Anda di halaman 1dari 25

Post

VENOPLASTY
Preparation & Care

Cecep Sarjoko_Cathlab
Primaya Bekasi
Latar Belakang
• Kasus PGK (Penyakit Ginjal Kronis) yang semakin meningkat yang merupakan
masalah kesehatan global dengan mortality dan morbility yang tinggi
• Data Indonesian Renal Registry (IRR) 2017 menunjukkan, jumlah pasien aktif
yang menjalani hemodialisis sebanyak 77.892 orang. Sementara pasien baru
adalah 30.843 orang.
• Pasien yang menjalan hemodialisis membutuhkan akses, namun adapun akses
yang mengalami komplikasi, Komplikasi paling sering terjadi = Penyempitan akses
untuk dialisis
• Penyempitan pembuluh darah ditemukan pada populasi 40% pasien (Gottman et
al, 2012)
• Cara untuk megetahui ada nya masalah pada akses, salah satunya dengan
penunjang yaitu dengan cara Venografi
• Adanya teknologi medis untuk mengatasi masalah komplikasi dari akses dialisis
yang wajib di pahami oleh semua tenaga kesehatan
Journal Of Vascular
Access
Penanganan PGK
• Dialisis
• Pemasangan alat kateter hemodialisa
• Dialisa melalui rongga perut secara menerus (CAPD)
• Pembuatan sambungan pembuluh darah dengan silikon (Arteriovenous Graft)
• Menyambungkan pembuluh darah (Arteriovenous Fistula) / CIMINO

• Transplantasi Ginjal
Mengganti dengan ginjal donor

CIMINO
Fistula AV / CIMINO

• Fistula AV/Cimino adalah menyambung


pembuluh darah vena dan arteri daerah
pergelangan tangan atau siku yang bertujuan
untuk memperbesar aliran darah vena sehingga
memudahkan untuk menjalani proses
hemodialysis
Komplikasi CIMINO
Fistula arteriovenosa / Cimino juga bisa menimbulkan komplikasi seperti ;
• aneurisma ; 51%
• Hipertensi vena ; 16.7%
• Infeksi ; 4.4%
• Trombosis ; 3.3%
• Steal syndrome ; 1.1%

Native arterio-venous fistula is the vascular access of choice for hemodialysis in end
stage renal disease. Int Cardiovasc Res J. 2013;7(2):67-70
Kepatenan CIMINO
• Faktor yang dapat mempengaruhi patensi cimino, a.l :
• Penyakit DM
• Tekanan darah
• Indeks massa tubuh
• Laju aliran darah
• Teknik penusukan pada lokasi
• Hipotensi pada akhir sesi dialisis memiliki dampak yang buruk terhadap patensi
cimino --> kegagalan dini fungsi cimino.
• Hipertensi memiki dampak jangka panjang --> Pembentukan arteriosklerosis -->
penurunan laju aliran darah pada anastomosis, sehingga memicu pembentukan
trombus, dimana trombus merupakan awal dari penyempitan dan tersumbat
total nya aliran darah cimino.
• Stenosis Draining Vena / Stenosis Vena Sentral
Tanda dan Gejala

• Tanpa tanda dan gejala bila penyempitan < 50 %


• Bengkak pada lengan, dada, wajah maupun pada leher.
• Disfungsi akses AV ditandai dengan penurunan aliran
pad akses,
• Peningkatan tekanan vena selama dialisis dan
peradarahan massive dari puncture site setelah needle
dilepas
(Mehta, 2017)
Pemeriksaan
• Pemeriksaan Fisik
• Inspeksi
• Palpasi
• Auskultasi

• Pemeriksaan Penunjang
• USG Dopler
• CT Angio
• Venografi
Venografi
• Venografi adalah pemeriksaan foto
Rontgen yang dilakukan dengan
bantuan suntikan zat pewarna kontras
di pembuluh darah vena.
• Memberikan gambaran struktur
anatomi, lokasi dan derajat
penyempitan pembuluh darah.
• Standar baku pencitraan untuk
mengevaluasi anatomi kelainan vena.
• (Mehta, 2017)
Venografi
Diagnosa

• Medis
• Stenosis Draining Vena
• Stenosis Vena Central

• Keperawatan
• Kecemasan
• Nyeri
• Kurang pengetahuan
Penatalaksanaan
• Venoplasty

• Ligasi Vena

• Pembutan akses cimino baru


Venoplasty
• Prosedur endovaskular minimal invasif untuk melebarkan pembuluh darah vena
yang menyempit atau tersumbat menggunakan balon khusus
• Prosedur dilakukan dengan anestesi lokal
• Akses tindakan melalui arteri radialis, arteri brachialis, akses cimino, draining
vena, arteri atau vena femoralis
• Dilakukan di ruang laboratorium kateterisasi
• Pencitraan menggunakan medium kontras
• Venoplasty memiliki angka keberhasilan teknis yang cukup tinggi, 70-90%.
(Agarwal, 2015)
Prosedur Tindakan
Saat guide wire berhasil menembus lesi (stenosis). Ballon kemudian
di tempatkan pada posisi stenosis kemudian dikembangkan
Venoplasty
Persiapan Tindakan
• Persiapan Mental
• Kaji tingkat pengetahuan
• Kaji kecemasan pasien
• Berikan informasi yang adekuat
• Evaluasi status mental pasien

• Persiapan Administrasi
• Persetujuan tindakan medis
• Persetujuan biaya tindakan
Persiapan Tindakan
• Persiapan Fisik
• Puasa 2-4 jam sebelum tindakan, untuk anastesi umum puasa 8-10 jam
• Kaji riwayat alergi pasien
• Persiapkan akses tindakan (bebas dari rambut)
• Monitor tanda vital
• Siapkan akses intra vena
• Protease dan perhiasan di lepas dan diberikan ke keluarga
• Cek laboraturium ; Darah rutin, GDS, Ur, Cr, Rapid/PCR
• Lampirkan hasil pemeriksaan penunjang ; EKG, Echo, Ct Scan, dll
• Jadwalkan pasien ke ruang tindakan dan ruang intensif bila di perlukan
Perawatan Pasca Tindakan
• Monitoring ketat 6 jam pertama setelah selesai tindakan (15’ selama 1 jam, 30’
selama 2 jam, selanjutnya setiap 1 jam, selama 3 jam)
• Keadaan umum
• Kesadaran
• Tanda vital
• Keluhan pasien ; skala nyeri, sesak, dada tidak nyaman
• Akses tindakan ; perdarahan dan bengkak
• Sirkulasi darah perifer dari akses yang digunakan
• Reaksi alergi dari zat kontras
• Pasien dengan lokal anastesi dapat langsung makan minum sesuai diit
• Perawatan pasca tindakan dilakukan spesifik berdasarkan akses yang di gunakan
selama tindakan venografi dan venoplasty
Arteri Radialis dan Arteri Bracialis
• Pasca tindakan akses pembuluh darah yang digunakan akan langsung dilakukan
hemostasis dengan tehnik kompresi menggunakan alat khusus
• Elastis verban digunakan bila terdapat bengkak pada area sekitar akses tindakan
• Ekstremitas atas yang digunakan (kanan/kiri), di istirahatkan selama 6 jam (tidak
boleh di tekuk atau diputar)
• Alat hemostasis di longgarkan 4 jam setelah terpasang, kemudian observasi
selama 2 jam, bila ;
• Tidak ada perdarahan dan bengkak area akses alat boleh dilepas
• Tampak perdarahan atau bengkak pada area akses tindakan, segera rekatkan
kembali alat hemostasis, segera laporkan dokter jaga dan dokter DPJP
• Setelah 6 jam alat hemostasi boleh di lepas bila tidak ada perdarahan dan
bengkak
Akses Cimino dan Draining
Vena
• Pasca tindakan akses pembuluh darah yang digunakan akan langsung
dilakukan hemostasis dengan tehnik jahitan subcutan (silk tapper 3.0)
• Elastis verban digunakan bila terdapat bengkak pada area sekitar akses
tindakan
• Ekstremitas atas yang digunakan (kanan/kiri), di istirahatkan selama 4 jam
(tidak boleh di tekuk atau diputar)
• Bila tampak perdarahan atau tampak bengkak pada area akses tindakan,
segera laporkan dokter jaga dan dokter DPJP
• Elastis verban dapat di buka setelah 12 jam, atau menurut pesanan dokter
DPJP
Arteri dan Vena Femoralis

• Pasca tindakan akses pembuluh darah yang digunakan akan langsung dilakukan
hemostasis dengan tehnik kompresi manual (aff sheath)
• Akses arteri = Pembebatan menggunakan elastis verban pada akses tindakan
• Akses Vena = Akses tindakan di tutup dengan plester luka
• Ekstremitas bawah yang digunakan (kanan/kiri), di istirahatkan selama 6 jam
(tidak boleh di tekuk atau posisi duduk, kepala maksimal 45 derajat)
• Bila tampak perdarahan atau bengkak pada area akses tindakan, segera laporkan
dokter jaga dan dokter DPJP
• Elastis verban dapat di buka setelah 12 jam pasca tindakan, atau menurut
pesanan dokter DPJP
Edukasi

• Libatkan pasien dan keluarga untuk melakukan perawatan akses


hemodialisa
• Menerapkan perilaku hidup sehat
• Kontrol faktor resiko dengan baik
• Minum Obat Teratur
• Hindari aktifitas berlebihan dan stress
Keynote
• Pentingnya pengetahuan tenaga medis dalam perkembangan iptek
dalam memberikan pelayan optimal kepada pasien dan keluarga

• Edukasi tenaga kesehatan memgang peranan penting untuk


meningkatkan derajat kesehatan pasien

• Pendampingan optimal dari tenaga kesehatan memberikan hasil


yang maksimal dalam mengatasi masalah kesehatan pasien
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai