Anda di halaman 1dari 10

Modifikasi Perilaku

Token Economy Punishment

Pengertian Modifikasi perilaku


Menurut Power & Osbron 1976, (dalam Edi Purwanta, 2005 : 7) Menyatakan bahwa modifikasi perilaku merupakan gangguan sistematika teknik kondisioning pada manusia untuk menghasilkan perubahan frekuensi perilaku sosial tertentu atau tindakan mengontrol lingkungan perilaku tersebut. Menurut Wolpe (1973) sebagaimana dikutip Edi Purwanta (2005 : 8) Mendefinisikan modifikasi perilaku sebagai penerapan prinsipprinsip belajar yang telah teruji secara eksperimental untuk mengubah perilaku yang tidak adaptif, kebiasaankebiasaan yang tidak adaptif dilemahkan dan dihilangkan, perilaku yang adaptif ditimbulkan dan dikukuhkan. Perubahan, merubah, memperbaiki, membuat sesuatu yang sudah ada menjadi berbeda / lebih baik

Pandangan behaviorist: Klasik Modifikasi perilaku sebagai penggunaan secara sistematik teknikkondisioning pada manusia untuk menghasilkan perubahanfrekuensi perilaku tertentu atau mengontrol lingkungan perilakutersebut. Jika teknik kondisioning diterapkan secara ketat,dengan stimulus, respon dan akibat konsekuensi diharapkanterbentuk perilaku lahiriah yang diharapkan. Operant Modifikasi perilaku akan terbentuk ketika penguat ataupengukuh diberikan berupa reward atau punishment. Behavior Analist Modifikasi perilaku merupakan penerapan dari psikologi eksperimen seperti dalam laboratorium. Proses, emosi, problema, prosedur, semua diukur. Pengubahan perilaku dilaksanakan dengan rancangan eksperimen dibuatdengancermat. Perilaku dihitung secara cacah untuk mendaparkan data dasar. Variabelbebas dimanipulasi, metode statistik digunakan untuk melihat perubahan perilaku, pengulangan jika perlu dilakukan hingga terjadi perubahan perilaku

Pengertian Token Economy


sebuah program dimana sekelompok individu bisa mendapatkan token untuk beberapa perilaku yang diharapkan muncul, dan token yang dihasilkan bisa ditukar dengan back up reinforcer.

Punishment
Definisi Pemberian stimulus mengikutisuatu perilakuuntuk mengurangi kemungkinan berulangnya perilaku tersebut.Konsekuensiyang dapat menghapus Perilaku Disebut dengan punisher/aversive stimulus Positive&negativepunishmentPositivepunishmentperilaku seseorangakandisertaidenganaversivestimulus(stimulus penolakan),hasilyangterbentukadalah perilakutersebuttidakakanterulang.Contoh:perilakuanakagresifseringmemukultemannyadikel as.Sianakkemudiandiberihukumanfisikdalamjumlahtertentu.Hasilnya,perilakuagresifberkuran g Negativepunishment :perilaku seseorangakandisertaidenganpenghapusanreinforcingstimulus,hasilyangterbentukadalah perilaku tersebut tidak akan terulang kembali. Contoh: time-out from positive reinforcement. Seorang anak berperilaku agresif di kelas, ketika ia melukai temannya, ia dihukum harus duduk di luar kelas selama beberapa menit. Anak tersebut tidak mendapatkan reinforcer seperti perhatian guru, perhatian teman,ainan.

3. Unconditioned & conditioned punishers Unconditioned punishers: sebuah proses alami dan tidak perlu proses belajar dan adanya pengalaman terlebih dahulu untuk mnejadikannya sebagai hukuman. Contoh: kondisi panas eksterim, dingin ekstrim, menghindari aspal panas, menatap langsung ke arah matahari, dll. Conditioned punishers : Stimulus atau kejadian yang pada awalnya tidak bersifat hukuman, namun dapat menjadi hukuman ketika diasosiasikan dengan unconditioned punishers. Contoh : kata tidak/jangan yang diucapkan kepada anak-anak ketika ia melakukan kesalahan. Kata tersebut dapat menjadi generalized conditioned punisher bagi setiap anak karena selalu diasosiasikan dengan hal--hal buruk. Stimulus yang diasosiasikan dengan kehilangan reinforcers (misal: uang) dapat menjadi conditioned punishers. Contoh: karcis parkir diasosiasikan dengan kehilangan uang. Bagi beberapa orang, harga karcis parkir dapat menjadi sebuah hukuman tergantung dari jadwal pemberiannya, dan seberapa kuat stimulus tersebut.

4. Perbedaan antara reinforcement dengan punishment


Konsekuensi perilaku Outcome Perilaku terbentuk/meningkat Perilaku hilang/ menurun
Stimulus diberikan Stimulus dihapus

Positive reinforcement Positive punishment

Negative reinforcement Negative punishment

5. Faktor--faktor yang mempengaruhi efektivitas hukuman a. Immediacy Sebuah stimulus akan lebih efektif sebagai hukuman jika diberikan segera setelah perilaku. Contoh : tatapan kemarahan guru yang diberikan setelah siswa mengeluarkan ucapan buruk. b. Contingency Sebuah stimulus akan lebih efektif sebagai hukuman jika menjadi satu kesatuan dengan perilaku yang dibentuk.

c. Establising operations Pada saat--saat tertentu sebuah stimulus dapat lebih efektif berfungsi sebagai hukuman. Contoh negative punishment : penghapusan secangkir es krim ketika anak tidak menghabiskan makanan, tidak akan efektif jika anak sudah memiliki hidangan penutup lain. Penghapusan stimulus uang tidak akan efektif jika anak sudah mendapat uang dari sumber lain untuk membeli mainan. Contoh positive punishment : minuman keras akan mereduksi efektivitas stimulus sosial (penolakan, dll) sebagai konsekuensi hukuman (punishers). d. Individual differences and magnitude Konsekuensi atau hukuman atas sebuah perilaku, berbeda pada setiap orang. Semakin kuat stimulus semakin besar perannya sebagai hukuman.

Masalah yang Timbul dari Hukuman

1. Punishment dapat menghasilkan reaksi emosional atau efek samping emosional lainnya.
2. Penggunaan hukuman dapat menghasilkan jalan keluar atau penghindaran perilaku (escape atau avoidance) oleh orang/individu yang tingkah lakunya dikenakan punisher. 3. Penggunaan hukuman mungkin secara negatif menguatkan untuk orang yang menggunakan hukuman dengan begitu dapat mengakibatkan penyalah gunaan atau hukuman penggunaan yang berlebihan dari hukuman. 4. Saat punishment digunakan, penggunaan ia menjadi sebuah bentuk modeling, dan tingkah laku dari individu yang dikenakan hukuman akan cenderung untuk menggunakan hukuman pada masa mendatang. 5. Punishment sangat dekat dengan issue ras (etnik) dan issue kemampuan menerima.

Anda mungkin juga menyukai