Anda di halaman 1dari 35

KEMENTERIAN KEUANGAN

REPUBLIK INDONESIA

PERSIAPAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN


PADA SATKER LINGKUP
KPU PROVINSI SULAWESI TENGGARA TA.2023

KANWIL DITJEN PERBENDAHARAAN PROVINSI


SULAWESI TENGGRA KENDARI, 16 MEI 2023
Penyesuaian Proses Bisnis Rekonsiliasi

Sistem Aplikasi Catatan


Terintegrasi Rekonsiliasi
Rekon antara K/L dengan
unit vertikal DJKN
(pengelola barang)
Rekon antara unit vertikal
Rekonsiliasi Rekonsiliasi DJPb (Kuasa BUN Daerah)
Internal Eksternal dengan unit vertikal DJKN
(pengelola barang)

Rekon antara unit


Pengguna Barang
UAKPA vs UAKPA dengan RI antar Modul UAKPA Vs Vs Pengelola
Unit Penyusun penyusun LKPP dengan
UAKPB Bendahara pada Kuasa BUN UAKBUN-D LKPP Vs BMN LBMN mencakup seluruh
Barang jenis BMN

Rekonsiliasi antara UAKPA vs UAKBUN-Daerah


Pelaksanaan Rekonsiliasi Pengenaan Sanksi
Otomatis terbentuk UAKPA tidak Penerbitan SP3S apabila satker
Berdasarkan Surat Hasil memperoleh SHR sudah menindaklanjuti sampai
Rekonsiliasi Data Sama
pertimbangan Direktur Rekonsiliasi (SHR) atau sampai dengan batas dengan tidak terdapat TDK Rp Ketentuan lebih
dilaksanakan setiap
Jenderal dengan persetujuan waktu penerbitan SHR dan TDK CoA
bulan lanjut terkait tata
Perbendaharaan, KPPN
cara pelaksanaan
rekonsiliasi dapat
TDK Rp rekonsiliasi diatur
diterapkan untuk
TDK CoA dalam Peraturan
jangka waktu yang
Direktur Jenderal
a

Pengenaan Sanksi
m

lebih pendek.
Sa

Sanksi tidak membebaskan Perbendaharan.


dengan Penerbitan
ta
Da

Satker melakukan UAKPA dari kewajiban untuk


SP2S. Sanksi berupa
perbaikan data melakukan rekonsiliasi
Penolakan SPM
2
Status Rekonsiliasi Kebijakan Penerbitan SHR
Rekonsiliasi SAKTI-SPAN tetap berjalan diluar periode penerbitan
Bukan Periode Penerbitan SHR SHR atau pengenaan sanksi, satker dapat memonitor dan
menindaklanjuti apabila terdapat TDK Penerbitan Surat Hasil Rekonsiliasi SHR diterbitkan secara otomatis oleh
(SHR) belum memerlukan tutup buku sistem apabila data rekonsiliasi SPAN-
otomatis terbentuk atas hasil rekon Rupiah-COA sama dan/atau
Rekon selesai, belum tutup Modul GLP pada Aplikasi SAKTI SAKTI tidak terdapat TDK Rupiah dan
rekon Rupiah-COA berbeda tetapi sudah disetujui KPPN dan
periode (optional) TDK CoA.
belum melakukan tutup periode

Rekon selesai hasil rekonsiliasi satker yang hasil rekon COA sama atau bisa beda, sudah Dalam hal terdapat TDK Rupiah dan Setelah satker menyelesaikan
terbentuk disetujui KPPN dan sudah tutup periode, SHR terbentuk TDK CoA yang secara ketentuan harus rekonsiliasi, dilanjutkan pemrosesan
diselesaikan, satker wajib memperbaiki transaksi untuk penyusunan Laporan
di Aplikasi SAKTI dan selanjutnya Keuangan periode berkenaan dan
Permintaan persetujuan satker yang hasil rekon COA beda dan sedang mengajukan mengecek kembali rekonsiliasi pada melakukan tutup buku sementara pada
rekonsiliasi proses rekonsiliasi ke KPPN MONSAKTI sesuai waktu OLAP sistem Modul GLP.

Apabila terdapat TDK Rupiah dan TDK CoA yang disebabkan karena kondisi
tertentu, Satker dapat mengajukan permintaan persetujuan rekonsiliasi ke KPPN
Permintaan persetujuan satker yang hasil rekon COA beda dan proses rekonsiliasi ditolak
melalui fitur
rekonsiliasi ditolak oleh KPPN
“Permintaan Persetujuan Rekonsiliasi”

Proses rekon belum selesai, satker yang hasil rekon COA berbeda dan belum disetujui KPPN KPPN menyetujui: dalam hal setelah KPPN menolak: dalam hal setelah
masih terdapat perbedaan proses rekonsiliasinya diverifikasi kebenarannya, alasan dari diverifikasi kebenarannya, alasan dari
satker sesuai ketentuan sehingga satker tidak sesuai ketentuan sehingga
setelah KPPN menyetujui, secara KPPN dan satker harus memperbaiki
otomatis terbentuk apabila melewati periode batas akhir
Satker dikenai sanksi otomatis status rekon berubah menjadi sehingga status rekon menjadi “Proses
penerbitan SHR dan belum memiliki SHR
“Rekonsiliasi selesai, belum tutup Rekon Belum Selesai, Masih Terdapat
buku” dan terbentuk SHR Juni 2022. Perbedaan”
otomatis terbentuk apabila hasil rekon Rupiah-COA sudah sama
Sanksi satker sudah dicabut dan/atau hasil rekon Rupiah-COA berbeda tetapi disetujui KPPN
dan pernah dikenakan sanksi
Pengecualian TDK
Data setoran/belanja belum Disebabkan karena data transaksi belum ada pada SPAN (tercatat periode Selisih karena data SAKTI Disebabkan adanya double data yang tercatat pada SAKTI karena error
masuk ke SiAP yang berbeda antara SAKTI dan SPAN) yang dapat menyebabkan TDK Rp double sistem

Data koreksi dibukukan Disebabkan adanya koreksi data transaksi pada SPAN berbeda tanggal Selisih belanja karena sisa Disebabkan pada saat melakukan pencatatan SP2D dan di kurs kan
berbeda antara Satker buku dan/atau periode koreksi antara SAKTI dan SPAN yang dapat pagu tidak mencukupi ketika dengan kurs tengah BI sesuai tanggal SP2D nya, pagu pada FA (CoA)
dengan KPPN menyebabkan TDK CoA kurs SP2D belanja yang bersangkutan tidak mencukupi, sehingga gagal pencatatan
SP2D nya

Selisih dikarenakan perbedaan Terdapat SP2D atas SPM THR Disebabkan adanya potongan SPM pada SPM THR yang seharusnya
perlakuan pembulatan SP2D Disebabkan adanya selisih akibat perlakuan pembulatan menurut SPAN
dan SAKTI atas SP2D valas yang jurnalnya tidak secara ketentuan tidak terdapat potongan pada SPM THR tersebut
Valas SAKTI dengan SPAN sesuai/tidak terbentuk sehingga jurnal yang terbentuk tidak sesuai/tidak membentuk jurnal
pada buku besar SAKTI
Data estimasi PNBP SAKTI
Disebabkan adanya perbedaan data estimasi di SAKTI dengan SPAN, dan
sudah benar sesuai dokumen
data SAKTI sudah sesuai dokumen sumber
sumber Disebabkan adanya tanggal dokumen atas revisi DIPA (revisi
Tanggal Revisi DIPA berbeda
tambah/kurang) berbeda periode antara pencatatan di SAKTI (sesuai
antara SAKTI dengan SPAN
dokumen revisi) dan pencatatan di SPAN (sesuai tanggal posting system)
Disebabkan adanya kesalahan pencatatan/penghapusan data transaksi
Data jurnal balik pada pada SAKTI yang sudah ditutup periodenya sedangkan jurnal balik atas
SAKTI tidak sesuai (Satker penghapusan tersebut terbentuk diperiode yang berbeda (periode
salah melakukan hapus terbuka). Contoh : SSBP Januari salah catat >> dihapus transaksi tsb dan
pencatatan) periode Januari sudah tutup >> Jurnal balik kebentuk di Februari (periode Disebabkan adanya transaksi pengembalian belanja melalui setoran
masih terbuka) >> seolah-olah masih dicatat di Januari dan hilang di Pengembalian belanja belum
(MPN) yang belum dapat diakomodir oleh SAKTI (saat ini sudah dilakukan
Februari. (menyebabkan TDK Rupiah) bisa direkam di SAKTI
perbaikan di SAKTI dan sudah tidak ada issue TDK atas kriteria ini)

Disebabkan adanya data transaksi setoran (MPN) yang menggunakan


kode satker yang bersangkutan namun tidak diakui/bukan pendapatan Disebabkan adanya kas hibah yang masih terdapat pada neraca Satker
satker yang bersangkutan. Pada saat satker memintakan persetujuan ke Kas hibah berbeda karena sedangkan proses likuidasi antara satker yang sedang dalam proses
Data setoran tidak diakui KPPN akan muncul attachment file untuk mengupload “Surat Pernyataan likuidasi dengan jurnal koreksi di KPPN berbeda periode jurnalnya,
Satker dengan Surat sedang proses likuidasi
Perbedaan Data Rekonsiliasi” yang telah di TTD oleh KPA Satker dan (tergantung permintaan dan proses di KPPN terkait sedangkan satker
Pernyataan Tidak Mengakui selanjutnya Satker mengajukan permohonan koreksi sesuai Perdirjen perlu segera melakukan likuidasi
16/PB/2014 tentang Mekanisme Koreksi Data Transaksi Keuangan pada
SPAN.
Monitoring dan Tinjut Kualitas Data, dan
Penyusunan LK dan LBMN

Monitoring dan Tinjut Kualitas Data Laporan Keuangan Penyusunan Laporan Keuangan dan LBMN
Dalam rangka menyajikan Laporan Keuangan yang andal, Satker melakukan monitoring
kualitas data Laporan Keuangan menggunakan aplikasi MonSAKTI dan menyelesaikan
kualitas data Laporan Keuangan secara periodik
Unit akuntansi dan pelaporan
tingkat instansi
Apabila sampai dengan periode tertentu masih terdapat kualitas data Laporan Keuangan pada Satker
yang tidak sesuai ketentuan sehingga mempengaruhi penyampaian Laporan Keuangan, KPPN dapat
menolak SPM yang diajukan oleh Satker
melaksanakan fungsi akuntansi dan pelaporan atas pelaksanaan anggaran,
• Monitoring satker yg belum normalisasi dan tinjut pengelolaan keuangan dan penatausahaan BMN sesuai dengan tingkat
normalisasi organisasinya
• Monitoring satker yg belum tinjut koreksi kuantitas
• Persediaan /Aset belum didetailkan
• TK persediaan/asset belum TM
• RK persediaan/asset belum RM


Ketidaksesuaian akun vs kode barang persediaan/AT/ATB
Pendapatan belum di settle piutang
Laporan Keuangan Laporan BMN
• Belum penyisihan p8iutang
• Aset belum validasi approve

 Rekonsiliasi Internal sebagai bentuk


pertanggungjawaban dan sebagai bahan penyusunan Laporan
akuntabilitas atas pengelolaan Keuangan juga dapat digunakan
sumber daya ekonomi yang dikuasai untuk tujuan manajerial
 Saldo akun tidak normal
 Aset belum deregister
dan/atau dimilikinya sesuai dengan
 Neraca tidak balance kewenangannya masing-masing
 Pagu minus
 Pengembalian melebihi realisasi
 Pajak non DJP dan DJBC
5
Pengaturan terkait Pernyataan Tanggung Jawab dan Sanksi

Pernyataan Tanggung Jawab Tata Cara Pengenaan Sanksi


Menteri/Pimpinan Lembaga selaku Pengguna Anggaran dan kepala Satker/pejabat lain yang
ditetapkan selaku Kuasa Pengguna Anggaran menyusun pernyataan tanggung jawab atas Laporan Pasal 34 ayat (1) PP 8 Tahun 2006
Keuangan yang disampaikan
Setiap keterlambatan penyampaian Laporan Keuangan oleh Pengguna Anggaran/kuasa
Dalam hal terdapat pergantian Menteri/Pimpinan Lembaga/Pengguna Anggaran/pimpinan unit Pengguna Anggaran pada tingkat pemerintah pusat yang disebabkan oleh kesengajaan
akuntansi/Kuasa Pengguna Anggaran, pernyataan tanggung jawab disusun oleh pejabat yang dan/atau kelalaian, Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara dapat
menggantikan sesuai dengan kewenangannya. memberi sanksi berupa penangguhan pelaksanaan anggaran atau penundaan
pencairan dana

Periode LK semesteran dan tahunan


penangguhan pelaksanaan anggaran atau penundaan
pencairan dana sesuai dengan ketentuan peraturan
memuat pernyataan bahwa pengelolaan perundang-undangan
APBN telah diselenggarakan berdasarkan
sistem pengendalian intern yang Penolakan SPM, dikecualikan terhadap SPM-LS
Pernyataan K/L
memadai dan pelaporan keuangan telah SANKSI Belanja Pegawai, SPM-Langsung kepada pihak
disusun sesuai dengan SAP ketiga, dan SPM Pengembalian
Tanggung
Jawab BUN
Pengenaan sanksi tidak membebaskan
dapat diberikan paragraf penjelasan atas UAKPA/UAPPA-W dari kewajiban untuk
suatu kejadian yang belum termuat menyampaikan Laporan Keuangan
dalam Laporan Keuangan

“sampai dengan periode tertentu masih terdapat kualitas data Laporan Keuangan pada
disusun sesuai dengan format dalam Satker yang tidak sesuai ketentuan sehingga mempengaruhi penyampaian Laporan
Lampiran PMK tentang SAPP Keuangan, KPPN dapat menolak SPM yang diajukan oleh Satker”

6
Penambahan Pengaturan terkait PIPK, Reviu, dan Likuidasi

PIPK Reviu atas Laporan Keuangan Likuidasi


Dalam rangka memberikan keyakinan yang memadai bahwa Dalam rangka meyakinkan keandalan informasi yang disajikan Entitas Akuntansi dan Entitas Pelaporan pada K/L
laporan keuangan yang dihasilkan andal dan sesuai dengan dalam Laporan Keuangan, dan/atau BUN yang mengalami pengakhiran/
Standar Akuntansi Pemerintahan dilakukan Pengendalian perlu dilakukan reviu atas laporan keuangan pembubaran & memenuhi kondisi tertentu dinyatakan
Internal atas Pelaporan Keuangan (PIPK). likuidasi

• Entitas Akuntansi Reviu


• Entitas Pelaporan Laporan
Keuangan

menyelesaikan seluruh aset dan kewajiban

PIPK
• K/L LKKL LKBUN LKPP
• BUN
• LKPP
menyusun Laporan Keuangan sampai
dengan saldo aset dan kewajiban pada
APIP yang
APIP K/L ditunjuk BPKP neraca bersaldo nihil dan Menyusun
• Laporan Hasil
• Penerapan Menkeu Laporan Kinerja.
Penilaian PIPK
• Penilaian
• CHR
• Reviu • LHR

Pernyataan Pernyataan telah direviu berpedoman pada PMK yang mengatur


Tanggung Jawab mengenai Pelaksanaan Likuidasi Entitas
Akuntansi Dan Entitas Pelaporan pada K/L
dan/atau BUN
Penerapan PIPK berpedoman pada PMK yang mengatur mengenai
Pedoman Penerapan, Penilaian, dan Reviu Pengendalian Intern atas Format Pernyataan telah direviu diatur dalam RPMK SAPP
Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat.
7
Sistematika Laporan Keuangan
Sistematika penyajian LK K/L mengacu pada SAP:

Ringkasan
Pernyataan Telah Pernyataan
Laporan
Direviu Tanggung Jawab
Keuangan

Laporan Realisasi Laporan


Neraca
Anggaran (LRA) Operasional (LO)

Laporan Catatan atas


Perubahan Laporan
Ekuitas (LPE) Keuangan (CaLK)
Jenis dan Periode Penyampaian LK
LK Tk. UAKPA LK Tk. UAKPA LK Tk. UAPPA-W LK Tk. UAPPA-W
ke KPPN Ke Tk. UAPPA-W/ UAPPA-E1 ke Kanwil DJPb ke Tk. UAPPA-E1

Laporan Semester I Laporan Triwulan I Laporan Semester I Laporan Triwulan I


(softcopy format pdf.) (softcopy format pdf.) (softcopy format pdf.) (softcopy format pdf.)

Laporan Tahunan Laporan Semester I Laporan Tahunan Laporan Semester I


(softcopy format pdf.) (softcopy format pdf.) (softcopy format pdf.) (softcopy format pdf.)

Laporan Triwulan III Laporan Triwulan III


(softcopy format pdf.) (softcopy format pdf.)

Laporan Tahunan Laporan Tahunan


(softcopy format pdf.) (softcopy format pdf.)

LK Tk. UAPPA-W LK Tk. UAPPA-E1 LK Tk. UAPA Penyampaian Komponen LK


LK
ke Tk. UAPA ke Tk. UAPA ke Kemenkeu c.q. DJPb
LK Triwulan I LRA, LO, LPE, dan Neraca
Laporan Triwulan I Laporan Triwulan I Laporan Triwulan I Semester 1 LRA, LO, LPE, Neraca, dan CaLK
(softcopy format pdf.) (softcopy format pdf.) (softcopy format pdf.) LK Triwulan III LRA, LO, LPE, dan Neraca
Laporan Semester I Laporan Semester I Laporan Semester I Tahunan LRA, LO, LPE, Neraca, dan CaLK
(softcopy format pdf.) (softcopy format pdf.) (softcopy format pdf.)

Laporan Triwulan III Laporan Triwulan III Laporan Triwulan III


(softcopy format pdf.) (softcopy format pdf.) (softcopy format pdf.)

Laporan Tahunan Laporan Tahunan Laporan Tahunan


(softcopy format pdf.) (softcopy format pdf.) (softcopy format pdf.)
Sistematika Laporan Keuangan (2)

Struktur Catatan atas Laporan Keuangan terdiri dari:

Gambaran Penjelasan atas Penjelasan atas


Umum Entitas Pos-pos LRA Neraca

Penjelasan atas Penjelasan atas Pengungkapan


LO LPE Penting Lainnya

Lampiran dan Ikhtisar Laporan Ikhtisar Laporan


Daftar BLU Badan Lainnya
Jadwal Penyusunan dan Penyampaian LK
SIKLUS ADMINISTRASI HIBAH

Pendapatan Hibah adalah


REGISTER HIBAH dan • Setiap penerimaan
PENERIMAAN HIBAH PEMBUKAAN REKENING
HIBAH Pemerintah Pusat
• Dalam bentuk uang, barang,
jasa dan/atau surat berharga
yang diperoleh dari pemberi
PMK No : hibah yang tidak perlu
99/PMK.05/2017 dibayar Kembali
REVISI DIPA PENGGUNAAN HIBAH • Yang berasal dari dalam
negeri atau luar negeri,
• Pemerintah mendapat
manfaat secara langsung
yang digunakan untuk
mendukung tugas dan fungsi
PERTANGGUNGJAWABAN K/L, atau diteruskan kepada
HIBAH Pemerintah Daerah, Badan
Usaha Milik Negara, dan
Badan Usaha Milik Daerah
PENERIMAAN HIBAH

Menteri/Pimpinan Lembaga dapat mendelegasikan


wewenang penerimaan hibah kepada jajaran
dibawahnya sampai tingkat
yang paling kecil sekalipun, baik struktural maupun non
struktural, namun harus terdapat dokumen Jika dalam pemberian barang/jasa tidak ada NPHD
pendelegasiannya. (Naskah Perjanjian Hibah Dalam Negeri) maka dapat
menggunakan Berita Acara Serah Terima (BAST) yang
memenuhi komponen minimal, yaitu : pihak
Hibah harus dituangkan dalam perjanjian Hibah (NPHD) pemberi dan penerima, nilai nominal, tanggal serah
& Salinan perjanjian Hibah disampaikan kepada Badan terima, rincian harga per barang, tujuan penyerahan
Pemeriksa Keuangan. Perjanjian Hibah paling sedikit barang,
memuat: bentuk hibah, dan ketentuan dan persyaratan
1. identitas Pemberi Hibah dan penerima Hibah;
2. tanggal perJanJian Hibahjpenandatanganan
perjanjian Hibah;
3. jumlah Hibah;
4. peruntukan Hibah; dan
5. ketentuan dan persyaratan.
REGISTER HIBAH

•PA/KPA mengajukan permohonan nomor register atas Hibah langsung dalam bentuk uang dari dalam negeri
kepada Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan.
•Permohonan nomor register atas Hibah langsung dalam bentuk uang dibuat sesuai Lampiran B dalam PMK
No : 99/PMK.05/2017
•Permohonan nomor register atas Hibah langsung dalam bentuk uang dilampiri dokumen :
• perjanjian Hibah;
• ringkasan Hibah (Lampiran huruf C dalam PMK No : 99/PMK.05/2017)
• surat kuasa pendelegasian kewenangan untuk menandatangani perjanjian Hibah
•Dalam hal penggunaan Hibah langsung untuk mendukung penanggulangan bencana alam dan bantuan
kemanusiaan , permohonan nomor register untuk Hibah langsung dalam bentuk uang, dilampiri dengan :
• SPTMHL –Surat Telah Menerima Hibah Langsung
• rekening koran

- Untuk format dokumen Ringkasan hibah sesuai dengan Lampiran C PMK 99/PMK.05/2017 tentang
Administrasi
Pengelolaan Hibah
- Pengajuan register dapat dilakukan secara online melalui website https://sehati.kemenkeu.go.id
PEMBUKAAN REKENING
• Satu rekening hibah langsung untuk satu register
• Pengelolaan Rekening Hibah dilaksanakan oleh Bendahara Pengeluaran, dapat dibantu oleh Bendahara Pengeluaran
Pembantu.
• K/L mengajukan permohonan persetujuan pembukaan Rekening Hibah kepada BUN/Kuasa BUN (KPPN) dengan
melampirkan paling sedikit :
1. Surat permohonan persetujuan pembukaan rekening pemerintah sesuai format lampiran PMK No : 182/PMK.05/2017
2. Surat Kuasa KPA/Pemimpin BLU kepada Kuasa BUN Pusat/Daerah sesuai format lampiran PMK No : 182/PMK.05/2017
3. Salinan/copy surat penerbitan nomor register hibah.

Dalam hal telah dibuka rekening untuk menampung dana Hibah sebelum persetujuan pembukaan
rekening pengelolaan Hibah diterbitkan, K/L atau satuan kerja melakukan hal sebagai berikut :
1. mengajukan persetujuan pembukaan rekening pengelolaan Hibah
2. membuka rekening pengelolaan Hibah berdasarkan persetujuan yang telah diterbitkan
3. memindahkan saldo dana Hibah ke rekening yang telah mendapat persetujuan
4. menutup rekening penampungan dana Hibah sebelumnya.
5. Rekening Hibah yang sudah tidak digunakan harus ditutup dan saldonya disetor ke Rekening KUN
kecuali ditentukan lain dalam Perjanjian Hibah atau dokumen yang dipersamakan.
6. Jasa giro/bunga yang diperoleh dari Rekening Hibah disetor ke Kas Negara sebagai PNBP kecuali
ditentukan lain dalam Perjanjian Hibah atau dokumen yang dipersamakan.
Revisi DIPA Hibah

 PA/KPA pada K/L melakukan penyesuaian pagu belanja yang bersumber dari hibah
langsung dalam bentuk uang dalam DIPA K/L kepada Kepala Kantor Wilayah (Kanwil)
DJPB untuk disahkan sesuai Peraturan Menteri Keuangan mengenai tata cara revisi
anggaran.
 Jumlah yang direvisi adalah Jumlah yang direncanakan akan dilaksanakan dalam 1 tahun,
setinggi-tingginya sebesar Perjanjian Hibah
 Untuk Pendapatan Hibah Langsung yang bersifat tahun jamak (multiyears), pelaksanaan
revisi penambahan pagu DIPA dapat digabungkan dengan revisi penambahan pagu DIPA
dari rencana penerimaan hibah langsung tahun berikutnya.

Persyaratan revisi DIPA terdiri dari :


• Ringkasan Naskah Perjanjian,
• Nomor Register,
• Persetujuan Pembukaan Rekening Penampung
• Surat Pernyataan KPA bahwa perhitungan dan penggunaan dana hibah
sesuai standar biaya dan peruntukan
PENGGUNAAN HIBAH-UANG

• Barang dan uang dari hibah digunakan untuk menunjang pelaksanaan tugas satker
K/L
• Penggunaan dana hibah dianggarkan sebagai belanja dan/atau pengeluaran
pembiayaan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
• Apabila terdapat sisa uang hibah maka dapat diekmablikan kepada pemberi donor
dan atau disetor keas negara sesuai NPHD
• Apabila terdapat perubahan peruntukan penggunaan hibah, besaran hibah, batas
waktu penarikan maka dilakukan adendum/perubahan NPHD ke Kanwil DJPb

• Setelah dana diterima tentu ada proses perencanaan dalam melaksanakan kegiatan yang
dibiayai dari sumber dana hibah yang dapat dituangkan dalam proses Revisi atas dana Hibah
agar segera dapat langsung digunakan.
• Namun, dana hibah tersebut juga dapat digunakan mendahului revisi DIPA dengan tetap
memegang prinsip pertanggungjawaban keuangan yang baik seperti belanja dengan akun
yang sesuai sehingga proses revisi nantinya sejalan dengan pertanggungjawaban belanja.
PERTANGGUNGJAWABAN HIBAH-UANG
 Satker K/L membuat SP2HL (Surat Perintah Pengesahan Hibah Langsung) dan diajukan ke KPPN untuk
disahkan, kemuadian akan terbit SPHL (Pengesahan Hibah Langsung)) dari KPPN.
 MAK/MAP (Kode akun) untuk Belanja Hibah (kolom sebelah kiri) diisi akun belanja hibah sesuai di DIPA
satker
 MAK/MAP (Kode akun) untuk Pendapatan hibah (kolom sebelah kanan) diisi :
1. 431131 Pendapatan Hibah Dalam Negeri Langsung Bentuk Uang dari Perorangan
2. 431132 Pendapatan Hibah Dalam Negeri Langsung Bentuk Uang dari Lembaga Badan Usaha
3. 431133 Pendapatan Hibah Dalam Negeri Langsung Bentuk Uang dari Pemerintah Daerah (Pemda)
dst

•Pengajuan SP2HL disampaikan ke KPPN dengan dilampiri :


• Hardcopy dan ADK  SP2HL (sudah diinject PIN PPSPM)
SPTMHL (Surat Pernyataan Telah Menerima Hibah Langsung)
• Copy rekening koran atas rekening hibah,
• Copy surat penetapan nomor register Hibah untuk pengajuan SP2HL pertama kali
• Copy surat persetujuan pembukaan rekening untuk pengajuan SP2HL pertama kali.
•Dalam hal penyampaian SP2HL tersebut tidak dapat melampirkan dokumen Persetujuan
Pembukaan Rekening maka dapat menggunakan Surat Pernyataan Penggunaan Rekening
Bendahara untuk Hibah sebagai dokumen yang dipersamakan
Perlakuan Sisa Hibah Dalam Bentuk Uang (pengajuan SP4HL)
Apabila terdapat sisa uang hibah maka dapat dikembalikan
kepada pemberi donor
Jika dana hibah belum pernah dilakukan pengesahan maka :
•Dalam Pengajuan pengesahan (SP2HL), pendapatan dicatat sebesar nettonya (pendapatan hibah
dicantumkan sama dengan jumlah belanja yang bersumber dari hibah yang telah direalisasikan).
•Sisa dana kemudian disetorkan langsung kepada Pemberi Hibah. Transaksi pengembalian dana kepada
Pemberi Hibah cukup diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK).
•Contoh:
Terima Hibah Rp.100, Dibelanjakan Rp.80, dikembalikan ke Donor Rp.20,- maka SP2HL yang diajukan
adalah Belanja Rp.80, Pendapatan Rp.80,-. Kemudian yang Rp.20 dikembalikan ke donor tanpa melalui
SP4HL. Cukup diungkapkan dalam CaLK.

Jika dana hibah telah dilakukan pengesahan (telah diterbitkan SP2HL/SPHL) sebesar yang diterima
seluruhnya maka :
•Satker mengajukan SP4HL kepada KPPN sebesar jumlah yang dikembalikan ke donor.
•Penerbitan SP4HL disesuaikan dengan tanggal dan tahun pengembalian ke donor.
•Contoh:
Terima Hibah Rp.100, Dibelanjakan Rp.80, dikembalikan ke Donor Rp.20, telah diterbitkan SP2HL Belanja
Rp.80, Pendapatan Rp.100, sisa dana Rp.20. maka KL harus menerbitkan SP4HL sebesar Rp.20.
Perlakuan Sisa Hibah Dalam Bentuk Uang (pengajuan SP4HL)
Khusus Hibah Langsung bentuk Uang yang
Apabila terdapat sisa uang hibah disetor ke Rekening Kas Negara, satker tidak
disetor ke kas negara perlu membuat SP4HL untuk disahkan ke
KPPN lagi.
Jika dana hibah belum pernah dilakukan pengesahan:
•Maka pengajuan pengesahan (SP2HL), pendapatan dicatat sebesar nettonya.
•Kemudian Sisa dana hibah disetorkan ke Kas Negara melalui Bank Persepsi dengan SSBP (via SIMPONI
menu Billing Kementerian/Lembaga) dan Kode Akun 425997 (Pendapatan dari Hibah yang Belum
Disahkan) dan menggunakan Kode Kementerian, Kode Eselon I dan Kode Satker penerima hibah
berkenaan, sedangkan untuk keterangan dapat diisi “Penyetoran sisa dana hibah langsung bentuk uang
tahun 20XX nomor register zzzzzzzz”
•Salinan bukti setor SSBP agar disampaikan ke :
• Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR)
• KPPN mitra kerjanya
• Kementerian/Lembaga bersangkutan (sebagai arsip)
•Satker tidak perlu membuat SP4HL
•Contoh:
Terima Hibah Rp.100, Dibelanjakan Rp.80, disetor ke Kas Negara Rp.20,- maka SP2HL yang diajukan
adalah Belanja Rp.80, Pendapatan Rp.80,-. Kemudian yang Rp.20 disetor ke bank persepsi.
Perlakuan Sisa Hibah Dalam Bentuk Uang (pengajuan SP4HL)
Khusus Hibah Langsung bentuk Uang yang
Apabila terdapat sisa uang hibah disetor ke Rekening Kas Negara, satker tidak
disetor ke kas negara perlu membuat SP4HL untuk disahkan ke
KPPN lagi.

Hibah yang telah dilakukan pengesahan sebesar yang diterima seluruhnya maka:


•Sisa dana hibah disetorkan ke Kas Negara melalui Bank Persepsi dengan SSPB (via SIMPONI menu
Billing Non Anggaran) dan Kode Akun 815131 (Penerimaan penyetoran dana hibah langsung yang
telah disahkan) dan menggunakan Kode Kementerian, Kode Eselon I dan Kode Satker penerima
hibah berkenaan, sedangkan untuk keterangan dapat diisi “Penyetoran sisa dana hibah langsung
bentuk uang tahun 20XX nomor register zzzzzzzz”
•Salinan bukti setor SSPB agar disampaikan ke :
• Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR)
• KPPN mitra kerjanya
• Kementerian/Lembaga bersangkutan (sebagai arsip)
•Satker tidak perlu membuat SP4HL
•Contoh:
Terima Hibah Rp.100, Dibelanjakan Rp.80, disetor ke Kas Negara Rp.20, telah diterbitkan SP2HL
Belanja Rp.80, Pendapatan Rp.100, sisa dana Rp.20. maka KL menyetor Rp.20 ke Bank Persepsi.
Sisa Hibah digunakan di tahun berikutnya
•Dalam hal terdapat sisa pagu belanja yang bersumber dari hibah langsung dalam bentuk uang untuk
membiayai kegiatan pada DIPA K/L tahun anggaran berjalan yang akan digunakan pada tahun
anggaran berikutnya, dapat menambah pagu belanja DIPA tahun anggaran berikutnya.
•Penambahan pagu DIPA sebagaimana dimaksud setinggi-tingginya sebesar sisa uang yang
bersumber dari hibah pada akhir tahun berjalan.
•Kementerian/Lembaga harus mengajukan Revisi DIPA untuk tahun berikutnya maksimal sebesar
sisa hibah tahun anggaran sebelumnya yang masih belum terpakai.
•Untuk pendapatan Hibah yang penarikannya tidak melalui Kuasa BUN yang bersifat tahun jamak
(multi years), pelaksanaan revisi penambahan pagu DIPA dapat digabungkan dengan revisi
penambahan pagu DIPA dari rencana penerimaan Hibah yang penarikannya tidak melalui Kuasa BUN
tahun anggaran berikutnya

•SP4HL yang pengesahan pendapatan hibahnya dilakukan antara Tahun Anggaran Yang Lalu
(TAYL) dengan Tahun Anggaran Berjalan (TAB) harus dibedakan dalam penggunaan akunnya.
Misal:
– Jika pengesahan pendapatan hibah dilakukan pada tahun 2022, sedangkan sisa hibah pada tahun
2023 sebesar Rp750.000 dikembalikan ke donor, maka SP4HL menggunakan akun 311911
– Jika pengesahan pendapatan hibah dilakukan pada tahun 2023, sedangkan sisa hibah pada tahun
2023 sebesar Rp750.000 dikembalikan ke donor, maka SP4HL menggunakan akun 43XXXX
EVALUASI LK UNAUDITED 2022
SATKERLINGKUP KPU PROVINSI SULTRA
(Analisis MONSAKTI)
Menu To Do List
Ketidaksesuaian Ketidaksesuaian Persediaan
kode akun dengan kode akun dengan belum
BMN kode persediaan didetailkan
Tidak ada Tidak ada
Tidak ada

Aset tetap belum


didetailkan

Tidak ada
Menu Daftar/Rincian

Saldo akun tidak Pagu minus


normal Tidak ada

Tidak ada
Menu Monitoring

01 02
Monitoring Reklas Monitoring
keluar/masuk TK/TM

Tidak ada Tidak ada


Analisis Neraca
Percobaan
Akrual 2022
Terdapat akun: Belanja barang yang
dibayar dimuka (prepaid)

 Ada kemungkinan terdapat pembayaran belanja akhir tahun yang menggunakan jaminan
pembayaran (garansi bank), namun pekerjaan tersebut belum diselesaikan sampai dengan akhir
tahun / wanprestasi
 Jika pekerjaan telah selesai di akhir tahun (31 des 2022), Ada kemungkinan BAST final belum
diinput atau sudah diinput namun belum sesuai
Terdapat Akun Irigasi
dan Jaringan

 Perlu dilakukan koordinasi dengan eselon I terkait reklasifikasi menjadi aset gedung bangunan,
karena asset irigasi dan jaringan hanya ada khusus di satker KemenPUPR
Terdapat akun: Beban
Persediaan Pita Cukai,
Materai, dan Ledges

 Persediaan pita cukai, materai dan leges hanya boleh ada di Satker Kemenkeu yakni Ditjen Pajak
dan Ditjen BC
 Terdapat kesalahan penginputan kode persediaan atas materai, yang seharusnya diinput sebagai
barang habis pakai/barang persediaan konsumsi, namun diinput sebagai Persediaan pita cukai,
materai dan leges
 Jika barang persediaan sudah habis, maka seharusnya dilakukan jurnal koreksi antar beban,
menjadi beban barang konsumsi
MONITORING DATA MONSAKTI
SATKER LINGKUP KPU PROVINSI SULTRA TA.2023
Persediaan Belum Didetilkan Terdapat 24 transaksi persediaan belum didetilkan
selama bulan April-Mei
Terdapat 6 transaksi Aset tetap belum validasi dan
Aset Tetap Belum Approve approve periode Bulan Februari
Terdapat 1 transaksi Persediaan Belum Diapprove
Persediaan Belum Approve pada periode Bulan April
TERIMA KASIH

www.djpb.kemenkeu.go.id @ditjenperbendaharaan Direktorat Jenderal Perbendaharaan @DJPbKemenkeu_RI


DJPb.KemenkeuRI
- DJPb Kemenkeu RI

Anda mungkin juga menyukai