1. Span 3. Linearization
• Setiap alat harus memiliki catatan riwayat perjalanan alat tersebut dan
tersimpan dengan baik.
• Setiap alat harus memiliki identitas yang unik (yang mampu
membedakan antara 1 alat dengan alat yang lain)
• Kalibrasi dilakukan sesuai prosedur yang telah disetujui.
• Harus terdapat program/ jadwal kalibrasi masing-masing alat.
• Harus terdapat sistem yang menentukan status kalibrasi alat.
• Akurasi dan presisi alat ukur standar/ kalibrator 4x lebih tinggi daripada
alat yang akan dikalibrasi
• Kalibrator harus tertelusur terhadap standar nasional atau standar lain
yang telah ditetapkan.
• Personil yang bertanggung jawab dalam kalibrasi harus personil yang
sudah terlatih, yang dapat dibuktikan dengan dokumen.
Tingkat kekritisan instrumen/ alat
Dilakukan jika:
1. Instrumen/ alat menunjukkan hasil yang meragukan.
2. Instrumen/ alat yang sensitif terhadap pergeresan/ perpindahan
dipindahkan dari tempatnya.
Spesifikasi kalibrasi
Syarat:
1. Pihak ketiga telah terkualifikasi untuk melakukan kalibrasi
2. Pastitu harus memastikan bahwa prosedur kalibrasi diikuti oleh
pihak ketiga dengan benar.
3. Pastitu mengkaji data hasil kalibrasi, laporan dan sertifikat sebelum
pemberian penandaan/ label pada instrumen.
Pelatihan
2. Pelatihan
- Mengkaji catatan pelatihan
- Hasil pelatihan harus mengarah pada kompetensi yang dibutuhkan
- Mengamati personil yang melakukan kalibrasi dan menentukan apakah
personil tersebut mengikuti prosedur.
- Mengkonfirmasi bahwa pihak ketiga yang melakukan kalibrasi adalah
orang yang kompeten dan terdapat prosedur dalam pemilihan vendor.
3. Catatan
Auditor juga melakukan pengkajian terhadap hasil kalibrasi
termasuk penyimpangan dan tindakan perbaikan yang dilakukan.
4. Evalusi program
a. Seluruh program dievaluasi/ dikaji oleh pimpinan dan tim minimal
satu kali setahun.
b. Evaluasi ini harus memperhatikan kegiatan verifikasi dan kinerja
perusahaan yang berkaitan dengan kualitas dan keamanan.
1. Mengedukasi diri dan anggota
- Tempel peraturan di tempat yang mudah dilihat oleh anggota, sehingga anggota
mengetahui peraturan tersebut.
- Peraturan/ informasi tersebut dibuat mudah untuk dimengerti agar dapat
diaplikasikan oleh para anggota.
- Informasi/ peraturan tersebut harus disosialisasikan secara berkala
2. Pelatihan personil
- Pastikan keamanan seluruh personil pada saat bekerja
- Berikan pelatihan operator terhadap alat/ mesin baru, termasuk risiko yang
mungkin terjadi dan cara mencegah kesalahan dari faktor manusia.
- Pastikan personil mengerti mengenai higiene dan sanitasi, pencegahan
kontaminasi silang.
- Personil yang teredukasi dengan baik, akan menurunkan kecelakaan kerja.
3. Pencatatan/ dokumentasi yang rinci
- Kesalahan yang terjadi, dicatat dengan rinci dan spesifik.
- Penggantian produk, alat yang rusak, produk yang ditarik dan renovasi
harus didokumentasikan.
- Dokumentasi yang rinci bertujuan agar terorganisir, mencegah dan
mengatasi permasalahan.
- Dengan dokumentasi yang baik, catatan menjadi lebih mudah untuk
menjadi referensi.
4. CAPA
- CAPA berguna untuk mencegah kesalahan, memastikan kualitas,
menanggapi keluhan, dan membuat perusahaan siap menghadapi audit
dari BPOM.
Kesimpulan