Anda di halaman 1dari 12

JOURNAL READING

The unmet needs of family caregivers in the


management of childhood community-acquired
pneumonia in Indonesia: a qualitative study

Pembimbing: dr. Anjelimery Paulina,M.ked(ped), Sp. A

Dibuat Oleh:
Muhammad Iqbal Prawira ( 213307020107 )
Jurnal
ABSTRAK

Latar Belakang : Pneumonia yang didapat dari komunitas pada masa


kanak-kanak adalah salah satu penyebab utama morbiditas dan
mortalitas pada anak di bawah usia lima tahun.

Tujuan : Untuk mengeksplorasi kebutuhan yang belum terpenuhi dari


pengasuh keluarga anak dengan pneumonia yang didapat dari
komunitas.

Metode : Sebuah studi kualitatif dengan menggunakan wawancara


mendalam dilakukan di salah satu rumah sakit rujukan yang berlokasi
di Jakarta, Indonesia. Convenience sampling digunakan untuk memilih
peserta. Data dianalisis menggunakan analisis isi kualitatif
ABSTRAK

Hasil :Sepuluh pengasuh keluarga berpartisipasi dalam penelitian


kami. Hasil penelitian ini ditunjukkan dalam lima tema utama: (1)
beban gejala persisten; (2) paparan asap rokok di rumah; (3)
pengobatan rumahan sebagai pengobatan awal; (4) pemenuhan
kebutuhan nutrisi anak; dan (5) kebutuhan promosi kesehatan.
Penelitian ini menemukan beberapa kebutuhan yang belum terpenuhi
dari pengasuh keluarga dalam merawat anak dengan CAP, khususnya
yang berkaitan dengan promosi kesehatan dan pemenuhan kebutuhan
nutrisi.
INTRODUCTION
• Community-acquired pneumonia (CAP) didefinisikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia
(WHO) sebagai bentuk infeksi di Indonesia adalah 20,54 per 1.000; angka kematian
meningkat dari 0,22% pada tahun 2016 menjadi 0,34% pada tahun 2017. Manajemen
CAP terutama terdiri dari pengobatan antibiotik dan pencegahan.

• WHO merekomendasikan imunisasi dengan vaksin konjugasi pneumokokus untuk


semua anak, menyusui, dan mengurangi faktor risiko, seperti paparan polutan dan
asap tembakau. Namun, di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah
seperti Indonesia, kurangnya sumber daya menyebabkan perawatan terorganisir yang
tidak memadai untuk anak-anak dengan CAP.

• Seiring dengan meningkatnya kasus CAP, tingkat gejala sisa jangka panjang setelah
pneumonia pada masa kanak-kanak seperti penyakit paru obstruktif, bronkitis kronis,
asma, dan fungsi paru yang abnormal, juga meningkat. Pneumonia di awal kehidupan
dapat mengganggu fungsi paru-paru meskipun setelah pasien tidak lagi menular.
Metode
• Studi percontohan dengan desain kualitatif menggunakan wawancara mendalam ini
dilakukan untuk mengeksplorasi kebutuhan yang tidak terpenuhi dari keluarga pengasuh
anak dengan CAP di Jakarta. Populasinya adalah ibu dengan anak yang didiagnosis
CAP.

• Transkrip dianalisis dengan menggunakan empat langkah, yaitu:


(1) mengolah dan menyiapkan data dengan cara men-scan materi, mengetik data
lapangan, atau memilah dan menyusun data ke dalam jenis-jenis yang berbeda
tergantung pada sumber informasi
(2) membaca semua data untuk membangun pengertian umum tentang informasi yang
diperoleh dan merefleksikan maknanya secara keseluruhan
(3) menganalisis data secara lebih rinci dengan mengkode data
(4) menerapkan proses pengkodean untuk menggambarkan pengaturan, kategori, dan
tema.
HASIL
Sebanyak 10 pengasuh keluarga berpartisipasi dalam penelitian ini, dengan
rentang usia 24 hingga 31 tahun. Sebagian besar peserta adalah ibu rumah tangga
dan telah menyelesaikan sekolah menengah atas. Lima tema yang muncul:

1) beban gejala persisten


2) anggota keluarga yang merokok di rumah
3) penggunaan obat herbal untuk pengobatan awal
4) kebutuhan nutrisi
5) kebutuhan promosi kesehatan.

Sembilan peserta melaporkan bahwa gejala CAP yang paling umum pada anak-
anak yang mereka rawat adalah demam, batuk, pilek, kesulitan mengeluarkan
dahak, kelelahan, suara serak, sesak napas, dan berkeringat.
DISCUTION
Gejala yang paling sering dilaporkan adalah batuk, demam, dan sesak
napas. Gejala CAP mirip dengan gejala flu biasa. Dengan demikian,
pengasuh keluarga perlu memiliki pengetahuan yang cukup untuk
mengenali gejala-gejala; pengetahuan ini mempengaruhi perilaku
pencarian kesehatan.

Sebuah studi sebelumnya menyoroti bahwa orang tua sering


menganggap gejala sebagai hal yang umum dan tidak berbahaya, dan
karena itu dapat diobati di rumah. Orang tua hanya akan membawa
anakanak mereka ke rumah sakit ketika gejalanya memburuk.
DISCUTION
Temuan kami menyoroti bahwa, meskipun rumah yang bersih dan
berventilasi baik sangat penting bagi kesehatan paru-paru, pengasuh
tidak dapat mengendalikan paparan lingkungan terhadap asap rokok.
Hartati et al menunjukkan bahwa balita yang tinggal di rumah tanpa
ventilasi udara yang baik memiliki 2,5 kali risiko pneumonia
dibandingkan dengan mereka yang memiliki ventilasi udara yang baik.

Orang tua yang merokok merupakan faktor risiko untuk meningkatkan


kerentanan terhadap pneumonia pada anak-anak. Paparan asap rokok
secara terus menerus dapat meningkatkan risiko dan kekambuhan
pneumonia.
DISCUTION
Kemampuan pengasuh untuk memberikan perawatan merupakan penentu penting dalam
menghindari memburuknya gejala pada anak-anak. Dalam perencanaan pemulangan
mereka, tenaga kesehatan profesional perlu memberikan informasi yang komprehensif
tentang perawatan anak dengan CAP di rumah, penjadwalan janji temu tindak lanjut, dan
pencegahan kekambuhan.

Peserta melaporkan bahwa pasien umumnya rewel, kehilangan nafsu makan, dan tidak
ingin bermain. Nafsu makan yang menurun yang menyebabkan penolakan makanan sering
kali merupakan tanda awal infeksi pada anak-anak. Penolakan makanan berarti
berkurangnya asupan nutrisi. Kondisi anak akan berangsur-angsur memburuk jika infeksi
disertai muntah, yang mengakibatkan hilangnya nutrisi lebih lanjut. Asupan nutrisi selama
sakit sangat mempengaruhi pertumbuhan fisik dan kekebalan tubuh. Asupan nutrisi yang
tidak mencukupi meningkatkan kerentanan dan keparahan infeksi.
KESIMPULAN
pengasuh keluarga dari anakanak dengan CAP memiliki berbagai
kebutuhan yang belum terpenuhi. Mengatasi kebutuhan mereka dapat
mengurangi kegagalan pengobatan CAP serta beban keluarga. Karena
pneumonia adalah infeksi akut yang berpotensi berulang, mengabaikan
kebutuhan pengasuh dapat mempengaruhi diagnosis dan pengobatan
tepat waktu dan pencegahan kekambuhan CAP di masa depan pada anak-
anak.
THAN
KS!
CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, and includes
icons by Flaticon, and infographics & images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai