Anda di halaman 1dari 24

Inisiasi 8

Kertas Kerja Pemeriksaan


Kertas Kerja Pemeriksaan

Langkah akhir dalam sebuah SA Seksi 339 Kertas Kerja


proses pemeriksaan auditor paragraf 03 mendefinisikan
adalah penerbitan laporan kertas kerja sebagai:
audit. Untuk itu auditor “Kertas kerja adalah catatan-
melakukan penyusunan laporan catatan yang diselenggarakan
keuangan auditan (audited oleh auditor mengenai prosedur
financial statement), audit yang ditempuhnya,
Penjelasan laporan keuangan pengujian yang dilakukannya,
(notes to financial statement) informasi yang diperolehnya,
dan pernyataan pendapat dan simpulan yang dibuatnya
auditor. sehubungannya dengan auditnya.”

Kertas Kerja Pemeriksaan atau Contoh kertas kerja adalah


KKP adalah seluruh berkas yang program audit, hasil pemahaman
dilakukan selama proses audit terhadap pengendalian intern,
dan temuan pemeriksaan yang analisis, memorandum, surat
telah dikumpulkan oleh auditor konfirmasi, representasi klien,
dalam menjalankan pemeriksaan ikhtisar dari dokumen-dokumen
yang dimana data atau berkas perusahaan, dan daftar atau
tersebut berasal dari pihak komentar yang dibuat atau
Kertas Kerja Pemeriksaan
(Lanjutan)
Dalam menyelesaikan proses Kertas Kerja Pemeriksaan
pemeriksaan, auditor sering yang dibuat oleh auditor
mengalami permasalahan waktu berasal dari:
yang begitu ketat, terutama 1.Neraca saldo (trial
ketika klien berusaha untuk balance);
mendapatkan tanggal yang 2.Rekonsiliasi bank (bank
paling tepat untuk penerbitan reconciliation);
laporan audit tersebut. 3.Analisis umur piutang;
4.Rincian persediaan ;
Walaupun bukan merupakan mitra 5.Rincian aset tetap;
atau partner bagi auditor, 6.Rincian beban umum dan
namun auditor harus dapat administrasi
memanfaatkan waktu yang 7.Rincian beban penjualan;
dimiliki untuk membuat sebuah 8.Surat pernyataan langganan
pertimbangan profesional yang
baik dan memberikan pernyataan
yang tepat sesuai situasi yang
bersangkutan.
Kertas Kerja Pemeriksaan
(Lanjutan)
Menurut SA Seksi 339 Kertas Kerja paragraf 05, kertas kerja
harus cukup memperlihatkan bahwa catatan akuntansi cocok
dengan laporan keuangan atau informasi lain yang dilaporkan
serta standar auditing yang dapat diterapkan telah
dilaksanakan oleh auditor. Kertas kerja dalam SA 339 harus
berisi dokumentasi yang memperlihatkan:
1.Telah dilaksanakannya standar pekerjaan lapangan pertama
yaitu pemeriksaan telah direncanakan dan disupervisi dengan
baik;
2.Telah dilaksanakannya standar pekerjaan lapangan kedua
yaitu pemahaman memadai atas pengendalian intern telah
diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat
dan lingkup pengujian yang telah dilakukan;
3.Telah dilaksanakannya standar pekerjaan lapangan ketiga
yaitu bukti audit telah diperoleh, prosedur audit telah
diterapkan, dan pengujian telah dilaksanakan, yang memberikan
bukti kompeten yang cukup sebagai dasar memadai untuk
menyatakan pendapat atas laporan keuangan auditan
Prosedur Pembuatan
Kertas Kerja Pemeriksaan
1. Melakukan Review Peristiwa-Peristiwa Kemudian
(Subsequent Event):
2. Membaca Notulen – Notulen Rapat;
3. Pertimbangan Audit;
4. Mendapatkan Bukti tentang Tuntutan Hukum, Klaim,
dan Keputusan Pengadilan;
5. Mendapatkan Surat Pernyataan dari Klien;
6. Melakukan Prosedur Analitis;
7. Melakukan Evaluasi Hasil;
8. Melakukan Evaluasi Temuan;
1. Melakukan Review
Subsequent Event

Untuk melakukan sebuah review atas peristiwa kemudian,


auditor harus melakukan identifikasi dan melakukan
penilaian atas peristiwa kemudian hari atau ke depan
sampai dengan tanggal laporan yang memiliki kesamaan
dengan tanggal berakhirnya pekerjaan lapangan.
Terdapat dua tipe peristiwa kemudian sebagai berikut:
1.Peristiwa Kemudian tipe 1: Meliputi peristiwa yang
memberikan tambahan bukti yang berhubungan dengan
kondisi yang ada pada tanggal neraca dan berdampak
terhadap taksiran yang melekat dalam proses penyusunan
laporan keuangan;
2.Peristiwa Kemudian tipe 2: meliputi peristiwa–
peristiwa yang menyediakan tambahan bukti yang
berhubungan dengan kondisi yang tidak ada pada tanggal
neraca yang dilaporkan namun kondisi tersebut ada
sesudah tanggal neraca.
1. Melakukan Review
Subsequent Event (Lanjutan)

Prosedur audit yang dapat dilakukan oleh auditor berkaitan


dengan peristiwa kemudian, antara lain:
1.Membaca dan melakukan analisis atas laporan keuangan interim
terbaru serta membandingkannya dengan laporan keuangan tahunan;
2.Mengajukan pertanyaan kepada manajer atau eksekutif perusahaan
mengenai apakah laporan keuangan interim telah disajikan dengan
dasar yang sama dengan penyusunan laporan keuangan tahunan;
3.Mengajukan pertanyaan kepada pejabat atau eksekutif yang
bertanggung jawab pada masalah keuangan dan akuntansi;
4.Membaca notulen rapat para pemegang saham, direktur, komite
resmi lainnya
5.Mengajukan pertanyaan kepada konsultan hukum klien mengenai
adanya tuntutan hukum, klaim, dan keputusan pengendalian;
6.Mendapatkan surat representasi dari manajer yang berwenang
mengenai peristiwa kemudian yang perlu penyesuaian dan
pengungkapan, yang bertanggal sama dengan tanggal laporan audit;
7.Mengajukan pertanyaan tambahan; dan
8.Melaksanakan beberapa prosedur yang dipertimbangkan perlu dan
semestinya dilakukan
1. Melakukan Review
Subsequent Event (Lanjutan)

Contoh peristiwa kemudian yang membutuhkan penyesuaian


terhadap penyajian laporan keuangan klien adalah sebagai
berikut:
1.Pengumuman akan kebangkrutan debitur klien karena adanya
kesulitan dalam hal keuangan debitur tersebut, yang jumlah
piutangnya kepada debitur tersebut melebihi jumlah cadangan
kerugian piutang yang telah dibentuk oleh klien;
2.Penyelesaian perkara pengadilan yang jumlahnya berbeda
dengan jumlah yang dicatat di dalam buku klien;
3.Penjualan perlengkapan dan peralatan yang sudah tidak
digunakan lagi, sudah rusak atau sudah usang dengan harga
yang berada di bawah nilai bukunya saat ini; dan
4.Penjualan surat berharga pada harga yang lebih rendah
daripada biaya yang dicatat dalam buku klien.
2. Membaca Notulen-Notulen
Rapat

Pembacaan notulen rapat para pemegang saham, direktur, komite


resmi lainnya yang memiliki pengaruh di dalam perusahaan.
Apabila notulen rapat tidak tersedia, auditor berkewajiban untuk
meminta keterangan mengenai masalah yang dibicarakan dalam rapat
tersebut.

Notulen rapat pemegang saham, direktur, komite resmi lainnya


(komite keuangan dan komite audit), dapat berisi hal yang secara
signifikan berkaitan erat dengan audit yang akan dilaksanakan,
misalnya:
1.Otorisasi pengeluaran obligasi;
2.Otorisasi pengeluaran saham baru;
3.Otorisasi pembelian kembali saham sendiri;
4.Otorisasi pembayaran dividen;
5.Otorisasi penghentian jenis produk tertentu

Lima hal di atas adalah otorisasi yang berpengaruh pada asersi


manajemen dalam laporan keuangan yang diperoleh dari penelaahan
tersebut yang dapat menyebabkan auditor harus melakukan
pengujian substantif tambahan dan auditor harus meminta kepada
3. Pertimbangan Audit

Untuk melakukan pertimbangan Apabila informasi terkait dan


audit maka seorang auditor memiliki hubungan dengan
harus mendapatkan bukti- tuntutan hukum, klaim, dan
bukti terkait tentang: keputusan pengadilan berada
1.Adanya suatu kondisi, dalam pengetahuan langsung
situasi, atau sejumlah manajemen, maka manajemen
keadaan yang mengindikasikan merupakan sumber informasi dalam
ketidakpastian tentang hal ini, oleh karena itu,
kemungkinan kerugian auditor harus:
1.Mengajukan pertanyaan dan
terhadap perusahaan yang
mendiskusikan dengan manajemen
berasal dari tuntutan hukum,
tentang cara untuk
klaim, atau keputusan
mengidentifikasikan tuntutan
pengadilan;
hukum, klaim, dan keputusan
2.Periode terjadinya pengadilan;
penyebab tindakan hukum; 2.Mendapatkan deskripsi dan
3.Tingkat kemungkinan evaluasi dari manajemen tentang
terjadinya hasil yang tidak tuntutan hukum, klaim, dan
menguntungkan; dan keputusan pengadilan yang ada
4.Jumlah atau perkiraan pada tanggal neraca; dan
4. Mendapatkan Bukti tentang Tuntutan
Hukum, Klaim, dan Keputusan
Pengadilan

FASB mendefinisikan Pada beberapa pengalaman dan


kontingensi sebagai adanya kejadian, kontingensi dapat
kondisi, situasi, atau timbul karena hal-hal :
sejumlah keadaan yang tidak 1.Ketidakpastian jumlah pajak
terutang;
pasti, baik yang bersifat
2.Pemberian generasi produk; dan
menguntungkan maupun yang
3.Adanya tuntutan hukum, klaim,
merugikan yang kepastiannya dan keputusan pengadilan.
akan tergantung pada terjadi
atau tidak terjadinya satu Rangkaian prosedur atas
atau lebih kejadian di masa Kontingensi adalah:
datang. •Mengajukan pertanyaan kepada
dan diskusi dengan manajemen;
Perlakuan akuntansi terhadap •Membaca notulen rapat dewan
kontingensi kerugian dapat komisaris;
•Menelaah perjanjian kontrak
berupa:
•Dicatat sebagai contingent atau pinjaman;
•Konfirmasi dengan bank mengenai
liability (kewajiban
adanya jaminan (agunan)
bersyarat) pinjaman; dan
•Diungkapkan dalam catatan
5. Mendapatkan Surat Pernyataan dari
Klien

Untuk memenuhi standar pekerjaan Fungsi penting dari management


lapangan ketiga auditor harus letter adalah sebagai bukti
mendapatkan surat pernyataan pendukung, dan sebagai bukti
dari manajemen (Management untuk verifikasi.
Letter). Manfaat surat
pernyataan dari manajemen Isi dari management letter yang
adalah: dibuat oleh auditor kepada
•Mengkonfirmasi pernyataan lisan manajemen berisi:
yang telah diberikan kepada a.Laporan keuangan;
auditor. b.Kelengkapan informasi;
•Mendokumentasikan ketepatan c.Pengakuan, pengukuran &
pernyataan tersebut secara pengungkapan;
berkelanjutan. d.Peristiwa kemudian.
•Mengurangi kemungkinan
terjadinya salah pengertian
tentang pernyataan manajemen.

Management Letter yang dibuat


oleh auditor kepada pihak
manajemen mempunyai berbagai
6. Melakukan Prosedur Analitis

Prosedur analitis diperlukan Prosedur analitis diterapkan


oleh auditor dalam melakukan atas LK untuk menentukan
tahap penyelesaian suatu apakah masih ada hubungan
audit sebagai suatu review yang tidak biasa atau tidak
menyeluruh (akhir) atas diharapkan
laporan keuangan.
Berbagai macam prosedur–
Sesuai dengan SA 329 tentang prosedur Analitis yang bisa
Prosedur Analitis menyatakan dilakukan:
bahwa tujuan prosedur 1.Diterapkan pada bagian–
analitis yang diterapkan bagian audit yang kritis yang
dalam tahap review ditemukan selama audit
menyeluruh suatu audit berlangsung;
adalah untuk membantu 2.Berdasarkan data laporan
auditor dalam menilai keuangan setelah semua
kesimpulan yang diperoleh penyesuaian audit dan
dan dalam mengevaluasi reklasifikasikan diterima
laporan keuangan secara klien atau dicatat dalam
keseluruhan (Standar Audit pembukuan klien.
7. Melakukan Evaluasi Hasil

Evaluasi akhir atas Keenam aspek dalam evaluasi


kecukupan bahan bukti adalah hasil, yaitu:
berupa penelaahan oleh 1.Bukti yang tepat dan memadai;
auditor atas seluruh audit 2.Bukti pendukung opini auditor;
3.Pengungkapan Laporan Keuangan;
untuk menentukan apakah
4.Telaah dokumentasi Audit;
seluruh aspek penting telah
5.Telaah independensi;
cukup diuji setelah 6.Ringkasan evaluasi bukti.
mempertimbangkan situasi
penugasan. Alasan mengapa auditor
berpengalaman harus menelaah
Langkah utama dalam proses dokumentasi audit pada saat
ini adalah penelaahan penyelesaian audit adalah:
program audit untuk 1.Untuk mengevaluasi kinerja
meyakinkan bahwa seluruh karyawan yang belum
bagian telah secara akurat berpengalaman;
2.Memastikan bahwa proses audit
diselesaikan dan
memenuhi standar kinerja;
didokumentasikan dan bahwa
3.Menghilangkan kerancuan yang
seluruh tujuan audit sering muncul dalam penilaian
dipenuhi.
8. Melakukan Evaluasi Hasil Temuan

Temuan Audit adalah sebuah


Untuk mencapai tujuan
kumpulan data atau informasi tersebut, auditor
yang telah dikumpulkan oleh
melaksanakan dapat
auditor yang diolah dan diuji melaksanakan beberapa langkah
selama melaksanakan tugas di
sebagai berikut:
suatu klien yang disajikan
•Membuat penetapan akhir
menurut unsurnya yang dianggap
bermanfaat bagi pihak– pihak mengenai materialitas dan
yang memiliki risiko audit;
kepentingan
terhadap laporan •Melakukan penelaahan teknis
keuangan
perusahaan klien. mengenai laporan keuangan;
•Merumuskan pendapat dan
Seorang auditor melaksanakan membuat draf laporan audit;
pengevaluasian atas temuan •Melakukan penelaahan akhir
audit dengan tujuan: atas kertas kerja.
•Untuk menentukan jenis
pendapat yang akan diberikan;
•Untuk menentukan apakah
standar pengauditan telah
dilaksanakan dengan baik dalam
Tujuan Kertas Kerja
Pemeriksaan
Dalam pembuatan kertas kerja pemeriksaan yang dibuat oleh
auditor tentunya memiliki tujuan, tujuan tersebut adalah:
1.Mendukung opini auditor mengenai kewajaran laporan keuangan
perusahaan yang telah diperiksa oleh auditor;
2.Sebagai bukti bahwa auditor telah melaksanakan pemeriksaan
sesuai dengan standar dan kode etik akuntan publik;
3.Mengkoordinasi dan Mengorganisasi semua tahapan audit;
4.Sebagai referensi dalam hal ada yang pertanyaan dari:
a. Pihak otoritas perpajakan;
b. Pihak otoritas perbankan;
c. Pihak perusahaan atau klien
5.Sebagai salah satu dasar penilaian asisten atau seluruh tim
audit sehingga dapat dibuat evaluasi mengenai kemampuan tim
audit sampai dengan partner audit, sesudah selesai dalam proses
audit;
6.Sebagai pegangan untuk pelaksanaan audit di tahun berikutnya.
Kertas Kerja Pemeriksaan
ATLAS

Aplikasi ATLAS yang diperkenalkan oleh P2PK dalam membantu


kegiatan audit yang dilakukan oleh auditor dan kantor akuntan
publik sangat membantu kinerja auditor yang menjadi lebih
fleksibel dengan pembuatan kertas kerja di dalam sebuah
pemeriksaan. Dengan sistem ATLAS kan membantu untuk pembuatan
kertas kerja pemeriksaan dan juga dalam hal pelaporan kepada
P2PK.

Lampiran yang disediakan sistem aplikasi ATLAS adalah penentuan


materialitas, penentuan tingkat risiko pada akun-akun yang
terkait di dalam perusahaan, pembuatan surat pernyataan
independensi auditor, pembuatan surat tugas auditor, surat
pernyataan konsultasi klien, laporan posisi keuangan dan
laporan laba rugi, dan juga memberikan informasi identitas
kantor akuntan publik.

P2PK menetapkan bahwa kantor akuntan publik dalam menjalankan


pemeriksaan dalam perusahaan harus mengisikan formulir yang ada
Kertas Kerja Pemeriksaan

Kertas kerja pemeriksaan atau KKP yang dibuat oleh auditor


tentunya harus memiliki format tertentu yang merupakan standar
pembuatan yang harus dilakukan oleh auditor.

Working Balance Sheet (WBS) dan Working Profit and Loss (WPL)
merupakan hal yang penting dalam penyusunan kertas kerja
pemeriksaan karena merupakan hal yang merepresentasikan keadaan
perusahaan yang telah diperiksa oleh auditor. Isi dari Working
Balance Sheet (WBS) dan Working Profit and Loss (WPL) adalah
sebagai berikut:
1.Saldo Per Book (bersumber dari Trial Balance klien)
2.Audit Adjustment;
3.Saldo per Audit (angka-angka di Neraca dan Laba Rugi yang
sudah di audit);
4.Saldo tahun lalu (bersumber dari Audit Report atau kertas
kerja pemeriksaan tahun lalu)

Angka yang terdapat di dalam WBS dan WPL didukung oleh angka
Jenis dan Tipe
Kertas Kerja Pemeriksaan

Kertas kerja pemeriksaan biasanya dikelompokan dalam hal


sebagai berikut:
1.Current file (Berkas pemeriksaan tahun berjalan) yang
memiliki kegunaan untuk pemeriksaan tahun yang berjalan. Secara
garis besar, current file atau berkas tahun berjalan memiliki
lima hal penting yaitu:
a. Audit Program;
d. Adjusting and Reclassification Entries;
b. General Information; e.
Supporting Schedules.
c. Working Trial Balance;
2.Permanent file (Berkas permanen)
Dokumen atau berkas yang termasuk di dalam berkas permanen
adalah Akta Pendirian, Buku pedoman akuntansi dan notulen
rapat.
3.Correspondence file (berkas surat menyurat):
Data koresponden adalah data yang akan mendukung proses
pemeriksaan atau audit pada perusahaan klien.
Susunan
Kertas Kerja Pemeriksaan

Dalam membentuk sebuah kertas kerja pemeriksaan urutan dalam


pembuatan KKP tersebut adalah sebagai berikut:
1.Laporan Audit (audit report);
2.Laporan Keuangan Auditan;
3.Ringkasan Informasi bagi reviewer;
4.Program Audit (Audit Program);
5.Laporan keuangan atau lembar kerja yang di buat oleh klien;
6.Ringkasan Jurnal Adjustment;
7.Working Trial Balance (WTB);
8.Skedul Utama (Top Schedule/TS);
9.Skedul Pendukung (Supporting Schedule/SS)
Faktor dalam Membuat
Kertas Kerja Pemeriksaan

Untuk membuktikan bahwa seseorang merupakan auditor yang kompeten


dalam melaksanakan pekerjaan lapangan sesuai dengan standar
auditing, ia harus dapat menghasilkan kertas kerja yang benar-
benar bermanfaat. Untuk memenuhi tujuan ini ada lima faktor yang
harus diperhatikan:
1.Lengkap: kertas kerja harus lengkap dalam arti berisi semua
informasi yang pokok, dan tidak memerlukan tambahan penjelasan
secara lisan;
2.Teliti: auditor harus memperhatikan ketelitian dalam penulisan
dan perhitungan sehingga kertas kerjanya bebas dari kesalahan
tulis dan perhitungan;
3.Ringkas: kertas kerja harus dibatasi pada informasi yang pokok
dan relevan dengan tujuan audit yang dilakukan serta disajikan
secara ringkas;
4.Jelas: Kejelasan dalam menyajikan informasi kepada pihak-pihak
yang akan memeriksa kertas kerja perlu diusahakan oleh auditor;
5.Rapi: Kerapian dalam pembuatan kertas kerja dan keteraturan
penyusunan kertas kerja akan membantu auditor senior dalam
menelaah hasil pekerjaan stafnya serta memudahkan auditor dalam
Kepemilikan dan Penyimpanan
Kertas Kerja Pemeriksaan

SA Seksi 339 Kertas Kerja paragraf 06 mengatur bahwa kertas


kerja adalah milik kantor akuntan publik, bukan milik klien
atau milik pribadi auditor. Namun, hak kepemilikan kertas kerja
oleh kantor akuntan publik masih tunduk pada pembatasan-
pembatasan yang diatur dalam Aturan Etika Kompartemen Akuntan
Publik yang berlaku, untuk menghindarkan penggunaan hal-hal
yang bersifat rahasia oleh auditor untuk tujuan yang tidak
semestinya.

SA Seksi 339 paragraf 08 mengatur bahwa auditor harus


menerapkan prosedur memadai untuk menjaga keamanan kertas kerja
dan harus menyimpannya sekurang-kurangnya 10 tahun, sehingga
dapat memenuhi kebutuhan praktiknya dan ketentuan-ketentuan
yang berlaku mengenai penyimpanan dokumen. Karena sifat
kerahasiaan yang melekat pada kertas kerja, auditor harus
selalu menjaga kertas kerja kepada pihak-pihak yang tidak
diinginkan.
Kertas Kerja Audit

Kertas kerja audit berisikan


tentang keadaan suatu akun di
dalam perusahaan dan dilampirkan
dengan bukti yang mendukungnya.

Kertas kerja audit masing-masing


kantor akuntan publik memiliki
perbedaan, namun pada dasarnya
kertas kerja tersebut memiliki
bagian-bagian yang informatif
untuk membantu auditor beserta
dengan timnya mudah dalam
menyimpulkan akun yang tertera
di dalam kertas kerja tersebut
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai