Anda di halaman 1dari 26

KEBUTUHAN AKTIVITAS

DAN LATIHAN
Kelompok 1

Back Next
Nama-nama kelompok 1
Advender kalalo
Zefanya rampen
Gitasya manaroinsong
Makalios umpes
Elshaddai kumambouw
Yelisa lombongbitung
Shalomitha talangi
Epifania koampa
Bulan abbas
Josua tongkeles
Jireh tewu
Angelica pondaag

Back Next
AKTIVITAS DAN MOBILITAS
Tujuan Pembelajaran
Mendeskripsikan peran yang dilakukan tulang, otot, sendi, dan sistem saraf pusat
dalam melakukan gerakan.
Membahas faktor-faktor yang memengaruhi tingkat aktivitas dan mobilitas
Membahas efek imobilitas.
Mendeskripsikan prinsip-prinsip gerak tubuh yang tepat.
Mendeskripsikan informasi yang harus diperoleh ketika menilai tingkat aktivitas atau
mobilitas individu
Membahas strategi promosi kesehatan yang dapat digunakan untuk menguatkan
gaya hidup yang aktif
Mendeskripsikan intervensi restoratif yang mungki digunakan untuk mencegah
komplikasi imobilitas dan optimal.

Back Next
FISIOLOGI MOBILITAS
Gerakan terjadi melalui kombinasi kerja sistem
muskuloskeletal dan sistem saraf. Gerakan tidak hanya
terbatas pada gerakan fisik yang dapat kita lihat. Ini juga
meliputi aktivitas bertahan hidup yang tidak dapat dilihat
secara kasat mata (misal pernapasan, pencernaan,
sirkulasi). Komponen kunci dari gerakan meliputi tulang,
otot, sendi dan saraf.
.

Back Next
FISIOLOGI MOBILITAS
● . Tulang (skeleton) memberikan kerangka kerja untuk gerak. Tulang
yang rapuh dapat dibandingkan dengan struktur yang dibuat oleh babi
kecil pertama dan kedua, keduanya dengan mudah ditiup oleh serigala
besar yang jahat. Sebaliknya, rumah yang dibangun dengan batu bata
tahan terhadap tiupan itu.
● Sendi adalah titik bertemunya tulang. Ada tiga jenis sendi berbeda:
sinartrosis atau sendi serabut yang tidak mengizinkan gerakan (batas
tulang tengkorak); amfriartrosis atau sendi kartilago yang mengizinkan
gerakan ringan (tulang belakang); dan diartrosis atau sendi synovial
yang mengizinkan gerakan maksimal.

Back Next
FISIOLOGI MOBILITAS
Ligamen merupakan kumpulan jaringan serabut yang fleksibel yang
menghubungksn tulang satu dengan yang lain
● Kontraksi otot dan relaksi otot berhubung dengan tendon (struktur
berbentuk gelendong kuat yang melakukan otot pada tulang) untuk
menghasilkan gerak.
● Sama halnya dengan tulang tidak dapat bergerak tanpa otot dan
tendon, otot tidak dapat bergerak tanpa bantuan sistem saraf pusat
(SSP).SSP mengendalikan kontraksi dan relaksi otot, yang pada
gilirannya menyebabkan fleksi (bengkok) dan ekstensi ( lurus) yang
pada akhirnya menghasilkan gerakan yang terkoordinasi dengan baik

Back Next
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI
MOBILITAS
Faktor-faktor yang Memengaruhi Mobilitas
● Tahap pertumbuhan
● Jenis pekerjaan
● Lingkungan rumah
● Status kesehatan secara keseluruhan (gizi,olahraga,status mental)
● Intervensi terapeutik (perawatan imobilitas)
● Luka traumatis
● Penyakit atau cacat (Muskuloskeletal, Neurologis, Kardivaskular,
Pernapasan)

Back Next
EFEK IMOBILITAS
Efek imobilitas dapat memegaruhi
tampilan fisik seseorang dan kondisi
pisikososialnya. Akibanya mencangkup
ketidak mampuan untuk melakukan
aktivitas gerhanan dalam kehidupan
sehari-hari.
Back Next
EFEK IMOBILITAS

Back Next
PROSES KEPERAWATAN DAN MOBILITAS
Proses keperawatan menjamin baha satu pendekatan sistematis digunakan untuk memenuhi
kebutuhan yang terkait mobilitas pasien.
Observasi khusus yang harus dilakukan:
● Kelengkungan tubuh ( sklerosis, kifosis, lordosis)
● Gaya berjalan
● Rentang gerak ( aktif atau pasif)
● Kelainan sendi dan penyimpanan muskuloskeletal ( perubahan artritik, kesehatan otot)
● Kelainan neukologis
● Tanda-tanda ketidaknyamanan dan intoleransi aktivitas (tanda-tanda nonverbal dan juga
laporan lisan)
● Risiko jatuh
● Hasil tes diagnostik ( sinar X, MRI, studi lab)
● Intervensi dan medikasi terapeutik saat ini yang mungkin memengaruhi mobilitas
● Tanda-tanda komplikasi ( kerusakan kulit, penumonia, depresi, isolasi sosial)

Back Next
DIAGNOSIS KEPERAWATAN
Diagnosis keperawatan bertujuan untuk memelihara dan meningkatkan
pola fungsional saat ini. Beberapa diagnosis keperawatan menunjukan
kebutuhan mobilitas pasien diantaranya:
● Mobilitas fisik cacat
● Intoleransi aktivitas
● Resiko jatuh
● Perawatan diri kurang
● Intergritas kulit rusak
● Interaksi sosial rusak

Back Next
AKTIVITAS / ISTIRAHAT
Isi sesuai dengan kondisi klien: Beri tanda (v) pada kolom yang tersedia
Tidur dan istirahat
- Jumlah jam tidur : Jumblah jam tidur dewasa normal : 8 jam
Aktivitas / Latihan
- Fraktur lokasi : Isi dengan lokasi tubuh dimana terdapat fraktur
- Skor aktivitas :
0 = Mandiri
1 = Dengan bantuan alat
2 = Dengan bantuan orang lain
3 = Dengan bantuan orang lain dan alat
4 = Tergantung total

Back Next
AKTIVITAS / ISTIRAHAT
Score Aktifitas:………… Kekuatan otot:…………

Aktivitas 0 1 2 3 4

Mandi

Berpakaian

Makan/minum

Eliminasi

Mobilitas di TT

Untuk pengisian skor aktivitas, beri tanda (V) pada kolom yang tersedia.

Back Next
AKTIVITAS / ISTIRAHAT
- Kekuatan Otot
0 = Sama sekali tidak mampu bergerak, berkontraksipun tidak, bila lengan
atau tungkai dilepaskan akan jatuh 100% secara pasif
1 = Tampak kontraksi/ ada sedikit gerakan dan tahanan sewaktu
dijatuhkan
2 = Mampu menahan tegak/mampu menahan gaya gravitasi, tetapi
dengan sentuhan akan jatuh
3 = Mampu menahan tegak walaupun sedikit didorong, tetapi tidak
mampu melawan tekanan/ dorongan dari pemeriksa
4 = Kekuatan kurang dibandingkan dengan sisi yang lain
5=Kekuatan utuh
Back Next
PERENCANAAN
Perencanaan meliputi indentivikasi hasil
yang diharapkan dan sarana atau
interfensi untuk memastikan hasil tersebut
tercapai.

Back Next
IMPLEMENTASI
Intervensi untuk mobilitas terbagi dalam dua kategori :
Intervensi promosi kesehatan menjaga individu pada level
fungsional mereka yang optimal dan menyasar individu yang
beresiko mengalami dampak menjadi tidak aktiv secara fisik.
Intervensi restoratif menyasar individu yang telah mengalami
beberapa level imobilitas dan implementasikan untuk
meminimalkan dampak negatif imobilitas dan untuk
memperbaiki pada level fungsional optimal seseorang.

Back Next
PROMOSI KESEHATAN
Menurut laporan surgeon mengenai aktivitas fisik dan kesehatan,
“aktivitas fisik reguler yang dilakukan di sebagian besar hari
dalam seminggu mengurangi resiko berkembangnya atau resiko
mematikan beberapa penyebab utama sakit dan kematian di
amerika serikat”. Ada dua komponen utama atas kesuksesan
progam untuk mempromosikan aktivitas fisik:
(1)mengidentifikasi aktivitas menyenangkan yang mampu
dilakukan seseorang dan
(2)konsistensi dalam melakukan aktivitas.

Back Next
INTERVENSI RESTORATIF
Tujuan intervensi restoratif adalah untuk
mencegah komplikasi terkait dengan imobilitas
dan membantu pasien untuk mencapai level
fungsional yang optimal. Intervensi khusus yang
dibutuhkan tergantung pada sebab imobilitas
pada pasien dan fase penyembuhan.

Back Next
MEMOSISIKAN DAN MEMIDAHKAN
Ketika memosisikan atau memindahkan seseorang pasien, perawat harus:
• Merencanakan bagaimana aktivitas tersebut akan dilakukan sebelum dimulai
• Menggunakan gerak tubuh yang benar.
• Membiarkan pasien membantu sebanyak mungkin.
• Menggunakan peralatan pembantu (kertas gambar, sabuk transfer, life mekanis,
orang lain)
• Memastikan pelengkungan tubuh yang benar (mungkin perlu bantal belat,
penyangga kaki).
• Menghindari tekanan, khususnya pada tulang-tulang yang menonjol (siku, tumit,
secrum)
• Membuat jadwal (biasanya setidaknya setiap 2jam)

Back Next
LATIHAN GERAK
Latihan gerak dapat dilakukan secara aktif atau
pasif. Dalam latihan gerak aktif, pasien
melakukan gerakan secara mandiri. Latihan
gerak pasif memerlukan bantuan perawat atau
peralatan mekanis.

Back Next
AMBULASI
Ambulasi aktual tidak harus dicoba sampai
pasien mempunyayi kekuatan yang dibutuhkan
dan koordinasi untuk melakukan tugas ini.
Latihan perlu dilakukan secara bertahap, mulai
dari duduk ditempat duduk berlanjut dengan
duduk dengan kaki berjuntai (duduk disisi tempat
tidur dengan kaki pada posisi bergantung).
Back Next
Penggunaan kruk yang tepat

Back Next
Penggunaan kruk yang tepat
 Bagian atas kruk harus berada 2 inci dibawah ketiak.
 Pasien harus menyangga berat tubuh pada lengan bukan pada
pundak dan ketiak.
 Pegangan tangan harus disesuaikan biar sikudapat ditekuk 15-
30◦ (biarkan siku merenggang penuh saat melangkah)
 Alas karet harus kering dan harus diganti jika rusak atau using.
 Kruk Harus diposisikan 6 inci didepan masing masing kaki dan
6 inci disisi setiap kaki.

Back Next
EVALUASI
Konsistensi penting untuk suatu keberhasilan
rencana mempromosikan suatu gaya hidup aktif.
Dengan demikian evaluasi atas intervensi dan
pencapaian hasil terkait dengan imobilitas harus
dilaksanakan dengan dasar keteraturan untuk
meminimalkan hasil yang negatif.

Back Next
KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas kami kelompok mengambil kesimpulan
mengambil keuntungan dari aktifitas fisik telah didokumentasikan
dengan baik sama halnya dengan dampak dari tidak adanya
aktivitas. Perawat tertantang untuk meyakinkan pasien mengenai
manfaat aktivitas fisik. Salah satu cara untuk mencapainya adalah
dengn berperan sebagai model peran untuk pasien. Perawat juga
harus bekerja secara kolaboratif dengan pasien untuk
mengembangkan tujuan perorangan yang dapat dicapai untuk
aktivitas fisik.

Back Next
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai