Anda di halaman 1dari 27

Sejarah Perkembangan Islam

di Indonesia
Oleh: Muhamad Ihsanudin, M.Hum

Sejarah Kebudayaan Islam (SKI)


Kelas XII MIPA DAN IPS
Peta
Konsep
Konsep Islamisasi
Semua usaha untuk menjadikan orang di luar Islam agar memeluk
Islam, dan untuk meningkatkan kualitas keislaman orang-orang yang
telah memeluk Islam dinamakan dengan:
•Islamisasi
•Pribumisasi
•Santrinisasi
•Reislamisasi
Istilah yang lain adalah "kemapanan Islam" (the establishment of
Islam)
Kondisi Indonesia Sebelum Islam

• Keyakinan: Penganut Hindu, Budha, Animisme, dan Dinamisme


• Perekonomian: Pertanian dan perdagangan, sudah terjalin hubungan
dagang dengan Champa dan China
• Politik: Sistem kerajaan, yang tertua Kutai Kertanegara
• Kesenian dan Sastra: Kitab Mahabarata, Ramayana, dan naskah-naskah
seperti Carita Parahyangan, Pararaton, Sutasoma, Nagara-kartagama,
Arjunawiwaha, dan masih banyak naskah dan kitab yang lain. Kehidupan
kesusastraan ketika itu tentunya juga tidak terlepas dari para pujangga
sebagai penggubah dan pencipta karya sastra.
• Ada jabatan Penulis seperti disebut dalam cerita Sang Citralekha.
TEORI GUJARAT
❑ Teori Gujarat merupakan teori tertua yang menjelaskan tentang masuknya Islam
di Nusantara.
❑ Dinamakan teori Gujarat karena bertolak dari pandangan yang mengatakan,
bahwa Islam masuk ke nusantara berasal dari Gujarat pada abad ke-13 M.
❑ Pelakunya adalah pedagang India Muslim.
❑ Ditemukan bukti sejarah berupa batu nisan Sultan Malik al Shaleh dari Kerajaan
Samudra Pasai yang wafat tahun 1297M.
❑ Laporan perjalanan Ibnu Batutah tahun 1350M yang menyatakan sudah ada
masyarakat muslim di Kerajaan Samudra pasai.
❑ Snouck Hurgronje diduga sebagai peletak dasar teori ini.
❑ Teori ini juga dikemukan oleh Pijnappel, Moquette, Fatimi.
Kapan, Siapa Penyebarnya dan Negara
Perantara atau Asal Pengambilan Islam?

Ada empat teori Islamisasi yang menjelaskan persoalan ini:


❑ Teori Gujarat
❑ Teori Mekkah/Arab
❑ Teori Persia
❑ Teori China
ALASAN TEORI
GUJARAT
❑ Kurangnya fakta yang menjelaskan peranan bangsa Arab dalam
proses islamisasi di Nusantara
❑ Adanya hubungan dagang antara India – Nusantara yang telah lama
terjalin
❑ Inskripsio (prasasti) tertua tentang Islam yang terdapat di
Sumatera yang menggambarkan hubungan Sumatera dan Gujarat
TEORI MAKKAH
Teori ini dicetuskan oleh Sir Thomas Arnold dan Hamka.
Hamka dalam pidatonya pada :
❑ Dies Natalis PTAIN ke-8 di Yogyakarta (1959) sebagai
antitesis teori gujarat, dan
❑ Seminar Sejarah Masuknya Agama Islam di Indonesia (1963),
❑ Menurut Hamka, Islam masuk ke Indonesia pada abad ke 7M
atau abad pertama Hijriyah.
❑ Teori Makkah/Arab ini juga didukung oleh Uka Tjandrasasmita, A.
Hasymi, dan Azyumardi Azra.
ALASAN TEORI MAKKAH
❑ Bangsa Arab yang berperan dalam penyebaran Agama
Islam ke Indonesia, kemudian diikuti oleh orang Persia
dan Gujarat. Gujarat dinyatakan sebagai tempat singgah
semata, dan Makkah sebagai pusat/sumber ajaran.
❑ Berdirinya suatu perkampungan Arab muslim di pesisir
pantai Sumatra pada abad ke 7 M. Hal ini sesuai dengan
catatan literatur-literatur China yang menyebutkan bahwa
orang-orang Ta Shih (Sebutan China untuk orang Arab)
sudah ada di Sumatra tahun 651M atau 31H.
❑ Pengamatan tentang madzhab Syafi’i sebagai mazhab
mayoritas muslim di Nusantara. Hal ini sesuai dengan
mazhab yang berkembang di Makkah pada waktu itu.
Oleh karenanya semakin memperkuat alasan bahwa Islam
yang datang ke Indonesia berasal dari Makkah, bukan dari
Persia, karena Islam yang berkembang di Persia (Iran)
pada waktu itu bermazhab Hanafi.
TEORI PERSIA
Hoesein Djajadiningrat sebagai pencetus teori ini berpendapat
bahwa Agama Islam masuk ke Nusantara dari Persia singgah di
Gujarat pada abad ke-13.
Teori ini menitik beratkan tinjauannya terhadap kebudayaan di
kalangan masyarakat Islam Indonesia, yang dirasakan memiliki
persamaan dengan Persia.
ALASAN TEORI PERSIA

❑ Peringatan 10 Muharam atau Asyura’ sebagai peringatan syi’ah atas


syahidnya Husain di Minang kabau disebut Baluan Hasan-Husein
serta upacara Tabut yang diperingati di Sumatera tengah
❑ Persamaan ajaran Syaikh Siti Jenar dengan ajaran aliran sufi Al Hallaj
dari Persia (Iran)
❑ Penggunaan istilah bahasa Persia (Iran) dalam mengeja huruf arab
memiliki kesamaan dengan di Indonesia
❑ Nisan makam Malik Saleh (1297) dan Malik Ibrahim (1419) di pesan
dari Gujarat (sama dengan Teori Gujarat)
Teori China
• Teori ini menyatakan bahwa Islam datang ke Indonesia (Jawa dan Sumatra)
berasal dari para perantau China. Menurut teori ini, orang China telah
berhubungan dengan masyarakat Indonesia jauh sebelum Islam dikenal di
Indonesia. Pada masa Hindu-Buddha, etnis China atau Tiongkok telah berbaur
dengan penduduk Indonesia terutama melalui kontak dagang. Bahkan, ajaran
Islam telah sampai di China pada abad ke-7 M, masa di mana agama ini baru
berkembang. Sumanto al-Qurtuby dalam bukunya Arus China-Islam-Jawa
menyatakan, menurut kronik (sumber luar negeri) pada masa Dinasti Tang
(618- 960) di daerah Kanton, Zhang-zhao, Quanzhou, dan pesisir China bagian
selatan, telah terdapat sejumlah pemukiman Islam.Teori China didasarkan pada
sumber luar negeri (kronik) maupun lokal (babad dan hikayat). Bahkan
menurut sejumlah sumber lokal tersebut ditulis bahwa raja Islam pertama di
Jawa, yakni Raden Fatah dari Bintoro Demak, merupakan keturunan China.
Ibunya disebutkan berasal dari Campa, China bagian selatan (sekarang
termasuk Vietnam).
Teori China
• Berdasarkan Sejarah Banten dan Hikayat Hasanuddin, nama dan gelar raja
raja Demak beserta leluhurnya ditulis dengan menggunakan istilah China,
seperti “Cek Ko Po”, “Jin Bun”, “Cek Ban Cun”, “Cun Ceh”, serta “Cu-Cu”.
Nama-nama seperti “Munggul” dan “Moechoel” ditafsirkan merupakan
kata lain dari Mongol, sebuah wilayah di utara China yang berbatasan
dengan Rusia. Bukti-bukti lainnya adalah masjid-masjid tua yang bernilai
arsitektur Tiongkok yang didirikan oleh komunitas China di berbagai
tempat, terutama di Pulau Jawa. Pelabuhan penting sepanjang abad ke-15
seperti Gresik, misalnya, menurut catatan-catatan China, diduduki
pertama-tama oleh para pelaut dan pedagang China. Daerah yang mula-
mula menerima agama Islam adalah Pantai Barat pulau Sumatera. Dari
tempat itu, Islam kemudian menyebar ke seluruh Indonesia.
Tahap-tahap Perkembagan
Islam di Indonesia
1. Kehadiran pedagang Muslim (abad 7-12M).Terjadi kontak budaya antara pedagang
Muslim dengan penduduk setempat. Terjadi juga perkawinan antar mereka.
2. Terbentuknya kerajaan Islam (abad 13-16M) . Terjadi kontak politik antara para
penyebar Islam dengan penguasa-penguasa setempat. Dua kekuasaan Islam yang
pertama terbentuk pada periode ini yaitu Samudera Pasai di Sumatra dan Demak di
Jawa.
3. Pelembagaan Islam ( abad 17- dst). Misalnya umat Islam memiliki lembaga pendidikan
seperti pesantren/madrasah. Memiliki lembaga yang mengurusi masalah perkawinan,
perceraian, waris (Kantor Urusan Agama/KUA), yang mengurusi masalah
kemasyarakatan dan haji (Bimas Islam dan haji), tentang zakat, infak, shadaqah
(lembaga BAZIS). Lembaga yang mengurusi tentang fatwa-fatwa hukum (MUI).
Muncul juga lembaga/organisasi keagamaan seperti NU, Muhammadiyah, Persis, dan
sebagainya yang mengurusi masalah-masalah para anggotanya.
Tahap Perkembangan Islam di Indonesia

Tahap III:
Terbentuknya
Kelembagaan
Tahap II: Islam
Terbentuknya
Kerajaan- (Abad 17M-
Kerajaan Islam sekarang)
Tahap I: (Abad 13-
Kehadiran Para 16M)
Pedagang Arab
(Abad 7-12M)
Faktor-faktor yang mempercepat
proses peyebaran Islam di Nusantara

• Karena Ajaran islam melaksanakan prinsip ketauhidan


• Dalam Islam tidak terdapat kasta.
• Karena daya lentur (fleksibilitas) ajaran Islam
• Islam adalah agama damai dan toleran
• Islam dianggap sebagai institusi yang sangat dominan untuk
menghadapi dan melawan ekspansi pengaruh Barat yang
mengobarkan penjajahan dan menyebarkan agama kristen
Saluran Islamisasi di Indonesia

Perdagangan
Politik
Perkawinan

Saluran
Islamisasi
Kesenian
Tasawuf

Pendidikan
Saluran Perdagangan
• Tahap awal Islamisasi dimulai dari saluran perdagangan. Terjadi hubungan
dagang antara pedagang-pedagang muslim (Arab, Persia dan India/Gujarat)
dengan raja-raja atau penguasa-penguasa setempat. Berawal dari
kepentingan ekonomi, para raja/penguasa setempat kemudian tertarik
masuk Islam.
Saluran Perkawinan
• Secara umum, para pedagang muslim (Arab, Persia dan India/Gujarat) memiliki
status sosial yang lebih baik dari pada penduduk pribumi, sehingga putri-putri
bangsawan tertarik untuk menjadi istri saudagar-saudagar kaya itu. Sebelum
dinikahi, para putri bangsawan tersebut diislamkan terlebih dahulu.
• Proses islamisasi menjadi lebih cepat, ketika keluarga-keluarga kerajaan menikah
dengan para pedagang muslim. Maka, Islam menjadi agama yang cepat
menyebar di wilayah kekuasaan kerajaan tersebut.
• Contoh perkawinan di kalangan bangsawan kerajaan dengan para
saudagar/pendakwah muslim. Sunan Ampel (Raden Rahmat) menikahi Nyai
Manila. Sunan Gunung Jati menikahi putri Kawunganten. Brawijaya menikahi
putri Campa yang menurunkan Raden Patah (Raja pertama Demak).
Saluran Tasawuf
• Proses Islamisasi juga berjalan melalui cara/saluran tasawuf. Para pengajar tasawuf (para sufi)
mengajarkan tasawuf (mistisisme) kepada para penduduk pribumi yang memiliki kemiripan dengan
ajaran agama mereka sebelumnya, yaitu Hindu.
• Para sufi ini memiliki kekuatan atau kemampuan supranatural/magis (dalam Islam disebut
“karomah”) seperti bisa menyembuhkan orang yang sakit dalam waktu singkat, bisa mengobati
orang yang kena “santet”, bisa mengobati orang yang kesurupan, bisa mengalahkan para dukun atau
orang-orang jahat yang mengganggu masyarakat, dan lain-lain.
• Di sisi lain, para sufi ini menunjukkan sikap hidup yang bersahaja, ber-akhlak karimah, senang
menolong orang atau masyarakat yang mengalami kesulitan. Dengan demikian, para penduduk
pribumi banyak yang tertarik masuk Islam.
• Pengajar sufi yang terkenal di Aceh adalah Hamzah al Fansuri. Sedangkan di Jawa, pengajar sufi yang
terkenal adalah Syeikh Lemah Abang dan Sunan Panggung.
Saluran Pendidikan
• Proses Islamisasi selanjutnya melalui pendidikan. Para da’i Islam membangun
pondok-pondok pesantren untuk mencetak para da’i yang akan menyebarkan
Islam ke seluruh penjuru nusantara.
• Para santri datang dari berbagai pelosok nusantara untuk dididik dengan
berbagai ilmu agama, dan setelah lulus mereka kembali ke daerah mereka
masing-masing untuk mendirikan pondok pesantren serupa dan menyebarkan
Islam di sana.
• Contoh: Raden Rahmat mendirikan pondok pesantren di Ampel Denta Surabaya.
Sunan Giri mendirikan pondok pesantren di Giri. Para alumni Pondok Pesantren
Giri ini dicatat oleh sejarah sebagai penyebar Islam di daerah Maluku.
Saluran Kesenian
• Saluran Islamisasi melalui kesenian yang terkenal adalah pertunjukkan
wayang. Disebutkan bahwa Sunan Kalijaga adalah tokoh yang paling mahir
dalam mementaskan wayang.
• Beliau tidak pernah meminta upah pertunjukkan, tetapi cukup mengajak
para penontonnya untuk mengucap dua kalimat syahadat.
• Meskipun inti cerita wayang masih diambil dari kisah Mahabrata dan
Ramayana, tetapi di dalamnya disisipkan ajaran-ajaran Islam dan tokoh-
tokohnya diganti dengan para pahlawan Islam
Saluran Politik
• Di Maluku dan Sulawesi Selatan, kebanyakan rakyat masuk Islam
setelah rajanya masuk Islam terlebih dahulu.
• Pengaruh politik raja sangat berpengaruh dalam membantu
penyebaran Islam di wilayah kekuasaannya.
• Kemenangan politik kerajaan Islam atas kerajaan-kerajaan non-
Islam menjadi salah satu daya tarik cepatnya orang-orang pribumi
masuk Islam.
• Kekuasaan politik yang dimiliki kerajaan-kerajaan Islam sangat
membantu dalam membangun peradaban dan kehidupan sosial
yang lebih baik, lebih damai dan lebih sejahtera, yang
mencerminkan nilai-nilai ajaran Islam yang luhur. Inilah sebabnya,
saluran politik juga berperan dalam proses Islamisasi di Nusantara.
No Nama Wali Gelar Tempat Da’wah & Karyanya
1 Maulana Malik Syaikh -Jawa Timur
Ibrahim Maghribi -
2 Raden Rahmat Sunan Ampel Surabaya, Ja-Tim
-Mendirikan pesantren Ampel, mohlimo atau
molimo
3 Maulana Sunan Tuban, Ja-Tim
Makhdum Bonang -Suluk Wijil
Ibrahim -Tombo Ati
4 Syarifuddin Sunan Drajat Gresik, Ja-Tim
5 Raden Paku Sunan Giri Giri, Gresik, Ja-Tim
-Mendirikan pesantren Giri, menulis kitab ilmu
falak, lalu digubah oleh Ronggowarsito dg nama
Serat Widya Praddana. Gending (lagu instrumen
jawa).
-Permainan anak: cublak suweng, jelungan
6 Ja’far Shadiq Sunan Kudus -Kudus, Ja-Teng
-Sapi sbg media dakwah
7 Raden Mas Sunan -Demak, Ja-Teng
Syahid Kalijaga -Perayaan Sekaten, grebeg, wayang (Serat
Dewa Ruci)
8 Raden Umar Sunan Muria Gunung Muria, Ja-Teng
Said
Akulturasi (Percampuran) Kebudayaan Islam
dan Kebudayaan Islam
• Kebudayaan sebelum Islam (Hindu & Budha) + kebudayaan Islam =
Kebudayaan Islam Indonesia.
• Seni bangunan: Masjid, makam dan Istana Raja.
• MASJID: Atap berbentuk tumpang, tidak ada menara, dilengkapi bedug dan
kentongan. Letak masjid biasanya di sebelah barat alun-alun (lapangan), di
atas bukit atau di dekat makam. Contoh: Masjid Agung Demak, Masjid
Gunung Jati (Cirebon), Masjid Kudus, dan lain-lain.
Makam
• Makam: dibangun di atas bukit, tempat tinggi/keramat. Dibuat dari
bangunan batu, disebut jirat atau kijing. Nisannya juga terbuat dari batu. Di
atas jirat dibangun cungkup atau kubba (kubah). Dilengkapi dengan gapura
di depan pintu masuk ke makam. Di dekat makam ada masjid (satu
kompleks dengan masjid).
TERIMA KASIH
WASSALAMU’ALAIKUM WR. WB.

Anda mungkin juga menyukai