Pendidikan Pancasila
Dosen Pengampu
Riyadi Saputra,M.Pd
Kelompok 4
Nama
Kelompok 4
1. Santi
2. Siska
3. Weri
Materi :Pancasila Sebagai Objec Kajian
Filsafat atau Genetivus-Objektivus
A. Dalil Pancasila Sebagai Sistem Filsafat
Uraian pancasila sebagai sistem filsafat di bawah ini merupakan uraian yang
komprehensif seperti yang telah dikembangkan oleh Prof. Notonagoro yang
merupakan tokoh dan guru besar UGM dan pendiri Fakultas Filsafat UGM maupun
UGM (Yogyakarta) itu sendiri
Dia merupakan—seperti yang dituturkan oleh muridmuridnya—“orang yang pertama
menggali ilmu filsafat Pancasila, yang telah membuahkan hasil yang dampaknya secara
langsung ataupun tidak, hingga saat ini masih kita lihat, baik di bidang ilmiah maupun
di bidang politik praktis. Prof. Notonagoro juga yang menjadi promotor
penganugrahan gelar Doktor Honoris Causa/ Dr. (H.C.) yang diberikan UGM di bidang
ilmu hukum kepada kepada presiden RI, Ir. Soekarno, pada tanggal 19 September
1951, karena dianggap berjasa sebagai “pencipta Pancasila
Sebagai suatu sistem,pancasila telah memenuhi syarat, yaitu:
b. Hubungan Kesatuan Sila-sila Pancasila yang Saling Mengisi dan Saling Mengkualifikasi
dalam segi hirarkis menyangkut makna serta hakikat sila-sila Pancasila. Kesatuan ini membentuk
dasar ontologis, epistemologis, dan aksiologis dari sila-sila Pancasila
1. Dasar Ontologis Pancasila
2. Dasar Epistemologis Pancasila
3. Dasar Aksiologis Pancasila
lainnya .
b). Pada level aksiologis, ilmu-ilmu modern merujuk paradigma positivisme yang menganggap
ilmu itu bebas nilai tidak hanya merambah pada kawasan ilmu- ilmu alam, akan tetapi juga
merasuk pada ranah ilmu-ilmu kemanusiaan yang nyata- nyata terkait dengan dunia kehidupan
(life-world), suatu disiplin keilmuan yang nota bane-nya terkait erat dengan nilai-nilai
kemanusiaan.
filsafat menjadi acuan intelektual kognitif bagi cara berpikir bangsa, yang dalam keilmuan dapat
terbangun ke dalam sistem filsafat yang kredibel. Bahan materialnya adalah berbagai butir dan
ajaran kebijaksanaan dalam budaya etnik maupun agama, mungkin pula di antaranya masih
terserak di alam nusantara yang luas. Aset pengatahuan ini akan memberi kerangka bagi
identifikasi dan sistematisasi misalnya fokus pada aspek ontologi, epistemologi dan aksiologi
Pancasila.
Atau bahkan dalam studi komparatif filsafat sebagaimana yang dijelaskan oleh Bahm sebagai
cabang baru dalam studi filsafat. Sudah barang tentu, bahan material ini akan terolah secara
dialektis dengan tradisi filsafat Barat maupun filsafat Islam, yang dalam terminologi budaya
disebut akulturasi.
C. Perbandingan sistem filsafat pancasila dengan filsafat yang lain