Agustus 2023 Nofitriana, M.

Keb PROFESI BIDAN KOTA JAMBI

FISIOLOGI JANIN
 Perkembangan Konsepsi

 Pada masa kehamilan terdapat 3

periode penting perkembangan
embrio dan janin.
 Perkembangan embrio pada 2
minggu pertama adalah
pembentukan zigot, implantasi
dan pembentukan formasi sel
menjadi 2 lapis sel embrio
 Minggu ke 3-8 disebut periode
embrionik.
 Periode janin (fetus) dimulai pada
minggu ke 9-38 dihitung dari saat
fertilisasi

SOURCE:
SOFIE R. KRISNANDI & ADHI PRIBADI. OBSTETRI FISIOLOGI. JAKARTA:SAGUNG SETO. 2019. HALAMAN: 174-175
 FERTILISASI

 SPERMATOZOA BERGERAK KE DALAM UTERUS SAMPAI TUBA FALOPII

MENDAPAT KAPASITASI SELAMA PERJALANANNYA SAMPAI TERJADI
PERTEMUAN DENGAN OVUM DI AMPULA TUBA FALOPII.

EMBRIOGENESIS

 EMBRIOGENESIS PADA MANUSIA YAKNI PROSES PEMBELAHAN DAN

DIFERENSIASI SEL EMBRIO (PERKEMBANGAN DARI SATU SEL SAMPAI
MEMBENTUK MANUSIA).

MASA GERMINAL

 WAKTU ANTARA FERTILISASI SAMPAI EMBRIO BERIMPLANTASI DI UTERUS

BERLANGSUNG SELAMA 10 HARI.

SOURCE:
SOFIE R. KRISNANDI & ADHI PRIBADI. OBSTETRI FISIOLOGI. JAKARTA:SAGUNG SETO. 2019. HALAMAN: 174-175
Perkembangan Fungsi Organ Janin
Usia gestasi Organ tubuh janin
6 Minggu Pembentukan hidung, dagu, platum & tonjolan paru, jari-jari telah terbentuk namun masih tergenggam,
jantung telah terbentuk penuh.
7 Minggu Mata tampak pada muka, adanya pembentukan alis & lidah
8 Minggu Mirip bentuk manusia, mulai pembentukan genetalia eksterna, sirkulasi melalui tali pusat dimulai, tulang
mulai terbentuk.
9 Minggu Kepala meliputi separuh besar janin, terbentuk muka janin, kelopak mata terbentuk namun tidak akan
membuka sampai usia janin 28 minggu.
13-16 Minggu Janin berukuran 15 cm (awal trimester 2) kulit janin masih transparan, tumbuh lanugo, janin bergerak aktif
(menghisap & menelan air ketuban). Telah terbentuk meconium dalam usus, jantung berdenyut 120-150
×/menit
17-24 Minggu Komponen mata terbentuk, juga sidik jari, seluruh tubuh diliputi oleh verniks kaseosa, janin telah mempunyai
refleks.
25-28 Minggu Permulaan trimester 3, terdapat perkembangan otak yang cepat. Sistem saraf mengendalikan gerakan dan
fungsi tubuh, mata sudah terbuka. Kelangsungan hidup pada periode ini sangat sulit apabila janin lahir.
29-32 minggu Bila bayi dilahirkan ada kemungkinan untuk hidup (50-70%) tulang telah terbentuk sempurna, gerakan napas
regular, suhu relative stabil.
33-36 minggu Berat janin 1500-2500 gr. Bulu kulit janin (lanugo) mulai berkurang pada saat usia 35 minggu, paru telah
matur (janin akan dapat hidup tanpa kesulitan)
38-40 minggu Sejak 38 minggu kehamilan disebut aterm, air ketuban mulai berkurang namun masih dalam batas normal.

SOURCE:
SARWONO PRAWIROHARDJO. ILMU KEBIDANAN. JAKARTA: PT BP-SP. 2011. HALAMAN 158
https://biofar.id/wp-content/uploads/2019/06/Tahap-Perkembangan-Janin.jpg
SISTEM KARDIO VASKULER JANIN

Jantung dan pembuluh darah dari system sirkulasi

darah, sejak awal pertumbuhan embrio sudah
KETERANGAN terbentuk dan berkembang pesat pada masa fetus.

Fungsi system sirkulasi yakni untuk memenuhi

kebutuhan darah untuk pertumbuhan dan
perkembangan sel di organ-organ seluruh tubuh janin.

SOURCE:
SOFIE R. KRISNANDI & ADHI PRIBADI. OBSTETRI FISIOLOGI. JAKARTA:SAGUNG SETO. 2019. HALAMAN: 185
 SISTEM KARDIO VASKULER JANIN

 DARAH DARI PLASENTA MASUK MELALUI VENA UMBILIKAL

(PEMBULUH DARAH YANG MEMBAWA DARAH DARI PLASENTA
KE PEREDARAN DARAH JANIN, DARAH YANG DIBAWA TERSEBUT
MENGANDUNG BANYAK NUTRISI DAN OKSIGEN).

 MASUK KE JANIN MELALUI DUKTUS VENOSUS YANG

MERUPAKAN PEMBULUH DARAH YANG MENGHUBUNGKAN
ANTARA VENA UMBILIKALIS DENGAN VENA CAVA INFERIOR.

 DV BERGABUNG DENGAN VENA CAVA INFERIOR LALU MASUK

KE ATRIUM KANAN.

 LALU MENYEBRANG KE ATRIUM KIRI MELALUI FORAMEN OVALE

YANG MERUPAKAN LUBANG ANTARA ATRIUM KANAN DAN KIRI,
LUBANG INI AKAN TERTUTUP SETELAH JANIN LAHIR.

 SELANJUTNYA MELALUI VENTRIKEL KIRI KE AORTA

 SEBAGIAN BESAR DARAH DARI VENTRIKEL KANAN AKAN

MELALUI ARTERI PULMONALIS DAN DUKTUS ARTERIOSUS LALU
MASUK KE AORTA.

 DUKTUS ARTERIOSUS ADALAH PEMBULUH DARAH YANG

MENGHUBUNGKAN ARTERI PULMONALIS DENGAN AORTA SOURCE:
http://3.bp.blogspot.com/-fsdoEMNMPqs/Twc_OQZOnqI/AAAAAAAAAm0/bKusYnrP1Ps/w1200-h630-p-k-no-nu/Untitled.png
 Perjalanan darah dari plasenta melalui vena umbilical yaitu setelah
melewati dinding abdomen maka vena umbilical mengarah ke atas
menuju hati, membagi menjadi 2 (sinus aorta ke kanan untuk memasok
darah ke hati dan ductus venosus berdiameter lebih besar akan
bergabung dengan vena cava inferior masuk ke atrium kanan)

 Darah yang masuk ke jantung bagian kanan ini mempunyai kadar

oksigen seperti arteri meski bercampur sedikit dengan darah dari vena
cava.

 Darah ini akan menyemprot ke foramen oval pada septum masuk ke

atrium kiri dan selanjutnya melalui ventrikel kiri menuju aorta dan
seluruh tubuh.

 Darah yang berisi banyak oksigen terutama akan memasok organ vital
jantung dan otak.

 Adanya kista dividens sebagai pembatas vena cava memungkinkan

Sebagian besar darah bersih dari ductus venosus langsung akan
mengalir kearah foramen oval.

 Sebaliknya, Sebagian kecil akan mengalir ke arah ventrikel kanan. Darah

dari ventrikel kanan mengalir ke arah paru.

https://1.bp.blogspot.com/-PXjuRxqFCX4/X1AsCx7fHrI/AAAAAAAAFX4/gUZ5aOfA5JAuk1cP1aNYu4JgTuLfQWsTACLcBGAsYHQ/s546/Screen%2BShot%2B2020-09-03%2Bat
%2B08.34.16.png
 NEXT…

 Karena paru belum berkembang maka Sebagian besar darah dari

jantung kanan melalui arteri pulmonalis akan dialirkan ke aorta melalui
pembuluh ductus arteriosus.

 Darah tersebut akan bergabung di aorta desending bercampur dengan

darah bersih yang akan dialirkan ke seluruh tubuh.

 Darah balik akan melalui arteri hipogastrika keluar melalui dinding

abdomen sebagai arteri umbilical.

 Setelah bayi lahir maka semua pembuluh umbilical, ductus venosus dan
ductus arteriosus akan mengerut.

 Pada saat lahir akan terjadi perubahan sirkulasi (terjadi pengembangan

paru-paru dan penyempitan tali pusat akibat dari peningkatan kadar
oksigen pada sirkulasi paru dan vena pulmonalis, ductus arteriosus akan
menutup pada 3 hari dan menutup secara total pada minggu ke 2).

 Pada kasus gagal napas, ductus akan relative membuka.

SOURCE:
SARWONO PRAWIROHARDJO. ILMU KEBIDANAN. JAKARTA: PT BP-SP. 2011. HALAMAN 159-160
DARAH JANIN
 Darah janin bermula diproduksi di yolk sac kemudian di hati dan terakhir di sumsum tulang.
 Eritrosit janin relative besar dan berinti
 Hemoglobin mengalami peningkatan dari 12 gr/dl pada pertengahan kehamilan menjadi 18
gr/dl pada saat aterm.
 Eritrosit janin lebih lentur karena berada dalam viskositas tinggi dan memiliki banyak enzim
 Eritropoesis janin dikendalikan oleh eritropoetin janin. Terjadi peningkatan pada kondisi
perdarahan, persalinan, anemia akibat isoimunisasi.
 Volume darah diperkirakan 78ml/kg berat sedangkan isi darah plasenta segera setelah
pemotongan tali pusat yaitu 45 ml/kg.
 Hemoglobin janin adalah suatu tetramer terdiri dari 2 pasang masing-masing rantai β dan
alfa.
 Gen alfa berasal dari kromosom 16 sedangkan gen β berasal dari kromosom 11.
 Eritropoesis terjadi di yolk sac menghasilkan Hb awal yakni gower 1, 2, dan Portland
 Setelah eritropoesis beralih ke hati dihasilkan hemoglobin F.
 Setelah beralih ke tulang akan dihasilkan Hb A sampai janin matur.
 Perbedaan fungsi Hb A dan F yakni pada tekanan oksigen dan Ph tertentu.
 Hb F akan mengikat lebih banyak O2 dibandingkan Hb A.
 Pada kehamilan aterm Hb lebih rendah dibandingkan kehamilan awal yaitu ¾ masih berupa
Hb F
 Setealah kelahiran sampai 6 bulan Hb F sangat menurun sementara Hb A mendekati kadar
EXPLORE orang dewasa, hal tersebut dipengaruhi oleh peran glukokortikoid.

SOURCE:
SARWONO PRAWIROHARDJO. ILMU KEBIDANAN. JAKARTA: PT BP-SP. 2011. HALAMAN 160
SISTEM RESPIRASI

 Gerakan napas janin telah dapat dilihat sejak kehamilan 12 minggu & pada kehamilan 34
minggu secara regular gerak napas 40-60×/menit dan diantara jeda yakni periode apnea.
 Cairan ketuban akan masuk bronkioli sementara alveolus terdapat cairan alveoli.
 Gerak napas janin dirangsang oleh hiperkapnia dan peningkatan kadar glukosa.
 Kondisi hipoksia akan menurunkan frekuensi napas.
 Pada kondisi aterm normal, gerak napas akan berkurang dan dapat terjadi apnea selama 2
jam

 Alveoli terdiri atas 2 sel epitel mengandung sel tipe I dan II

 Sel tipe II membuat sekresi fosfolipid suatu surfaktan yang penting untuk fungsi
perkembangan napas.
 Surfaktan yang utama yakni sfingomielin dan lesitin serta fosfasidil gliserol
 Produksi sfingomielin dan fosfasidil gliserol memuncak pada usia kehamilan 32 minggu
 Pada kondisi seperti diabetes, produksi surfaktan ini berkurang dan pada kondisi preterm
dapat dirangsang untuk meningkat dengan cara pemberian kortikosteroid pada ibunya.
 Steroid dan faktor pertumbuhan terbukti merangsang pematangan paru melalui penekanan
protein yang sama.
 Pemeriksaan kadar L/S rasio pada air ketuban merupakan cara untuk mengukur tingkat
kematangan paru dimana rasio L/S > 2 menandakan paru-paru telah matang.
EXPLORE
 Tidak hanya fosfolipid yang berperan pada proses pematang selular, gerakan napas juga
merangsang gen untuk aktif mematangkan alveoli.
SOURCE:
SARWONO PRAWIROHARDJO. ILMU KEBIDANAN. JAKARTA: PT BP-SP. 2011. HALAMAN 161
SISTEM GASTROINTESTINAL

 PERKEMBANGAN GASTROINTESTINAL DAPAT DILIHAT PADA

KEHAMILAN LEBIH DARI 12 MINGGU PADA PEMERIKSAAN USG.

 PADA USIA KEHAMILAN 26 MINGGU ENZIM SUDAH TERBENTUK

MESKIPUN AMILASE BARU NYATA PADA PERIODE NEONATAL.

 JANIN MEMINUM AIR KETUBAN DAN AKAN TAMPAK GERAKAN

PERISTALTIK USUS.

 PROTEIN DAN CAIRAN AMNION YANG DITELAN AKAN

MENGHASILKAN MEKONIUM DIDALAM USUS.

 MEKONIUM AKAN TETAP TERSIMPAN PADA USUS HINGGA

PARTUS KECUALI APABILA JANIN MENGALAMI HIPOKSIA DAN
STRESS MAKA AKAN TAMPAK CAIRAN AMNION BERCAMPUR
MEKONIUM.

SOURCE:
SARWONO PRAWIROHARDJO. ILMU KEBIDANAN. JAKARTA: PT BP-SP. 2011. HALAMAN 161
SISTEM GINJAL

 PADA 22 MINGGU AKAN TAMPAK PEMBENTUKAN KORPUSKEL GINJAL DI

ZONA JUKSTAGLOMERULARIS YANG BERFUNGSI FILTRASI

 GINJAL TERBENTUK SEMPURNA PADA MINGGU KE 36.

 PADA JANIN HANYA 2% DARI CURAH JANTUNG MENGALIR KE GINJAL

SEBAB SEBAGIAN BESAR SISA METABOLISME DIALIRKAN KE PLASENTA.

 TUBULI JUGA MAMPU FILTRASI SEBELUM GLOMERULUS BERFUNGSI

PENUH.

 URIN JANIN MENYUMBANG CUKUP BANYAK PADA VOLUME CAIRAN

AMNION.

 APABILA TERJADI OLIGOHIDRAMNION PERTANDA BAHWA ADANYA

FUNGSI GINJAL ATAU KELAINAN SIRKULASI.

SOURCE:
SARWONO PRAWIROHARDJO. ILMU KEBIDANAN. JAKARTA: PT BP-SP. 2011. HALAMAN 162
SISTEM SARAF

 MIELINISASI SARAF SPINAL TERBENTUK DIPERTENGAHAN KEHAMILAN DAN BERLANJUT SAMPAI USIA BAYI 1 TAHUN.

 FUNGSI SARAF SUDAH TAMPAK PADA USIA 10 MINGGU YAITU JANIN BERGERAK, FLEKSI KAKI SEDANGKAN GENGGAMAN TANGAN
LENGKAP DAPAT DILIHAT KETIKA JANIN USIA 4 BULAN.

 JANIN SUDAH MENELAN PADA USIA GESTASI 10 MINGGU. SEDANGKAN GERAK RESPIRASI USIA GESTASI 14-16 MINGGU

 JANIN SUDAH MAMPU MENDENGAR SEJAK USIA 16 MINGGU ATAU 120 HARI. IA AKAN MENDENGAR SUARA IBUNYA KARENA
RAMBAT SUARA INTERNAL LEBIH BAIK DARIPADA SUARA EKSTERNAL.

 KEMAMPUAN MELIHAT CAHAYA BARU JELAS PADA AKHIR KEHAMILAN SEMENTARA GERAK BOLA MATA SUDAH LEBIH AWAL.

 JANIN MAMPU MEMBUAT HORMON SENDIRI SEPERTI TIROID, ACTH. KORTEKS ADRENAL DIRANGSANG OLEH ACTH. KELENJAR
ADRENAL INI MEMILIKI AREA YANG SANGAT AKTIF SELAMA IN UTERO & KEMUDIAN MENGHILANG.

 KELENJAR ADRENAL INI MENGHASILKAN STEROID DAN KATEKOLAMIN YANG AKTIF MENJELANG PARTUS.

 PADA KEJADIAN ANENSEFALUS DIMANA ADRENAL ATROFIK, PERSALINAN AKAN TERTUNDA.

SOURCE:
SARWONO PRAWIROHARDJO. ILMU KEBIDANAN. JAKARTA: PT BP-SP. 2011. HALAMAN 162
KELENJAR ENDOKRIN

 SISTEM ENDOKRIN JANIN TELAH BEKERJA SEBELUM SISTEM SARAF MENCAPAI MATURITAS.
 KELENJAR HIPOFISIS ANTERIOR MEMPUNYAI 5 JENIS SEL YANG DAPAT MENGELUARKAN 6 HORMON (LAKTOTROP MENGHASILKAN
PROLAKTIN, SOMATOTROP MENGHASILKAN HORMON PERTUMBUHAN, KORTIKOTROP MENGHASILKAN KORTIKOTROPIN, TITOTROP
MENGHASILKAN TSH, GONADOTROP MENGHASILKAN LH, FSH)
 PADA KEHAMILAN 7 MINGGU SUDAH DAPAT DIKETAHUI PRODUKSI ACTH
 MENJELANG 17 MINGGU SEMUA HORMON TELAH DIHASILKAN
 HOPOFISIS MENGHASILKAN Β-ENDORPHIN
 NEROHIPOFISIS JUGA SUDAH BERKEMBANG PADA USIA 10-12 MINGGU SEHINGGA OKSITOSIN DAN AVP (ARGININE VASOPRESSIN)
SUDAH DAPAT DIHASILKAN.
 AVP BERFUNGSI MEMPERTAHANKAN AIR TERUTAMA DI DALAM PARU DAN PLASENTA
 ADA LOBUS INTERMEDIET HIPOFISIS JANIN YANG MENGECIL SAAT ATERM & MENGHILANG PADA SAAT DEWASA. KELENJAR
TERSEBUT MENGHASILKAN ALPHA MELANOSIT STIMULATING HORMONE (α-MSH) DAN Β-ENDORPHIN.
 KELENJAR TIROID JANIN TELAH BERFUNGSI PADA USIA 10-12 MINGGU
 PLASENTA SECARA AKTIF MEMASOK IODIUM PADA JANIN SEHINGGA TERUS MENINGKAT SAAT KEHAMILAN BAHKAN KADAR TSH
LEBIH TINGGI DARI KADAR DEWASA, TETAPI T3 DAN TOTAL TIROID LEBIH RENDAH.
 HORMON TIROID SANGAT PENTING UNTUK PERKEMBANGAN OTAK
 HIPERTIROID PADA JANIN DAPAT TERJADI KETIKA ANTIBODI STIMULASI TIROID DARI IBU MASUK KE JANIN.

SOURCE:
SARWONO PRAWIROHARDJO. ILMU KEBIDANAN. JAKARTA: PT BP-SP. 2011. HALAMAN 162
PEMBENTUKAN SEKS
Dalam proses pematangan dari ovum dan spermatozoa terjadi
pembagian reduksi, pembagian sedemikian rupa sehingga sel-sel
yang baru hanya mempunyai separuh dari jumlah kromosom yang
biasa.

• Sifat kelamin dari seorang anak sudah ditentukan pada waktu

fertilisasi dan bukan oleh sel telur melainkan oleh sel sperma.
• Sel-sel pria dan sel wanita mempunyai 46 kromosom.
• Terdapat 22 pasang kromosom biasa dan sepasang seks
kromosom.
 Sel pria memiliki sepasang kromosom seks yang berlainan
yaitu 22 pasang kromosom biasa, 1 buah kromosom seks X
dan 1 buah Kromosom seks Y.

 Sel Wanita mempunyai kromosom seks yang sama yaitu 22

pasang kromosom biasa dan 2 buah kromosom seks X.

SOURCE:
SOFIE R. KRISNANDI & ADHI PRIBADI. OBSTETRI FISIOLOGI. JAKARTA:SAGUNG SETO. 2019. HALAMAN: 152-153
• Kelamin janin sudah ditentukan sejak konsepsi.
• Jika terdapat kromosom Y maka akan terbentuk Testis (anak laki-
laki).
• Perkembangan testis diatur oleh gen testis determining factor
(TDF) atau disebut sex determining region (SRY).
• Sel Sertoli pada testis mengeluarkan zat mullerian inhibiting
substance yang berfungsi represi ductus muller.
• Testosteron diproduksi oleh testis akibat rangsangan HCG dan LH.
• Apabila tidak terdapat testis maka akan terbentuk gonad dan
fenotip Perempuan.
• Jika pada janin Perempuan terpapar androgen berlebihan akan
timbul genitalia ambiguitas misalnya pada hyperplasia adrenal,
luteoma, srenoblastoma atau ibu yang memakai steroid.

SOURCE:
SARWONO PRAWIROHARDJO. ILMU KEBIDANAN. JAKARTA: PT BP-SP. 2011. HALAMAN 163