
bagian yaitu industri yang menghasilkan barang dan industri
yang menghasilkan jasa”. Pengertian industri secara mikro
diartikan sebagai kumpulan perusahaan-perusahaan yang
dapat menghasilkan barang-barang yang homogen atau saling
dapat mengganti secara erat (Hasibuan, 1994). Pengertian
industri dalam Sandy (1985: 148) adalah “usaha untuk
memproduksi barang dari bahan baku atau bahan mentah
melalui proses penggarapan dalam jumlah besar sehingga
barang tersebut dapat diperoleh dengan harga satuan yang
serendah mungkin tetapi dengan mutu setinggi mungkin”.
Definisi industri menurut Ali (2011) adalah “suatu
lokasi/tempat dimana aktivitas produksi akan
diselenggarakan”. Industri tidak selalu menghasilkan hasil
produk secara nyata (konkrit) akan tetapi industri dapat juga
menghasilkan produk yang bersifat abstrak seperti pada
industri jasa. Pada industri jasa, produk yang dihasilkan
bukanlah produk secara konkrit melainkan produk yang
bersifat abstrak yaitu berupa perasaan impas atas apa yang
telah mereka keluarkan/bayar (Ali, 2011). Dalam Undang-

13
14

Undang Nomor 5 Tahun 1984 Pasal 1 tentang Perindustrian


disebutkan bahwa:
Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah
bahan mentah, bahan baku, dan/atau barang setengah jadi
menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk
penggunaannya, termasuk kegiatan rancang bangun dan
perekayasaan industri.
B. Manufaktur
Dikutip dari Corporate Finance Institute Manufaktur
adalah sebuah badan usaha atau perusahaan yang
memproduksi barang jadi dari bahan baku mentah dengan
menggunakan alat, peralatan, mesin produksi, dan sebagainya
dalam skala produksi yang besar.
Manufaktur terbentuk dari dua kata yang berasal dari
bahasa Latin yaitu manus (tangan) dan factus (membuat) jika
dikombinasikan akan memiliki arti dibuat dengan tangan.
Arti dibuat dengan tangan menggambarkan bahwa pada saat
itu proses pembuatan produk masih menggunakan metode
manual. Arti sempit dari produksi saat ini yaitu tindakan fisik
dalam membuat produk sedangkan manufaktur berarti
konversi desain menjadi produk jadi.
Manufaktur merupakan proses mengubah bahan baku
menjadi produk produk fisik melalui serangkaian kegiatan
yang membutuhkan energi yang masing-masing menciptakan
perubahan pada karakteristik fisik atau kimia dari bahan
tersebut.
15

Manufaktur sebagai serangkaian operasi dan kegiatan


yang saling berhubungan yang meliputi perancangan (design),
pemilihan bahan (material selection), perencanaan (planning),
pembuatan (manufacturing), penjaminan mutu (quality
asurance), serta pengelolaan dan pemasaran produk-produk
(management and marketing of product).
Secara garis besar, proses manufaktur dapat dibagi
menjadi dua tipe dasar, yaitu (1) proses pengolahan atau
processing operations dan (2) proses perakitan atau assembly
operations. Proses pengolahan atau processing adalah proses
mengubah bahan baku menjadi sesuatu yang memiliki
kondisi lebih baik atau mendekati kondisi produk akhir yang
diinginkan dan menjadi barang jadi. Proses perakitan atau
assembly operations adalah proses menggabungkan dua atau
lebih komponen untuk dijadikan suatu produk yang baru
melalui cara yang biasa disebut dengan assembly, subassembly,
atau nama lain tentang proses penggabungan .
Pada tahun 1983. manufaktur didefinisikan sebagai
rangkaian kegiatan yang saling berkaitan dan dilakukan
dengan melibatkan desain, pemilihan material, perencanaan,
produksi manufaktur, jaminan mutu, mengelola dan
memasarkan produk industri manufaktur
Pentingnya manufaktur dalam industri dijelaskan
dalam 3 fitur berikut :
16

1. Menyediakan sarana dasar bagi eksistensi manusia.


Manusia tidak akan mampu hidup jika tidak ada
pembuatan atau produksi barang.
2. Penciptaan kekayaan bangsa-bangsa. Suatu bangsa dapat
memiiki asset kekayaan dengan adanya kegiatan
manufaktur.
3. Langkah-langkah menuju kebahagiaan manusia dan
pedamaian dunia.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa
manufaktur adalah pengolahan bahan mentah menjadi barang
jadi berupa bentuk fisik melalui serangkaian kegiatan
menggunakan sumber daya perusahaan. Sumber daya
tersebut adalah tenaga manusia, mesin–mesin, dan peralatan
pendukung lainnya. Proses dalam industri manufaktur
menerapkan program manajemen yang terstruktur teratur
dan terarah di gunakan untuk melakukan produksi. Hal ini
mengacu pada standar operasional prosedur atau SOP pada
masing-masing satuan unit di perusahaan.
C. Material
Material atau bahan adalah sebuah zat atau benda yang
dari mana sesuatu dapat dibuat darinya, atau barang yang
dibutuhkan untuk membuat sesuatu. Bahan kadang kala
digunakan untuk menunjuk masukan dalam produksi.
Material sering kali disebut bahan mentah yang belum
diproses, tetapi kadang kala telah diproses sebelum
digunakan untuk proses produksi lebih lanjut.
17

Pemilihan bahan yang tepat adalah bagian yang sangat


penting dalam desain Teknik proses manufaktur. Ada banyak
faktor yang harus diperhatikan sebelum melakukan kegiatan
perancangan, di antaranya: kekuatan (strength) kekauan
(stiffness), ketahanan (durability), ketahanan terhadap Korosi
(corrosion resistance), harga (cost), kemampuan bentuk
(formability) dan lain-lain.
Beberapa aspek atau kriteria yang harus di perhatikan
dalam pemeliharaan material peralatan bahan adalah
1. Faktor fisika
material tersebut harus tahan (resistance) terhadap
kondisi-kondisi oprasi seperti korosi, erosi, stress dan
temperature.
2. Faktor kimia :
Kontraminasi yang berhubungan dengan interaksi
antar material dengan fluida proses dan akibatnya
terhadap proses itu sendiri, misalnya deaktivasi katalis
sifat-sifat mekanikal.
3. Faktor ekonomi :
biaya atau coast dari material tersebut
Pada saat melakukan pemilihan material, korosi
menjadi salah satu aspek pertimbangan yang penting. Hal ini
di sebabkan oleh banyak kerugian yang di timbulkan oleh
korosi. Hal-hal yang dapat di timbulkan oleh korosi adalah :
o Material itu sendiri.
o Lingkungan ( enviroment) yang kontak dengan material.
18

o Desain mekanikal dari komponen material.


Material teknik adalah jenis material yang banyak
dipakai dalam prosesrekayasa dan industri. Material teknik
dikelompokkan menjadi 6 golongan,(Wikipedia, 2019)
a. Logam: baja, besi cor, titanium, logam paduan,dural, dll.
b. Polimer: polietilan, polipropilen, polikarbonat, dll
c. Karet: isopren, neopren, karet alam, dll.
d. Gelas: gelas soda, gelas silika, gelas borosilikat.
e. Keramik: alumina, karbida silikon, nitrida silikon dll.
f. Hibrida: komposit, sandwich, foam.

Gambar 2. 1 golongan material Teknik


Sumber: id.wikipedia.org,2022

Dalam pengerjaan proses manufaktur di PT. AUTONIK


PACK MACHINERY material yang sering di temui dan
kerjakan yaitu adalah terdapat bahan material sebagai berikut:
1. Material Mild Steel (MS)
Mild Steel adalah besi karbon atau plain carbon
steel. Standar USA mngungkapkan bahwa carbon steel
mempunyai kandungan karbon tidak lebih dari 2% dan
tanpa campuran bahan lain yang. Produk material jenis ini
19

mempunyai kalangan pasar paling tinggi dan dipakai


untuk berbagai perangkat.
Mild steel yaitu kombinasi logam yang tediri atas
besi (Fe) serta karbon (C). Jadi baja itutidak sama dengan
besi (Fe), alumunium (Al), seng (Zn), tembagga (Cu), serta
titanium (Ti) yang merumakan logam murni. Dalam
senyawa antaa besi serta karbon (unsur nonlogam)
terrsebut besi jadi unsur yang lebih menguasai di banding
karbon.
Kandungan kabon sekitar pada 0, 2 – 2, 1% dari
berat baja, bergantung tingkatannya. Dengan sederhana,
peranan karbon yaitu tingkatkan kualitas baja, yakni daya
tariknya (tensile strength) serta tingkat kekerasannya
(hardness).
Kekurangan dari mild steel terutama adalah tidak
tahan terhadap serangan karat. Oleh sebab itu mild steel
tidak cocok untuk digunakan pada lingkungan yang
korosif, kecuali sudah diberikan perlindungan yang sesuai
sebelumnya.
2. Material S45C
Baja S45C merupkan jenis baja “Medium Carbon
Steel” (0.3-0.5% C). Dengan kandungan karbon medium ini
memungkinkan baja ini untuk ditingkatkan lagi sifat
mekaniknya. Baja karbon ini memiliki nilai kekuatan dan
keuletan yang rendah, Untuk memperbaiki sifat-sifat
mekanis tersebut dengan cara memberikan perlakuan
20

panas, hal ini memegang peran penting dalam upaya


meningkatkan kekerasan serta keuletan baja sesuai dengan
kebutuhannya. Baja karbon medium ini diklasifikasikan
sebagai machinery steel baja yang biasa dipakai dalam
komponen/sparepart seperti: roda gigi, coupling, pulley,
axles, piston, rails.

3. Material Dural
Duralumin (juga disebut duraluminum,duralium,
atau dural sebuah portmanteau dari dura ble dan lumin
ium) adalah nama dagang untuk salah satu jenis paling
awal dari paduan aluminium yang tahan lama.
Penggunaannya sebagai nama dagang sudah usang, dan
saat ini istilah tersebut terutama mengacu pada
paduan aluminium-tembaga.
bahan utama duralumin adalah tembaga, mangan,
dan magnesium. Misalnya, Duraluminium 2024 terdiri dari
91-95% aluminium, 3,8-4,9% tembaga, 1,21,8% magnesium,
0,3-0,9% mangan, <0,5% besi, <0,5% silikon, <0,25% seng,
<0,15% titanium, <0,10% kromium dan tidak lebih dari
0,15% elemen lainnya bersama-sama.
4. Material ST 42
Baja St 42 tergolong baja karbon rendah, dimana
baja karbon rendah merupakan jenis baja yang banyak
digunakan sebagai bahan konstruksi dalam berbagai
bidang industri sebagai rangka konstruksi. Jenis
21

pengelasan yang tepat sangat dibutuhkan agar sambungan


las yang dihasilkan dapat maksimal. Pengelasan FCAW
(Flux-Cored Arc Welding) adalah salah satu teknik
pengelasan yang banyak digunakan dalam perindustrian
dan konstruksi .
Baja karbon rendah (low carbon steel) Memiliki
kadar karbon lebih kecil dari 0,20%, biasanya dipakai
untuk : automobile bodies, pipa, rantai, roda gigi,
kerangka.
5. Material Plastic (PL)
Plastik adalah jenis makromolekul yang dibentuk
dengan proses polimerisasi. Polimerisasi adalah proses
penggabungan beberapa molekul sederhana (monomer)
melalui proses kimia menjadi molekul besar (polimer atau
makromolekul). Pengertian plastik menurut Surono (2013)
merupakan senyawa polimer yang unsur penyusun
utamanya adalah Karbon dan Hidrogen. Apabila tepapar
panas dan tekanan, bahan yang terbentuk dari bahan
polimer ini mampu dibentuk ke berbagai bentuk sesuai
kebutuhan. Berbagai bentuk seperti batangan, balok, dan
silinder yang kemudian dapat menyesuaikan sesuai
dengan kebutuhan seperti botol, dan lain-lain.
6. Material Steel
Baja (steel) adalah logam campuran yang tediri dari
besi (Fe) dan karbon (C). Jadi baja berbeda dengan besi
(Fe), alumunium (Al), seng (Zn), tembagga (Cu), dan
22

titanium (Ti) yang merupakan logam murni. Dalam


senyawa antara besi dan karbon (unsur nonlogam) tersebut
besi menjadi unsur yang lebih dominan dibanding karbon.
Kandungan kabon berkisar antara 0,2 – 2,1% dari berat
baja, tergantung tingkatannya. Secara sederhana, fungsi
karbon adalah meningkatkan kwalitas baja, yaitu daya
tariknya (tensile strength) dan tingkat kekerasannya
(hardness). Selain karbon, sering juga ditambahkan unsur
chrom (Cr), nikel (Ni), vanadium (V), molybdaen (Mo)
untuk mendapatkan sifat lain sesuai aplikasi dilapangan
seperti antikorosi, tahan panas, dan tahan temperatur
tinggi.
7. Material Stainless steels (ST)
Stainless steel atau baja tahan karat adalah baja
paduan yang memiliki sifat ketahanan terhadap pengaruh
oksidasi dan korosi (karat). Stainless steel merupakan
logam paduan dari beberapa unsur logam yang dipadukan
dengan komposisi tertentu yang secara luas digunakan
dalam industri kimia, makanan dan minuman, industri
yang berhubungan dengan air laut dan semua industri
yang memerlukan ketahanan korosi (Raharjo, 2015).
stainless steel tahan terhadap korosi, tidak seperti
baja lainnya. Dalam bentuk baja ini, persentase kromium
setidaknya 10,5% berat. Ketahanan korosi baja tahan karat
disebabkan oleh tingginya jumlah kromium yang ada pada
baja ini. Di sana, kromium membentuk lapisan oksida yang
23

tidak terlihat, tipis dan patuh, yang membuat permukaan


menjadi pasif. Untuk membentuk lapisan oksida pasif ini,
baja harus mengandung cukup banyak kromium, dan kita
perlu menyimpannya di lingkungan yang kaya oksigen.
Lapisan pasif melindungi logam di bawahnya, dengan
menutupinya dari udara dan air. Juga, jika kita menggores
lapisan oksida, itu akan sembuh sendiri. Karena itu,
persentase kromium dari baja tahan karat harus melebihi
lebih dari 10,5% berat.
Baja stainless merupakan baja paduan yang
mengandung minimal 10,5% Cr. Sedikit baja stainless
mengandung lebih dari 30% Cr atau kurang dari 50% Fe.
Daya tahan stainless steel terhadap oksidasi yang tinggi di
udara dalam suhu lingkungan biasanya dicapai karena
adanya tambahan minimal 13% (dari berat) Krom. Krom
membentuk sebuah lapisan tidak aktif, Kromium (III)
Oksida (Cr2O3) ketika bertemu Oksigen.
8. Material Kuningan
Kuningan adalah logam campuran dari tembaga
(Cu) dan seng (Zn). Tembaga merupakan komponen
utama dari kuningan, dan kuningan biasanya
diklasifikasikan sebagai paduan tembaga. Warna kuningan
bervariasi dari coklat kemerahan gelap hingga ke cahaya
kuning keperakan tergantung pada jumlah kadar seng.
Kuningan lebih kuat dan lebih keras dari pada
tembaga, namun tidak sekuat atau sekeras baja. Kuningan
24

sangat mudah untuk dibentuk kedalam berbagai bentuk,


sebuah konduktor panas yang baik, dan umumnya tahan
terhadap korosi dari air garam. Karena sifat-sifat tersebut
kuningan banyak digunakan untuk membuat pipa, tabung,
sekrup, alat musik, aplikasi kapal laut dan selongsong
munisi.
Pada diagram fasa paduan kuningan fasa α dengan
unit sel FCC cenderung memiliki sifat ulet serta cukup
memiliki ketermesinan yang baik sedangkan fasa β dengan
unit sel BCC cenderung lebih keras dan lebih kuat dari fasa
α, namun memiliki sifat yang getas (mudah hancur).
D. Pemesinan
Proses pemakanan logam adalah suatu proses yang
digunakan untuk mengubah bentuk dari baja (komponen
mesin) dengan cara pemakanan . Proses pemakanan dengan
menggunakan pahat HSS yang dipasang pada mesin bubut
dalam istilah teknik sering disebut dengan proses Pemesinan.
Proses pemesinan (machining) adalah proses pembentukan
geram (chip) akibat dari perkakas (tools) yang dipasang pada
mesin perkakas (machine tools), bergeraknya relative dengan
benda kerja (work piece) yang dicekam pada bagian daerah
kerja mesin perkakas Komponen-komponen mesin yang
terbuat dari baja mempunyai berbagai bentuk yang beragam.
Pada umumnya mereka dibuat dengan proses
pembubutan dari bahan yang berasal dari proses sebelumnya
yaitu proses penuangan (Casting) atau proses pengolahan
25

berbagai bentuk (metal forming) karena banyak bentuknya


yang beragam tersebut maka proses pembubutan dilakukan
berbagai macam, adapun bidang yang dihasilkan yaitu
silindrik atau rata. Klasifikasi proses pemesinan dibagi
menjadi 3 (tiga), ialah jenis gerakan relatif sudut potong pahat
HSS, dan pembentukan permukaan Terhadap benda kerja
menghasilkan geram dan permukaan benda kerja bertahap
akan terbentuk menjadi komponen yang kita inginkan. Pahat
HSS dipasang pada jenis mesin perkakas, perkakas potong
dapat disesuaikan dengan cara pemakanan dan bentuk akhir
dari suatu produk Gerakan pahat terhadap benda kerja dapat
dibagi menjadi 2 (dua) macam yaitu komponen gerak yaitu:
gerak makan (feeding movement) dan gerak potong (cutting
movement).

1. MESIN FRAIS
Mesin Frais (milling) adalah salah satu mesin
peralatan konvensional yang paling fleksibel dengan
berbagai kemampuan proses permesinan. Banyak operasi
rumit yang dapat dikerjakan oleh mesin frais seperti
penyayatan, pemotongan, finishing, pengindeksan dan
beberapa proses permesinan lainnya.
Mesin frais (milling) ialah salah satu mesin dalam
proses manufaktur yang sangat umum digunakan di
bengkel mesin dan industri untuk memproduksi suku
cadang dan suku cadang dengan tingkat presisi tinggi
dalam berbagai bentuk dan ukuran.
26

Pada Tahun 1818 mesin milling atau biasa


disebut mesin frais, pertama kali ditemukan di New
Heaven Conecticut oleh Eli Whitney. Pada tahun 1952
John Parson mengembangkan milling dengan kontrol
basis angka (Milling Numeric Control) dalam
perkembangannya mesin frais mengalami berbagai
perkembangan baik secara mekanis maupun secara
teknologi pengoperasiannya.
Mesin milling jika dikolaborasikan dengan suatu
alat bantu atau alat potong pembentuk khusus, akan
menghasilkan beberapa bentuk yang sesuai dengan
produksi, misalnya: Uliran, Spiral, Roda gigi, Cam,
Drum Scale, Poros bintang, Poros cacing dan lain-lain.
a. Cara Kerja Mesin Frais
Proses freis adalah jenis mesin perkakas yang
mempunyai keistimewaan tersendiri karena mesin freis
salah satu jenis mesin yang dapat melakukan berbagai
macam bentuk pada benda kerja.Prinsip kerja mesin
freis adalah gerak potong dilakukan oleh pahat yang
berasal dari putaran spindel dan gerak makan oleh
benda kerja yang berasal dari gerakan meja kerja secara
translasi sebagai pembawa benda kerja.
Cara kerja dimesin frais horizontal. Benda kerja
dijepit di suatu ragum mesin atau peralatan khusus
atau dijepit di meja mesin frais. Pemotongan dikerjakan
27

oleh pemakanan benda kerja di bawah suatu pahat


yang berputar.
Tenagauntuk pemotongan berasal dari energy
listrik yang diubah menjadi gerak utama oleh sebuah
motor listrik, selanjutnya gerakan utama tersebut akan
diteruskan melalui suatutransmisi untuk menghasilkan
gerakan putar pada spindel mesin milling.
Gerakan pemotongan pada cutter jika dikenakan
pada benda kerja yang telah dicekam maka akan terjadi
saat gesekan/tabrakan sehingga akan menghasilkan
pemotongan pada bagian benda kerja, hal ini dapat
terjadi karena material penyusun cutter mempunyai
kekerasan diatas kekerasan benda kerja. Dengan mesin
milling, arah potongan umumnya tetap vertikal (arah
z), tetapi arah pemotongan berjalan horizontal (arah x).
Proses frais dapat diklasifikasikan dalam tiga
jenis. Klasifikasi ini berdasarkan jenis pahat , arah
penyayatan dan posisi relatif pahat terhadap benda
kerja.

Gambar 2. 2 cara kerja mesin


Sumber : Paryanto, M.pd
28

1) Frais Periperal (Peripheral Milling)


Proses frais ini disebut juga slab milling,
permukaan yang difrais dihasilkan oleh gigi pahat
yang terletak pada permukaan luar badan alat
potongnya. Sumbu dari putaran pahat biasanya
pada bidang yang sejajar dengan permukaan benda
kerja yang disayat.
2) Frais muka (Face Milling)
Pada frais muka, pahat dipasang pada spindel
yang memiliki sumbu putar tegak lurus terhadap
permukaan benda kerja. Permukaan hasil proses
frais dihasilkan dari hasil penyayatan oleh ujung
dan selubung pahat.
3) Frais jari (End Milling)
Pahat pada proses frais ujung biasanya
berputar pada sumbu yang tegak lurus permukaan
benda kerja.. Pahat dapat digerakkan menyudut
untuk menghasilkan permukaan menyudut. Gigi
potong pada pahat terletak pada selubung pahat dan
ujung badan pahat.
b. Bagian-Bagian Mesin Frais
1) Alas Mesin (Base)

Gambar 2. 3 alas mesin frais


29

Sumber: pribadi
Alas mesin menjadi bagian yang paling
bawah. Fungsi dari bagian ini yaitu sebagai fondasi
atas mesin penggilingan. Selain itu juga berfungsi
untuk pembuangan tempat pendingin yang tidak
digunakan lagi. Bagian ini juga menjadi beban untuk
menopang mesin.
2) Dudukan Meja (Saddle)

Gambar 2. 4 dudukan mesin frais


Sumber: pribadi
Sadel ini berada diantara lutut dan meja mesin
frais. Berbentuk persegi, terbuat dari besi cor dan
memiliki alur ekor burung yang berpasangan
dengan lutut.
Sadel dapat digerakkan secara melintang
mendekati kolom (gerakan maju mundur). Dapat
juga dikunci ke lutut apa bila dibutuhkan. Di bagian
atas sadel dibuat alur T yang melingkar 360° yang
berhubungan dengan meja.
3) Meja Mesin (Table)
30

Gambar 2. 5 meja mesin frais


Sumber: pribadi
Meja mesin dipasang di atas dudukan meja
(saddle) yang dapat diputar secara horizontal ke
kedua arah.
4) Lutut (Knee)

Gambar 2. 6 Lutut
Sumber: pribadi

Bagian ini memiliki dua alur ekor burung


yang saling tegak lurus. Satu berpasangan dengan
kolom mesin dan satu lagi berpasangan dengan
sadel. Lutut pada mesin frais terbuat dari besi cor
dan hanya bisa digerakkan secara vertikal.
Di dalam lutut terdapat berbagai roda gigi
yang mengatur gerakan otomatis. Baik itu gerak
otomatis ke kanan, kiri, maju atau mundur. Bagian
31

ini juga dapat dikunci dengan kolom agar kokoh


saat proses pengefraisan.
5) Spindel

Gambar 2. 7 spindle
Sumber: pribadi
Spindle merupakan bagian penting dari mesin
frais. Berfungsi sebagai tempat penahan alat potong
pada mesin frais vertikal dan sebagai tempat arbor
pada mesin frais horisontal.
6) Penahan Arbor (Arbor Support)

Gambar 2. 8 arbor
Sumber: pribadi
Arbor merupakan bagian mekanis dari mesin
frais. Berfungsi sebagai ekstensi spindle pada mesin
frais horizontal. Arbor juga berfungsi sebagai
pemegang alat potong (pisau frais) dan berputar
sesuai arah pemakanan alat potong.
7) Handle
32

Gambar 2. 9 handle mesin frais


Sumber: pribadi
Handle pada mesin frais berfungsi untuk
menggerakan meja mesin secara manual. Baik itu
secara vertikal maupun horizontal.
8) Pahat Frais

Gambar 2. 10 rumah pahat dan pahat


Sumber: pribadi
Pahat frais merupakan alat potong yang
digunakan untuk menyayat benda kerja pada proses
pengefraisan. Ada berbagai jenis pisau frais yang
dapat digunakan dengan bentuk dan fungsi yang
berbeda-beda. Sehingga operator bisa lebih efektif
dalam membentuk atau memproduksi benda kerja.
9) Tuas Pengatur Kcepatan Spindle
33

Gambar 2. 11 tuas pengatur kecepatan spindle


Sumber: pribadi
Tuas pengtaur kecepatan merupakan alat
untuk mengatur kecepatan putar spindle. Alat
ini biasanya di gunakan saat menyat benda kerja
berbagai jenis semisal besi ms menggunakan
krcrpatan 950 rpm dan besi steenlis steel dengan
menggunakan kecepatan 500 rpm menyesuaikan
material yang di kerjakan.
c. Jenis – Jenis Mesin Frais
Pada beberapa pengerjaan permesinan dengan
menggunakan mesin frais seringkali terdapat
penegerjaan yang dapat dilakukan oleh jenis mesin frais
tertentu. Terdapat beberapa jenis mesin frais dengan
fungsi dan kegunaannya masing-masing. Berikut ini
merupakan jenis-jenis mesin frais pad aproses
permesinan.
1) Mesin frais kolom dan lutut (Column and Knee
Milling)
Mesin frais jenis ini adalah jenis mesin frais
yang sangat umum digunakan. Pada mesin ini,
sebuah kolom vertikal terpasang pada alas yang
terdiri dari semua penggerak roda gigi yang
memutar lutut dan pelana. Lutut terletak di alas
yang memberikan gerakan vertikal pada benda kerja
atau bergerak naik dan turun. Pelana menempel di
34

bagian atas lutut yang dapat bergerak secara


melintang.
2) Mesin Frais vertikal (Vertical Milling)
Spindel pada mesin frais vertikal berada
dalam posisi vertikal. Tidak diperlukan punjung
pada mesin frais jenis ini. Alat pemotong pada mesin
frais verikal memiliki bentuk silinder dan ujungnya
terletak di permukaan silinder.
3) Mesin frais horisontal (Horizontal Milling)
Spindle pada mesin frais jenis ini terletak
secara horizontal. Spindel akan berputar secara
horizontal. Sebuah punjung menempel pada mesin
yang bekerja berbentuk silinder yang akan merekam
benda kerja.
4) Mesin Frais universal (Universal Milling)
Mesin frais universal hampir mirip dengan
mesin frais jenis horizontal, namun pada mesin frais
universal terdapat meja yang dapat diatur hingga 45
derajat pada kedua arah.
5) Mesin Frais Dudukan Tetap (Fix Bed Milling)
Pada mesin frais jenis ini, alas (bed) mesin
tetap pada mesin. Tidak ada pengaturan lutut dan
sadel yang dapat digerakan secara vertikal dan
transversal. Meja kerja terletak pada alas
tetap. Spindel pada mesin frais ini dipasang pada
kepala spindel yang dapat bergerak, dan dapat
35

bergerak ke arah vertikal dan horizontal selain itu


dapat digunakan untuk melakukan operasi
pemotongan.
6) Mesin frais simplex (Simplex Milling)
Pada mesin frais jenis simpleks, kepala
spindel hanya bergerak dalam satu arah. Umumnya
pada mesin frais jenis ini spindel bergerak ke arah
vertikal.
7) Mesin frais Triplex (Triplex Milling)
Pada mesin frais jenis triplex, spindel dapat
bergerak pada ketiga arah sumbu yaitu sepanjang
sumbu X, Y, dan Z.
8) Mesin Frais Khusus ( Mesin Penggilingan Khusus)
Mesin Frais Khusus adalah mesin frais
modern yang dibuat dan dikembangkan untuk
memudahkan suatu operasi sesuai dengan pekerjaan
tertentu.
9) Mesin Frais CNC (CNC Milling)
Mesin frais CNC (Computer Numerical
Control adalah mesin frais paling serbaguna yang
dikendalikan oleh sistem pemrograman komputer.
Mesin frais ini adalah pengembangan dari mesin
frais konvensional, di mana spindel dapat bergerak
pada ketiga arah sumbu dan meja yang dapat
berputar 360 derajat.
36

2. Mesin Bubut
Mesin Bubut (lathe) adalah suatu mesin
perkakas yang digunakan untuk memotong benda dengan
cara diputar. Bubut sendiri merupakan suatu proses
pemakanan benda kerja yang sayatannya dilakukan
dengan cara memutar benda kerja kemudian dikenakan
pada pahat yang digerakkan secara translasi sejajar dengan
sumbu putar dari benda kerja. Gerakan putar dari benda
kerja disebut gerak potong relatif dan gerakkan translasi
dari pahat disebut gerak umpan. Dengan mengatur
perbandingan kecepatan rotasi benda kerja dan kecepatan
translasi pahat maka akan diperoleh berbagai macam ulir
dengan ukuran kisar yang berbeda. Hal ini dapat
dilakukan dengan jalan menukar roda gigi translasi yang
menghubungkan poros spindel dengan poros ulir.
Roda gigi penukar disediakan secara khusus untuk
memenuhi keperluan pembuatan ulir. Jumlah gigi pada
masing-masing roda gigi penukar bervariasi besarnya
mulai dari jumlah 15 sampai dengan jumlah gigi
maksimum 127. Roda gigi penukar dengan jumlah 127
mempunyai kekhususan karena digunakan untuk konversi
dari ulir metrik ke ulir inci.
a. Jenis–Jenis Mesin Bubut
1) Mesin bubut ringan
Mesin bubut ini dimaksudkan untuk latihan
dan pekerjaan ringan. Bentuk peralatannya kecil dan
37

sederhana. Dipergunakan untuk mengerjakan


benda-benda kerja yang berukuran kecil. Mesin ini
terbagi atas mesin bubut bangku dan model lantai,
konstruksinya merupakan gambaran mesin bubut
bangku dan model lantai, konstruksinya merupakan
gambaran mesin bubut yang besar dan berat.
2) Mesin bubut sedang (medium lathe)
Mesin bubut ini dimaksudkan untuk latihan
dan pekerjaan ringan. Bentuk peralatannya kecil dan
sederhana. Dipergunakan untuk mengerjakan
benda-benda kerja yang berukuran kecil. Mesin ini
terbagi atas mesin bubut bangku dan model lantai,
konstruksinya merupakan gambaran mesin bubut
bangku dan model lantai, konstruksinya merupakan
gambaran mesin bubut yang besar dan berat.
3) Mesin bubut standar (Standard Lathe)
Mesin ini dibuat lebih berat, daya kudanya
lebih besar daripada yang dikerjakan mesin bubut
ringan dan mesin ini merupakan standar dalam
pembuatan mesin-mesin bubut pada umumnya.
4) Mesin bubut meja panjang (Long Bed Lathe)
Mesin ini termasuk mesin bubut industri yang
digunakan untuk mengerjakan pekerjaan pekerjaan
panjang dan besar, bahan roda gigi dan lainnya.
b. Bagian-bagian Utama Mesin Bubut
1) Alas/Landasan (Bed) Mesin
38

Yang di maksud alas mesin adalah kerangka


utama mesin bubut, yang diatas kerangka tersebut
dan kepala lepas bertumpu serta bergerak, adapun
alur ala mesin (bed) berbentuk V, datar atau rata.
2) Kepala Tetap (Head Stock)
Dibagian sebelah kiri dari alas mesin bubut
terdapat kepala tetap. Didalam kepala tetap, spindel
utama terpasang dalam bantalan, fungsinya untuk
memindahkan putaran ke benda kerja, spindel harus
terpasang kuat dan terbuat dari baja yang kuat, pada
umumnya bagian dalam spindel dibuat berlubang.
3) Kepala Lepas (Tail Stock)
Bagian dari mesin bubut yang letaknya
disebelah kanan dari mesin bubut, yang berfungsi
untuk menopang benda kerja yang panjang. Pada
saat mengerjakan benda berukuran panjang,
kemungkinan bengkok sangat besar sehingga harus
ditopang pada kedua ujung, yaitu di kepala tetap
dan kepala lepas ini.
4) Eretan
Eretan adalah alat yang digunakan untuk
melakukan proses pemakanan pada benda kerja
dengan cara menggerakkan kekiri dan kekanan
sepanjang meja. Eretan utama akan bergerak
sepanjang meja sambil membawa eretan lintang dan
eretan atas dan dudukan pahat.
39

c. Jenis–Jenis pahat mesin bubut


Pada mesin bubut memiliki beberapa jenis pahat
antara lain: pahat finishing, pahat kanan, pahat kiri dan
pahat kasar.
1) Pahat Finishing
Apabila diinginkan hasil permukaan yang
halus, sebaiknya digunakan pahat finishing. Ada
dua jenis pahat finishing, yaitu pahat finishing titik
dan pahat finishing datar. Pahat finishing titik
mempunyai sisi potong bulat, sedang pahat
finishing datar mempunyai sisi potong rata.
2) Pahat Kanan
Pahat kanan adalah pahat yang mempunyai
mata potong yang sisi potongnya dihadapkan
kearah kita. Penggunaannya untuk mengerjakan
benda kerja dari arah kanan ke kiri, atau menuju
kearah kepala tetap/cekam.
3) Pahat Kiri
Pahat kiri adalah pahat yang mempunyai mata
potong yang sisi potongnya menghadap kekiri
apabila pahat mata potongnya dihadapkan kearah
kita. Penggunaannya untuk mengerjakan benda
kerja dari arah kiri ke arah kanan, menuju kearah
kepala lepas.
4) Pahat Kasar (Roughing)
40

Selama diperlukan untuk proses pengerjaan kasar,


pahat harus menyayat benda kerja dalam waktu
yang sesingkat mungkin. Maka digunakan pahat
kasar (roughing) yang kontruksinya dibuat kuat.
d. Jenis–Jenis Pembubutan
1) Pembubutan Tepi (Facing)
Pengerjaan benda kerja terhadap tepi
penampangnya atau tegak lurus terhadap sumbu
benda kerja.
2) Pembubutan Silindris (Turning)
Pengerjaan benda kerja dilakukan sepanjang garis
sumbunya. Baik pengerjaan tepi maupun pengerjaan
silindris posisi dari sisi potong pahatnya harus
terletak senter terhadap garis sumbu dan ini berlaku
untuk semua proses pemotongan pada mesin bubut.
3) Pembubutan Alur (Grooving)
Pembubutan yang di lakukan di antara dua
permukaan.
4) Pembubutan Tirus (Chempering)
Adapun caranya sebagai berikut:
 Dengan memutar compound rest.
 Dengan menggeser sumbu tail stock.
 Dengan menggunakan taper attachment.
5) Pembubutan Ulir (Threading)
Bentuk ulir didapat dengan cara menggerinda pahat
menjadi bentuk yang sesuai dengan menggunakan
41

referensi mal ulir (thread gauge). Atau bisa juga


menggunakan pahat tertentu ukurannya yang sudah
di jual di pasaran, biasanya untuk ulir-ulir standar.
6) Pembubutan Drilling
Membuat lubang awal pada benda kerja.
7) Pembubutan Boring
Memperbesar lubang pada benda kerja.
8) Pembubutan Kartel (Knurling)
Membuat profil atau grif pegangan pada benda kerja
seperti pada pegangan tang obeng agar tidak licin.
9) Pembubutan Reaming
Memperhalus lubang pada benda kerja. Hal ini
dilakukan untuk hasil pembubutan dalam atau
pengeboran di atas mesin bubut. Pada tingkatan
tertentu dibutuhkan kehalusan sesuai ketentuan.
Untuk kegiatan tersebut dipergunakan alat Reamer.
Benda berlubang yang akan dihaluskan dijepit pada
cekam kepala tetap, sementara reamer dipasang
pada hower dan dijepit di senter kepala lepas. Pada
saat proses penghalusan, posisi kepala lepas
didekatkan sehingga reamer dapat masuk ke lubang
benda kerja. Selanjutnya, mesin dinyalakan dan
putaran reamer digerakkan memasuki lubang
sehingga geriginya bergesek dengan dinding lubang.
Pada saat itulah terjadi proses penghalusan dinding
lubang.
42

3. Mesin Sekrap
Mesin Sekrap (shaping machine) disebut pula mesin
ketam atau serut. Mesin ini digunakan untuk mengerjakan
bidang-bidang yang rata, cembung, cekung, beralur, dll,
pada posisi mendatar, tegak, ataupun miring. Mesin
Sekrap adalah suatu mesin perkakas dengan gerakan
utama lurus bolak-balik secara vertikal maupun horizontal.
a. Prinsip Kerja Mesin Sekrap
Prinsip pengerjaan pada mesin sekrap dijelaskan
sebagai berikut:
1) Benda yang disayat atau dipotong dalam keadaan
diam (dijepit pada ragum) kemudian pahat bergerak
lurus bolak-balik atau maju mundur melakukan
penyayatan.
2) Hasil gerakan maju mundur lengan mesin atau
pahat diperoleh dari motor yang dihubungkan
dengan roda bertingkat.
3) Dari roda bertingkat, putaran diteruskan ke roda
gigi antara dan dihubungkan ke roda gigi penggerak
engkol yang besar.
4) Roda gigi tersebut beralur dan dipasang engkol
melalui tap.
5) Jika roda gigi berputar, maka tap engkol berputar
eksentrik menghasilkan gerakan maju mundur
lengan.
43

6) Kedudukan tap dapat digeser sehingga panjang


eksentrik berubah dan berarti pula panjang langkah
juga berubah.
b. Jenis – Jenis Mesin Sekrap
Berikut beberapa macam dari mesin sekrap:
1) Mesin Sekrap Datar atau Horizontal
Mesin jenis ini umum dipakai untuk produksi
dan pekerjaan serbaguna terdiri atas rangka dasar
dan rangka yang mendukung lengan horizontal.
Benda kerja didukung pada rel silang sehingga
memungkinkan benda kerja untuk digerakkan ke
arah menyilang atau vertical dengan tangan atau
penggerak daya.
2) Mesin Sekrap Vertikal
Mesin Sekrap jenis ini digunakan untuk
pemotongan dalam, menyerut dan bersudut serta
untuk pengerjaan permukaan-permukaan yang
sukar dijangkau. Selain itu mesin ini juga bisa
digunakan untuk operasi yang memerlukan
pemotongan vertical. Gerakan pahat dari mesin ini
naik turun secara vertical, sedangkan benda kerja
bisa bergeser ke arah memanjang dan melintang.
3) Mesin Sekrap Eretan
Mesin planner digunakan untuk mengerjakan
benda kerja yang panjang dan besar (berat). Benda
kerja dipasang pada eretan yang melakukan gerak
44

bolak-balik, sedangkan pahat membuat gerakan


ingsutan dan gerak penyetelan. Lebar benda
ditentukan oleh jarak antar tiang-tiang mesin.
Panjang langkah mesin jenis ini ada yang mencapai
200 sampai 1000 mm.

E. Menurut Bentuk Bed atau Meja Mesin


1. Traveling Head Shaper
Pada mesin sekrap jenis ini, ram pemegang pahat
bergerak maju mundur dan melakukan pemakanan. Pada
saat gerakan maju mundur, ram juga bergerak ke kanan

atau kiri (menyilang) untuk terus melakukan pemakanan.


Panjang langkah maksimum sampai1.000 mm, cocok untuk
benda pendek dan tidak terlalu berat.

2. Mesin Sekrap Universal


Meja pada mesin sekrap universal tidak hanya dapat
digerakkan secara horizontal dan vertikal. Tapi dapat juga
diputar sejajar dengan sumbu ram. Dan mejanya juga
dapat dimiringkan secara horizontal. Panjang langkah
maksimum sampai1.000 mm
F. Gambar Kerja
Gambar kerja adalah teknik penggambaran yang
digunakan untuk menerangkan secara jeals persyaratan
item yang akan direkayasa, aktifitas menggambar
menghasilkan dokumen gambar yang berfungsi untuk
media atau bahasa untuk menyampaikan ide, gagasan,
ataupun informasi dari para insinyur yang mendesian
45

suatu produk kepada para pembuat yang akan


membuatnya. Gambar kerja adalah komunikasi utama
antara si pembuat gambar atau penggagas dengan si
pelaksana di lapangan, dan gambar harus dimengerti oleh
kedua belah pihak.
Gambar kerja merupakan sebuah rencana teknik
untuk landasan penyelesaian suatu objek. Gambar kerja ini
harus menuliskan informasi yang lengkap, baik secara
grafis maupun dengan teks. Terdiri dari: (1) gambar
keseluruhan, (2) potongan detail, dan (3) gambar satuan.
Gambar kerja adalah gambar yang mencakup rakitan dan
rincian spesifikasi untuk pembuatan dari suatu desain
yang harus dibuat secara rapi dan diperiksa secara teliti.
Gambar kerja adalah gambar yang dijadikan
pedoman untuk mewujudkan bendanya di bengkel,
dengan demikian gambar kerja tersebut meliputi: (1)
ukuran, (2) bentuk, (3) Toleransi (toleransi geometri dan
atau toleransi linier, toleransi umum dan toleransi khusus),
(4) Tanda pengerjaan (tanda pengerjaan umum, tanda
pengerjaan khusus, tanda pengerjaan las, dan lain-lain), (5)
Keterangan-keterangan yang perlu, termasuk keterangan
yang tidak bisa ditampilkan dalam bentuk gambar dengan
alasan lebih komunikatif, misalnya modul gigi, jumlah
gigi, penguat, lipatan, detail, sudut tekan, dan lain-lain, (6)
Etiket sesuai standar atau aturan yang berlaku dan
tergantung kekomplekan masalahnya (Subiyono, 2012:42)
46

Berdasarkan teori-teori diatas dapat disimpulkan


gambar Kerja adalah suatu bahasa yang digunakan oleh
designer atau perencanan kepada sipelaksana dilapangan
agar mudah dikerjakan dalam proses manufaktur, dengan
menggunakan dan mencermati standar-standar yang
ditentukan dan harus dipahami oleh kedua belah pihak.

1. Tujuan-tujuan gambar kerja


Menurut Pahlevi (2011), tujuan-tujuan gambar
antara lain sebagai berikut:
a) Internasional gambar
Hubungan yang erat antara bidang-bidang
industri ini masing-masing bidang akan mencoba untuk
mempersatukan dan mengidentifikasi standar-standar
gambar.
b) Mempopulerkan gambar
untuk mempopulerkan gambar, dan gambar itu
harus jelas dan mudah, peraturan-perturan dan standar
sederhana dan eksplisit sangat diperlukan.
c) Sistematika gambar
Mengingat gambar kerja saja, isi gambar
menyajikan banyak perbedaanperbedaan, tetapi tanda-
tanda toleransi ukuran, toleransi bentuk dan keadaan
permukaan juga. Selain itu, bersamaan dengan
sistematika teknologi, pentingnya gambar dengan
lambang grafis telah meningkat, dan lambang-lambang
47

ini digunakan secara luas sebagai diagram balok atau


aliran proses dalam berbagai bidang industri
d) Penyederhanaan gambar
Penghematan tenaga kerja dalam menggambar
sangat penting, bukan hanya untuk mempersingkat
waktu, tetapi juga untuk meningkatkan mutu rencana.
e) Modernisasi gambar
Bersamaan dengan kemajuan teknologi, standar
gambar juga mengikutinya. Dapat disebutkan di sini
cara-cara modern yang telah dikembangkan seperti
misalnya perencanaan dengan bantuan computer,
perencanaan mengguanakan CAD.

2. Gambar Proyeksi Orthogonal


Gambar proyeksi adalah cara penggambaran suatu
titik, benda, garis, bidang, benda ataupun pandangan
suatu benda terhadap suatu bidang gambar. Jadi Gambar
proyeksi berarti gambar bayangan suatu benda yang
berasal dari benda nyata atau imajiner yang dituangkan
dalam bidang gambar menurut cara-cara pandang tertentu
tertentu.
Proyeksi orthogonal untuk gambar kerja,
menggunakan bidang horizontal dan bidang vertikal
sebagai bidang-bidang proyeksi. Bidang-bidang ini
membagi ruang menjadi empat ruang atau empat kuadran
Jika benda yang akan digambar dilekkan di kuadran
I maka cara proyeksi ini disebut proyeksi Eropa,
48

sedangkan jika bendanya diletakkan pada kuadran III


maka cara ini disebut proyeksi Amerika.
G. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Selalu ada resiko kegagalan (risk of failures) pada setiap
proses atau aktifitas pekerjan, baik itu disebabkan
perencanaan yang kurang sempuran, pelaksannan yang
kurang cermat, maupun akibat yang disengaja seperti
keaadan cuaca, bencana alam dll. Salah satu resiko pekerjaan
yang terjadi adalah adanya kecelakaan kerja. Saat kecelakaan
kerja (work accident) terjadi, seberapapun kecilnya akan
mengakibatkan kerugian (loss), oleh karena itu sebisa
mungkin dan sedini mungkin, kecelakaan atau potensi
kecelakaan kerja harus dicegah atau dihilangkan, atau
setidaknya dikurangi dampaknya.
Penanganan masalah keselamatan kerja di dalam
sebuah perusahan harus dilakukan secara serius oleh seluruh
komponen peaku usaha, tidak bisa secara parsial dan
diperlukan sebagai bahasan-bahasan marginal dalam
perusahaan. Urusan K3 bukan hanya uusan EHS Officer saja,
mandor saja atau direktur saja. Tetapi harus menjadi bagian
dan urusan semua orang yang ada di lingkungan pekerjaan.
Urusan K3 tidak hanya sekedar pemasangan spanduk, poster
dan semboyan, lebih jauh dari itu K3 harus menjadi nafas
setiap pekerja yang berada di tempat kerja. Kuncinya adalh
kesadaran akan adanya risiko bahaya dan prilaku yang
merupakan kebiasan untuk berkerja secara sehat dan selamat.
49

Seringkali karena alasan efisiensi kerja, terjadi kelalaian


terhadap bahaya yang mengancam, misalnya penggunaan alat
yang rusak yang dapat menimbulkan bahaya atau kecelakaan
kerja. Ada juga alat yang sudah kadaluarsa misal: APAR tetap
digunakan dengan alasan selama ini aman-aman saja. Upaya
optimalisasi memang diperlukan tetapi harus memenuhi
syarat keselamatandan kesehat kerja. Banyak pihak yang
kurang menyadari bahwa biaya yang terjadi akibat adanya
suatu kecelakaan kerja lebih besar dan menimbulkan bukan
hanya kepada para pekerja, tetapi juga bagi pengusaha,
masyarakat dan lingkungan.

1. Filosofi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)


Filosofi dasar keselamatkerja (K3) adalah
melindungi keselamatan dan kesehatan para pekerja dalam
menjalankan pekerjaannya, melalui upaya-upaya
pengendalian semua bentuk potensi bahaya yang ada di
lingkungan tempat kerjanya. Bila semua potensi bahaya
telah dikendalikan dan memenuhi batas standar aman,
maka akan memberikan kontribusi terciptanya kondisi
lingkungan kerja yang aman, sehat danproses prduksi
menjadi lancar.
Menurut International Association of Safety
Professional, filosofi K3 terbagi menjadi beberapa yaitu:
a. Safety is an ethical responsibility
K3 adalah tanggung jawab moral atau etik.
Masalah K3 hendaklah menjadi tanggung jawab moral
50

untuk menjaga keselamatan sesama manusia. K3 bukan


sekedar pemenuhan perundangan atau kewajiban.
b. Safety is a culture, not a program
K3 bukan sekedar program yang dijalankan
perusahaan untuk sekedar memperoleh penghargaan
dan sertifikat. K3 hendaklah menjadi cerminan dari
budaya dalam organisasi.
c. Management is responsible
Manajemen perusahaan adalah yang paling
bertanggung jawab mengenai K3. Sebagian tangung
jawab dapat dilimpahkan secara beruntun ke tingkat
yang lebih bawah.
d. Employee must be trained to work safety
Setiap tempat kerja, lingkungan kerja, dan jenis
pekerjaan memiliki karakteristik dan persyaratan K3
yang berbeda. K3 harus ditanamkan dan dibangunkan
melalui pembinaan dan pelatihan.
e. Safety is a condition of employment
Tempat kerja yang baik adalah tempat kerja yang
aman. Lingkungan kerja yang menyenangkan dan
serasi akan mendukung tingkat keselamatan. Kondisi
K3 dalam perusahaan adalah pencerminan dari kondisi
ketanakerjaan dalam perusahaan.
f. All injuries are preventable
51

Prinsip dasar dari K3 adalah semua kecelakaan


dapat dicegah karena kecelakaan dapat dihilangkan
maka kemungkinan dapat dihindarkan.
g. Safety program must be site specific
Program K3 harus dibuat berdasarkan
kebutuhan kondisi dan kebutuhan nyata di tempat
kerja ssui dengan potensi bahaya sifat kegiatan, kultur,
kemampuan finansial, dll. Program K3 dirancang
spesifik untuk masing-masing organisasi atau
perusahaan.
h. Safety is good business
Melaksanakan K3 jangan dianggap sebagai
pemborosan atau biaya tambahan. Melaksanakan K3
adalah sebagai bagian dari proses produksi atau strategi
perusahaan. Kinerja K3 yang baik akan memberikan
manfaat terhadap bisnis perusahaan.

2. Sejarah Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)


Sejarah keselamatan dan kesehatan kerja dibagi
menjadi beberapa era antara lain adalah:
a. Era revolusi industri (abad XVIII)
Pada era ini hal-hal yang turut mempengaruhi
perkembangan K3 adalah penggantian tenaga hewan
dengan mesin-mesin seperti mesin uap yang baru
ditemukan sebagai sumber energi.
52

Penggunaan mesin-mesin yang menggantikan


tenaga manusia.
1) Pengenalan metode-metode baru dalam pengolahan
bahan baku (khususnya bidang industri kimia dan
logam)
2) Pengorganisasian pekerjaan dalam cakupan yang
lebih besar berkembangnya industri yang ditopang
oleh penggunaan mesin-mesin baru.
3) Perkembangan teknologi ini menyebabkan mulai
muncul penyakit-penyakit yang berhubungan
dengan pemajanan karbon dari bahan bahan sisa
pembakaran.
b. Era industrialisasi
Sejak era revolusi industri penggunaan teknologi
semakin berkembang sehingga K3 juga mengikuti
perkembangan ini. Perkembangan K3 mengikuti
penggunaan teknologi (APD, safety device, interlock, dan
alat alat pengaman)
c. Era manajemen
Perkembangan era manajemen modern dimulai
sejavk tahun 1950-an hingga sekarang. Perkembangan
ini dimulai dengan teori Heinrich (1941) yang meneliti
penyebab-penyebab kecelakaan bahwa umumnya (85%)
terjadi karena faktor manusia (unsafe act) dan faktor
kondisi kerja yang tidak aman (unsafe condition). Pada
era ini berkembang sistem otomasi pada pekerjaan
53

untuk mengatasi masalah sulitnya melakukan


perbaikan terhadap faktor manusia. Namun sistem
otomasi menimbulkan masalah-masalah manusiawi
yang akhirnya berdampak pada kelancaran pekerjaan
karena adanya blok-blok pekerjaan dan tidak
terintegrasinya masing-masing unit pekerjaan. Sejalan
dengan itu Frank Bird dari International Loss Control
Institute (ILCI) pada tahun 1972 mengemukakan teori
Loss Causation Model yang menyatakan bahwa faktor
manajemen merupakan latar belakang penyebab
terjadinya kecelakaan. Berdasarkan perkembangan
tersebut serta adanya kasus kecelakaan di Bhopal tahun
1984, akhirnya pada akhir abad 20 berkembanglah
suatu konsep keterpaduan sistem manajemen K3 yang
berorientasi pada koordinasi dan efisiensi penggunaan
sumber daya. Keterpaduan semua unit-unit kerja
seperti safety, health dan masalah lingkungan dalam
suatu sistem manajemen juga menuntut adanya kualitas
yang terjamin baik dari aspek input proses dan output.
Hal ini ditunjukkan dengan munculnya standar standar
internasional seperti ISO 9000, ISO 14000 dan ISO 18000.
d. Era mendatang
Perkembangan K3 pada masa yang akan datang
tidak hanya difokuskan pada permasalahan K3 yang
ada sebatas di lingkungan industri dan pekerja.
Perkembangan K3 mulai menyentuh aspek-aspek yang
54

sifatnya publik atau untuk masyarakat luas. Penerapan


aspek-aspek K3 muai menyentuh segala sektor aktifitas
kehidupan dan lebih bertujuan untuk menjaga harkat
dan martabat manusia serta penerapan hak asasi
manusia demi terwujudnya kualitas hidup yang tinggi.
Upaya ini tentu saja lebih banyak berorientasi kepada
aspek prilaku yang merupakan perwujudan aspek-
aspek K3.

3. Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)


Secara filosofi, keselamatan dan kesehatan kerja
diartikan sebagai sebuah pemikiran dan upaya untuk
menjamin keutuhan dan kesempurnaan: tenaga kerja dan
manusia pada umumnya (baik jasmani maupun rohani),
hasil karya dan budaya menuju masyarakat adil, makmur
dan sejahtera. Sedangkan ditinjau dari keilmuan,
keselamatan dan kesehatan kerja diartikan sebagai suatu
ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam upaya
mencegah kecelakaan, kebakaran, pencemaran, penyakit,
dan sebagainya.
a. Keselamatan (safety)
Keselamatan kerja diartikan sebagai upaya upaya
yang ditinjau untu melindungi; pekerja, keselamatan
orang lain, melindungi peralatan, tempat kerja, bahan
produksi, menjaga kelestarian lingkungan hidup dan
melancarkan proses produksi. Beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam keselamatan (safety).
55

1) Mengendalikan kerugian dari kecelakaan (control of


accident loss)
2) Kemampuan untuk mengidentifikasikan dan
menghilangkan resiko yang tidak bisa diterima (the
ability to identify and eliminate unacceptable risks)
b. Kesehatan (health)
Kesehatan diartikan sebagai derajat/tingkat
keadaan fisik dan psikologi individu (the degree of
physiological and psychological well being of the individual).
Secara umum, pengertian dari kesehatan adalah upaya-
upaya yang ditunjukan untuk memperoleh kesehatan
yang setinggi-tingginya dengan cara mencegah dan
memberantas penyakit yang diidap oleh pekerja,
mencegah kelelahan kerja, dan menciptakan
lingkungan kerja yang sehat.

4. Tujuan Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja


(K3)
Tujuan utama dalam penerapan K3 berdasarkan
Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan
kerja yaitu antara lain:
a. Melindungi dan menjamin keselamatan setiap tenaga
kerja dan orang lain di tempat kerja.
b. Menjamin setiap sumber produksi dapat digunakan
secara aman san efisien.
56

c. Meningkatkan kesejaterahan dan produktifitas


nasional.

5. Sasaran Keselamatan dan Kesehatan kerja K3


a. Menjamin keselamatan pekerja dan orang lain.
b. Menjamin keamanan peralatan yang digunakan.
c. Menjamin proses produksi aman dan lancar.

6. Standar keselamatan kerja


Standar keselamatan kerja merupakan pengamanan
sebagai tindakan keselamatan kerja seperti:
a. Perlindungan badan yang meliputi seluruh badan.
b. Perlindungan mesin.
c. Pengaman listrik yang harus dicek secara berkala.
d. Pengamanan ruangan, meliputi sisteem alarm, alat
pemadam kebakaran, penerangan yang cukup, ventilasi
yang baik dan jalur evakuasi khusus yang memadai.

7. APD (Alat Pelindung Diri)


Di bawah ini merupakan beberapa barang yang
dipergunakan dalam keselamatan pekerjaan dalam
pemeliharaan Mesin miling di PT. Autonok Pack
Machinery. Katelpak atau Baju Pelindung
Memakai katelpak dengan bahan kain drill dan
lengan pendek, yang dimana baju itu digunakan agar
kotoran yang berada disekitar mesin tidak mengotori
57

atau memercik pada diri kita langsung dan bajub yang


kita kenakan tetap bersih.
a. Pelindung kepala
Pelindung kepala berguna untuk melindungi
kepala agar saat proses perawatan tidak terbentur dan
rambut tidak menganggu saat proses perawatan.
b. Sepatu safety
Sepatu safety (safety Shoes) adalah salah satu Alat
Pelindung Diri (APD) yang harus dipakai ketika
berkerja guna menghindari resiko kecelakaan. Bukan
sekedar membuat perlindungan bagian tubuh pekerja
pada adanya resiko kecelakaan saja, tetapi dengan
memakai sepatu safety pekerja akan lebih leluasa
bergerak hingga dapat meningkatkan efektifitas dan
hasil produksi yang diharapkan. Berikut ini adalah
manfaat dari menggunakan sepatu safety:
1) Mencegah kecelakaan kerja yang fatal.
2) Membuat perlindungan dari benda panas.
3) Melindungi dari cairan kimia berbahaya.
4) Membuat pengguna tidak terpleset.
c. Kacamata safety
Kacamata safety adalah kacamata yag di desain
khusus untuk pekerja di area yang memiliki resiko
tinggi. Kacamata ini berfungsi melindungi dan
menutup area sekitar mata agar terhindar dari partikel
mikro, cairan berbahaya lainnya yang dapat
58

membahayakan mata. Kacamata ini disesuaikan


memiliki ketahanan yang tinggi untuk melindungi
mata. Lensa tahan benturan serta frame dari plastik
atau logam.

Anda mungkin juga menyukai