di Indonesia
Oleh: Muhamad Ihsanudin, M.Hum
Tahap III:
Terbentuknya
Kelembagaan
Tahap II: Islam
Terbentuknya
Kerajaan- (Abad 17M-
Kerajaan Islam sekarang)
Tahap I: (Abad 13-
Kehadiran Para 16M)
Pedagang Arab
(Abad 7-12M)
Faktor-faktor yang mempercepat
proses peyebaran Islam di Nusantara
Perdagangan
Politik
Perkawinan
Saluran
Islamisasi
Kesenian
Tasawuf
Pendidikan
Saluran Perdagangan
• Tahap awal Islamisasi dimulai dari saluran perdagangan. Terjadi hubungan
dagang antara pedagang-pedagang muslim (Arab, Persia dan India/Gujarat)
dengan raja-raja atau penguasa-penguasa setempat. Berawal dari
kepentingan ekonomi, para raja/penguasa setempat kemudian tertarik
masuk Islam.
Saluran Perkawinan
• Secara umum, para pedagang muslim (Arab, Persia dan India/Gujarat) memiliki
status sosial yang lebih baik dari pada penduduk pribumi, sehingga putri-putri
bangsawan tertarik untuk menjadi istri saudagar-saudagar kaya itu. Sebelum
dinikahi, para putri bangsawan tersebut diislamkan terlebih dahulu.
• Proses islamisasi menjadi lebih cepat, ketika keluarga-keluarga kerajaan menikah
dengan para pedagang muslim. Maka, Islam menjadi agama yang cepat
menyebar di wilayah kekuasaan kerajaan tersebut.
• Contoh perkawinan di kalangan bangsawan kerajaan dengan para
saudagar/pendakwah muslim. Sunan Ampel (Raden Rahmat) menikahi Nyai
Manila. Sunan Gunung Jati menikahi putri Kawunganten. Brawijaya menikahi
putri Campa yang menurunkan Raden Patah (Raja pertama Demak).
Saluran Tasawuf
• Proses Islamisasi juga berjalan melalui cara/saluran tasawuf. Para pengajar tasawuf (para sufi)
mengajarkan tasawuf (mistisisme) kepada para penduduk pribumi yang memiliki kemiripan dengan
ajaran agama mereka sebelumnya, yaitu Hindu.
• Para sufi ini memiliki kekuatan atau kemampuan supranatural/magis (dalam Islam disebut
“karomah”) seperti bisa menyembuhkan orang yang sakit dalam waktu singkat, bisa mengobati
orang yang kena “santet”, bisa mengobati orang yang kesurupan, bisa mengalahkan para dukun atau
orang-orang jahat yang mengganggu masyarakat, dan lain-lain.
• Di sisi lain, para sufi ini menunjukkan sikap hidup yang bersahaja, ber-akhlak karimah, senang
menolong orang atau masyarakat yang mengalami kesulitan. Dengan demikian, para penduduk
pribumi banyak yang tertarik masuk Islam.
• Pengajar sufi yang terkenal di Aceh adalah Hamzah al Fansuri. Sedangkan di Jawa, pengajar sufi yang
terkenal adalah Syeikh Lemah Abang dan Sunan Panggung.
Saluran Pendidikan
• Proses Islamisasi selanjutnya melalui pendidikan. Para da’i Islam membangun
pondok-pondok pesantren untuk mencetak para da’i yang akan menyebarkan
Islam ke seluruh penjuru nusantara.
• Para santri datang dari berbagai pelosok nusantara untuk dididik dengan
berbagai ilmu agama, dan setelah lulus mereka kembali ke daerah mereka
masing-masing untuk mendirikan pondok pesantren serupa dan menyebarkan
Islam di sana.
• Contoh: Raden Rahmat mendirikan pondok pesantren di Ampel Denta Surabaya.
Sunan Giri mendirikan pondok pesantren di Giri. Para alumni Pondok Pesantren
Giri ini dicatat oleh sejarah sebagai penyebar Islam di daerah Maluku.
Saluran Kesenian
• Saluran Islamisasi melalui kesenian yang terkenal adalah pertunjukkan
wayang. Disebutkan bahwa Sunan Kalijaga adalah tokoh yang paling mahir
dalam mementaskan wayang.
• Beliau tidak pernah meminta upah pertunjukkan, tetapi cukup mengajak
para penontonnya untuk mengucap dua kalimat syahadat.
• Meskipun inti cerita wayang masih diambil dari kisah Mahabrata dan
Ramayana, tetapi di dalamnya disisipkan ajaran-ajaran Islam dan tokoh-
tokohnya diganti dengan para pahlawan Islam
Saluran Politik
• Di Maluku dan Sulawesi Selatan, kebanyakan rakyat masuk Islam
setelah rajanya masuk Islam terlebih dahulu.
• Pengaruh politik raja sangat berpengaruh dalam membantu
penyebaran Islam di wilayah kekuasaannya.
• Kemenangan politik kerajaan Islam atas kerajaan-kerajaan non-
Islam menjadi salah satu daya tarik cepatnya orang-orang pribumi
masuk Islam.
• Kekuasaan politik yang dimiliki kerajaan-kerajaan Islam sangat
membantu dalam membangun peradaban dan kehidupan sosial
yang lebih baik, lebih damai dan lebih sejahtera, yang
mencerminkan nilai-nilai ajaran Islam yang luhur. Inilah sebabnya,
saluran politik juga berperan dalam proses Islamisasi di Nusantara.
No Nama Wali Gelar Tempat Da’wah & Karyanya
1 Maulana Malik Syaikh -Jawa Timur
Ibrahim Maghribi -
2 Raden Rahmat Sunan Ampel Surabaya, Ja-Tim
-Mendirikan pesantren Ampel, mohlimo atau
molimo
3 Maulana Sunan Tuban, Ja-Tim
Makhdum Bonang -Suluk Wijil
Ibrahim -Tombo Ati
4 Syarifuddin Sunan Drajat Gresik, Ja-Tim
5 Raden Paku Sunan Giri Giri, Gresik, Ja-Tim
-Mendirikan pesantren Giri, menulis kitab ilmu
falak, lalu digubah oleh Ronggowarsito dg nama
Serat Widya Praddana. Gending (lagu instrumen
jawa).
-Permainan anak: cublak suweng, jelungan
6 Ja’far Shadiq Sunan Kudus -Kudus, Ja-Teng
-Sapi sbg media dakwah
7 Raden Mas Sunan -Demak, Ja-Teng
Syahid Kalijaga -Perayaan Sekaten, grebeg, wayang (Serat
Dewa Ruci)
8 Raden Umar Sunan Muria Gunung Muria, Ja-Teng
Said
Akulturasi (Percampuran) Kebudayaan Islam
dan Kebudayaan Islam
• Kebudayaan sebelum Islam (Hindu & Budha) + kebudayaan Islam =
Kebudayaan Islam Indonesia.
• Seni bangunan: Masjid, makam dan Istana Raja.
• MASJID: Atap berbentuk tumpang, tidak ada menara, dilengkapi bedug dan
kentongan. Letak masjid biasanya di sebelah barat alun-alun (lapangan), di
atas bukit atau di dekat makam. Contoh: Masjid Agung Demak, Masjid
Gunung Jati (Cirebon), Masjid Kudus, dan lain-lain.
Makam
• Makam: dibangun di atas bukit, tempat tinggi/keramat. Dibuat dari
bangunan batu, disebut jirat atau kijing. Nisannya juga terbuat dari batu. Di
atas jirat dibangun cungkup atau kubba (kubah). Dilengkapi dengan gapura
di depan pintu masuk ke makam. Di dekat makam ada masjid (satu
kompleks dengan masjid).
TERIMA KASIH
WASSALAMU’ALAIKUM WR. WB.