Anda di halaman 1dari 20

Perpindahan Panas

Secara Konduksi
KELOMPOK C
daftar anggota kelompok
> Kevin Raffael Simanjuntak
3331180024
> Khosyi Is’ad
3331180048
> Febryan Nizar Prakoso
3331180075
> Kurniawan Dwi Fitrianto
3331190023
> Naufal Rasendriya Azmi
3331190057
> Beryl Rahma Fawaz G.M.
3331190078
> Arinda Fajar A
3331190093
tinjauan pustaka

1. Pengertian Perpindahan Panas


2. Macam-macam Perpindahan Panas
3. Konduktivitas Termal
4. Resistansi Termal
5. Alat Industri yang Berhubungan
dengan Perpindahan Panas
1. Pengertian Perpindahan Panas
Perpindahan panas adalah bagian ilmu sains yang mempelajari tentang
berpindahnya energi dari satu tempat ke tempat lainnya sebagai akibat
dari perbedaan temperatur antara tempat tersebut. Dalam ilmu
termodinamika, energi yang berpindah tersebut dinamakan sebagai panas
atau heat. Panas akan mengalir dari tempat yang suhunya tinggi ke
tempat yang suhunya tinggi ke tempat yang suhunya lebih rendah. Selain
itu, perpindahan panas dapat memperkirakan dan memprediksi laju
perpindahan panas yang terjadi pada kondisi tertentu.
2. Macam-macam Perpindahan Panas
1. Konduksi, salah satu jenis perpindahan panas, dimana dalam prosesnya hanya suhu yang
berpindah tanpa diikuti oleh media perambatannya. Perpindahan panas secaara konduksi hanya dapat
terjadi pada zat padat

2. Konveksi, salah satu jenis perpindahan panas yang menyebabkan zat dari media perambatannya
ikut berpindah siringan dengan panasnya. Perpindahan panas secara konveksi hanya dapat terjadi pada
fluida berupa zat cair dan zat gas.

3. Radiasi, Radiasi merupakan peristiwan perpindahan panas yang dapat terjadi tanpa memerlukan
adanya media perantara dalam proses perambatannya. Perpindahan panas secara radiasi dapat terjadi
karean berntuk rambatannya yang berupa gelombang elektromagnetik
3. Konduktivitas Termal
Konduktivitas termal suatu benda adalah kemampuan suatu benda untuk memindahkan kalor melalui
benda tersebut. Benda yang memiliki konduktivitas termal (k) besar merupakan penghantar kalor yang
baik (konduktor termal yang baik). Sebaliknya, benda yang memiliki konduktivitas termal kecil
merupakan penghantar kalor yang buruk (konduktor termal yang buruk).
4. Resistansi Termal
Resistansi termal merupakan suatu nilai dari perbandingan antara sesuatu yang telah ada atau dimiliki
oleh suatu zat dengan sesuatu yang diterima atau datang dari luar sistem tersebut.
5. Alat Industri yang Berhubungan dengan
Perpindahan Panas
1. Heat Exchanger Turbin Uap 5. Plate Heat Exhanger

2. Engine Combustion Chamber


6. Boiler

3. Pembangkit Listrik Tenaga Surya

7. Kompressor

4. Double Pipe Exhanger


PEMBAHASAN
1 . Data Hasil Pengujian
2. Analisa Data Konduktivitas
Termal
3. Hasil Analisa Data
1. Data Hasil Pengujian
2. Analisa Data Konduktivitas Termal
2. Analisa Data Konduktivitas Termal
(Lanjutan 1)
D. Menentukan Besar Beda Temperatur
Berdasarkan data pengukuran pada Tabel 4.1, Tabel 4.2 dan Tabel 4.3 temperatur yang diperoleh, nilai
T1, T2, T3, dan T4 berbeda beda. Dari ketiga jenis spesimen nilai temperatur yang tertinggi terdapat
pada T1 sedangkan yang terendah terdapat pada T4. Hal ini menunjukkan bahwa semakin jauh jarak
spesimen terhadap maka semakin rendah suhunya. Hal ini dapat terjadi karna dalam laju perpindahan
panas jarak benda akan berbanding terbalik dengan nilai laju perpindahan panasnya, sehingga semakin
jauh jarak spesimen dari sumber panas (pemanas listrik) maka suhu yang terdapat pada spesimen
tersebut akan semakin kecil. Suhu pada T1 menjadi yang paling besar karena posisinya yang paling
dekat dengan pemanas listrik dan pada praktikum, posisi kabel thermocouple diletakkan di antara
permukaan pemanas listrik dengan dasar spesimen uji. Nilai T1 merupakan nilai suhu yang diperoleh
dari permukaan pemanas listrik karena posisi penempatannya. Namun waktu pemanasan berbanding
lurus dengan nilai temperaturnya, dimana semakin lama spesimen dipanaskan maka akan semakin besar
suhunya. Hal ini terbukti berdasarkan data yang diperoleh, dimana pada variasi waktu pemanasan
spesimen, suhu yang paling tinggi terdapat pada 15 menit dan yang terendah adalah pada 5 menit.
2. Analisa Data Konduktivitas Termal
(Lanjutan 1)
E. Grafik Hubungan Penguuran Besar Temperatur (T) dengan Waktu (t)

Dengan nilai kalor jenis yang lebih besar dibandingkan kuningan


Grafik yang terbentuk pada Gambar 4.3 untuk spesimen stainless
dan stainless, aluminium memiliki kemampuan yang lebih baik
tidak jauh berbeda dibandingkan dengan yang lainnya. Dari ketiga
dalam menerima panas. Pada Gambar 4.2 terlihat bahwa
spesimen T1 memiliki suhu yang jauh lebih tinggi dibandingkan
peningkatan suhu yang terjadi pada T1 dan T2 sangat signifikan
yang lainnya karena posisi kabel thermocouple nya yang berada
terutama dalam 10 sampai 15 menit akhir. Hal ini juga berkaitan
pada permukaan pemanas listrik sehingga panas yang diperoleh
dengan nilai kalor jenis aluminium itu sendiri sehingga dapat
tidak begitu terpengaruh dengan nilai konduktivitas atau
mempengaruhi nilai laju perpindahan panasnya karna lebih baik
kemampuan dari spesimen tersebut untuk menghantarkan panas.
dalam menerima panas
2. Analisa Data Konduktivitas Termal
(Lanjutan 2)
E. Grafik Hubungan Penguuran Besar Temperatur (T) dengan Waktu (t)

Pada Gambar 4.4 dapat terlihat bahwa pada spesimen


kuningan, nilai suhu yang diperoleh seiring bertambahnya
waktu terus meningkat mulai dari 5 menit hingga 15
menit. Besarnya peningkatan temperatur sangat signifikan
untuk T1 sedangkan untuk T2, T3, dan T4
peningkatannya tidak begitu besar.
2. Analisa Data Konduktivitas Termal
(Lanjutan 3)
F. Menentukan Nilai Konduktivitas Thermal (K) pada Benda Uji
2. Analisa Data Konduktivitas Termal
(Lanjutan 3)
G. Nilai Konduktivitas Panas Bahan Menurut Referensi
3. Hasil Analisa
Pada praktikum ini nilai laju perpindahan panas secara konduksi dapat diperoleh dari berbagai jenis
spesimen dengan cara mengukur perbedaan temperatur yang terdapat pada beberapa titik pada setiap
spesimen dengan cara memanaskannya pada pemanas listrik. Setiap spesimen terdiri dari tiga buah
silinder pejal yang dimensinya dapat dilihat pada Tabel 4.4. Tiga buah silinder pejal tersebut akan
ditumpuk di atas pemanas listrik dan akan diukur suhunya untuk pemanasan selama 5 menit, 10 menit,
dan 15 menit. Suhu dari spesimen akan diukur dengan menggunakan thermocouple yang kabelnya akan
diletakkan di empat posisi yang berbeda. Dengan adanya penempatan pengukuran di empat posisi yang
berbeda maka dapat diamati suhu spesimen ketika dipanaskan dalam waktu tertentu dan pengaruhnya
terhadap jarak dari pemanas listrik terhadap letak pengukuran atau spesimen. Dalam pemanasannya,
spesimen akan dilapisi dengan isolator yang berupa paving block. Penggunaan isolator berfungsi untuk
menjaga agar spesimen tidak dipengaruhi oleh suhu dari lingkungan. Berdasarkan data yang diperoleh
untuk nilai konduktivitas termal yang diperoleh untuk masing-masing spesimen sangat jauh dari nilai
literaturnya. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa hal, yang pertama dari penggunaan isolator yang
kurang maksimal karena masih terdapat celah sehingga suhu lingkungan masih dapat mempengaruhi
spesimen. Selanjutnya dari spesimen. yang digunakan memiliki bentuk yang tidak sama atau tidak rata.
Permukaan atas dan bawah dari spesimen tidak rata sehingga dapat mempengaruhi nilai pengukuran
yang dilakukan karena ketidakrataan permukaannya dan dapat mengakibatkan nilai luas permukaan
yangdiperoleh tidak akurat. Selain berdampak terhadap perhitungannya, adanya ketidakrataan ini juga
dapat memungkinkan adanya celah antar silinder pejal tersebut sehingga suhu perpindahan panas secara
konduksi tidak terjadi secara maksimal karena ketika permukaannya tidak rata maka akan ada celah
walaupun tidak begitu besar.
3. Hasil Analisa
Hal lain yang mempengaruhi nilai konduktivitas termal spesimen adalah kualitas dari
spesimen yang digunakan, dimana terdapat beberapa kerusakan pada spesimen berupa karat
yang dapat mempengaruhi kemampuan spesimen tersebut untuk menghantarkan panas
secara konduksiPada Gambar 4.4 dapat terlihat bahwa nilai konduktivitas termal yang
diperoleh untuk spesimen aluminium lebih besar dibandingkan kuningan dan stainless. Nilai
konduktivitas termal kuningan pun lebih kecil dibandingkan spesimen yang lainnya. Dari
sini dapat disimpulkan bahwa aluminium adalah bahan yang lebih baik dari kuningan dan
stainless dalam hal menghantarkan panas secara konduksi, sedangkan kuningan memiliki
kemampuan menghantarkan panas secara konduksi yang sangat lemah dibandingkan
dengan spesimen lainnya
kesimpulan
Adapun kesimpulan yang diperoleh setelah melakukan serangkaian
praktikum untuk modul Perpindahan Panas Secara Konduksi,
diantaranya:
1.) Nilai konduktivitas termal yang diperoleh pada praktikum untuk
spesimen kuningan, aluminium, dan stainless berturut-turut adalah
sebesar 42, 605 W⁄m°K, 116,572 W⁄m°K, dan 70,578 W⁄m°K. Nilai
konduktivitas termal yang diperoleh memiliki selisih yang cukup
jauh terhadap literaturnya. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor,
salah satunya adalah faktor lingkungan yang dapat
sangatmempengaruhi hasil pengukuran.
2) Aluminium memiliki nilai konduktivitas termal yang lebih tinggi
dibandingkan dengan kuningan dan stainless, sehingga dalam
pemanfaatannya aluminium menjadi bahan dengan kemampuan
menghantarkan panas yang lebih baik.
terima kasih

Anda mungkin juga menyukai