Anda di halaman 1dari 43

PELAKU-PELAKU KEGIATAN EKONOMI

Kegiatan ekonomi terjadi karena adanya interaksi antara para


pelaku ekonomi itu sendiri yang terdiri atas:

•Rumah Tangga
•Perusahaan
•Pemerintah
PELAKU-PELAKU KEGIATAN EKONOMI

•Rumah Tangga
Yaitu pemilik dari berbagai faktor produksi yang tersedia dalam perekonomian.
Seperti tenaga kerja dengan keahlian berusaha, tanah, modal, dan sebagainya.
Mereka akan menjual faktor-faktor produksi tersebut kepada perusahaan. Hal
ini akan memberikan pendapatan bagi rumgah tangga baik berupa upah/gaji,
sewa, bunga, deviden, dan sebagainya. Mereka dapat menggunakan
pendapatan yang diperolehnya untuk membeli barang dan jasa yang
diperlukan berupa makanan, pakaian, rumah, kendaraan, pendidikan,
kesehatan dan sebagainya. Mereka juga dapat menggunakan sebagian
pendapatannya untuk ditabung.
PELAKU-PELAKU KEGIATAN EKONOMI

•Perusahaan
•Yaitu organisasi yang dikembangkan oleh seseorang atau sekumpulan orang
dengan tujuan untuk menghasilkan berbagai jenis barang dan jasa yang
dibutuhkan masyarakat.

•Orang yang memiliki keahlian dalam berusaha ini disebut dengan


pengusaha.

•Tujuan utama mereka pada umumnya adalah menciptakan keuntungan


yang sebesar-besarnya.

•Dari segi biaya, mereka akan berupaya agar biaya produksi yang
dikeluarkan adalah yang serendah mungkin.
PELAKU-PELAKU KEGIATAN EKONOMI

•Pemerintah
Yaitu badan-badan pemerintah yang diberi tugas untuk mengatur kegiatan
ekonomi, seperti berbagai departemen pemerintahan, Badan Pengawas Pasar
Modal (BPPM), Badan-badan Keuangan, Bank Indonesia, Pemerintah Daerah,
dan sebagainya. Keberadaan badan-badan tersebut adalah untuk mengatur dan
mengawasi kegiatan-kegiatan ekonomi rumah tangga dan perusahaan supaya
tidak merugikan masyarakat secara keseluruhan, disamping pemerintah juga
melakukan kegiatan ekonomi sendiri. Kegiatan ekonomi yang dilakukan
pemerintah biasanya berupa kegiatan yang dianggap kurang menguntungkan
bagi pihak swasta karena misalnya memerlukan modal yang sangat tinggi dan
tingkat pengembalian modalnya relatif lama. Contohnya pembangunan jalan-
jalan, jembatan, lapangan terbang, pelabuhan, penyediaan institusi pendidikan,
pertahanan dan keamanan negara, dan sebagainya.
SIRKULASI ALIRAN PENDAPATAN
•Kegiatan interaksi antar pelaku ekonomi akan mewujudkan suatu aliran
pendapatan.

•Rumah tangga sebagai pemilik berbagai jenis faktor produksi seperti tenaga
kerja, tanah, dan modal akan menjual kepemilikannya tersebut kepada
perusahaan di pasar yang disebut sebagai pasar faktor produksi.

•Kemudian faktor produksi tersebut digunakan oleh perusahaan sebagai bahan


baku (input) untuk menghasilkan barang dan jasa.

•Perusahaan tersebut kemudian akan menjual kembali barang dan jasa yang
dihasilkannya di pasar barang dan jasa.

•Sehingga melalui interaksi antara rumah tangga dan perusahaan akan tercipta
dua jenis pasar yaitu pasar faktor produksi dan pasar barang dan jasa.
Dalam pasar faktor produksi
rumah tangga berkedudukan sebagai produsen dan perusahaan
berkedudukan sebagai konsumen.

Dalam pasar barang dan jasa,


terjadi kondisi sebaliknya, rumah tangga berkedudukan sebagai
konsumen dan perusahaan berkedudukan sebagai produsen.

Interaksi di kedua pasar ini akan menghasilkan aliran barang dan aliran uang.
Aliran barang terjadi melalui aliran faktor produksi dari rumah tangga sebagai
produsen ke perusahaan sebagai konsumen (melalui pasar faktor produksi) dan
aliran barang dan jasa dari perusahaan sebagai produsen ke rumah tangga
sebagai konsumen (melalui pasar barang).

Aliran uang terjadi melalui pembayaran faktor produksi dari perusahaan ke rumah
tangga berupa upah/gaji, sewa, bunga dan melalui pembayaran atas barang dan jasa
dari rumah tangga ke perusahaan yang disebut sebagai pengeluaran konsumsi.
• Pemerintah, karena juga aktif dalam melakukan kegiatan ekonomi, maka untuk
membiayai pengeluarannya pemerintah akan menarik berbagai jenis pajak kepada
rumah tangga maupun kepada perusahaan.

• Pemerintah juga berkewajiban untuk melakukan pelayanan terhadap masyarakat baik


sebagai individu rumah tangga maupun sebagai perusahaan, misalnya melalui
kegiatan badan-badan keuangan.
Sirkulasi aliran pendapatan
Pendapatan Perusahaan Pengeluaran Konsumen
Pasar
Barang dan
Penjualan Barang dan Jasa Jasa Pembelian Barang dan Jasa

Menarik Pajak Pembayaran Pajak


Pemerintah

Rumah
Perusahaan Pembayaran Pajak Menarik Pajak Tangga

Lembaga
Kredit Investasi Keuangan Tabungan

Pembelian Faktor Produksi Pasar Faktor Penjualan Faktor Produksi


Produksi

Pembayaran Faktor Produksi Pendapatan Rumah Tangga

CIRCULAR FLOW DIAGRAM


(Diagram Sirkulasi Aliran Pendapatan)
ASUMSI-ASUMSI (ANGGAPAN-ANGGAPAN) YANG DIPAKAI DLM
TEORI EKONOMI:
1. ASUMSI RASIONALITAS
PELAKU EKONOMI DIASUMSIKAN MEMPUNYAI SIFAT RASIONAL:
 PERILAKU KONSUMEN  AKAN MEMAKSIMUMKAN
KEPUASAN
 PERILAKU PRODUSEN  AKAN MEMAKSIMUMKAN
KEUNTUNGAN

2. ASUMSI CATERIS PARIBUS


MENGANGGAP HANYA ADA SATU VARIABEL YANG
MEMPENGARUHI SEMENTARA VARIABEL ATAU FAKTOR YANG
LAIN DIANGGAP KONSTAN, PADAHAL KENYATAANNYA FAKTOR-
FAKTOR YANG LAIN SELALU BERUBAH-UBAH SERTA SALING
MEMPENGARUHI
3. ASUMSI PENYEDERHANAAN
ASUMSI UNTUK MEMBUAT PERMASALAHAN LEBIH MUDAH
DIANALISIS DAN DIPAHAMI
4. ASUMSI EKONOMI PARSIAL
MENGASUMSIKAN TIDAK ADANYA HUBUNGAN TIMBAL BALIK
ANTARA PERBUATAN EKONOMI YANG DILAKUKAN OLEH
PELAKU EKONOMI DENGAN PEREKONOMIAN DI MANA PELAKU
ITU BERADA
5. ASUMSI TIDAK ADANYA HAMBATAN ATAS PROSES PENYESUAIAN,
MISALNYA: JIKA HARGA BARANG BERUBAH MAKA KONSUMEN
AKAN MENYESUAIKAN
Teori Perilaku Konsumen
• Teori perilaku konsumen merupakan penjelasan mengenai perilaku
konsumen yang didapati dalam Hukum Permintaan, yang menyatakan
bahwa bila harga suatu barang naik, maka ceteris paribus, jumlah
diminta konsumen akan barang tersebut menurun dan sebaliknya bila
harga suatu barang turun, maka ceteris paribus, jumlah barang yang
diminta konsumen akan naik.
• Ceteris Paribus  semua faktor lain yang dapat mempengaruhi
jumlah barang yang diminta dianggap tetap, kecuali harga barang
tersebut
• Faktor lain misalnya: pendapatan, harga barang lain, selera konsumen, dan
sebagainya.
Teori Tingkah Laku Konsumen
• Pendekatan Nilai Guna (Utility) Kardinal
• Berasumsi bahwa kepuasan setiap konsumen dapat diukur dengan angka
(utility yang bersifat kardinal)
• Pendekatan Nilai Guna (Utility) Ordinal
• Berasumsi bahwa tingkat kepuasan dapat dikatakan lebih tinggi atau lebih
rendah tanpa mengatakan berapa kelebihannya (utility yang bersifat ordinal)
Nilai Guna
Nilai Guna Total (Total Utility)
Jumlah atau nilai kepuasan yang diperoleh dari mengkonsumsikan sejumlah
barang tertentu.
Nilai Guna Marginal (Marginal Utility)
Perubahan (tambahan) nilai kepuasan sebagai akibat dari perubahan (tambahan) konsumsi
satu unit barang tertentu.
Pendekatan Kardinal Utility
• Setiap orang memiliki berbagai macam kebutuhan. Apabila seorang
konsumen membeli barang untuk kebutuhannya, maka ia akan
mendapat kepuasan dari barang tersebut. Ini berarti barang tersebut
berguna bagi pemiliknya (barang tersebut memiliki
faedah/duna/utility bagi konsumennya)
Asumsi
Pendekatan Kardinal Utility
Guna/faedah/utility dapat diukur dengan angka/uang.
Law of Diminishing Marginal Utility berlaku (hukum Gossen)
Semakin banyak suatu barang dikonsumsi, maka tambahan kepuasan
(marginal utility) yang diperoleh dari barang tersebut cenderung semakin
berkurang.
Setiap konsumen selalu berusaha mencapai kepuasan yang
maksimum dengan penghasilannya yang terbatas.  konsumen
bertindak rasional
Nilai Total Utility dan
Marginal Utility
Kuantitas barang yang diminta Total Utility Marginal Utility
0 0 -
1 4 4
2 7 3
3 9 2
4 10 1
5 10 0

Total Utilitas meningkat seiring dengan pertambahan konsumsi tetapi dengan proporsi
yang semakin menurun sebagaimana terlihat pada tabel.
Berarti utilitas marginal yi tambahan utilitas dari unit tambahan barang yang terakhir
akan menurun.
Kurva TU dan MU
u
12

10 TU

2
Q
0
0 1 2 3 4 5 6
MU
6

1
Q
0
0 1 2 3 4 5 6
Keseimbangan Konsumen
• Tiap rumah tangga (RT) biasanya memiliki pola konsumsi yang
konsisten. Diasumsikan bahwa setiap RT dalam memenuhi
kebutuhannya berusaha memaksimumkan total utility.
• Artinya tiap2 anggota keluarga akan berusaha untuk
memaksimumkan “kepuasannya”.
Masalah yang Dihadapi RT
Bagaimana memaksimumkan pengeluaran mereka untuk
mendapatkan TU yang maksimum.
Setiap RT akan berusaha untuk memaksimumkan kepuasannya
dalam batas-batas kemampuan pengeluaran yang dimilikinya.
Kebutuhan setiap orang tidak terbatas pada satu jenis barang saja,
berarti setiap anggota RT akan menuju keadaan di mana MU untuk
tiap barang konsumsinya sama. Dengan demikian diperlukan alokasi
pengeluaran untuk berbagai jenis barang, sehingga utility dari Rupiah
terakhir yang dikeluarkan adalah sama untuk barang yang mana saja.
Keseimbangan Konsumen
Pendekatan Kardinal Utility
Rp
Marginal Utility yang diukur dengan
uang (= kurve permintaan)

Px’
Kepuasan Total tercapai
B apabila: MU x
Px = Mux atau 1
Px A C D Px
E

x4 x1 x3 x2 x
Keseimbangan Konsumen
Pendekatan Kardinal Utility
Harga barang x = 0Px, maka tingkat konsumsi yang lebih rendah dari
x3, tingkat kepuasan total (TU) belum maksimum.
Misal: oX1  tiap tambahan 1 unit X akan memberikan tambahan kepuasan
sebesar X1B, sedangkan pengorbanan (pembayaran) untuk 1 unit tersebut
hanya x1A (=oPx).
Bila konsumen membeli lebih banyak x akan ada tambahan kepuasan netto sebesar AB
Misal: 0x2  tambahan kepuasan yang diperoleh dari pembelian 1 unit barang x hanya sebesar
x2E, sedang pengorbanan konsumen (bayar) sebesar x2D (=oPx)

Jadi, kepuasan total konsumen akan bertambah bila ia mengurangi


tingkat konsumsi (pembelian)
Kepuasan Total tercapai
apabila: MU x
Px = Mux atau 1
Px

• Bila harga x naik dari oPx  oPx’


Maka untuk mencapai kepuasan total maksimum
(equilibrium) konsumen)  konsumen akan membeli
ox4 (< ox3 )  perilaku konsumen dalam hukum
permintaan terbukti.
Pendekatan Nilai Guna Ordinal
• Dikenal dengan pendekatan Indifference Curve, yaitu kurva yang
menunjukkan kombinasi dua macam barang yang memberikan
kepuasan yang sama kepada seorang konsumen.
Y

IC
X

• Kombinasi-kombinasi dari barang x dan y (A, B, C, D)


yang ada dalam satu kurva tersebut, memberikan
kepuasan yang sama bagi seorang konsumen.
Sifat-Sifat Indifference Curve
• Turun dari kiri atas ke kanan bawah
• Cembung ke arah titik origin (titik nol)
• Tidak akan saling berpotongan
• IC yang terletak di sebelah kanan atas memberikan tingkat kepuasan
yang lebih tinggi
Arti dari Sifat-Sifat Indifference Curve
• Hal tersebut menunjukkan bahwa konsumen akan mengurangi
konsumsi barang yang satu apabila akan menambah jumlah barang
lain yang dikonsumsi.
• Hal tersebut menunjukkan adanya perbedaan proporsi jumlah yang
harus ia korbankan untuk mengubah kombinasi jumlah masing-
masing barang yang dikonsumsi (marginal rate of subtitution)
• Hal tersebut menunjukkan bahwa tidak mungkin diperoleh kepuasan
yang sama pada suatu kurva indifference yang berbeda.
x IC1  A = B = C B = E harusnya C = E
IC2  D = B = E B = C kenyataannya C ≠ E
A Kalau berpotongan berarti pada titik potong kedua kurva
tersebut memberikan kepuasan yang sama.
D
B
E
IC2
C IC1
y
x
Indifference curve map
(kumpulan IC)

x2
x1

y1 y2 y
Kemampuan Konsumen / Anggaran
Konsumen
• IC menunjukkan keinginan konsumen untuk memilih kombinasi-
kombinasi antara dua macam barang. Namun demikian kemampuan
konsumen untuk mendapatkan kombinasi-kombinasi itu akan
tergantung dari harga kedua barang tersebut dan penghasilan
konsumen.
Anggaran Konsumen/Budget Line
• Budget Line adalah suatu garis yang memberikan batasan maksimum
konsumen untuk dapat membeli barang x dan y dengan jumlah uang
tertentu.
y

Bugdet line

x
Budget Line
• Secara ringkas kita dapat menyatakan beberapa hal sebagai berikut:
• y konsumen dan harga-harga barang yang dihadapinya diketahui dan telukis
dalam garis anggaran.
• Lereng garis anggaran ditentukan oleh perbandingan harga satuan masing-
masing barang yang dihadapi konsumen.
• Tempat kedudukan garis anggaran ditentukan oleh besarnya tingkat
pendapatan konsumen dan tingkat harga barang yang dihadapi konsumen.
Pengaruh Perubahan Harga dan
Pendapatan Terhadap Garis Anggaran
y
y
Akibat perubahan harga Akibat perubahan pendapatan
A
A

C B x C B x

• Ekuilibrium konsumen / posisi kepuasan maksimum dalam pendekatan ordinal.


• IC yang menunjukkan keinginan konsumen perlu digambarkan dalam satu bidang dengan
budget line yang menunjukkan kemampuan konsumen untuk dapat melihat posisi kepuasan
maksimum dari konsumen.
y

E
IC4
IC3
IC2
IC1

• Ekuilibrium konsumen tercapai bila budget line bersinggungan dengan Indifference


Curve. Pada kurva di atas konsumen akan mendapat kepuasan maksimum bila
mengkonsumsi barang x sebanyak 2 unit dan barang y sebanyak 3 unit.
y

IC2

IC1
x
Xo X2 X1 m m1

• Menurut hukum permintaan, pengaruh perubahan harga terhadap jumlah barang


yang diminta dapat dibedakan menjadi:
1) Pengaruh pendapatan (income effect), yaitu: perubahan pendapatan riil konsumen
sebagai akibat perubahan harga, sehingga konsumen mengubah kombinasi
konsumsinya
2) Pengaruh substitusi (substitution effect), yaitu: perubahan harga relaif, sehingga
konsumen mengubah kombinasi konsumsinya.
Kasus Kenaikan Harga

Barang y

B
y2 C
A
y1
u1
u2

Barang x
0 X2 XB X1

E.P. E.S.
Efek total
Kasus Penurunan Harga
Barang y

y2
B u2
y1
u1

Barang x
0 x1 xB x2
M

E1
E2
u3
u2
u1
a b c
P
5 10 15 20 25 30 35 40 45
P

B
C
demand

5 10 15 20 25 30 35 40 Q
Pendekatan Indefference Curve:
• Pendekatan indefference curve dapat menunjukkan perubahan faktor
lain yang mempengaruhi permintaan konsumen (yang di dalam
hukum permintaan dianggap ceteris paribus).
Faktor-faktor lain tersebut diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Pendapatan/Income Riil Konsumen
• Kenaikan income riil konsumen bila harga-harga barang dianggap tetap,
biasanya menaikkan permintaan konsumen. Keadaan tersebut berlaku bagi
barang-barang pada umumnya atau barang “normal”. Pengecualian terjadi
untuk barang-barang “inferior”, di mana kenaikan income menurunkan
permintaan akan barang tersebut.

y y

Untuk barang normal Untuk barang inferior

IC2
IC2
IC1
x IC1
x1 x2 x
x2 x1
2. Perubahan Harga Barang Lain
• Perubahan harga barang lain dapat mempengaruhi permintaan akan
barang tersebut, atau perubahan harga barang y dapat mempengaruhi
permintaan akan barang x.

y y

Untuk barang normal Untuk barang inferior

IC2 IC2

IC1 IC1

x x
x2 x1 x1 x2
3. Perubahan Selera
• Tanpa ada perubahan harga barang maupun income, permintaan akan
suatu barang bisa berubah karena ada perubahan selera konsumen.

Anda mungkin juga menyukai