Anda di halaman 1dari 27

TUGAS LHS

PROVINSI JAMBI
AYU LIBIATY AHMAD, S.Kel., M.T.
TPB 29
Kelompok:
1. Tri Widiantoro (121400047)
2. Rejha Kurniawan (121190056)
3. M ikhbal hamdani (121190063)
4. Raudina Alifa Parura (121120064)
5. Riko Ariswandi (121170042)
6. Jihan Sherrina Eliza Putri (121360021)
7. M. Rizki adi Purnomo (121120052)
8. Dhea athifa zafira (121190050)
9. Farah dhiba (121120048)

14 NOVEMBER 2021
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Gambaran Umum Wilayah
a). Lokasi
Jambi adalah sebuah provinsi di Indonesia yang terletak di pesisir timur di bagian tengah
Pulau Sumatra, ibu kotanya berada di kota Jambi.
Secara geografis Provinsi Jambi terletak pada 0o 45’-2o 45’ LS dan 101o 10’-104o 55’ BT di bagian
tengah Pulau Sumatera, sebelah Utara berbatasan dengan Provinsi Riau, Sebelah Timur dengan Laut
Cina Selatan Provinsi Kepulauan Riau, sebelah Selatan berbatasan dengan Provinsi Sumatera Selatan
dan sebelah Barat berbatasan dengan Provinsi Sumatera Barat. Posisi Provinsi Jambi cukup strategis
karena langsung berhadapan dengan kawasan pertumbuhan ekonomi yaitu IMSGT (Indonesia, Malaysia,
Singapura Growth Triangle).
b). Luas Area Daratan dan Perairan
1. Secara geografis, luas wilayah Provinsi Jambi tercatat seluas 53.435,72 km² yang terdiri dari (Biro
Pemerintahan dan OTDA, 2009) :

1) Kabupaten Kerinci 3.808,50 Km² (7,13%), 7) Kabupaten Muaro Jambi 5.246,00 Km² ( 9,82%),
2) Kabupaten Bungo 6.461,00 Km² (12,09%), 8) Kabupaten Tanjab Barat 5.645,25 Km² (10,56%),
3) Kabupaten Tebo 6.802,59 Km² (12,73%), 9) Kabupaten Tanjab Timur 5.444,98 Km² ( 10,19%),

4) Kabupaten Merangin 7.451,30 Km² (13,94%), 10) Kota Jambi 205,38 Km² (0,38%).

5) Kabupaten Sarolangun 6.175,43 Km² ( 11,56%), 11) Kota Sungai Penuh 391,5 Km² ( 0,73%).

6) Kabupaten Batanghari 5.804,83 Km² ( 10,86%),

2. Luas Perairan Jambi 3.274,95


c). Kondisi Geografis

Secara geografi wilayah Kota Jambi terletak diantara:103°30’1,67”Bujur Timur sampai


103°40’0,22” Bujur Timur 01°30’2,98” Lintang Selatan sampai 01°40’1,07” Lintang Selatan
dengan luas wilayah 205,38Km2 atau sekitar 0,38 persen dari luas Provinsi Jambi.Wilayah
Kota Jambi secara keseluruhan terdiri atas daratan dengan luas20.538 ha atau seluas
205,38 Km2.
Dari sisi iklim, Kota Jambi termasuk beriklim tropis. Musim hujan jatuh pada bulan Oktober
sampai April (dipengaruhi oleh Musim Timur Selatan) dan musim kemarau pada bulan April
sampai Oktober (dipengaruhi oleh Musim Barat).

Wilayah Kota Jambi memiliki ketinggian dengan kisaran 10 – 60 m dari permukaan laut.

Pemanfaatan lahan di Kota Jambi didominasi oleh kebun dengan persentase sebesar 19,31% dari
total luas Kota Jambi. Selain itu, Kota Jambi juga memiliki hutan yang cukup luas yaitu sebesar
17,19% dari total luas Kota Jambi. Berdasarkan deskripsi karakteristik wilayah, dapat
diidentifikasi wilayah yangmemilikipotensiuntukdikembangkansebagaikawasanbudidayaseperti

 perikanan, pertanian, dan pariwasata, dengan tetap berpedoman pada RTRW Kota Jambi dan
berdasarkan deskripsi karakteristik wilayah juga, dapat diidentifikasi bahwa pada sebagian wilayah
Kota Jambi berpotensi rawan bencana alam banjir dan kebakaran.
d). Pulau Terluar

Pulau terluar yaitu Secara geografis, Pulau Berhala terletak disisi terluar dari selat Melaka. Pulau ini


merupakan bagian dari provinsi Riau dan masuk dalam wilayah pemerintahan provinsi Jambi. Pulau ini
pun berada disisi luar dari wilayah perbatasan Indonesia.

e). Potensi bencana yang berkaitan dengan lingkungan hidup


1. Bencana geologi seperti amblasan, longsoran, gempa dan ancaman letusan gunung berapi.
2. Bencana Banjir
3. Bencana kebakaran hutan dan lahan

 
1.2 Gambaran Umum Masyarakat
a). Jumlah & Sebaran Penduduk
● Jumlah penduduk kota Jambi pada tahun 2016 yaitu 583.487 jiwa yang terdiri dari 293.217 penduduk laki-
laki dan 290.270 penduduk perempuan. Kepadatan penduduknya mencapai 2.851 jiwa/km2, dengan
kecamatan terpadat yaitu kecamatan Jelutung sebesar 7.943 jiwa/km2 dan kecamatan dengan kepadatan
terendah yaitu kecamatan danau teluk sebesar 767 jiwa/km2

● Jumlah penduduk kota Jambi pada tahun 2017 yaitu 591.134 jiwa yang terdiri dari 297.036 penduduk
laki-laki dan 294.098 penduduk perempuan dengan sebaran penduduk 5.887 jiwa/km2
 
● Jumlah penduduk kota Jambi pada tahun 2018 yaitu 3.570.272 jiwa yang terdiri dari 1.821.381 penduduk
laki-laki dan 1 748 891 penduduk perempuan dengan kepadatan tertinggi yaitu Kota jambi dengan 598 
103 jiwa dan kepadatan terendah yaitu Sungai penuh dengan 89 944 jiwa.
 
● Jumlah penduduk kota Jambi pada tahun 2019 yaitu 3.624.579 jiwa yang terdiri dari 1.848.854penduduk
laki-laki dan 1 775 725 penduduk perempuan dengan kepadatan tertinggi yaitu Kota jambi dengan 604 
736 jiwa dan kepadatan terendah yaitu sungai penuh dengan 90 910 jiwa
 
● Jumlah penduduk kota Jambi pada tahun 2020 yaitu 3.677.894 jiwa yang terdiri dari 1 875 781 penduduk
laki-laki dan 1 802 113 penduduk perempuan dengan kepadatan tertinggi yaitu Kota jambi dengan 611 
353 jiwa dan kepadatan terendah dengan 91 739 jiwa.
 
● Jumlah penduduk kota Jambi pada tahun 2021 yaitu 3.560.000 jiwa
b). Demografi 5 tahun terakhir

Jumlah penduduk di jambi rata-rata meningkat 45,60 ribu jiwa setiap tahunnya. Laju
pertumbuhan penduduk pertahun 2010-2021)sebesar 1,34 persen menurun dibandingkan periode 2000
- 2010 yang sebesar 2,54 persen. Persentase penduduk usia produktif (15 - 64 tahun) sebesar 70,54
persen. Provinsi Jambi masih dalam masa bonus demografi.
Persentase penduduk lansia sebesar 7,77 persen, naik dibandingkan tahun 2010 yang sebesar 5,48
persen. Rasio jenis kelamin sebesar 104,13 yang artinya jumlah penduduk laki-laki lebih banyak
dibandingkan jumlah penduduk perempuan.
Kota Jambi dengan konsentrasi penduduk terbesar yaitu sebanyak 606,20 ribu jiwa, sebesar 17,08
persen dari total penduduk Provinsi Jambi
c). Sejarah Budaya dan Suku Lokal

1. Dalam sejarah kerajaan di Nusantara, Jambi dulu merupakan wilayah Minanga Kamwa (nama Minangkabau
Kuno 1 M) adalah tanah asal pendiri Kerajaan Melayu dan Sriwijaya dari wilayah Minanga Kamwa inilah banyak
lahir raja-raja di Nusantara, baik sekarang yang berada di Malaysia, Brunei dan Indonesia di negeri Jambi ini
pernah dikuasai oleh beberapa kekuatan besar, mulai dari Sriwijaya, Singosari, Majapahit, Malaka[butuh rujukan
] hingga Johor-Riau.[butuh rujukan] Terkenal dan selalu menjadi rebutan merupakan tanda bahwa Jambi sangat
penting pada masa lalu. Bahkan, berdasarkan temuan beberapa benda purbakala, Jambi pernah menjadi pusat
Kerajaan Sriwijaya.

2. Tradisi adat dan budaya suku Melayu Jambi, selain didominasi oleh budaya Melayu, mirip juga dengan budaya
suku Minangkabau. Hal ini, kemungkinan antara suku Melayu Jambi dan suku Minangkabau terjadi hubungan
kekerabatan pada masa lalu, atau bersumber dari asal-usul dan nenek moyang yang sama.
Untuk suku lokal di jambi, Masyarakat Jambi merupakan masyarakat heterogen yang terdiri dari masyarakat
asli Jambi, yakni Suku Melayu yang menjadi mayoritas di Provinsi Jambi. Selain itu juga
ada Suku Kerinci, suku batin, Suku Penghulu, Suku Anak Dalam (Kubu), Suku Bajau, dan Suku Pindah.
d). Angka Kemiskinan
Pada Juni 2017 terjadi inflasi perdesaan di Provinsi Jambi sebesar 0,12 persen. Inflasi terjadi pada lima
kelompok konsumsi rumah tangga yaitu kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau,
kelompok Perumahan, kelompok Sandang, kelompok Kesehatan serta kelompok Transportasi dan
Komunikasi. Sedangkan deflasi terjadi pada dua kelompok konsumsi rumah tangga yaitu pada kelompok
Bahan Makanan serta kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olah Raga.
Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) Provinsi Jambi Juni 2017 sebesar 105,89 atau turun
0,95 persen dibanding NTUP bulan sebelumnya.
Pada tahun 1976 International Labor Organization (ILO) menggunakan ukuran kebutuhan pokok untuk
meningkatkan taraf hidup masyarakat miskin.
Indikator-indikator kebutuhan pokok yang dimaksud adalah pangan, papan, sandang dan fasilitas umum
seperti pelayanan kesehatan, pendidikan, air bersih dan transportasi.
e). Kondisi Pendidikan
Pembangunan pendidikan merupakan salah satu prioritasutama dalam agenda
pembangunan nasional karena perannya yang signifikan
dalam mencapai kemajuan diberbagai bidang kehidupan : sosial, ekonomi, politik dan
budaya. 
Kualitas guru sangat mempengaruhi hasil dari suatu proses pendidikan
salah indikator kualitas guru adalah gelar kesarjanaan (Diploma/ S1) atau jenjang 
pendidikan yang ditamatkan. Tabel 2.15 menunjukkan bahwa dari 8,019 orang
guru pada tahun 2020 sekitar 742 orang (9,25 %) diantaranya adalah tamatan
SLTA dan 365 orang (4,55 %) diantaranya mengajar di jenjang Sekolah
Dasar/sederajat. Mereka yang ber ijazah D2 sebanyak 712 orang dan 630 orang
(7,85 %) mengajar di Sekolah Dasar/sederajat. Sementara mereka yang ber
ijazah Sarjana (S1) sebanyak 6179 orang dengan sebaran 2021 orang mengajar
di Sekolah Dasar, 1614 orang (20,12 %) mengajar di SLTP/sederajat dan 2031
orang (25,32 %) mengajar di di jenjang pendidikan SMU/sederajat. Program ke
depan perlu dibuat suatu kebijakan bahwa yang berhak mengajar di
SMU/sederajat adalah mereka yang berpendidikan Strata satu (S1), karena masih
ada sekitar 119 orang (1,48 %) dari jumlah mengajar di SMU.
 
f). Kesehatan Masyarakat
• Kesehatan merupakan salah faktor penting dalam menentukan kualitas Sumberdaya Manusia. Masyarakat yang sehat sangat
mempengaruhi aktivitas yang berkaitan dengan produktivitas tenaga kerja.
• perkembangan pembangunan sarana kesehatan selama kurun waktu 2016 – 2021 mengalami pertumbuhan yang stagnan terutama
pada jumlah puskemas, dari 20 unit pada tahun 2016 dan tetap 20 unit pada tahun 2020. Kecenderungan yang sama terlihat pada
fasilitas kesehatan lainnya, yaitu Pustu dan Pusling. Kedepan Posyandu sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan bagi Ibu dan
Anak harus diperbanyak dan difasilitasi oleh pemerintah. Kualitas pelayanan kesehatan sangat dipengaruhi ketersediaan tenaga
medis yang mencukupi.
• Jumlah pegawai kesehatan di Kota Jambi memperlihatkan perkembangan yang fluktuatif dari 890 orang pada tahun 2016 menurun
menjadi 817 orang pada tahun 2018 atau terjadi penurunan rata-rata sebesar 1,64 % per tahun. Sementara tenaga Medis (dokter)
menunjukkan kecenderungan yang sama dari 112 orang pada tahun 2017 menurunan menjadi 77 orang pada tahun 2020 atau terjadi
penurunan rata-rata 6,25 persen pertahun Status Gizi Balita merupakan salah satu indikator penting dalam kesehatan masyarakat.
• Kota Jambi selama kurun waktu 2016 - 2020 status Gizi Buruk cenderung menurun dari 76 kasus pada tahun 2016 menurun drastis
hinga pada level 31 kasus pada tahun 2012. Ini suatu prestasi luas biasa di bidang kesehatan. Sementara kematian Ibu bersalin
(kematian maternal) menunjukkan arah yang fluktuatif. Hal ini sangat berkaitan dengan perilaku Ibu hamil, terutama kepatuhan
dalam pemeriksaan kandungan, hamil pada usia Program pelayanan kesehatan masa depan harus diarahkan pada kelompok
masyarakat marginal dan jauh dari akses pelayanan kesehatan.
• Dengan adanya Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) diharapkan pemerintah Kota Jambi ke depan lebih memberikan prioritas kepada
kelompok masyarakat marginal dan daerah-daerah kumuh perkotaan.
g). Kerusakan Lingkungan yang Terjadi
1. Komunitas Konservasi Indonesia Warsi menyatakan kerusakan ekosistem di Provinsi Jambi 
sepanjang tahun 2019 telah mengakibatkan kerugian materi yang cukup besar. Berdasarkan catatan
KKI Warsi, kerugian itu mencapai Rp 17 triliun lebih.
Kerusakan ekosistem, menurut Rudi, didominasi kebakaran hutan dan lahan yang sangat masif pada
tahun ini. Peristiwa itu hampir menyamai kejadian karhutla pada 2015. Jumlah titik panas di Jambi
pada 2019 terdeteksi mencapai 30.947, dengan luas kawasan yang mengalami karhutla mencapai
157.137 hektare. Bila dihitung dari nilai ekologis, kerusakan ini menyebabkan kerugian negara
mencapai Rp 12 triliun.

 
2. Kerusakan hutan
Tingginya laju kerusakan hutan di daerah itu dipicu kebakaran hutan yang terjadi setiap tahun,
pembalakan liar, penambangan emas secara liar dan illegal drilling (pengeboran minyak ilegal).
Luas hutan di daerah ini tersisa 900.000 hektare (ha) atau hanya 41 persen dari total 2,2 juta kawasan
hutan di Provinsi Jambi
 

 
1.3 Kondisi Lingkungan Hidup
a). Hutan dijambi
Pada 2015 luas tutupan hutan di Provinsi Jambi 1.147.380 hektare, dan pada 2019 luas tutupan hutan di Provinsi
Jambi hanya 900.713 hektare. LUASAN tutupan hutan di Provinsi Jambi semakin berkurang sampai akhir 2020.Luasan
hutan yang tersisa hanya sekitar 882.772 hektare. Analisa citra satelit Lansat TM 8 yang dilakukan oleh Unit GIS
Komunitas Konservasi Indonesia (KKI) Warsi menunjukkan tutupan hutan Jambi tinggal 900 ribu hektare atau 17
persen dari 50.160 kilometer persegi luas wilayah Provinsi Jambi.
Penyusutan luas hutan di Jambi disebabkan oleh maraknya kegiatan ilegal logging, penambangan emas tanpa izin, dan
kebakaran hutan. Dari ke-3 penyebab tersebut penyebab utama semakin menyusutnya hutan di Jambi adalah karena
kebakaran hutan.
Pada tahun 2015 sebanyak 15.600 hektare hutan jambi terbakar hanya dalam periode 3 bulan. Pada 2016, Badan
Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jambi mencatat 885 hektare luas areal yang terbakar. Hingga pada 2021
sebanyak 172,9 hektar lahan di Jambi habis terbakar
b). Perkebunan di Jambi
Provinsi Jambi mempunyai tujuh komoditas unggulan perkebunan, yakni kelapa sawit, karet, kelapa
dalam, pinang, kopi, kayu manis dan teh. Kemudian masih ada ekspor kayu lapis dan bubur kertas
(pulp and paper). Luas perkebunan kelapa sawit di Provinsi Jambi saat ini, kata mencapai satu juta
hektare dengan produksi sekitar 1,7 juta ton. Kemudian luas perkebunan karet di Jambi saat ini
mencapai 673.360 hektare (ha) dengan produksi 263.398 ton. Sedangkan luas perkebunan kelapa
dalam di Jambi masih ada sekitar 118.341 ha dengan produksi sekitar 108.087 ton. Selain itu masih
ada perkebunan pinang, kopi, kayu manis dan teh.
Perkebunan Jambi merupakan salah satu penyumbang perekonomian di era pandemi ini. Bahkan
Provinsi Jambi menempati peringkat ke tiga dari seluruh Indonesia , dengan nilai ekspor mencapai Rp
4 triliun lebih untuk periode ekspor Januari hingga Agustus. Tercatat di bulan Januari 2021, volume
ekspor Jambi mencapai 138.663 ton atau mengalami peningkatan sebesar 52,4% dibandingkan periode
Januari 2020. Seiring dengan peningkatan volume, nilai ekonomi juga tercatat meningkat sebesar
58,8% dibandingkan capaian Januari tahun 2020.
c). Perikanan di Jambi

Pemerintah Provinsi Jambi menargetkan total produksi ikan pada tahun ini mencapai
111.000 ton dari produksi perikanan tangkap, perairan umum, dan budi daya.Target tersebut
naik dari produksi ikan pada 2020 yang mencapai 105.900 ton. Produksi ikan untuk perairan
umum seperti produksi ikan di Danau Kerinci, Danau Sipin dan perairan umum lainnya
sebanyak 8.400 ton.Sebelum pandemi Covid-19 permintaan di pasar tradisional di Jambi
mencapai 10 sampai 11 ton ikan per hari, tetapi sekarang penjualan di pasar-pasar tradisional
hanya 4 ton sampai 4,5 ton per hari.

 
d). Taman Nasional
Provinsi Jambi mempunyai potensi ekowisata yang cukup memadai, Provinsi Jambi merupakan
sedikit Provinsi di Indonesia yang mempunyai 4 (empat) Taman Nasional sekaligus yang mewakili
seluruh ekosistem dari ekosistem pantai di sebelah timur sampai ekosistem dataran tinggi di sebelah
barat.

Keempat Taman Nasional tersebutadalah :

1. Taman Nasional Bukit 12


2. Taman Nasional Berbak
3. Taman Nasional KeinciSeblat
4. Taman Nasional Bukit 30
Taman Nasional Bukit 12 kemungkinan Taman Nasional yang paling unik, mungkinsatu-satunya di
Indonesia dimana Taman Nasional dijadikantempatinggal oleh Masyarakat SukuTerasing yang ada
di Provinsi Jambi yaitu Orang Kubuatau Orang RimbaatauSukuAnakDalam.
e). Cagar Alam

1. CagarAlam HUTAN BAKAU PANTAI TIMUR; TanjungJabung, Jambi, 4.126,60 ha, Keputusan
Menteri Kehutanan RI Nomor: 14/Kpts-II/2003, 7 Januari 2003
2. CagarAlam SUNGAI BATARA; TanjungJabung Barat, Jambi, 1.000,00 ha, Keputusan Menteri
Kehutanan dan Perkebunan RI Nomor: 421/Kpts-II/1999, 15 Juni 1999.
3. CagarAlam BULUH HITAM; BungoTebo, Jambi, 700,00 ha, Keputusan Menteri Kehutanan dan
Perkebunan RI Nomor: 421/Kpts-II/1999, 15 Juni 1999.
4. CagarAlam CEMPAKA; BungoTebo, Jambi, 1.000,00 ha, Keputusan Menteri Kehutanan dan
Perkebunan RI Nomor: 421/Kpts-II/ 1999, 15 Juni 1999.
5. CagarAlam DURIAN LUNCUK I; SarolangunBangko, Jambi, 73,74 ha, Keputusan Menteri
Kehutanan RI Nomor: 820/Kpts-II/1997, 30 Desember 1997.
6. CagarAlam DURIAN LUNCUK II; Batanghari, Jambi, 41,37 ha, Keputusan Menteri Kehutanan RI
Nomor: 821/Kpts-II/ 1997, 30 Desember 1997.
7. CA Gua ULU TINGKO; SarolangunBangko, Jambi, 1,00 ha, GB 6 Staatsblad 1919, 21 Februari
1919.
BAB II IDENTIFIKASI MASALAH DAN
ANALISIS PERMASALAHAN
M1 (Man)
1.1. Penebangan hutan secara liar
1.1.1. Membuka lahan baru
1.1.1.1. Kurang tegasnya penegak hukum
1.2. Membuang sampah ke sungai atau aliran air
1.2.1. Kurangnnya kesadaran
1.2.1.1. Kurangnya sosialisasi bahaya membuang sampah ke sungai
1.3. Sistem Kelola tata ruang
1.3.1. Membangun permukiman di bantaran kali
1.3.1.1. Minimnya lahan untuk membangun Gedung/rumah
 
M2(Method)
2.1. Kurangnya koordinasi pemerintah setempat.*
2.1.1. Pemerintah tidak melakukan tata ruang air dengan benar sehingga memicu terjadinya
peluapan air yang menyebabkan banjir
2.2 Kurangnya kesadaran masyarakat.*
2.2.1 Masyarakat kurang memperhatikan dampak atau efek samping dari kegiatan sehari-hari dan
tidak dibersihkan berupa drainase tersumbat akibat bahan material dan sampah.
 
M4(Machine)
4.1. Penggunaan alat berat untuk penambangan emas ilegal
4.1.1. kurang tegasnya apparat pengak hukum sehinggga terjadi penambangan ilegal
 
 
M6(Money)
6.1 Terbatasnya Anggaran
6.1.1 Pengerjaan Drainase Lama
6.1.2Kurangnya prasarana pengendalian banjir
 M7(Time)
7.1 musim hujan
7.1.1 curah hujan yang tinggi
7.1.1.1 Resapan Air Tidak Bekerja Dengan Maksimal
7.2 waktu curah hujan tinggi biasanya terjadi di bulan oktober sampai November
7.3 potensi banjir di Provinsi Jambi mengingat curah hujan yang diprediksi akan semakin tinggi
hingga bulan mei
7.4 waktu waktu curah hujan tinggi di jambi biasanya di barengi dengan angina kencang sehingga
dapat menyebabkan banjir yg besar
7.5 menurut BMKG pada kurun waktu 2018-2022 akan ada peningkatan curah hujan di jambi
BAB III USULAN SOLUSI UNTUK
PROVINSI
  Strengths-S Weakness-W

     

  1. Tersedianya drainase 1. semakin sedikit nya alam hijau


2. Banyak hutan di sekitar bantaran sungai 2. membutuh kan proses lebih lama dalam menanngulangi bencana
3. Baiknya struktur tanah dalam peresapan air banjir/terutama banjir besar
4. Iklim panas mengakibatkan air sungai menguap/surut 3. alam hanya bisa menanggulangi bencana yg ada di dekat
5. Banyaknya muara sungai nya/sekitar nya saja
Opportunities-O Strategi S-O Strategi W-O

     

1. Terjaganya pemukiman warga dari banjir 1. Meminimalisir Banjir (S1,S2,S5,O1,O2,O4) 1. Meningkatkan Gerakan Reboisasi (W1,O1,O3,O6)
2. Meningkatnya pemanfaatan sungai untuk warga 2. Meningkatnya Kualitas Hidup Masyarakat
3. Lahan pertanian penduduk sekitar sungai aman (S1,S5,O1,O2,O3,O4,O5,O6)
4. Aktifitas penduduk seperti bekerja dan sekolah tidak terganggu  
5. Ekonomi warga meningkat
6. Lahan peternakan aman dari segi cuaca dari penyakit
7. Meminimalisir jumlah korban jiwa akibat banjir
Threats-T Strategi S-T Strategi W-T

     

1. Manusia yang masih sering menebang hutan sembarangan 1. Mensosialisakan ke Masyarakat (S2,S3,T1,T2,T3,T6,T9) 1. Menerapkan UU Tentang Penebangan Hutan Secara Liar
2. Manusia yang masih suka membuang sampah sembarangan 2. Meningkatkan Fungsi dari Drainase (S1,T4) Dengan Tegas (W1,W2,T6,T1
3. Efek rumah kaca yang dibuat oleh manusia
4. Banyak drainase yang berubah fungsi tanpa memperhatikan
dampak lingkungan
5. Mobilitas dan pembangunan yang pesat yang menyebabkan
kebutuhan air menjadi tinggi
6. pembukaan lahan/pemanfaatan lahan yang berlebihan.
7. pembangunan pemukiman penduduk yang ada pada area sungai
8. pengelolaan tata ruang yang salah(pembangunan proyek yang
menganggu saluran air)
9. pemakaian air tanah yang terlalu tinggi
10. kerusakan tidak disengaja oleh pekerja terowongan atau pipa
BAB IV KESIMPULAN AKHIR
Provinsi Jambi terletak di pulau Sumatera, dengan luas wilayah 5 435,72 Km², dan memiliki jumlah
penduduk ± 3.560.000 jiwa. Secara geografis Provinsi Jambi terletak pada 0°45’-2°45’ LS dan 101° 10’-
104° 55’ BT di bagian tengah Pulau Sumatera.
Di provinsi Jambi memiliki permasalahan bencana alam antara lain longsor, letusan gunung berapi, banjir,
dan kebakaran hutan. Faktor permasalahan tersebut diakibatkan oleh alam itu sendiri dan dari masyarakat
jambi. Masyarakat jambi masih menggunakan metode pembakaran hutan untuk membuka area lahan
pekebunan, dan itu mengakibatkan api menjalar hingga ke hutan dan sulit untuk dipadamkan. Dan
masyarakat juga masih kurang pemahaman dalam menjaga sungai yang mengakibatkan banjir.
Masyarakat masih memiliki kebiasaan membuang sampah ke sungai yang mengakibatkan aliran sungai
terhambat dan meluap ke pemukiman warga.
Untuk mengatasi permasalah tersebut, harus ada kesadaran dari masyarakat sekitar untuk lebih menjaga
lingkungan agar tidak terjadi bencana alam. Dan juga butuh peran dari pemerintah untuk mendukung
menjaga lingkungan di provinsi Jambi, dengan memperkuat undang-undang yang berkaitan dengan
menjaga lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA

• https://jambikota.bps.go.id/
• https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://bappeda.jambiprov.go.id/welcome/d
ownload_file_dokumen_perencanaan_tambahan/BAB_II_-_GAMBARAN_UMUM.pdf&ved=2ahUKE
wiXkv__gZr0AhXjmeYKHdphCjoQFnoECB0QBg&usg=AOvVaw1W8d27cvBb8reYfpc6YAgY
• https://jambi.bps.go.id/pressrelease/2021/01/21/506/jumlah-penduduk-provinsi-jambi-hasil-sp2020--sep
tember-2020--sebesar-3-55-juta-jiwa-.html#:~:text=Abstraksi-,Jumlah%20Penduduk%20Provinsi%20Ja
mbi%20Hasil%20SP2020%20(September%202020)%20sebesar%203,yang%20sebesar%202%2C54%2
0persen
• :
https://nasional.tempo.co/read/1285636/komunitas-konservasi-kerusakan-ekosistem-rugikan-jambi-rp-1
7-t
• : https://www.beritasatu.com/nasional/591523/kerusakan-hutan-di-jambi-rugikan-negara-rp-12-triliun

Anda mungkin juga menyukai