STATISTIKA PENDIDIKAN
(PEMA4210)
MODUL 8
PENGUJIAN HIPOTESIS
Kelompok 3
Pandu Satrio
Safitri Saftariah
Ariska Handayani
Materi yang akan di bahas:
A. Hipotesis Statistik
Hipotesis Statistik ialah suatu anggapan atau pernyataan yang
mungkin benar atau tidak mengenai satu populasi atau lebih.
Terdapat 2 kemungkinan:
1. Penolakan Hipotesis/Hipotesis nol ()
apabila Hipotesis yang dirumuskan dengan harapan untuk ditolak,
yakni petunjuk dari sampel tidak sesuai dengan hipotesis.
Dari permasalahan tersebut dapat kita rumuskan hipotesis nol dan hipotesis
tandingannya:
(ditolak)
(diterima)
Dengan adalah rata-rata hasil belajar siswa dengan metode CBSA.
Dari permasalahan tersebut dapat kita rumuskan hipotesis statistik sebagai berikut:
4,25
4,25
Daerah penolakan dan penerimaan :
Jika kita hitung nilai -hitung dari data sampel
tersebut akan diperoleh
Pengujian terhadap kebenaran hipotesis statistik yang telah kita rumuskan, dapat
dilakukan dengan membandingkan statistik yang kita peroleh dari sampel dengan
parameter dari populasi yang sebenarnya. Langkah-langkah dalam melakukan pengujian
hipotesis adalah sebagai berikut.
1. Merumuskan hipotesis
Dalam merumuskan hipotesisyang perlu diperhatikan adalah
Penolakan Hipotesis/Hipotesis nol () dan Penerimaan Hipotesis/Hipotesis
tandingan ()
2. Menentukan taraf Signifikan
Penentuan taraf signifikan (a) disesuaikan dengan tingkat risiko yang akan dihadapi
dalam menarik kesimpulan. Nilai a tersebut dapat ditentukan dengan bantuan tabel
distribusi peubah acak seperti tabel distribusi normal baku, tabel distribusi t, tabel
distribusi khi kuadrat, dan tabel distribusi F yang telah Anda pelajari pada Modul 6
dan Modul 7. Namun untuk keperluan praktis, dapat ditentukan terlebih dahulu
dengan harga yang biasa digunakan, yaitu a = 0,01 atau a = 0,05
3. Menentukan Daerah Kritis
Penentuan daerah kritis disesuaikan dengan rumusan hipotesis statistik, nilai a. dan
distribusi dari data sampel yang diperoleh. Rumusan hipotesis statistik diperlukan
dalam menentukan daerah penolakan atau penerimaan H. Distribusi dari data
sampel diperlukan untuk menentukan nilai kritis dengan bantuan tabel standar dari
distribusi yang bersesuaian seperti kurva normal baku, kurva distribusi t, kurva
distribusi khi kuadrat, dan kurva distribusi F.
4. Menghitung nilai statistik
Penguji hipotesis statistik yang kita rumuskan dapat dilakukan dengan menghitung
nilai statistik dari data sampel untuk kemudian dibandingkan dengan nilai kritisnya.
Contoh 8.4:
Hipotesis statistik suatu penelitian adalah sebagai berikut.
Apabila ditentukan nilai dan distribusi dari buah data sampel tersebut normal dengan
rata-rata dan simpangan baku maka dapat digambarkan daerah penolakan dan daerah
penerimaan sebagai berikut.
Apabila ditentukan nilai dan distribusi dari buah data sampel tersebut normal dengan
rata-rata dan simpangan baku maka dapat digambarkan daerah penolakan dan daerah
penerimaan sebagai berikut.
Apabila ditentukan nilai dan distribusi dari buah data sampel tersebut normal deng
rata-rata dan simpangan baku maka dapat digambarkan daerah penolakan dan daer
penerimaan sebagai berikut.
Pada pengujian hipotesis dengan hipotesis tandingan H, bernilai lebih dari atau kurang
dari nilai parameter yang ditetapkan pada H, maka dapat dilakukan uji eka arah (one
tail), sedangkan pengujian hipotesis dengan hipotesis tandingan H, bernilai tidak sama
dengan nilai parameter yang ditetapkan pada H, maka dapat dilakukan uji dwi arah (two
tail). Pengujian hipotesis yang disajikan pada Contoh 8.4 dan Contoh 8.5 di atas
merupakan uji eka arah, sedangkan pengujian hipotesis yang disajikan pada Contoh 8.6
di atas merupakan uji dwi arah. Uji dwi arah bisanya dilakukan apabila tidak ada teori
yang mendukung bahwa nilai statistik akan lebih dari atau kurang dari nilai parameter
dugaan.
7 10 5 3 15 25 75
8 8 6 7 42 36 252
9 2 7 10 70 49 490
8 8 64 64 512
9 2 18 81 162
Uji homogenitas yang biasa digunakan adalah uji F, uji Bartlett, uji Hartley, uji
Scheffé, dan uji Levene (Levene's test). Uji F, uji Bartlett, uji Hartley, dan uji
Scheffe, biasanya digunakan apabila datanya memenuhi asumsi berdistribusi
normal, sedangkan uji Levene dapat digunakan baik datanya memenuhi atau tidak
memenuhi asumsi berdistribusi normal.
Pembahasan uji homogenitas yang akan dikaji secara mendalam pada modul ini
adalah uji F. Penggunaan uji F relatif lebih mudah, walaupun memiliki
keterbatasan pada asumsi normalitas dan hanya dapat digunakan untuk
membandingkan dua gugus data. Hipotesis statistik yang akan diuji adalah
sebagai berikut.
𝐻 0 : 𝜎 12=𝜎 22
2 2
𝐻0 : 𝜎1 ≠𝜎 2
Prosedur penggunaan uji F adalah sebagai berikut.
1. Ujilah pemenuhan asumsi kenormalan dari kedua gugus sampel tersebut. Apabila
kedua gugus sampel tersebut memenuhi asumsi berdistribusi normal maka
lanjutkanlah dengan langkah berikutnya. Jika tidak memenuhi asumsi berdistribusi
normal maka Anda dapat melakukan transformasi data atau mengambil sub-sampel
pada masing-masing gugus data.
2. Hitungkah nilai variansi (ragam) dari masing-masing gugus sampel yaitu dan,
dengan,
adalah nilai variansi (ragam) dari gugus data yang pertama, dan
adalah nilai variansi (ragam) dari gugus data yang kedua.
3. Hitunglah nilai statistik F (F-hitung) dengan rumus:
4. Bandingkan F-hitung tersebut dengan nilai F-tabel pada taraf signifikansi , derajat
kebebasan pertama dan derajat kebebasan kedua atau yang
biasa ditulis dan nilai F-tabel pada taraf signifikansi derajat
kebebasan pertama dan derajat kebebasan kedua
dengan adalah banyaknya data pada gugus sampel pertama,
banyaknya data pada gugus sampel kedua, dan
perlu diingat bahwa boleh tidak sama dengan besarnya .
5. Kriteria pengujian ini adalah
a. Apabila nilai -hitung maka diterima yang berarti kedua gugus sampel homogen.
b. Apabila nilai F-hitung atau F-hitungmaka ditolak yang berarti kedua gugus sampel tidak
homogen.
K.B 3 UJI BEDA RATAAN
Statistik digunakan apabila banyaknya sampel yang digunakan relatif besar namun apabila
sampel yang digunakan pada suatu penelitian relatif kecil maka sebaiknya digunakan
statistik . Asumsi yang harus dipenuhi pada penggunaan statistik maupun statistik adalah
distribusi dari data yang akan dianalisis harus menyebarnormal dengan rata-rata dan
simpangan baku
Langkah-langkah dalam pengujian hipotesis pada uji beda rataan adalah sebagai berikut
atau
atau
atau
2. Pilih taraf keberartian .
3. Pilih uji statistik yang sesuai dengan permasalahan penelitian kemudian cari
daerah kritisnya.
4. Hitunglah nilai statistik dari sampel berukuran
5. Dengan kriteria pengujian hipotesis pada KB 2, buatlah kesimpulan
penerimaan atau
penolakan terhadap hipotesis: tolak bila statistic tersebut mempunyai nilai
dalam daerah
kritis, jika tidak maka terima .
Adapun ringkasan uji statistik yang dapat digunakan dalam uji beda rataan adalah
sebagai berikut.
Contoh :
SMA X menerapkan suatu metode pembelajaran baru untuk dapat meningkatkan
nilai UAN 50 orang siswanya. Setelah nilai UAN keluar, sekolah tersebut bahwa
metode baru tersebut akan berhasil mendongkrak nilai rata-rata UAN siswanya
di atas nilai rata-rata UAN tahun lalu yaitu 70 dan simpangan bakunya 10.
Apabila ternyata nilai rata-rata 50 orang siswa tersebut adalah 78 apakah
hipotesis sekolah tersebut signifikan pada taraf 0,05?
TERIMA KASIH.