Dosen pengampu :
Raka Ismaya S.pd.I.,M.pd
Di susun :
KELOMPOK 2
Selly Alisyah (231012400057)
Cindy Aulia (231012400066)
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat
dan kesehatan kepada kami, sehingga kami mampu menyelesaikan tugas karya ilmiah ini
dengan judul “PEMBENTUKAN KONSONAN BAHASA INDONESIA”
Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut
memberikan kontribusi dalam penyusunan karya ilmiah ini. Tentunya, tidak akan bisa
maksimal jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
Penulis
2
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan .................................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 12
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kerangka bahasa Indonesia, perbincangan ihwal fungsi bahasa itu harus
Dikaitkan dengan dua hal. Pertama, fungsi dalam kaitan dengan kedudukan bahasa
Indonesia di antara bahasa-bahasa Austronesia. Kedua, fungsi dalam kaitan dengan
kaitan sebagai bahasa negara dan bahasa nasional. Dari sumber-sumber yang dapat di
tinjau didapatkan bahwa dalam kerangka bahasa-bahasa Austronesia, bahasa
Indonesia termasuk kelompok bahasa Melayu Polinesia Barat. Dalam kelompok
Bahasa Melayu Polinesia Barat itu semuanya terdapat 175 bahasa, dan satu yang di
Antaranya ialah bahasa yang digunakan sebagai bahasa nasional dan negara bangsa
Indonesia, yakni Bahasa Indonesia.
Sistem bunyi bahasa Indonesia memiliki dua kategori yaitu sistem vokal dan
sistem konsonan. Bunyi vokal bahasa Indonesia memiliki enam bunyi vokal yaitu
bunyi [a], [i], [u], [e], [ ], [o]. Lain halnya dengan konsonan bahasa
Indonesia,Dardjowidjojo (2010: 35) mengungkapkan terdapat tiga faktor utama yang
perlu diperhatikan untuk menghasilkan bunyi konsonan, yaitu (a) titik artikulasi, (b)
cara artikulasi, dan (c) pita suara. Titik artikulasi merupakan ruang artikulator dapat
menghasilkan suara yang berbeda, berdekatan, atau berlekatan. Cara artikulasi
berkaitan dengan fungsi paru-paru sebagai pelepasan udara untuk menghasilkan
bunyi, dan pita suara dapat berfungsi terbuka penuh, semi tertutup, atau tertutup dari
faktor ini dapat dibedakan bunyi yang bersuara dan tidak bersuara. Perbedaan sistem
bunyi tersebut dapat ditandai dengan adanya penekanan-penekanan suara pada setiap
fonem atau huruf, dalam hal ini, penekanan tidak membedakan arti kata karena secara
teratur jatuh pada suku kata kedua dari belakang.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka dirumuskan masalah
sebagai berikut :
C. Tujuan
Adapun Tujuan dari pembuatan Makalah ini adalah, sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pembentukan konsonan bahasa Indonesia
2. Untuk mengetahui penyebutan konsonan bahasa Indonesia
4
BAB II
PEMBAHASAN
1. Keadaan pita suara (merapat atau merenggang – bersuara atau tak bersuara)
2. Penyentuhan atau pendekatan berbagai alat ucap/artikulator (bibir, gigi, gusi,
lidah, langit-langit)
3. Cara alat ucap tersebut bersentuhan/berdekatan
Artikulator adalah alat ucap yang bersentuhan atau yang didekatkan untuk
membentuk bunyi bahasa.Daerah artiulasi adalah daerah pertemuan antara dua artikulator.
Macamnya:
1. Bilabial – bibir atas dan bibir bawah (kedua bibir terkatup), mis.: [p], [b], [m]
2. Labiodental – bibir bawah dan ujung gigi atas, mis.: [f]
3. Alveolar – ujung/daun lidah menyentuh/mendekati gusi, mis.: [t], [d], [s]
4. Dental – ujung/daun lidah menyentuh/mendekati gigi depan atas
5. Palatal – depan lidah menyentuh langit-langit keras, mis.: [c], [j], [y]
6. Velar – belakang lidah menempel/mendekati langit-langit lunak, mis.: [k], [g]
7. Glotal (hamzah) – pita suara didekatkan cukup rapat sehingga arus udara dari
paru-paru tertahan, mis.: bunyi yang memisahkan bunyi [a] pertama dan [a] kedua
pada kata saat
Cara artikulasi adalah cara artikulator menyentuh atau mendekati daerah artikulasi.
Macamnya:
Selain bunyi-bunyi di atas, ada bunyi yang cara pembentukannya sama seperti
pembentukan vokal, tetapi tidak pernah dapat menjadi inti suku kata. Mis.: [w] dan
[y]
5
B. Pembentukan Konsonan Bahasa Indonesia
Dalam Kegiatan Belajar ini dibahas berbagai jenis pembentukan konsonan. Menurut
Marsono (1989:60), perbedaan klasifikasi vokal dengan konsonan terletak pada
fisiologisnya karena antara konsonan yang konsonan yang satu dengan yang lainnya lebih
mudah dibedakan daripada vokal-vokal. Konsonan dibedakan menurut:
6
D. Pembentukan Konsonan Berdasarkan Strukturnya
Berdasarkan strukturnya, yakni hubungan antara artikulator dan titik Artikulasi,
konsonan dalam bahasa Indonesia dapat dibedakan atas konsonan Bilabial, labiodental,
apikodental, apiko-alveolar, [alatal, velar, glottal, dan Konsonan laringal.
Konsonan nasal, yaitu konsonan yang terjadi jika udara keluar melalui rongga hidung.
Konsonan yang dihasilkan ialah [m], [n], [ñ], dan [h]. Di bawah ini diperikan masing-
masing konsonan beserta gambarnya.
7
a. Konsonan Hambat Letup Bilabial
8
d. Konsonan Hambat Letup Apiko-Palatal [ț, d]
9
Konsonan nasal bilabial terjadi bila penghambat artikulator aktifnya
adalah bibir bawah dan artikulator pasifnya adalah bibir atas. Bunyi yang
dihasilkan adalah [m]. Artikulasi Nasal Bilabial [m] (Fries, 1954:119;
O’Connor, 1970:64)
Keterangan:
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Konsonan adalah bunyi bahasa yang arus udaranya mengalami rintangan dan
kualitasnya ditentukan oleh tiga faktor: Keadaan pita suara (merapat atau merenggang
bersuara atau tak bersuara), Penyentuhan atau pendekatan berbagai alat
ucap/artikulator (bibir, gigi, gusi, lidah, langit-langit), Cara alat ucap tersebut
bersentuhan/berdekatan.
Sistem bunyi bahasa Indonesia memiliki dua kategori yaitu sistem vokal dan
sistem konsonan. Bunyi vokal bahasa Indonesia memiliki enam bunyi vokal yaitu
bunyi [a], [i], [u], [e], [ ], [o]. Lain halnya dengan konsonan bahasa
Indonesia,Dardjowidjojo (2010: 35) mengungkapkan terdapat tiga faktor utama yang
perlu diperhatikan untuk menghasilkan bunyi konsonan, yaitu (a) titik artikulasi, (b)
cara artikulasi, dan (c) pita suara. Titik artikulasi merupakan ruang artikulator dapat
menghasilkan suara yang berbeda, berdekatan, atau berlekatan.
11
DAFTAR PUSTAKA
http://syifarhs.blogspot.com/2016/12/pembentukan-konsonan.html?m=1
https://id.m.wikibooks.org/wiki/Bahasa_Indonesia/Konsonan
12