Anda di halaman 1dari 14

PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI

(PD3I)
DI PUSKESMAS ALAI KOTA PADANG TANGGAL 26 JUNI
TAHUN 2023
OLEH KELOMPOK I
BRAM NOPRIZONDA
ULMAN RIANTARA
ASMEDYA NELDI
RINI RAHMAYANTI
NUR SUZANA
ISMAWATI
LISNA
FADILLAH
INDRAYATI
MIRA EFRIZA
FEBRIKARMILA
TITA TETRAYUNIS
LATAR BELAKANG

 PD3I adalah penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi, saat ini beberapa PD3i
menjadi perhatian dunia dan memiliki komitmen global yang wajib diikuti oleh
semua Negara dalam pengendalian penyakitnya yait antara lain eradikasi polio pada
tahun 2026, eliminasi campak-Rubella/ Congenital Rubellah Sindrome (CRS) pada
tahun 2023, eliminasi tetanus Neonatorum tahun 2012, pengendaian Difteri dan
Pengendalian Pertusis.
 Surveilans PD3I merupakan bagian dari surveilans kesehatan masyarakat yang
menyediakan data penting untuk melakukan deteksi dini dan respon cepat dan tepat
waktu terhadap penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.
 Sebagai petugas surveilans di Puskesmas dalam pengendalian penyakit PD3I
haruslah mempunyai kompetensi surveilan PD3I, dengan di adakan Pelatihan
Surveilan PD3I ini dapat meningkatkan kopetensi petugas Surveilan Puskesmas.
Salah satu kegiatan wajib kami lakukan adalah kegiatan Praktek lapangan yang mana
telah di tentukan oleh panitia penyelenggara yaitunya di Puskesmas Alai kota
padang.
Dasar Hukum

 Undang-undang nomor 44 tahun 2009 tentang rumah sakit


 Undang-Undang nomor 36 tentang kesehatan (pasal130)
yaitu pemerintah wajib memberikan imunisasi lengkap
kepada setiap bayi dan anak.
 Permenkes nomor 45 tahun 2014 tentang penyelenggara
surveilan kesehatan
 Permenkes nomor 12 tahun 2017 tentang penyelenggara
imunisasi
 Permenkes nomor 25 tahun 2014 tentang upaya kesehatan
anak
PROFIL PUSKESMAS
NEXT
 Total luas wilayah kerja Puskesmas Alai lebih
kurang 229,7 ha2. Puskesmas Alai berada di daerah
perkotaan yang tidak memiliki daerah persawahan
dan pegunungan, tidak memiliki daerah terpencil
dan mobilisasi penduduk tidak terkendala kondisi
geografis. Akses masyarakat ke Puskesmas mudah
karena jalan dan transportasi lancar.
PENEMUAN KASUS

 Dari Pelaksanaan observasi yang dilakukan ke Puskesmas Alai pada tanggal 26 Juni
2023, di dapatkan bahwa ada pengiriman sampel campak sebanyak 44 spesimen, namun
yang dikirim hanya sebanyak 14 sampel di tahun 2022. Sedangkan di tahun 2023 ,
terhitung dari bulan Januari sampai Juni belum ada ditemukan kasus suspek PD3I.
Mengenali gejala dan tanda kasus PD3I :
1. Petugas surveilans mengetahui tanda dan gejala penyakit PD3I, hanya saja belum
menemukan kasus PD3I.
2. Melakukan cara penemuan kasus :
3. Petugas surveilans mendapatkan data dari kunjungan BP, KIA, dan dari jejaring (1
pustu dan 1 klinik).
4. Cara melakukan follow up 60 hari:
5. Petugas surveilans tidak melakukan follow up 60 hari karena pada tahun 2022 dan
2023 tidak ada kasus AFP.
MELAKUKAN PENGELOLAAN SPESIMEN

 Mengobservasi dokumen pengelolaan spesimen :


 Pengelolaan spesimen sudah sesuai dengan cara
pengepakan langsung diantar ke DKK tanpa
disimpan dulu di Puskesmas Alai. Namun, dari
hasil pengamatan kami tidak ditemukan satupun
dokumen pengambilan sampel.
PENCATATAN PELAPORAN

 Pencatatan dan pelaporan pengelolaan spesimen


form AFP-01, MR-01, TN-01, PERT-01 dan DIFT-
01 tidak ditemukan baik kelengkapan, ketepatan
dan akurasi laporan tidak bisa kami lihat.
KEGIATAN PENGELOLAAN DATA SURVEILANS PD3I

 Dari hasil observasi di lapangan, kami tidak bisa


mendiskripsikan pengelolaan surveilans PD3I,
mendeskripsikan desiminasi data surveilans PD3I
karena tidak ada satupun data yang kami dapat.
Kegiatan Deteksi Dini

 Dari data deteksi kasus PD3I didapatkan data bahwa pada Tahun
2022 di temukan suspec campak sebanyak 44 orang namun hanya di
ambil dan dikirim sebanyak 14 sampel dan semua sampel yang di
kirim di nyatakan negatif (-), pengambilan sampel di laksanakan di
puskesmas, yaitu pasien yang memilki gejala campak seperti
damam dan Ruam, namun jika ada pasien yang tidak mau di ambil
sampel nya, maka akan langsung di lakukan kunjungan rumah
untuk pengambilan sample, dan untuk tahun 2023 di tetapkan oleh
Pemkot bahwa setiap ibu hamil yang mengalami demam maka
akan langsung di ambil sampel campak. Tidak Ada peringatan dini
KLB PD3I dikarenakan tidak ada kasus positif pada saat dilakukan
pemeriksaan di Laboratorium
Kegitan Koordinasi Surveilans

 Tidak ada sebelunya Observasi yang dilakukan di


Puskesmas Alai terkait KLB PD3I di karenakan
tidak adanya kasus positif, namun jika ada kasus
Positif makan akan langsung berkoordinasi dengan
Dinas Kesehatan dan Lintas Sektoral dan Program
serta juga akan langsung di lakukan PE Ke
wilayah terjadinya KLB.
Penanggulangan KLB PD31

 Dari hasil observasi petugas menjelaskan jika terjadi KLB PD3I


Penanggulangannya dapat diupayakan melalui penyusunan
rencana tindakan Koordinasi bersama Lintas Program dan lintas
sektoral, setelah itu akan buat rencana tentang tindakan apasaja
yang akan dilakukan untuk mencegah penularan Penyakit,
seperti akan melakukan PE ke wilayah terdampak KLB.
 perilaku mengurangi kontak; yaitu mengurangi kontak dengan
orang yang sakit dan mengurangi kontak dengan binatang
pembawa penyakit. Perilaku mengurangi kontak anatara lain :
mengenakan masker, menjaga jarak, dan tidak mengunjungi
tempat yang sedang terdapat wabah.
Kesimpulan dan Saran

1. Kesimpulan
 Dari hasil pengamatan dan wawancara dengan petugas surveilans
Puskesmas Alai di lapangan dadapatkan data pada tahun 2022 ada 44 kasus
suspec campak namaun hanya melaporkan dan mengambil sampel sebanyak
14 sample dan untuk data dan from pemeriksaan tidak lengkap.
2. Saran
 Diharapkan agar petugas surveilans Puskesmas mampu melengkapi data
data dan form pada saat Pemeriksaan dan Pengiriman Sampek PD3I
 Mem buat Grafik Trend Kasus PD3I Setiap Minggu dan Setiap Bulannya
 Melakukan PE Sesuai Indikator PD3I
 Melakukan kolaborasi dengan Lintas Program
 TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai