Kelompok 3 (Epilepsi)
Kelompok 3 (Epilepsi)
kasus epilepsi
NAMA ANGGOTA :
FARHAN 2243700370
MOHAMAD FADEL 2243700345
GLORIA E TAKAPULUNGANG 2243700311
FEBY RIZKI ANGKASA PUTRI ARMA 2243700420
ICI ARISKA 2243700417
AYU NABILA PUTRI 2243700458
LINDA SASMILA 2243700262
kasus 18/1/2021 Saat kontrol pasien tidak kejang , terakhir 2,5 bulan yang lalu, nafsu makan meningkat.
mulai moonface, kontrol SpAk Metilprednisolon sampai dengan
No. RM : 07XXXXX Pemberian stesolid oleh orang tua, kejang beberapa hari lalu. Nafsu makan
BB/TB : 33 kg / 132 cm bulan terakhir kejang, emosi naik turun, tidur cukup.
Terapi Farmakologi
Penghambat kanal sodium, obat golongan ini menghambat aktivasi berulang kanal sodium
zonisamide)
agonis reseptor GABA (benzodiazepine dan barbiturates)
√ (absence,myoklonik, tonik-
levetiracetam 1000–3000 Somnolen, infeksi, nyeri kepala √ klonik)
Terapi Bedah
Terapi bedah dilakukan pada 20-30% pasien yang tidak memilki respon yang baik dengan
pemberian obat antiepilepsi. Terapi bedah diindikasikan pada pasien tersebut bila bagian otak yang
menyebabkan kejang dapat dioperasi tanpa memberikan efek defisit neurologis yang berat. Dalam
menentukan apakah pasien layak operasi atau tidak perlu dilakukan serangkaian pemeriksaan
dengan video-EEG, pencitraan neuronal serta studi psikometrik.
Prosedur operasi bedah pada pasien epilepsi antara lain lobektomi dan lesionektomi.
Temporal lobektomi adalah prosedur operasi bedah yang paling sering dilakukan pada pasien
epilepsi. Pada pasien dengan indikasi operasi yang tepat, lebih dari 80% kasus dapat bebas dari
kejang setelah pembedahan,walau beberapa tetap harus dibarengi dengan konsumsi obat anti
epilepsi.
Lanjutan …
Terapi non bedah yang dapat dilakukan pada pasien epilepsi yaitu dengan diet
ketogenik. Diet ketogenik diberikan berdasarkan teori bahwa keadaan asidosis dan ketosis
memiliki efek anti kejang. Dari hasil studi, pasien yang episode kejangnya menjadi
terkontrol setelah menerima diet ketogenik adalah 30 hingga 33%, sedangkan sisanya
yaitu 33% pasien mengalami penurunan episode kejang dan 33% lainnya sama sekali
tidak memberikan respon apapun.
Informasi obat epilepsy yang umum digunakan
Penggunaan
Dosis(Dewasa) pada kejang Penggunaan pada kejang
Obat dalam mg Efek Samping fokal generalisata
√ (absence,myoklonik, tonik-
levetiracetam 1000–3000 Somnolen, infeksi, nyeri kepala √ klonik)
Methylprednisolone:
Indikasi : Peradangan, alergi, asma, dan penyakit autoimun.
Mekanisme kerja : Methylprednisolone bekerja dengan mengurangi peradangan dan aktivitas sistem kekebalan tubuh.
Efek samping : Peningkatan nafsu makan, gangguan tidur, peningkatan tekanan darah, peningkatan gula darah,
dan peningkatan risiko infeksi.
Diazepam
Indikasi : Mengobati kecemasan, ketegangan otot, kejang, dan gangguan tidur.
Mekanisme Kerja : Meningkatkan efek neurotransmiter GABA di otak, yang menghasilkan efek
penenang dan menenangkan.
Efek samping : Kantuk, kelemahan otot, kebingungan, gangguan memori, ketergantungan obat
Caladine
Indikasi : Membersihkan dan merawat luka ringan
Mekanisme Kerja : Iodin di dalamnya bekerja dengan merusak membran sel mikroorganisme, sehingga mencegah
pertumbuhan bakteri dan virus pada luka.
Efek Samping : Iritasi kulit, gatal, dan kemerahan.
Kandistatin Drop
Indikasi : Infeksi jamur pada mulut dan tenggorokan
Mekanisme Kerja : Bekerja dengan menghambat pertumbuhan jamur dengan merusak membrane sel jamur.
Efek Samping : Iritasi dan sensasi terbakar pada mulut dan tenggorokan
Riklona: menimbulkan efek samping peningkatan air liur dan emosi tidak stabil