Anda di halaman 1dari 27

Sesi 1

Peran Profesi Promosi Kesehatan


(Promkes)
dalam Mendukung Kampanye 10
LMKM dan ASI Eksklusif

____________________________________
_Pelatihan Promosi Dasar Dukungan
Menyusui bagi Tenaga Non kesehatan
Pesan Kunci

Tenaga Promkes baik di rumah sakit maupun Puskesmas memiliki tanggung


jawab untuk menyusun program promosi kesehatan termasuk 10 LMKM dan ASI
eksklusif yang menyasar seluruh SDM di fasilitas kesehatan termasuk tenaga non-
kesehatan (administrasi, kasir, pramusaji, dll)
Setelah menyelesaikan sesi ini, peserta
diharapkan mampu untuk:
a. Memahami program Sepuluh Langkah Menuju
Keberhasilan Menyusui (10 LMKM) di fasilitas
kesehatan.
b. Mengetahui tanggung jawab dan peran Promkes
dalam mempromosikan 10 LMKM dan ASI
Hasil yang eksklusif di fasilitas kesehatan.
c. Menyusun perencanaan program promosi 10

Diharapkan LMKM dan ASI eksklusif kepada tenaga non-


kesehatan di fasilitas kesehatan.
d. Memberikan pelatihan kepada tenaga non-
kesehatan di fasilitas kesehatan dengan
menggunakan modul promosi dasar menyusui
yang telah disusun.
Pertanyaan???

Siapakah yang harus mempromosikan 10 LMKM dan


ASI eksklusif kepada pasien di fasilitas kesehatan?
Sebutkan 3 profesi yang terlintas di pikiran Anda!
Profesi yang bertugas dalam promosi 10
LMKM dan ASI eksklusif
• Dokter • Pramusaji
• Perawat • Petugas kebersihan
• Bidan
• Promosi Kesehatan
Seluruh staff yang ada di faskes
• Petugas Gizi
memiliki tugas untuk promosi
• Manajemen Faskes menyusui dan ASI eksklusif
• Administrasi
• Kasir
Hai, aku seorang
petugas promkes
yang sangat
mendukung
pemberian ASI
eksklusif.
Bagaimana
dengan kalian?
Pengertian 10 LMKM
10 LMKM atau Sepuluh Langkah Menuju Keberhasilan
Menyusui dicetuskan oleh WHO/UNICEF untuk memotivasi
fasilitas kesehatan di seluruh dunia untuk mendukung
pemberian ASI eksklusif. 10 LMKM mencakup kebijakan dan
prosedur pelayanan kesehatan ibu dan anak yang harus diikuti
oleh fasilitas kesehatan.(1)
Kampanye 10 LMKM

Terdapat 10 Langkah dalam kampanye 10 LMKM yang dikeluarkan oleh


WHO/UNICEF. Dari 10 langkah tersebut dibagi menjadi 2 bagian utama yaitu:

• Prosedur Manajemen Utama

• Prosedur Klinis Utama


Prosedur Manajemen Utama
Langkah 1a Mematuhi sepenuhnya Kode Internasional Pemasaran Produk
Pengganti ASI dan Ketetapan Majelis Kesehatan Dunia (WHA).

Langkah 1b Memiliki kebijakan menyusui tertulis yang rutin dikomunikasikan


kepada seluruh staf dan pasien.

Langkah 1c Mengembangkan sistem pemantauan dan pengelolaan data yang


berkelanjutan.

Langkah 2 Memastikan bahwa staf yang memberikan pelayanan kesehatan ibu


dan anak memiliki pengetahuan, kompetensi, dan keterampilan yang
memadai untuk mendukung praktik menyusui.
Prosedur Klinis Utama
Langkah 3 Menginformasikan pentingnya dan manajemen menyusui yang
benar kepada ibu hamil dan keluarganya.

Langkah 4 Memfasilitasi kontak kulit-ke-kulit antara bayi dan ibu dan


mendukung ibu untuk melakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) segera
setelah bayi lahir.

Langkah 5 Mendukung ibu untuk mempertahankan praktik menyusui dan


memberikan informasi cara mengatasi kesulitan umum dalam
menyusui.

Langkah 6 Tidak memberikan makanan atau minuman selain ASI kepada bayi
kecuali terdapat indikasi medis.
Langkah 7 Melaksanakan rawat gabung selama 24 jam/hari.

Langkah 8 Mendukung ibu untuk mengenali dan merespon isyarat bayi


mereka untuk menyusu.

Langkah 9 Beri nasihat kepada ibu mengenai bahaya penggunaan botol susu,
dot, dan empeng.

Langkah 10 Memberikan informasi mengenai Kelompok Pendukung Pemberian


ASI kepada ibu saat ibu akan meninggalkan fasilitas kesehatan.
Mengapa Penting
Mengkampanyekan
10 LMKM di
Fasilitas
Kesehatan?????
• Ibu mendapat informasi ttg
menyusui, semenjak
pemeriksaan kehamilan,
persalinan, dan masa nifas.
Semua tahapan ini
berlangsung di fasilitas
kesehatan.

• Fasilitas kesehatan yang


mendukung ASI eksklusif
akan meningkatkan
keberhasilan ibu untuk
menyusui bayinya.
Prinsipnya…….
✔ Inisiasi Menyusu Dini (IMD) yang terjadi di fasilitas kesehatan
meningkatkan peluang keberhasilan menyusui eksklusif. (5)

✔ 10 LMKM merupakan layanan komprehensif dukungan menyusui


di fasilitas kesehatan dimulai dari kehamilan sampai masa nifas.
Kebijakan ini terbukti meningkatkan cakupan ASI eksklusif. (6)

✔ Fasilitas kesehatan merupakan tempat-tempat terjadinya proses


inisiasi menyusui sehingga penting untuk menciptakan fasilitas
kesehatan yang mendukung pelaksanaan ASI eksklusif. (7)
Penelitian yang menunjukkan bahwa pelaksanaan 10 LMKM
secara menyeluruh dapat meningkatkan cakupan menyusui dan
ASI ekslusif
RS di pedesaan yang menerapkan
kebijakan 10 LMKM secara ketat
Hasil walaupun hanya didukung dengan
Penelitian metode komparasi sumber daya yang minim menunjukkan
antara faskes pedesaan dan cakupan ASI eksklusif yang lebih baik
daripada RS di perkotaan yang memiliki
perkotaan di Jamaika kebijakan 10 LMKM namun tidak
dijalankan secara baik

 66% ibu di ruang bersalin


menyatakan akan menyusui bayinya.
Namun, setelah 2 minggu follow-up,
Hasil
Survey pelaksanaan 10 LMKM hanya 23% ibu yang masih menyusui
bayinya.
di RS Swasta di Amerika  Sebesar 77% ibu yang menyatakan
Serikat akan menyusui di awal akhirnya
memberikan sufor sesuai merek
yang ditawarkan di RS.
❖ PP Nomor 33 Tahun 2012 Tentang Pemberian Air Susu
Ibu Eksklusif telah mengatur tanggung jawab Gambaran Nyata
pemerintah dalam program pemberian ASI eksklusif
hingga di tingkat fasilitas pelayanan kesehatan, Permasalahan
termasuk mengatur tentang larangan memberikan,
menerima, dan/atau mempromosikan susu formula Pemasaran Susu
bayi.
Formula di
❖ Banyak fasilitas kesehatan yang menyediakan susu
formula dan bahkan tenaga kesehatan menawarkan
Indonesia
beberapa merek susu formula segera setelah ibu
bersalin.

❖ Salah satu penelitian kualitatif yang dilakukan di


Indonesia menyatakan bahwa beberapa tenaga
kesehatan masih melakukan kampanye terselubung Ini adalah bukti lemahnya
susu formula kepada ibu bersalin atau bahkan
memberikannya pada bayi secara diam-diam tanpa komitmen fasilitas kesehatan
sepengetahuan ibu. (3) dan nakes di Indonesia untuk
menjalankan 10 LMKM
Tanggung jawab dan peran profesi promkes di fasilitas kesehatan

Promosi kesehatan di fasilitas


kesehatan adalah proses
memberdayakan pasien,
keluarga pasien, pengunjung
rumah sakit, masyarakat di
sekitar fasilitas kesehatan, dan Siapa saja yang termasuk sumber daya
termasuk juga SDM (sumber manusia di
fasilitas kesehatan?
daya manusia) di fasilitas
Semua tenaga yang bekerja di di fasilitas
kesehatan itu sendiri. (4)
kesehatan baik tenaga kesehatan maupun
tenaga non-kesehatan
Penyusunan perencanaan promosi 10 LMKM dan ASI Eksklusif di fasilitas kesehatan

1. Penetapan
2. Penentuan
Tujuan dan
Materi
Sasaran

4. Penentuan
3. Penentuan
Media
Metode
Promosi

5. Penyusunan 6. Penyusunan
Rencana Jadwal
Evaluasi Pelaksanaan
• Penetapan Tujuan dan Sasaran
Tujuan dan sasaran promosi kesehatan di fasilitas kesehatan mengikuti materi yang akan disosialisasikan.
Sasaran program promosi dapat ditujukan langsung ke pasien dan keluarganya, masyarakat, ataupun SDM di
fasilitas kesehatan termasuk tenaga non-kesehatan.

• Penentuan Materi
Materi harus disesuaikan dengan tujuan dan sasaran promkes. Jika sasarannya merupakan pasien dan
masyarakat, materi yang dipersiapkan harus menggunakan bahasa yang mudah dimengerti. Jika sasarannya
adalah staf di fasilitas kesehatan, materi yang diberikan juga harus disesuaikan dengan profesi yang disasar,
apakah tenaga kesehatan atau non-kesehatan.

• Penentuan Metode
Metode penyampaian promosi kesehatan harus dibuat semenarik mungkin supaya pesan yang ingin
disampaikan dapat diterima oleh sasaran. Metode yang dapat digunakan adalah emotional demonstration
(Emo-Demo), diskusi partisipatif, bermain peran (role play), permainan, dan sesi praktik.
• Penentuan Media Promosi
Media promosi kesehatan dibuat sekreatif mungkin dengan gambar dan warna tetapi informasinya harus tetap
dapat tersampaikan kepada target sasaran. Media yang dapat digunakan adalah kit Emo-Demo, flyer, brosur,
dan video singkat.

• Penyusunan Rencana Evaluasi


Evaluasi penting dilakukan untuk menilai sejauh mana efektivitas dari promosi kesehatan yang telah dilakukan.
Selain itu, evaluasi juga penting dilakukan agar program promosi kesehatan berjalan sesuai dengan jalurnya.

• Penyusunan jadwal Pelaksanaan


Promosi kesehatan merupakan kegiatan yang harus dilakukan secara kontinyu. Jadwal pelaksanaan dapat
dibuat setahun sekali untuk memastikan keberlangsungan kegiatan.
Pelatihan
Dukungan
Menyusui
bagi Tenaga
Non-
Kesehatan
• Tenaga non-kesehatan merupakan profesi
Siapa sajakah yang yang mendukung kegiatan tata usaha,
administrasi, sistem informasi, dan kegiatan
termasuk tenaga non- operasional lainnya di fasilitas kesehatan. (8)
kesehatan di fasilitas
kesehatan?
• Yang termasuk tenaga non-kesehatan
adalah petugas administrasi, kasir,
pramusaji, petugas kebersihan, satpam,
petugas IT, customer service, dll.
Mengapa penting bagi petugas
Promkes/Gizi memberikan
penyuluhan mengenai 10 LMKM
dan ASI eksklusif kepada tenaga
non-kesehatan di fasilitas
kesehatan?
PERAN NON-
KESEHATAN
Petugas non-kesehatan dapat
berperan untuk menciptakan
suasana yang kondusif untuk ibu
menyusui. Semakin banyak yang
teredukasi di fasilitas kesehatan
maka semakin banyak yang
mengingatkan ibu untuk menyusui
bayinya.
Poin penting yang harus diketahui oleh tenaga non-kesehatan mengenai 10 LMKM
dan ASI eksklusif:
✔ Pengetahuan dasar mengenai 10 LMKM dan ASI eksklusif.

✔ Peran dan tanggung jawab dalam mempromosikan 10 LMKM dan ASI eksklusif.

✔ Waktu dan cara yang tepat untuk memberikan edukasi 10 LMKM dan ASI
eksklusif.

✔ Cara mempertahankan suasana (bina suasana) yang mendukung fasilitas


kesehatan untuk meningkatkan cakupan ASI eksklusif.
• Profesi Promkes di fasilitas
kesehatan dapat menggunakan
modul promosi dasar menyusui
yang telah disusun untuk melatih
tenaga non kesehatan di faskesnya

• Pengembangan sesuai kebutuhan


lokal juga dapat dilakukan
berdasarkan modul tersebut.
Referensi
1. WHO (World Health Organization). Ten steps to successful breastfeeding [Internet]. [cited 2020 Apr 7]. Available from:
https://www.who.int/activities/promoting-baby-friendly-hospitals/ten-steps-to-successful-breastfeeding
2. Organization) W (World H. Evidence for the Ten Steps to Successful Breastfeeding. Geneva; 1998.
3. Fikawati S, Syafiq A. Penyebab Keberhasilan dan Kegagalan Praktik Pemberian ASI Eksklusif. J Kesehat Masy Nas.
2009;4(3):120–31.
4. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Peraturan Menteri Kesehatan No 44 Tahun 2018 Tentang Penyelenggaraan
Promosi Kesehatan Rumah Sakit. Indonesia; 2018 p. 1–57.
5. Moore ER, Bergman N, Anderson GC, Medley N. Early skin-to-skin contact for mothers and their healthy newborn infants. Vol.
2016, Cochrane Database of Systematic Reviews. John Wiley and Sons Ltd; 2016.
6. Behets F, Global C, Institute B, Yotebieng M, Chalachala JL, Yotebieng M, et al. Ten Steps to Successful Breastfeeding
programme to promote early initiation and exclusive breastfeeding in DR Congo: a cluster-randomised controlled trial. Lancet
Glob Heal [Internet]. 2015 [cited 2020 Mar 1];3:e546–55. Available from: http://www.unicef.org/
7. World Health organization (WHO). Creating an Environment in Care Facilities that Supports Breastfeeding. e-Library Evid Nutr
Actions. 2019;
8. Kementerian Kesehatan RI. Undang-Undang No. 36 Tentang Tenaga Kesehatan. Kementerian kesehatan RI Indonesia; 2014 p. 2.

Anda mungkin juga menyukai