Cerita Sejarah
RINGKASAN
Kehidupan Laura Hassel yang tenang di kota Bandung berangsur-angsur
menjadi rentetan tragedi ketika ayahnya dibunuh pada tengah malam oleh
seorang pribumi bernama Madhapi. Laura kemudian tinggal di rumah
pasangan Hansens Roosmale dan Josephine Meelhuysen, yang tak lain
adalah keluarga pamannya. Pasca kematian ayahnya, Laura masih terus
dibayang-bayangi ketakutan dan kesedihan karena ancaman pembunuhan
kepadanya terus datang kepadanya.
Sebagai seorang gadis cantik murid HBS, tentu banyak laki-laki yang
menaruh hati pada Laura. Hingga pada suatu kesempatan, seorang laki-
laki bernama Jantje Ijzerman mengisi kekosongan hati Laura. Tapi sayang,
hubungan percintaan mereka kandas. Jantje yang dalam keadaan
mabuk mencoba memperkosa Laura. Peristiwa itu cukup menyimpan
jejak trauma bagi Laura, oleh karena itu Laura memutuskan untuk
memiliki seorang pengawal yang bernama Djadja Soeriadiredja yang
seiring berjalan nya waktu perasaan cinta pun mulai tumbuh antar
keduanya.
Di tepi sungai Tjikapoendoeng, di bawah jembatan Engelbert van Bevervoordegweg Laura dan Djadja
sedang bercengkrama dan bercerita dan tiba – tiba Madhapi yang masih penasaran ingin menghabisi
Laura. Djadja tidak tinggal diam. Terjadilah perkelahian antara Djadja dan Madhapi. Karena terdesak,
Madhapi menggunakan tubuh Laura sebagai tameng untuk kemudian nekat menceburkan diri ke sungai
Tjikapoendoeng yang deras. Djadja pun berusaha menyelamatkan Laura dengan melompat ke dalam
sungai, menyusul Laura yang nyaris tenggelam ditelan arus sungai Tjikapoendoeng, tak lama setelah itu
Laura dan Djadja pun menikah dan Laura menjadi mualaf dan berganti nama menjadi Fatimah.
Seiring berjalan nya waktu rasa kebangsaan dan nasionalisme Djadja berkobar, Djadja melakukan
perlawanan terhadap penjajah dengan menjadi seorang wartawan. Karena artikel yang dia tulis
mengandung kontroversial membuat penguasa Belanda marah dan menangkap Djadja bersama para
tahanan politik lain nya dan dibuang ke Suriname, pada 19 Januari 1942 kapal yang membawa Djadja
ke Suriname terkena serangan udara oleh Jepang kemudian mereka dinyatakan meninggal termasuk
Djadja. Fatimah pun mendengar kejadian itu dari radio dan membuatnya sangat sedih.
Pada saat Jepang sudah menguasai Indonesia Jepang membuat kamp – kamp
tawanan yang berisi orang Belanda yang dianggap musuh Jepang, mereka
menderita kelaparan, kekurangan gizi yang membuat badan mereka tampak kurus
kering. Namun mujur bagi Fatimah karena dia adalah dokter yang cantik jelita
membuat dia tidak perlu berada di kamp tersebut tetapi dia terpaksa harus
menerima lamaran dari jenderal Yoshikawa Suzuki untuk menjadi
pendampingnya. Namun itu tidak membuat hidup Fatimah menjadi lebih tenang
karena berada dibawah naungan Jenderal Yoshikawa Suzuki.
Namun setelah beberapa lama sebuah takdir mukjizat yang maha kuasa, Fatimah
dapat dipertemukan kembali dengan Djadja, Djadja ternyata dapat selamat dari
serangan udara oleh Jepang dan terdampar di Suriname dan bertahan hidup
disana dan kemudian dapat kembali ke Batavia. Namun kebahagiaan Fatimah tak
berlangsung lama, karena paman dari Fatimah mempunyai niat yang sama seperti
Madhapi, dia merampas bandul kalung yang berisi MAPKK. Fatimah dan paman
nya tersebut berakhir dengan adu tembak namun Djadja yang berada disana dapat
menyelamatkan Fatimah namun Djadja terkena peluru dari tembakan tersebut
dan meninggal dalam pelukan Fatimah.
Laura Hassel Getrude Kloosmayer / Fatimah
Jansen Kloosmayer
Madhapi
Hansens Roosmale
Josephine Meelhuysen
Jantje Ijzerman
Djadja Soeriadiredja
Yoshikawa Suzuki
TOKOH
Berjuanglah untuk mempertahankan apa yang kita punya, harus
memiliki keberanian yang kuat.
AMANAT