Anda di halaman 1dari 11

KONSONAN

SITI SLAMAH
Perbedaan klasifikasi vokal dengan konsonan
terletak pada fisiologisnya karena antara konsonan yang
konsonan yang satu dengan yang lainnya lebih mudah
dibedakan daripada vokal-vokal.
Konsonan dibedakan menurut:
1. cara hambat (cara artikulasi) atau tempat hambatan (tempat
artikulasi),
2. hubungan posisional antara penghambat- penghambatnya
atau hubungan antara artikulator aktif dan pasif (striktur), dan
3. bergetarnya pita suara.
1. Pembentukan Konsonan Berdasarkan Cara
Artikulasi dan Tempat artikulasi
Berdasarkan cara artikulasi atau jenis halangan udara
yang terjadi pada waktu udara keluar dari rongga ujaran,
konsonan dapat dibedakan atas konsonan hambat,
frikatif, lateral, dan getar.
a. Konsonan hambat (stop), yaitu konsonan yang
dihasilkan dengan cara :
 Menghalangi udara pada daerah artikulasi.
 Konsonan yang dihasilkan ialah [p], [t], [c], [k], [b],
[d], [j], [g], dan [?].
Konsonan hambat yang disudahi dengan letupan disebut
konsonan eksplosif, misalnya [p] pada kata lapar, pukul,
dan lipat.
Konsonan hambat yang tidak diakhiri oleh letupan
disebut konsonan implosif, misalnya [p] pada kata kelap,
gelap, dan tetap.
b. Konsonan geser atau frikatif, yaitu konsonan yang
dihasilkan dengan cara
Menggesekkan udara yang keluar dari paru-paru.
Konsonan yang dihasilkan ialah [f], [v], [x], [h], [s], [Š],
z, dan x
c. Konsonan likuida atau lateral, yaitu konsonan yang
dihasilkan dengan menaikkan lidah ke langit-langit
sehingga udara terpaksa dikeluarkan melalui kedua sisi
lidah.
Konsonan yang dihasilkan ialah [l].
d. Konsonan getar atau trill, yaitu konsonan yang dihasilkan
dengan mendekatkan dan menjauhkan lidah ke alveolum
dengan cepat dan berulang-ulang sehingga udara bergetar.
Bunyi yang terjadi disebut konsonan getar apikal [r].
e. Semi-vokal, yaitu bunyi konsonan yang pada waktu
diartikulasikan belum membentuk konsonan murni.
Misalnya, semivokal [w] dan [y].
Bunyi bilabial [w]
dibentuk dengan tempat artikulasi yang berupa bibir atas
dan bibir bawah.
2. Pembentukan Konsonan Berdasarkan Strikturnya
Berdasarkan strikturnya, yakni hubungan antara
artikulator dan titik artikulasi, konsonan dalam bahasa
Indonesia dapat dibedakan atas konsonan
Bilabial
Apikodental
3. Pembentukan Konsonan Berdasarkan Bergetarnya
Pita Suara
Berdasarkan posisi pita suara atau bergetar tidaknya pita
suara, konsonan dapat dibedakan atas konsonan bersuara
dan konsonan tak bersuara.
Konsonan bersuara, yaitu konsonan yang terjadi jika
udara yang keluar dari rongga ujaran turut menggetarkan
pita suara.
Konsonan yang dihasilkan ialah [m], [b], [v], [n], [d], [r],
[ñ], [j], [h], [g], dan [R].
Konsonan tak bersuara, yaitu konsonan yang terjadi jika
udara yang keluar dari rongga ujaran tidak menggetarkan
pita suara.
Konsonan yang dihasilkan ialah [p], [t], [c], [k], [?], [b],
[d], [j], [g], [f], [s], [Š],[x], [h], [r], [1],
[w], dan [y] .

Anda mungkin juga menyukai